Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena


memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang Pantai Indonesia
mencapai 95.181 km, dengan Luas Wilayah Laut 5,4 juta km², mendominasi
total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km². Potensi tersebut
menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya
kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non-
hayati kelautan terbesar (KKP, 2010).

Menurut Irpan (2013),pelabuhan perikanan adalah suatu


pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan nelayan
(masyarakat yang berkecimpung dalam dunia perikana) dalam bidang
produksi, pengolahan dan pemasaran maupun distribusinya.Pelabuhan
perikanan berciri-ciri khusus yaitu memiliki fasilitas-fasilitas pokok dan
fasilitas fungsional yang umum seperti dermaga, breakwater, alur
pelayaran dan gedung-gedung perkantoran, peralatan navigasi, bengkel
dan sebagainya, selan itu haruslah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
yang wajib ada dan sangat di perlukan untuk kelancaran aktivitas usaha
perikanan seperti tempat pendaratan dan pelelangan ikan,,pabrik es
dll.Fungsi lainnya adalah untuk memberikan perlindungan bagi kapal-
kapal yang berangkat maupun mendaratkan serta berlabuh, membongkar
muat hasil tangkapan, pengolahan dan pemasaran, dan yag terpenting
sebagai center dan tempat istirahat untuk para nelayan.

Adanya sarana dan prasarana pada pelabuhan perikanan tersebut


bisa membantu sebagian bahkan kemungkinan besar seluruh kegiatan
masyarakat nelayan akan dapat dititik beratkan pada hal ini dan sekaligus
berdampak positif terhadap perkembangan daerah-daerah pedalaman
dalam arti arus lalu lintas, jaring-jaring aktivitas pemasaran dan lain-lain
kegiatan dari dan ke daerah pedalaman bisa berjalan dengan lancar.

1
Ditinjau dari kebutuhan dalam melayani aktivitas usaha eksploitasi
sumberdaya laut dan dari segi pengembangan daerah pedalaman maka
pengadaan pembangunan pelabuhan perikanan ini sebagai suatu
prasarana atau infrastruktur adalah mutlak harus dilakukan. Bukan saja
fasilitas berbentuk bangunan fisik yang harus ada, tetapi juga fasilitas
yang berupa kewenangan untuk melaksanakan pengelolaan yang baik
dan memerlukan tanggungjawab jika berbicara mengenai pengembangan
suatu perikanan modern (Handoyo,2011).
Masih ada pendapat yang meragukan manfaat dari pengadaan
prasarana pelabuhan ini, karena hanya melihat besarnya modal yang
harus ditanam tanpa terlihat peranannya yang nyata dalam
meningkatakan taraf hidup nelayan. Akan tetapi dalam jangka waktu
panjang dapatlah diharapkan bahwa pendapatan nelayan akan meningkat
sebagai hasil pengadaan prasarana pelabuhan perikanan ini, yaitu
melalui peningkatan mutu kesegaran hasil tangkapan, kelancaran
persiapan operasi penangkapan, kelancaran pemasaran hasil
tangkapan,bahkan hamper semua kegitan perikanan harus terpusat
dalam satu tempat,yakni tujuan utama di bangunnya pelabuhan perikanan
agar mempermudah dan melayani kebutuhan para nelayan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tertera di atas kami menyertakan beberapa


masalah yang mewakili penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sarana dan prasarana pelabuhan perikanan terutama


Pelabuhan Perigi di Trenggalek?

2. Bagaimana fungsi-fungsi fasilitas yang ada di Pelabuhan


Perigi(Trenggalek ) berperan dalam kelangsungan aktivitas di
Pelabuhan ?

2
1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan pelabuhan bagi keberlangsungan


aktivitas perikanan maupun pelayaran.
2. Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di
Indonesia secara umum, serta pencapaiannya.
3. Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di
Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya.
4. Manfaat
a.Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai sarana dan
prasarana serta funsi fasilitas pelabuhan yang ada di Indonesia secara
umum dan khususnya Pelabuhan Perikanan Perigi di Trenggalek.
b.Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sarana
– prasarana dan peran dari fungsi – fungsi fasilitas yang ada di
Pelabuhan Perigi,Trenggalek.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di


sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.

Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara


wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan
kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi berbagai fasilitas sejak ikan
didaratkan sampai ikan didistribusikan (Juwita, 2012).

Pada pokoknya fungsi pelabuhan perikanan mencakup fasilitas-


fasilitas yang dapat digolongkan sebagai fasilitas-fasilitas dasar dan
fasilitas-fasilitas fungsional.
1. Fasilitas dasar
Adalah fasilitas-fasilitas yang fungsinya sebagai pelindung bagi kapal-
kapal ketika keluar masuk pelabuhan dan saat berada di pelabuhan
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan. Fasilitas dasar ini ada
beberapa yakni antara lain :

a.Fasilitas pelindungan di gunakan untuk melindungi kapal-kapal


terhadap gelombang, pasir limpahan sungai, pasang surut, gelombang
pasang dan sebagainya. Bentuk konstruksi, bangunan-bangunan yang
termasuk fasilitas ini adalah breakwater, sand groin, sea wall, sluices dan
sebagainya.

b.Fasilitas mooring digunakan kapal-kapal berlabuh saat mendaratkaikan,


mempersiapkan keberangkatan berlayar, atau penambatan biasa.

4
Termasuk fasilitas mooring antara lain adalah quays, landing places,
mooring buoys, piers, slipways dan sebagainya.

c.Fasilitas water side : areal air didalam pelabuhan bagi kepentingan


kapal-kapal membuang sauh dengan aman. Termasuk fasilitas ini
adalah anchorages, basin.

2. Fasilitas fungsional

Adalah fasilitas yang dibangun untuk keperluan kelancaran berbagai


aktivitas kerja dan pelayanan di daerah pelabuhan untuk meningkatkan -
mutu dan memanfaatkan pelabuhan. Berbagai fasilitas yang tergolong
fasilitas fungsional ini adalah :

a.Fasilitas transportasi : jalan-jalan di dalam daerah pelabuhan, jembatan,


jalan kereta api, dan sebagainya.

b.Fasilitas navigasi : alat-alat pembantu kelancaran navigasi keluar


masuk palabuhan, alat-alat komunikasi dan sebagainya.

c.Fasilitas daratan : keperluan tanah atau daratan untuk segala


kebutuhan di pelabuhan.
d.Fasilitas pemeliharaan : untuk pemeliharaan kapal dan alat-alat
penangkapan. Misalnya dock yord, fishing gear repaiving yard,bengkel
mesin-mesin kapal dan lain-lain.
e.Fasilitas supply :dalam hal ini adalah supply kebutuhan air dan minyak.
f. Fasilitas handling,preversing & processing di gunakan untuk menangani
hasil tangkapan (cacth).
g). Fasilitas komunikasi perikanan :

Stasiun pengamatan cuaca,wireless telegraph & telephone


sebagainya.

h).Fasilitas kesejahteraan nelayan : antara lain adalah klinik


kesehatan,penginapan,tempat mandi,dan sebagainya.
i). Fasilitas manajemen pelabuhan :
Berupa kantor-kantor,rumah jaga dan lain-lain keperluan pengelolaan
pelabuhan.

5
j). Fasilitas sanitasi
Untuk menjamin penyediaan air bersih,air minum dan menjamin
pencegahan air.
k).Fasilitas penanganan sisa buayan minyak.
Untuk menangani sisa-sisa minyak yang tak terpakai sehingga tidak
menimbulkan bahaya polusi.

l).Syahbandar Pelabuhan Perikanan berkedudukan di pelabuhan


perikanan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Nomor KEP.19/MEN/2006 tentang Pengangkatan Syahbandar di
Pelabuhan Perikanan. Wilayah Kerja Syahbandar di Pelabuhan
Perikanan sesuai dengan Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian
Pelabuhan Perikanan.
Syahbandar di Pelabuhan Perikanan menerbitkan SIB/SPB (Surat
Persetujuan Berlayar) bagi kapal-kapal perikanan yang berada di
Pelabuhan yang menjadi wilayah kerja dan wilayah pengoperasiannya.

2.2 Kondisi-kondisi Pelabuhan di Indonesia

Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur dalam UU


Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Di
Indonesia terdapat sekitar 1000 pelabuhan khusus atau pelabuhan
umum yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja (baik
swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri meliputi
pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dan lain
sebagainya. Beberapa dari pelabuhan tersebut hanya memiliki fasilitas
yang sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas dan memiliki
kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo. Saat ini, Pelindo -
menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang
dilegislasikan serta otoritas pengaturan terhadap pelabuhan-pelabuhan
sektor swasta. Pada sebagian besar pelabuhan utama, Pelindo
bertindak sebagai operator sekaligus otoritas pelabuhan tunggal,
mendominasi penyediaan pelayanan pelabuhan utama seperti perairan
pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas kapal, pelayaran dan penarikan
kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar

6
muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, layanan
telepon untuk kapal, ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri
serta pusat pelatihan dan medis pelabuhan. Legislasi saat ini
menjauhkan sektor swasta dari persaingan secara langsung dengan
Perum Pelabuhan Indonesia yang berwenang. Di dalam Perum
Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang menguntungkan
diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang
merugi sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif
yang berlaku di pelabuhan dikenakan secara standar dengan
pemberlakuan yang sama oleh pemerintah pusat sehingga mengurangi
persaingan. Hal ini sangat signifikan apabila dua Perum Pelabuhan
Indonesia berbagi daerah yang bersaing seperti Tanjung Emas di
Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya dijalankan
oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.

2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan

Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum


terorganisir dengan baik. Masih banyak pengelelolaan yang kurang
professional dari para pengelola pelabuhan, dalam hal ini adalah
pemerintah. Masih banyak kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh
para stakeholders di bidang pelabuhan ini. Di samping itu ada masalah
yang tak baru lagi dalam pengelolaan pelabuhan dari tahun ke tahun,
masalah itu antara lain :

1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia;

3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk;

4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat.

Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari


pengelolaan pelabuhan. Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas
merupakan masalah – masalah umum yang sering terjadi dalam hal

7
pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Para pengusaha selaku pihak yang
paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun kerap kali mengeluh-
mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang
sudah tua dan juga kurang berfungsi dengan baik karena tidak
di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi
operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.

Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah


kedalaman pelabuhan atau deep see port yang ada di Indonesia.
Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa menjaga tingkat
kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di
Indonesia hanya menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa
negara tetangga.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan


pelabuhan di Indonesia adalah lamanya waktu kepngerusan kepabeanan
di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat para investor yang
sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk
masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi
Indonesia yang sangat berbelit – belit. Alas an lainnya ialah karena
mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu akan
mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak
mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi
Indonesia kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah
pemborosan dan tidak menambah nilai apa – apa kepada produk yang
mereka jual.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan


menjadi tidak efektif. Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi
kapal – kapal untuk bersandar di pelabuhan – pelabuhan yang ada di
Indonesia. Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki
masalah ini. Karena pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting dalam pergerakan dan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

8
Selain pengelolaan pelabuhan yang masih carut marut, adanya
pembangunan pelabuhan ini membawa dampak bagi kehidupan di
sekitarnya. Dalam penulisan selanjutnya akan dipaparkan mengenai
dampak pembangunan pelabuhan terhadap kehidupan di sekitar
pelabuhan terkait aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan

Untuk meningkatkan kinerja dari pelabuhan, pemerintah sangat


perlu mengambil langkah nyata dan sesegera mungkin dalam hal
penyelesaian masalah – masalah yang dihadapi oleh
pelabuhan,khususnya pelabuhan perikan di Indonesia.

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk


menyelesaikan permasalahan ini. Namun sebelumnya kita harus
menentukan terlebih dahulu prioritas pengembangan peabuhan yang ada
sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan
fasilitas yang ada pada pelabuhan. Langkah pertama ialah merevitalisasi
pelabuhan – pelabuhan utama di Indonesia. Sedikitnya, pemerintah harus
serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti Belawan, Tanjung
Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak,dan beberapa-

9
pelabuhan yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam
hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu
disandari kapal-kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya
merupakan kapal feeder dari pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan
Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan ekspor-impor Indonesia harus
melalui pelabuhan di negara lain.

Dengan perbaikan fasilitas – fasilitas pada 10 pelabuhan utama


tersebut, diharapkan potensi ekonomi dari pelabuhan Indonesia tidak
“menguap” ke Negara – Negara tetangga lainnya.Tentu hal ini perlu
didukung dengan modal yang besar. Untuk mengembangkan pelabuhan
Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II
mengaku membutuhkan investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana sebesar itu
dibutuhkan untuk memperlebar terminal yang akan dilakukan dalam tiga
tahap. Namun nilai investasi itu terbilang kecil dibanding manfaat yang
bakal diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang defisit
neraca pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$
13 miliar per tahun.Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini
kolam pelabuhan, para pengusaha pelayaran mengusulkan kepada
pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia hingga 16
meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal
bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan
tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola pelabuhan dapat
meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container
per jam per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata
setidaknya pada 10 pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan
produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan meningkat.Masalah lain
yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan
kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Indonesia memang
identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka peluang
untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.Hal – hal ini
sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor
asing) lebih memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai
tempat untuk kapal – kapal feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk-

10
menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan di negara –
negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi
disana jauh lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia
memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya menjadi miliknya
tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan
ini adalah dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di
Indonesia. Pelabuhan – pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang
lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas – berkas dan
juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan –
pelab uhan di Indonesia dengan sistem informasi yang memadai.
Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas dari
managamen di pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu
sistem, salah satu caranya ialah menyederhanakan proses dari sitem
tersebut tanpa mengesampingkan esensinya. Oleh karena itu praktek –
praktek birokratif harus segera dihilangkan guna meningkatkan kinerja
pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang paling penting
untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan
sampai perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan
tingkat produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan
tenaga – tenaga kerja yang terampil, dalam jumlah yang pas, untuk
melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja
pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi berbasis
informasi dan juga yang sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal
inilah yang mampu mendorong produktivitas.Selain itu diperlukan
pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar
modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.Penerapan dari semua strategi yang
telah disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah
dirumuskan dengan sangat baik,tiap strategi yang ada menjadi kacau
saat diimplementasikan- karena kurangnya koordinasi. Diharapkan
pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik, bukan malah
semakin memperburuknya.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas tentang Sarana dan Prasarana di Pelabuhan


Prigi,Trenggalek dapat di simpulkan sebagai berikut :
a. Tingkat pemanfaatan sarana prasarana di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Prigi umumnya sudah cukup maksimal dalam
menunjang aktivitas di pelabuhan hanya saja kebutuhan akan es balok
belom bisa mencukupi kebutuhan semua nelayan.
b. Sarana Prasarana yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara terbagi
dalam tiga fasilitas yaitu :
 Fasilitas pokok yaitu fasilitas yang merupakan sarana utama adalah
penyelenggaraan dan operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara
Prigi. Adapun fasilitas pokok terdiri dari kolam pelabuhan, dermaga,
breakwater, revetment dan jalan komplek
 Fasilitas Fungsional yaitu fasilitas yang difungsikan dalam
penyelenggaraan operasional pelabuhan. Adapun fasilitas fungsional
terdiri dari kantor PPN Prigi, gedung TPI, bengkel, lampu navigasi,
BBM, pos satpam, pos terpadu, dan pos jaga.

3.2 Saran

Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain :
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana di bidang
perikanan dan penambahan kapasitas produksi sarana prasarana
sehingga dapat lebih meningkatkan tingkat pemanfaatan sarana
prasarana tersebut dan dapat menjangkau mencukupi semua
kebutuhan nelayan.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana
dari pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum
dan pihak instansi terkait yang ada di wilayah PPN Prigi dapat
menjaga sarana dan prasarana tersebut dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo,2013.Sistem Pengawasan Perikanan Di Pelabuhan Perikananan


Nusantara Pekalongan.http://Pelabuhan-perikanan-pekalongan-
sistem-pengaasan.html.Diakses tanggal 10 Januari 2014.
Irpan,2013. Makalah Pelabuhan.http://contohmakalahpelabuhan.html.Di akses
pada tanggal 09 Januari 2014.

Juwita, 2012.Pelabuhan Dermaga dan Terminal.


http://febriantekniksipil.blogspot.com/2012/02/pelabuhan-dermaga –
dan-terminal.html. Di akses tanggal 10 Januari 2014.
KKP, 2010. Potensi Dan Permasalahan. Rencana Strategis Kementrian
Kelautan dan Perikanan 2011. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai