Kota Sawahlunto
Bab V
KONSEP PENGEMBANGAN
KAMPUNG PRODUKTIF DESA BALAI
BATU SANDARAN
IV - 1
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Selain itu, Porter menyertakan peristiwa historis dan campur tangan pemerintah sebagai
faktor yang juga berperan secara signifikan dalam perkembangan suatu kawasan.
Suatu kawasan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu wilayah. Pada beberapa
kasus, suatu kawasan hanya terpusat di suatu wilayah kecil, seperti suatu desa atau
kecamatan. Sementara yang lain meliputi beberapa kecamatan atau kabupaten/kota, dan
mungkin lintas propinsi. Di dalam suatu kawasan terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang
berinteraksi satu sama lain membentuk suatu klaster. Walaupun suatu kawasan secara
fungsional ada, namun bisa saja perusahaan- perusahaan didalamnya tidak bekerja bersama-
sama atau tidak menunjukkan diri sebagai bagian dari sebuah klaster. Untuk bekerja secara
efektif sebagai sebuah klaster, perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya harus
memahami peran mereka dalam klaster yang lebih besar dan menyadari bahwa bekerja
bersama akan menekan biaya.
Strategi pembangunan ekonomi wilayah harus dapat mengarahkan secara efektif investasi
dan subsidi sektor pemerintah dan swasta pada kawasan-kawasan strategis yang telah kuat
dan mengakar di wilayah tersebut dan telah membentuk klaster-klaster industri.
Klaster tidak bersifat sama. Beberapa klaster melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan,
dan lembaga nirlaba. Beberapa klaster bersifat urban, sedangkan yang lain menonjolkan
karakter pertanian. Besar kecilnya skala klaster akan berdampak langsung pada karakter
ekonomi wilayah.
IV - 2
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Tingkat cakupan strategi klaster industri sangat beragam. Pemerintah daerah seyogyanya
menyelenggarakan suatu inisiatif pembangunan ekonomi dengan menggunakan kerangka
kerja klaster industri. Pemerintah daerah mengkoordinasikan berbagai lembaga untuk
memantau klaster industri. Sementara pemerintah daerah melakukan upaya-upaya
koordinatif, perusahaan-perusahaan industri menggerakkan klaster.
Beberapa wilayah mungkin memiliki klaster industri dalam konteks yang sangat terbatas.
Klaster ini tidak digerakkan secara terkoordinasi oleh lembaga- lembaga pemerintah,
industri, dan pendidikan. Sebagai contoh ada industri khusus yang ditumbuhkan untuk
memfasilitasi layanan kepada industri-industri tertentu di daerah tersebut. Walaupun berbagai
lembaga mungkin saja terlibat dalam industri semacam ini, namun upaya-upaya tersebut
biasanya tidak sepenuhnya terkoordinasi dengan industri-industri atau dengan lembaga-
lembaga publik lainnya.
IV - 3
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Tentu masuk akal bagi wilayah perdesaan untuk lebih memfokuskan diri dengan
memperkuat industri yang sudah ada. Dengan pengembangan klaster yang kuat yang dapat
meningkatkan kolaborasi antara perusahaan dan koperasi, di satu sisi, dan pemerintah serta
lembaga pendidikan, di sisi lainnya, maka wilayah perdesaan dapat memperkuat
perekonomiannya sendiri. Pemerintah daerah dapat memperkuat industri yang sudah ada,
mengembangkan iklim bisnis yang menarik, dan meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan
IV - 4
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
mempertahankan basis ekonomi yang sudah kuat dan melakukan investasi pengembangan
SDM dalam skala yang lebih luas. Dalam klaster yang kuat, para pengusaha memiliki
keberanian untuk mengembangkan bisnisnya sendiri dan meninggalkan pekerjaannya di
perusahaan- perusahaan besar. Efek “menetes ke bawah” dari wiraswastawan-
wiraswastawan baru ini cenderung komplemen atau bahkan bersaing dengan perusahaan yang
sudah ada, yang pada gilirannya akan merangsang inovasi dan pertumbuhan klaster.
Para politisi, pengusaha, dan masyarakat sering berbicara tentang perlunya pemerintah yang
efisien, menghindari duplikasi layanan, dan menuntut pemerintah lebih responsif. Strategi
klaster industri memungkinkan pemerintah daerah untuk menyelaraskan target-target
pembangunan. Dengan mengembangkan kawasan strategis melalui pendekatan
klaster, pemerintah daerah dapat lebih mengkoordinasikan upaya pembangunan
ekonomi wilayahnya.
Dalam hal training, lembaga-lembaga pendidikan dapat bekerjasama dengan industri untuk
menggali kebutuhan-kebutuhan kunci, mengembangkan kurikulum, dan hasilnya disampaikan
kepada daerah yang membutuhkan. Dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap
pelatihan ini memang benar-benar ada karena berdasarkan kebutuhan nyata. Ini memberikan
keuntungan bagi pendidikan maupun industri dan pada sisi lain dapat menjamin peserta pelatihan
menerima keterampilan yang benar-benar dibutuhkan.
Pendekatan klaster juga menawarkan kepada industri untuk merambah pasar internasional
dan melakukan joint ventures. Industri yang telah mengekspor produknya atau bekerjasama
dengan perusahaan di luar negeri dapat membantu ‘membukakan pintu’ bagi anggota
klaster yang lain. Produk-produk komplementer mereka juga dapat dapat dipasarkan bersama-
sama. Perusahaan-perusahaan dalam suatu kawasan dapat membentuk joint ventures untuk
merambah pasar internasional atau dapat pula bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di
kawasan lain untuk membuat produk baru. Sebuah perusahaan yang terisolasi dan
hanya menggantungkan kepada pemerintah dalam hal ekspor tidak akan memperoleh
kesempatan sebesar yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan dalam kawasan yang
secara bersama-sama merambah pasar internasional. industri dan pada sisi lain dapat
menjamin peserta pelatihan menerima keterampilan yang benar-benar dibutuhkan.
Pendekatan klaster dan koordinasi yang diciptakannya juga membantu suatu industri dalam
menyusun prioritas dan menciptakan hubungan yang mapan dan konstruktif dengan
pemerintah daerah. Ini tidak berarti bahwa industri menyusun prioritas lalu meminta
pemerintah daerah untuk menanggulangi permasalahan mereka dan menyediakan dana.
Namun sebaliknya, industrilah yang mengambil inisiatif sementara pemerintah dan lembaga
pendidikan memainkan peran sebagai penyedia fasilitas dan dukungan. Hasilnya, pendekatan
klaster akan menumbuhkan iklim bisnis yang sehat. Kondisi ini akan membantu perusahaan
yang telah ada dan mengundang perusahaan-perusahaan baru.
Dalam strategi klaster, pemerintah daerah tidak diarahkan untuk hanya mendukung
kebutuhan spesifik satu atau dua perusahaan, atau hanya sebagian saja dari klaster.
Namun sebaliknya, strategi ini menyediakan suatu kerangka bagi pemerintah daerah
dalam menyediakan layanan bagi keseluruhan klaster sehingga memberikan dampak
yang maksimal.
Manfaat Bagi Industri yang Sudah Mapan Maupun yang Baru Lahir Strategi klaster
industri menempatkan pentingnya kebutuhan industri atau klaster dan memfokuskan diri pada
IV - 6
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
sumberdaya publik dan swasta dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Klaster industri
mengidentifikasi kebutuhan utamanya sendiri, lalu bekerja sama dengan sektor publik dan
swasta untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan ini mungkin meliputi program
pelatihan khusus dari suatu universitas ataupun pembangunan infrastruktur telekomunikasi,
transportasi, dan kebutuhan lainnya.
Industri dan berbagai perusahaan juga memperoleh manfaat dari berbagai pertemuan atau
forum dalam kaitannya dengan pembahasan masalah tertentu. Ini akan menghemat waktu
dan biaya dalam kaitannya dengan proses identifikasi maupun kerjasama dengan
berbagai lembaga yang tepat. Jika strategi klaster industri telah menjadi bagian dari
kebijakan nasional, maka klaster-klaster tersebut akan memiliki suara yang kuat dalam
kaitannya dengan pembangunan nasional.
Manfaat lain yang akan diperoleh melalui strategi klaster industri yang efektif juga berasal
dari adanya partisipasi berbagai perusahaan dalam suatu klaster yang terorganisasi. Manfaat
tersebut meliputi:
• Akses terhadap SDM terampil (perusahaan dapat memperoleh tenaga kerja terampil
dalam jumlah yang sangat besar yang tersedia di pasar)
• Akses terhadap pemasok handal (perusahaan dapat memiliki akses langsung kepada
para pemasok)
• Akses terhadap jaringan yang luas (perusahaan dalam klaster memiliki akses terhadap
arus informasi dan teknologi yang akan memicu inovasi).
Skala wilayah menjadi sangat penting. Perusahaan umumnya lebih menyukai lokasi yang
memiliki suplai yang baik atas tenaga kerja terampil (kualitas tinggi, produktivitas tinggi)
dibanding dengan prasyarat lain seperti pajak, misalnya. Suatu daerah yang memahami
kekuatan ini, dan mampu membuat kerangka kerja yang baik untuk bekerja dengan industri-
industri kunci, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan berbagai penyedia layanan lainnya, maka
daerah ini akan lebih berhasil dalam menciptakan industri-industri yang maju dan lebih
berhasil dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi penduduknya.
IV - 7
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Dengan bekerja sama dengan klaster industri di kawasan itu, organisasi-organisasi tersebut
memiliki kemungkinan untuk membangun hubungan dengan industri yang pada
gilirannya justru akan memberikan wadah bagi program layanan mereka.
Organisasi kemasyarakatan juga dapat bekerja sama dengan industri dan lembaga-lembaga
publik dalam mengarahkan masyarakat menuju dunia kerja yang menjanjikan masa depan yang
lebih baik. Dengan memperhatikan kebutuhan klaster industri, organisasi kemasyarakatan
dapat mengembangkan program yang lebih luas yang melengkapi industri yang ada di
kawasan tersebut.
Komunitas perdesaan akan memperoleh manfaat dari strategi klaster industri dengan
membangun dan memperkuat industri kunci mereka sendiri. Industri- industri ekspor dapat
menggerakkan vitalitas kawasan tersebut dan memungkinkan berkembangnya berbagai
industri pendukung lainnya. Industri pendukung tersebut - restoran, toko, rumah sakit, dan
tempat-tempat rekreasi – memberi kontribusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Klaster industri juga merupakan pilihan yang baik dalam membangun modal sosial (hubungan
sosial yang dapat meningkatkan produktivitas) di suatu daerah. Klaster yang diwakili oleh
industri, pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi lainnya akan bekerja bersama dalam
meningkatkan ekonomi. Hubungan sosial yang dibangun ini merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi kesuksesan ekonomi suatu daerah.
IV - 8
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang digunakan
dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.
Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang meliputi
industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah
industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana
produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir
merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang
yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil
pertanian.
IV - 9
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
pasar domestik, (d) dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar, (e) produk
agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar khususnya pasar
domestik.
Jadi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yang
meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua, agroindustri yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga, agroindustri input pertanian
(pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan keempet, agroindustri jasa sektor
pertanian (supporting services).
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi
terhadap terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau
komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan hasil
pertanian berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna
hasil agroindustri. Dengan demikian dari uraian diatas menunjukan bahwa
Agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat
meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau
digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d) menambah
pendapatan dan keuntungan produsen.
IV - 10
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
transformasi produk subsisten menjadi produk akhir untuk konsumen. Ini berarti
bahwa suatu negara tidak dapat sepenuhnya menggunakan sumber daya
agronomis tanpa pengembangan agroindustri. Disatu sisi, permintaan terhadap jasa
pengolahan akan meningkat sejalan dengan peningkatan produksi pertanian.
Di sisi lain, agroindustri tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan
permintaan ke belakang, yaitu peningkatan permintaan jumlah dan ragam produksi
pertanian. Akibat dari permintaan ke belakang ini adalah: (a) petani terdorong
untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas meningkat, (b) akibat
selanjutnya produksi pertanian dan pendapatan petani meningkat, dan (c)
memperluas pengembangan prasarana (jalan, listrik, dan lain-lain).
IV - 11
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
IV - 12
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah: Pertama, karena
komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam
agroindustri maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi
perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan
ketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan pendanaan dan
pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-produk agroindustri
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas penting bagi
perekonomian suatu negara maka perhatian dan keterlibatan pemerintah dalam
kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga, karena suatu produk agroindustri
mungkin diproduksi oleh beberapa negara maka agroindustrilokal terkait ke pasar
internasional sebagai pasar alternatif untuk bahan baku, impor bersaing, dan
peluang ekspor. Fluktuasi harga komoditas yang tinggi di pasar internasional
memperbesar ketidakpastian finansial disisi input dan output.
Salah satu permasalahan yang timbul akibat sifat karakteristik bahan bakuagroindustri
dari pertanian adalah tidak kontinyunya pasokan bahan baku, sehingga seringkali
terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku dengan produksi dalam kegiatan
agroindustri (idle investment). Sebagai salah satu contoh pada tahun 1986 dari 6 janis
kegiatan agroindustri terjadi idle investment sekitar 20–60 persen dengan urutan
agroindustri adalah marganire, minyak kelapa, makanan ternak, dan pengolahan ikan
(Soekartawi, 1991).
Fungsi pengolahan harus pula dipahami sebagai kegiatan strategis yang menambah
nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran-
sasaran ini dicapai dengan merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan yang
hemat biaya atau dengan meragamkan produk. Fungsi teknis pengolahan seharusnya
dipandang dari perspektif strategis tersebut.
Dengan demikian manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis
produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya
perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang perishable menjadi
IV - 13
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri,
sehingga meningkatkan harga dan nilai tambah.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi (1991), bahwa agroindustri
dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen, dan meningkatkan
pendapatan. Yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin dari meningkatnya nilai
tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu, diperlukan kebijaksanaan
yang dapat menditribusikan manfaat dari terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.
Dengan adanya deregulasi perdagangan bebas dunia yang akan melanda seluruh aspek
kehidupan masyarakat di tahun-tahun kedepan, sudah pantas pemerintah merubah
haluan dalam menerbitkan kebijakan untuk menumbuhkan ekonomi yang berpihak
kepada masyarakat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan. Merubah paradigma
pengembangan ekonomi dari keunggulan komperatif kepada keunggulan kompetitif dari
pengembangan sumber daya manusia, pengunaan teknologi dan informasi serta
menumbuhkan sektor usaha kecil menengah terutama yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
Sudah adanya arah kebijakan Pemerintah Pusat untuk pengembangan kearah terciptanya
situasi dan kondisi yang kondusif dari pemberdayaan usaha kecil dan masyarakat
dipedesaan melalui program-program pemberian bantuan terhadap masyarakat
dipedesaan, tanpa melakukan kajian diagnosis terlebih dahulu terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada pada masyarakat yang bersangkutan. Kesemua program itu
masih bersifat top-down, melihat permasalahan bukan dari sisi masyakat, sehingga tidak
tepat sasaran.
Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, masyarakat bukan diposisikan sebagai objek
akan tetapi bersama-sama dengan masyarakat memikirkan dan melihat potensi dan
IV - 14
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
kekurangan yang ada pada masyakat tersebut, sehingga suatu program pembinaan itu
muncul bersifat button-up.
Dari ketiga aspek ini perlu dilakukan kajian, analisis dan diagnosa, sehingga terlihat
hubungan interaktif, tergambar kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan, yang perlu
digali secara bersama-sama dengan masyarakat dan melibatkan stakeholder yang
nantinya terlbat dalam pelaksanaan LED ini.
IV - 15
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
Tahapan pelaksanaan LED dapat dibagi atas beberapa phase yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yaitu :
a. Phase Diagnosis
Dalam phase ini perlu dilakukan diagnosis perhadap penentuan potensi dan keunggulan
wilayah (SDA) dengan melibatkan masyarakat, agar masyarakat tumbuh kesadaran akan
potensi yang ada pada wilayah mereka, sehingga muncul kesadaran dan
kepedulian (partisipatif). Dilakukan diagnosis terhadap kompetensi sumber daya
manusianya, dengan melakukan dialog dan rembuk dengan masyarakat, sehingga
memunculkan kesadaran akan kekurangan dan mau tetap bertumbuh dari apa-apa yang
mereka punyai, terutama mau berubah dari keterampilan yang mereka miliki selama ini
dari segi pola usaha tani yang turun temurun. Diagnosis terhadap infrastruktur ekonomi
yang ada yang dapat diakses oleh masyarakat, sehingga dapat bedidikasi terhadap
pengembangan LED.
b. Phase Perumusan Visi
Membangun komunikasi yang konstruktif dengan semua stakeholder untuk merumuskan
visi bersama.
c. Phase Sosialisasi
Membangun LED sebagai suatu kebutuhan bersama masyarakat dan muncul
kesepakatan oleh masyarakat secara musyawarah.
d. Phase Operasional
Melibatkan semua unsur stakeholder, melakukan hal-hal yang bersifat strategis dan
stimulus dan komitmen dari seluruh stakeholder yang terlibat.
IV - 16
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran