Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENANGGULANGAN KEBAKARAN DIPEMUKIMAN”

Oleh:
Kelompok

SITI MARDIANA (162410039) RAJA NADYA ROJA S (162410034)


ANSUR MULIA.H (162410061) M.NASRULLAH (162410030)
GUNTUR ADEWA (162410052) WIDYA RAMADHANI (162410053)
YOGI REYZA (162410045) ANNISA FADILLA (162410011)
YULIANTO WIBOWO (162410032)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

IBNU SINA

BATAM

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas dengan judul “ Penanggulangan Kebakaran Di
Pemukiman”. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Kebakaran dan keadaan dan Darurat.

Pada kesempatan kali ini penyusun ingin berterima kasih kepada pihak-pihak
yang berkenan membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari walaupun tugas ini telah dibuat maksimal, namun mungkin
masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan. Penulis menerima kritik saran
serta petunjuk dari semua pihak bagi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis
berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Batam, 24 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi .............................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 4
B. Bahasan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyebab Kebakaran .............................................................................. 6
B. Segitiga Api ............................................................................................. 7
C. Klasifikasi Kebakaran ............................................................................. 8
D. Media Pemadam Api .............................................................................. 10
E. Pencegahan,Penanggulanggan,Penyelamatan Diri Dari Kebakaran ...... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali. mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan
utama dalam teknologi penanggulangan kebakaran. UU No. 1 Tahun 1970
“Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”. Keputusan Menteri
Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja.Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk
mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian, untuk
memberantas kebakaranPencegahan kebakaran adalah segala usaha yang
dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali.Pencegahan
kebakaran mengandung dua pengertian yaitu (1) penyalaan api belum ada dan
usaha pencegahan ditujukan agar tidak terjadi penyalaan api. (2) Penyalaan api
sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api tetap terkendali.
Pencegahan kebakaran menurut Kepmen No. 186/Men/1999 adalah mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi:
(1) pengendalian setiap bentuk energi;
(2) penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi;
(3) pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
(4) pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja,
(5) penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara
berkala dan

1
(6) memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi
tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja
dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

B. Bahasan Masalah
Menurut latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan:
1. Apa saja penyebab kebakaran?
2. Apa itu segi tiga api ?
3. Apa saja klasifikasi kebakaran?
4. Apa saja media pemadam api ?
5. Bagaimana cara pencegahan,penanggulanggan,penyelamatan diri dari
kebakaran ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penyebab kebakaran
2. Mengetahui definisi segitiga api
3. Mengetahui klasifikasi kebakaran
4. Mengetahui media pemadam api
6. Mengetahui cara pencegahan,penanggulanggan,penyelamatan diri dari
kebakaran ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Kebakaran

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai (1) kelalaian, (2) kurang
pengetahuan, (3) peristiwa alam, (4) penyalaan sendiri, dan (5) kesengajaan.

1. Kelalaian

Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari


kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak
semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat
pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.

2. Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu


penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan
ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak
mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain
sebagainya.

3. Peristriwa alam

Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus,


gempa bumi, petir, panas matahari dan lain sebagainya.

3
4. Penyalaan sendiri.

Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh:
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar
kering di hutan.

5. Kesengajaan

Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur sabotase,
penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya

B. Segitiga Api

Api terjadi dari tiga unsur yaitu (1) bahan bakar, (2) Oksigen dan (3) panas. Bahan
bakar yang mudah terbakar tersebut misalnya: kayu, kertas, karet, plastik dan lain
sebagainya. Oksigen biasanya didapat dari udara. Udara mengandung 21 % oksigen
suatu tempat dikatakan masih memiliki keaktifan pembakaran bila kadar oksigennya
lebih dari 15 %. Sedang bila kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran.

Dasar dari system pemadaman api adalah merusak keseimbangan reaksi api. Hal
ini dapat dilakukan dengan empat cara yaitu :

(1) memisahkan panas atau mendinginkan.

(2) mengisolasi yaitu memisahkan oksigen (udara).

(3) menguraikan yaitu memisahkan bahan bakar, dan

(4) merusak reaksi rantai api.

4
c. Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi kebakaran dimaksudkan sebagai penggolongan atau pembagian jenis


kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar. Pembagian atau
penggolongan ini bertujuan agar diperoleh kemudahan dalam menentukan cara
pemadamannya.

1. Klasifikasi di Indonesia

Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi Per. 04/Men/1980 tanggal 14 April 1980 Tentang syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi
tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Klas A: Bahan bakar padat (bukan logam)

(2) Klas B: Bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar

(3) Klas C: Instalasi listrik bertegangan

(4) Klas D: Kebakaran logam

2. Klasifikasi Eropa

Klasifikasi di Eropa sesudah tahun 1970 mengacu kepada Comite European de


Normalisation sebagai berikut.

(1) Klas A: Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu

(2) Klas B: Bahan bakar cair. Contoh: bensin, solar, spiritus dan lain sebagainya

5
(3) Klas C: Bahan bakar gas. Contoh: LNG, LPG dan lain sebagainya

(4) Klas D: Bahan bakar logam. Contoh: magnesium, potasium dan lain sebagainya.

3. Klasifikasi Amerika National Fire Protection Association (NFPA)

(1) Klas A: Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu

(2) Klas B: Bahan bakar cair atau yang sejenis

(3) Klas C: Kebakaran karena listrik

(4) Klas D: Kebakaran logam

Label menurut klasifikasi NFPA untuk fire extinguisher seperti gambar berikut:

4. Klasifikasi Amerika U.S. Coast Guard

(1) Klas A: Bahan bakar padat

(2) Klas B: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat Fahrenheit
dan tidak larut dalam air misalnya: bensin, benzena dan lain sebagainya

(3) Klas C: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat Fahrenheit
dan larut dalam air misalnya: ethanol, aceton dan lain sebagainya

(4) Klas D: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih besar atau sama dengan 170
derajat Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya:minyak kelapa, minyak
pendingin trafo dan lain sebagainya

(5) Klas E: Bahan bakar cair dengan titik nyala sama dengan atau lebih tinggi dari 170
derajat Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: gliserin, etilin dan lain sebagainya

6
(6) Klas F: Bahan bakar logam misalnya: magnesium, titanium dan lain sebagainya

(7) Klas G: Kebakaran listrik.

D. Media Pemadam Api

Media pemadam api yang biasa digunakan adalah (1) air, (2) busa, (3) karbon
dioksida, (4) gas halon serta pasca halon dan (5) serbuk kimia kering. Cara kerja dari
ke lima media pemadam api tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Air.

Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air
dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif
mudah dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air
mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat
mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).

2. Busa (foam)

Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa
mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api
busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa.

3. Karbon dioksida

Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang
dapat mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang
sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida
mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C

7
(listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang
sudah meluas atau di tempat terbuka.

4. Gas halon

Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua


atau sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine.
Senyaea hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane.
Material ini memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai
kebakaran. Sayang bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi
sebagai media pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon.

5. Bubuk kimia kering (dry chemical powder)

Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang
biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat. Namun
dapat juga dipergunakan potassium chloride atau mono-ammonium phospat. Cara
memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu
proses reaksi rantai.

E. Pencegahan, Penaggulangan, Penyelamatan diri dari Kebakaran

1. Pencegahan

1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat
dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak
tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan
tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas
detector.
2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan
sebelum tidur.

8
3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman.
Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar
daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran
rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai
adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban
dan jebes kabel yang dipakai.
5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel
panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan
penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga
waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil
(tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan
menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera
diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem
pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi
beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik
yang ada.

2. Penanggulangan

1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap
lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk
memastikan selalu dalam kondisi baik.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa
membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan

9
kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam
kebakaran jenis bubuk (powder).
3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam
kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan
quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda,
terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk
bisa memasang selang anda dengan cepat.
4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras
yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai
untuk memadamkan api.
5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting
dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat
bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api
telah berkobar lebih besar.

3. Penyelamatan diri

Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila
penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan
seksama.

1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan


menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui
pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan
mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah
bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan
tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di
bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.

10
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang
aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat,
demikian pula jika harus melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang
dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan
lain kecuali menerobos kobaran api.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan
sekitar terlalu padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran
dan sumber air sulit didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman,
berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi
kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi
darurat dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi
pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck
apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga
sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan

12
DAFTAR RUJUKAN

Kustono, Djoko. Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran. Dalam Google Database.


(Online), (http://dc336.4shared.com/doc/GQwW-cWT/preview.html, diakses
4 Oktober 2013)

Lansida. 2012. Perlindungan dan Pencegahan Kebakaran. Dalam Google Database.


(Online), (http://lansida.blogspot.com/2012/01/perlindungan-dan-pencegahan-
kebakaran.html, diakses 28 September 2013)

_____. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


RI. Dalam Google Database. (Online),
(http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/749.pdf, diakses 4 Oktober
2013)

_____. 2013. Prosedur Penanggulangan Kebakaran. Dalam Google Database.


(Online), (http://www.ajiwijaya.com/2011/06/prosedur-penanggulangan-
kebakaran.html, diakses 28 September 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai