Anda di halaman 1dari 71

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Presentasi Bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-

4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan

(kurang lebih 37 minggu ).(Sarwono P,2012;h.588).

Berdasarkan propil kesehatan Indonesia jumlah ibu hamil pada

tahun 2013 yaitu sebanyak 5.298.285, dan perkiraan komplikasi

kebidanan 1.059.657, penanganan komplikasi kebidanan diIndonesia dari

tahun 2008 hingga tahun 2013 dapat diketahui bahwa secara umum,

cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Indonesia selama kurun

waktu 6 tahun terakhir mengalami kenaikan, meski pada tahun 2009

sempat mengalami penurunan. Cakupan penanganan komplikasi

kebidanan secara nasional pada tahun 2013 ialah 73,31%. Dapat dilihat

dari capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indicator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah

ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh

tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah

jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,

dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.(Ditjen Bina Gizi dan

KIA, Kemenkes RI, 2014 (Update Pada tanggal 10 Oktober 2014)

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2013 ialah sebesar 98,75%. Nilai capaian ini lebih tinggi dari

capaian nasional yang sebesar 86,52%. Nilai cakupan Provinsi Sulawesi

Selatan tersebut telah mencapai target renstra tahun 2013 yaitu sebesar

93%. Dari 24 Kabupaten/Kota,terdapat 3 Kabupaten/Kota (12,5%) yang

tidak dapat mencapai target tersebut pada tahun 2013.dan Presentase

persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2013 ialah sebesar 99,78%, sehingga capaian tersebut telah dapat

memenuhi target renstra yang sebesar 89%. Selain itu, angka capaian

tersebut juga lebih besar daripada angka capaian nasional pada tahun

yang sama, yakni 90,88%. Sejalan dengan capaian di tingkat provinsi,

tidak ada Kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Selatan yang tidak dapat

mencapai target tersebut pada 2013.( Ditjen Bina Gizi dan KIA : Laporan

Kinerja B12 Tahun 2013)

Berdasarkan data yang diperoleh dari dines kesehatan Kab.Bone

jumlah ibu hamil dengan letak bokong pada tahun 2014 terhitung dari

tahun 2013, sebanyak 113 (0,75 %) kehamilan letak bokong. Jumlah

triwulan I sebanyak 64 orang dan pada triwulan II mengalami penurunan

menjadi 15 orang, sedangkan pada Triwulan III terhitung 16 orang,


triwulang IV mengalami peningkatan hanya 2 orang sebanyak 18

kehamilan letak bokong.

BLUD RS kelas B Tenriawaru Kab.Bone merupakan rumah sakit

terbaik di kota Watampone, Pada tahun 2014, dan jumlah ibu hamil

sebanyak : 2727 kehamilan, terhitung diantaranya presentase bokong

sebanyak 15 kehamilan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah Bagaimana Manejemen Asuhan kebidanan antenatal pada Ny

”K ” gestasi 35 Minggu 5 Hari Dengan Presentase Bokong di BLUD

RS KELAS B TENRIAWARU WATAMPONE

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Melaksanakan Asuhan kebidanan pada Ny” K “ Gestasi 35 Minggu

5 Hari Dengan presentase bokong di BLUD RS kelas B tenriawaru

watampone.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengumpulan data dan analisa data pada Ny “K” di

BLUD RS Kelas B Tenriawaru Watampone sesuai dengan

kehamilan Presentase Bokong

b. Menginterpretasikan data/diagnosa masalah actual sesuai

dengan kehamilan presentase Bokong pada Ny”K” di BLUD RS

KELAS B TENRIAWARU WATAMPONE.


c. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial sesuai dengan

kehamilan Letak Bokong pada Ny “K” di BLUD RS Kelas B

Tenriawaru Watampone.

d. Menetapkan konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lain, kebutuhan segera sesuai dengan kehamilan presentase

Bokong pada Ny “K” di BLUD RS Kelas B Tenriawaru

Watampone.

e. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan

Presentase Bokong padaNy “K” di BLUD RS Kelas B Tenriawaru

Watampone.

f. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan

Presentase Bokong pada Ny “K” di BLUD RS Kelas B Tenriawaru

Watampone.

g. Mengevaluasi ketelitian asuhan kebidanan yang diberikan sesuai

dengan Letak Bokong pada Ny “K” di BLUD RS Kelas B

Tenriawaru Watampone.

h. Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai

dengan kehamilan Presentase Bokong pada Ny “K” di BLUD RS

Kelas B Tenriawaru Watampone.

D. Ruang lingkup

Menejemen asuhan kebidanan dengan kehamilan presentase bokong.

1. Sasaran: Ibu Hamil

2. Tempat: Di BLUD RS Kelas B Tenriawaru Watampone


3. Waktu: 17 Oktober 2014

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan. dapat dijadikan sumber referensi bagi pembaca

untuk menambah pengetahuan dan bagi peneliti lain sebagai dasar

atau pedoman pertimbangan, pembanding untuk peneliti tahap

berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tempat Pengambilan Kasus

Sebagai salah satu referensi Asuhan Kebidanan Yang

berguna bagi tenaga kesehatan, bidan pada kasusnya di BLUD

RSUD TENRIAWARU WATAMPONE.

b. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman yang berharga dalam

memberikan Asuhan Kebidanan Antenatal dengan Letak

Bokong.

F. Metode Memperoleh Data

Dalam proses Asuhan Kebidanan yang konfensif data dihimpun

hingga evaluasi dibentuk dalam metode

1. Studi Pustaka

Penulis mempelajari buku-buku literature-literatur dan informasi

melalui intenet yang berhubungan dengan Letak Bokong.


2. Studi Kasus

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Wawancara/anamnese

Wawancara merupakan penjelasan langsung secara terarah

pada klien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif dan

riwayat kesehatan

b. Observasi

Penulis memperoleh data dengan melihat secara langsung

kasus Antenatal dengan presentase Bokong di BLUD RS KELAS

B TENRIAWARU WATAMPONE

c. Pemeriksaan Fisik, obsestri,dan penunjang

Melakukan pemeriksaan secara sistematis dari kepala

sampai kaki yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan

Auskultasi dan hasil pemeriksaan lainya dengan menggunakan

format pengkajian, pada pemeriksaan obsestri dilakukan mulai

pemeriksaan ibu hamil, riwayat kehamilan serta pemeriksaan

laboratorium.

d. Studi Dokumentasi

Membaca dan mempelajari status kesehatan yang

berhubungan dengan keadaan klien yang bersumber dari catatan

pemeriksaan maupun dari sumber lain.


e. Diskusi

Melakukan Diskusi dengan pembimbing KTI dan Tim Kesehatan

yang bertugas diBLUD RS KELAS B TENRIAWARU

WATAMPONE untuk dapat penjelasan yang berhubungan dengan

Letak Bokong demi pelajaran penulisan Karya Tulis Ilmiah Ini.

G. Sistematika penulisan.

Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis

ilmiah ini maka penulis menyusun dengan sistematika adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Ruang Lingkup

1. Manfaat ilmiah

2. Manfaat Praktis

E. Manfaat Penelitian

F. Metode memperoleh data

G. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan

2. Tanda-Tanda Kehamilan.

3. Cara Memelihara Kehamilan.

B. Tinjaun Khusus Tentang Kehamilan Letak Sungsang

1. Pengertian Letak Sungsang

2. Eteologi letak sungsang

3. Patofisiologi

4. Prognosis

5. Tanda dan gejala

6. Pemeriksaan Penunjang.

7. Kasifikasi letak bokong

8. Penatalaksanaan Medis

C. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajement Kebidanan

2. Tahapan Manajement Asuhan Kebidanan

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ( SOAP)

D. Landasan Hukum kewenangan bidan

1. peraturan- peraturan

2. Kompetensi Bidan

3. Standar Pelayanan Kebidanan Antenata

BAB III : STUDI KASUS

A. Langkah I.Identifikasi Data Dasar

B. Langkah II. Identifikasi diagnosa/ masalah actual


C. Langkah III. Antisipasi diangnosa atau masalah potensial

D. Langkah IV. Tindakan emergency / kolaborasi

E. Langkah V. Perencanaan tindakan

F. Langkah VI. Implamentasi

G. Langkah VII. Evaluasi

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ( SOAP)

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar

B. Merumuskan diagnosa / masalah aktual

C. Merumuskan diagnosa / masalah potensial

D. Melaksanakan tindakan segeradan kolaborasi

E. Merencanakan asuhan kebidanan

F. Penatalaksanaan asuhan kebidanan

G. Evaluasi hasil asuhan kebidanan

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan pada umumnya merupakan suatu periode krisis

dan akan berakhir pada saat bayi lahir, perubahan psikologis

tampaknya selalu berhubungan erat dengan perubahan biologis

dan fisiologis yang terjadi selama periode kehamilan

berlangsung.(Harima M,2013; h.98).

2. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Perubahan yang cepat pada payudara sebelum hamil tersebut

merasakan adanya perubahan masa haid.

b. Rasa mual serta perubahan pola makan.

c. Frekuensi miksi meningkat serta rasa tidak nyaman pada bagian

punggung.

d. Perasaan pergerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu

dapat juga untuk menentukan masa/ persalinan pada

primigravida 18-20 minggu, multigravida ibu merasakan pada 16-

18 minggu.

e. Cara lain untuk memperkirakan adanya kehamilan dengan

observasi perubahan fisologi yang terjadi pada wanita hamil.

f. Rasa tidak nyaman akan dirasakan ibu mulai kehamilan 12-16

minggu serta rasa exhausting,pertumbuhan fetus yang cepat.


g. pada masa ini wanita hamil selalu ingin tidur selama sehari dan

istirahat. (Harima M, 2013;h103)

3. Cara Memelihara Kehamilan

a. Trimester I ( 0-14 minggu)

1) Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu

agar supaya hubungan jiwa bisa dibina bilamana perlu

2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi atau

bersipat mengancam jiwa ibu

3) Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT),

anemia dan kekurangan zat besi, penggunaan praktek

tradisional yang merugikan.

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi

komplikasi.

5) Mendorong prilaku sehat ( gizi yang cukup dan sesuai, latihan,

personal hygine,istirahat dll.

b. Trimester II ( 14-28 minggu)

1) Sama dengan trimester I

2) Kewaspadaan khusus terhadap hypertensi dalam kehamilan

(HDK) atau preklamsia karna hipertensi dengan tanya ibu

tentang gejala PIH, pantau tekanan darahnya, evaluasi

edemanya pada wajah dan tangan, periksa proteinuria


c. Trimester III ( 28-36 minggu )

1) Sama dengan trimester I dan II

2) Deteksi kehamilan ganda

d. Setelah 36 minggu

1) Sama dengan diatas

2) Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang

memerlukan kelahiran di rs.(Harima M,2013;h.12-13).

B.Tinjaun Khusus Tentang Kehamilan Letak Sungsang

1. Pengertian Letak Sungsang

a. Letak Sungsang adalah janin letak memanjang dengan bokong

sebagai bagian yang terendah ( presentase bokong ).(Ai Y dan

Lia Y, 2010; h. 239).

b. Presentasi Bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong kaki,atau kombinasi keduanya. Dengan

insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur

kehamilan cukup bulan (kurang lebih 37 minggu ).(Sarwono

P,2012;h.588)

c. Pesalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang)

dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala

berada difundus uteri sedangkang bokong merupakan bagian

terbawah ( didaerah pintu aatas panggul /simpisis ).(Sarwono

P,2006;h.120)
2. Eteologi letak sungsang

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi

janin terhadap ruangan didalam uterus pada kehamilan sampai

kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak,

sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan

demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,

letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan teriwulan terakhir

janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketubang relative

berkurang. Karna bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih

besar difundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang

lebih kecil disegmen bawah uterus. Dengan demikian dapat

dimengerti mengapa dalam kehamilan belum cukup bulan ,

frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan

cukup bulan , janin sebagian besar ditemukan dalam presentase

kepala. Factor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya

letak sungsang diantaranya ialah multiparitas, hamil kembar ,

hidromnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit.

Kadang-kadang letak sungsang disebabkan oleh kelainan uterus

dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak didaerah kornu

fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karna

plasenta mengurangi luas ruangan didaerah fundus. (Sarwono

P,2007;h. 611)
3. Patofisiologi

a. Prematuris karna bentuk rahim relative kurang lonjong,air

ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar

b. Hidromnion karna anak mudah bergerak

c. Plasenta previa karna menghalangi turunya kepala kedalam pintu

atas panggul

d. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bikornis

e. Panggul sempit, walaupun panggul sempit sebagai penyebab

letak sungsang masih disangsikan oleh berbagai penulis

f. Kelainan bentuk kepala, yaitu: hidrosefalus dan anensefalus

karna kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas

panggul.(Djamhoer M, dkk, 2005.h;134-135).

4. Prognosis

Bagi ibu: robekan perineum lebih besar, jika ketuban pecah

dini ( KPD) dapat terjadi partus lama, dan infeksi. Sementara bagi

janin atau anak : prognosis tidak terlalu baik karna adanya

gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir

setelah plasenta terjepit.

Pertolongan persalinan dilakukan dirumah sakit atau

pasilitas kesehatan yang dapat melakukan operasi; bila

memungkinkan lakukan versi luar; bila tidak berhasil lakukan

persalina sungsang pervaginam atau sc.(Ai Y, Lia Y, 2010.h;243)


5. Tanda dan gejala

a. Pergerakan anak teraba oleh si ibu dibagian perut bawah,

dibawah pusat, ibu sering merasa benda keras ( kepala)

mendesak tulang iga.

b. Pada palpasi, akan teraba bagian keras, bundar, dan melenting

pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu

sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan.

Diatas simpisis, teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.

c. Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Jika

pembukaan sudah besar, pada pemeriksaan dalam dapat teraba

3 tonjolang tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os

sacrum, sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang yang

merunccing dengan deretan prosesus di tengah-tengah tulang

tersebut.

d. Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genetalia

anak, tetapi jenis kelamin anak hanya dapat ditentukan jika

edema tidak terlalu besar. .(Djamhoer M, dkk, 2005.;h132-133).

6. Pemeriksaan Penunjang.

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi

abdomen.manuver leovold perlu dilakukan pada setiap kunjunngan

perawatan antenatal bila umur kehamilanya <34 minggu. Untuk

memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan

palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina dan/atau


pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya

presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena

adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna

menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi selain kepala

dan persalinan bedah sesar.(Sarwono p,2012.h;588-589).

Pemeriksaan yang hanya menunjukan adanya presentasi

bokong saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya resiko

guna pengambilan keputusan cara persalinan yang hendak dipilih.

Taksiran berat janin presentasi bokong, keadaan selaput ketuban

ukuran dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperrekstensi

kepala janin kemajuan persalina, pengalaman penolong, dan

ketersedian fasilitas pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal

yang penting untuk diketahui. (Sarwono p,2012.h;588-589).

Peranan ultra sonografi penting dalam diagnosis dalam

penilaian resiko pada presentasi bokong. Taksiran berat janin,

penilaian volume air ketuban, kompirmasi letak plasenta, jenis

presentasi bokong, keadaan hiperektensi kepala,kelainan kongnital,

dan kesejahtraan janin dapat diperiksa menggunakan ultrasonografi.

Berat janin dapat diperkirakan secara ultrasonografi berdasarkan

ukuran diameter biparetal, lingkar kepala, lingkar perut, dan panjang

tulang femur. Gambaran ultrasonografi tentang ekstermitas bawah

dapat memberikan informasi tentang jenis presentasi bokong.


Kesejahtraan janin dinilai berdasarkan skor profil biofisik janin.

(Sarwono p,2012.h;588-589).

7. Klasifikasi presentasi bokong

dibuat terutama untuk kepentingan seleksi pasien yang

akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat Empat macam presentasi

bokong, yaitu

a. Letak bokong murni/ presentase bokong murni, dalam bahasa

inggris “ frank breech “. Bokong saja yang menjadi bagian

depan, sedangkan kedua tungkai lurus keatas

b. Letak bokong kaki / presentasebokong kaki disamping bokong

teraa kaki, dalam bahasa inggris “complete breech” disebut letak

bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping

bokong teraba kedua kaki saja.

c. Letaklutut/ presentase lutut

g. Letak kaki/ presentase kaki, dalam bahasa inggris kedua letak

yang terakhir ini disebut “ incomplete breech presentation

“(Djamhoer M, dkk, 2005.h;132).

7. Penatalaksanaan Medis

Tujuan penaganan pada masa kehamilan adalah mencegah

malpresentasi pada wakru persalinan. Pada saat ini ada tiga cara

yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi

presentasi kepala yaitu persi luar, moksibusi dan/ atau akpuntur,

dan posisi dada lutut pada ibu. Bukti-bukti tentang manfaat dan
keamanan tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi

tindakan moksibusi dan/atau akupuntur, dan posisi dada-lutut .

dengan demikian, baru tindakan versi luar yang direkomendasikan.

Perubahan Spontan menjadi presentasi kepala sebagian

besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga

penemuan adanya presentsi bokong mulai umur kehamilan 34

minggu akan bermanfaat untuk pertimbagan melakukan tindakan

versi luar. Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan

menggunakan tekanan dan maneuver tertentu pada perut ibu untuk

mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala. Prosedur

versi luar cukup aman dan efektif. Komplikasi yang mungkin dapat

terjadi adalah pradikardin janin yang bersipat sementara, solusio

plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahanfeto-maternal

dengan kemungkinan sensitisasi, dan ketuban pecah dini. Umur

kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belumbegitu jelas.

Pada dasarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil

tingkat keberhasilanya.pada umunya efektif dilakukan pada umur

kehamilan 34-36 minggu

Dianjurkan untuk melakukan versi luar ditempat yang

memiliki fasilitas melakukan bedah emergensi. Informed consent

diperoleh setelah memberikan konseling yang berisi informasi

tentang kemungkinan komplikasi, pilihan lain( bedah sesar ),

prognosis, dan bagaimana prosedur akan dilakukan. Pemeriksaan


NST (Non-Stress test) Perlu Dilakukan Sebelum Dan Sesudah

prosedur dilakukan.

Untuk melakukan versi luar, mula- mula bokong dikeluarkan

dari pelviks dan diarahkan lateral sedikitnya sebesar 90°. Dengan

langkah ini biasanya kepala akan bergerak 90° kearah yang

berlawanan dengan bokong. Setelah itu dilakukan maneuver

bersama pada kepala dan bokong untuk mengarahkan kepala

kearah kaudal dan bokong kearah kranial. Apabila digunakan

tokolitik ( pastikan tidak ada indikasi kontra penggunaanya ),

pemberianya antara 5-10 menit sebelum prosedur dilakukan. Dalam

satu kali sesi versi luar direkomendasikan dilakukan tidak lebih dari

dua kali upaya versi luar. Apabila belum berhasil dapat diulang

pada sesi berikutnya, tergantung umur kehamilan dan keadaan

persalinan pada waktu itu. ( Sarwono P 2008;h.591-592).

C. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajement Kebidanan

Manejemen adalah sebuah proses karna menejemen

memerlukan waktu untuk melaksanakanya dan elemen- elemen

dalam proses manajemen dilaksanakan berulang-ulang membentuk

sebuah siklus yang terarah dan teratur. Elemen-elemen tersebut

dijalankan dengan aktivitas yang saling berkaitan .


Disamping elemen-elemen dalam organisasi tersebut,

terdapat juga unsure-unsur manejemen yang harus diketahui oleh

manajer dalam menjalangkan proses (Erna Js, 2008;h. 1).

2. Tahapan Manajement Asuhan Kebidanan

Menurut Suryani tahun 2008 proses manajemen kebidanan

terdiri dari 7 langkah :

a. Pengumpulan data dasar (Langkah I)

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)

yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan

dengan cara

1) Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata,

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,

persalinan dan nifas, bio-psiko-soiso-spritual, serta

pengetahuan klien.

2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi

a) pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi).

b) pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan

terbaru serta catatan sebelumnya ).


b. interpretasi data dasar ( lankah II ).

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap

diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar

atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut

kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan

diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis

maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun

masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap

membutuhkan penanganan,

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang

dialami wanita yang diidentifiksi oleh bidan sesuai dengan hasil

pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.

c. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan antisipasi

penanganannya (langkah III)

Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang

sudah diidentifikasi. Langkah Ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkin dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah

potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali

dalam melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan


masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan

tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak

terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.

d. Menetapkan perlunya tindakan segera, konsultasi dan

kolaborasi segera dengan tenaga kesehatan lain (langkah IV)

Bidan mengidetifikasi perlunya tindakan segera bidan atau

dokter melakukan konsultasi dan kolaborasi atau anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses

manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya

berlangsung selama asuhan primer periodic atau kunjungan

prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam

persalinan.

e. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh ( Langkah V)

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah

ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau

diagnosis yang telah diidetifikasi atau diantisipasi. Pada

langkah ini informasi data diperlukan yang tidak lengkap dapat

dilengkapi.

f. Penatalaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman

( langkah VI)
Pada langkah keenam, tindakan asuhan menyeluruh

dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh

klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggumjawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya ( misalnya dengan

memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).

g. Evaluasi ( langkah VII)

Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan

asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan

kebutuhan akan bantuan: apakah benar-benar terpenuhi

sebagaimana diidetifikasi didalam diagnosis dan masalah.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika benar efektif dalam

pelaksanaannya ( Dra.HJ. suryani soepardan, 2008; h. 97-102).

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ( SOAP)

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan

dapat diterapkan dengan metode SOAP adalah:

a. Subjektif (s)

ini di peroleh dari anamnese, ekspresi,

kekewhatiran atau keluhan berhubungan dengan

masalah dari sudut pandang pasien. Data subjektif

ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan

disusun.
b. Data Objektif (O)

merupakan pendokumentasian kebidanan

menurut Helen Varnei pertama adalah pengkajian

data, terutama data yang diperoleh dari hasil

observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

diagnostik lain.

c. Analisa (A)

merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan interpetasi kesimpulan dari data subjektif ddan

objektif. Dalam pendokumentasian manajemen

kebidanan. Karena keadaan pasien biasa mengalami

perubahan dan akan ditemukan informasi baru

dalam data subjektif maupun data objektif, analisis

yang tepat dan akurat akan menjamin cepat

perubahan pada pasien, sehingga dapat diambil

keputusan atau tindakan yang tepat.

d. Planning ( P)

adalah membuat rencana asuhan saat ini dan

yang akan datang. Rencana asuhan akan disusun

berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

data.(sudarti dan afroh fausiah, 2010; h. 39-41).


C. Landasan Hukum kewenangan bidan

1. Peraturan- Peraturan

a. Undang-undang tentang praktik bidan UU no 23 th 1992

Pasal 50

Tenaga kesehatan bertugas menyelengarakan atau melaksanakan

kegiatan kesehatan yang sesuai dedang keahlian dan sesuai

dengan kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan.

1) Ketentuan mengenai kategori, jenis dan klasifikasi tenaga

kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Pasal 53

1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hokum

dalam melaksanakan tugas sesuai profesinya

2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas berkewajiban

mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat

melakukan tindakan medic terhadap seseorang dengan

memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang

bersangkutan.

4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak- hak pasien

sebaimana dimaksud ayat 2 ditentukan dengan peraturan

pemerintah.

Pasal 54
1) Terhadap tenaga kesehatan yang melaksanakan kesalahan

atau kelalaian dalam melaksanakan profesi dapat dikenakan

tindakan disiplin.

2) Penentuan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian

sebagaimana dalam ayat (1) ditentukan oleh majelis disiplin

tenaga kesehatan.

3) Ketantuan mengenai pembentukan fungsi, tugas tat kerja

majelis disiplin tenaga kesehatan ditetapkan oleh keputusan

presiden.

Pasal 55

1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau

kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

2) Ganti rugi yang sebagaimana yang dimaksud ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan

yang berlaku.

b. Peraturan pemerintah no 23 tahun 1996

Pasal 1

1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan

diri dalam bidan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan

keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang

untuk jenjang tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.


2) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan. (Karwati,

Dewi P, Sri M, 2011; h. 80-81)

2. Kompetensi Bidan

Yang dimaksud kompetensi bidan meliputi pengetahuan,

keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan

dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan

bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

Kompotensi tersebut digolongkan dalam 2kategori yaitu

kompotensi inti/lanjutan merupakan pengembangan dari

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas

bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang

sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.

Pengetahuan umum, keterampilan dan prilaku yang

berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan

kesehatan propesional

Kompotensi Ke 1: bidan mempunyai persyaratan

pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,kesehatan

masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari sshan yang

bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir

dan keluarganya.
1) Pengetahuan Dan Keterampilan Dasar

a) Kebudayan dasar masyarakat Indonesia

b) Keuntungan dan kerugian praktek kesehata tradisinal

dan modern

c) Sarana tabda bahaya serta transportasi kegawat

daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang

membutuhkan asuhan tambahan

d) Penyebab lansung maupun tidak lansung kematian dan

kesakitan ibu dan bayi dimasyarakat.

e) Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam

mempromosikan hak-haknya yang diperlakukan untuk

mencapai kesejahtraan yang optimal ( kesetaraan

dalam memperoleh pelayanan kebidanan ).

f) Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin

yang tersedia.

g) Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.

h) Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, makanan

dan ancaman umum bagi kesehatan

2) Pengetahuan dan keterampilan tambahan

a) Epidemiologi, sanitiasi diagnisa masyarakat dan vital

statisti.
b) infra struktur kesehatan setempat dan nasinal, serta

bagaimana mengakses sumber daya yang dibutuhkan

untuk asuhan kebidanan

c) Primary Healt Care (PHC) berbasis dimasyarakat

dengan menggunakan promosi kesehatan

serta strategi pencegahan penyakit.

d) Program imunisasi nasional dan akses untuk

pelayanan imunisasi.

3) Perilaku Professional Bidan

a) Berpegang teguh pada filosofi, etika profesidan aspek

legal.

b) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan

keputusan klinis yang dibuatnya.

c) Senantiasa mengikuti parkembangan pengetahuan

dan keterampilan mutakir

d) Menggunakan cara pencegahan universal untukpenyakit

menular dan strategi pengendalian infeksi.

e) Melakukan konsultasidan rujukan yang tepat dalam

memberikan asuhan kebidanan.

f) Menghargai budaya setempat berhubungan dengan

praktek kesehatan, kehamilan,kelahiran, periode

pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.


g) Menggunakan model kemitraan dalam kerjasama

dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat

menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang

semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara

tertulis supaya mereka bertanggumjawab atas

kesehatannya sendiri.

h) Menggunakan keterampilan mendengar dan

mempafasilitasi.

i) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan

keluarga .

j) Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

(Sujianti dan Susanti,2009;h.72-74)

3. Standar Pelayanan Kebidanan Antenatal

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal

seperti berikut ini:

a. Standar 3 identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya

agar mendorong ibu untuk memeriksa kehamilanya sejak dini

dan secara teratur.


b. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan

antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah

perkembangan janin berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal adanya kelaianan pada kehamilan, khususnya

anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular sexsual

(PMS)/ inveksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat

dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang

diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang

tepatpada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan mereka

harus mampu mengambil tindakan yang di perlukan dan

merujuk untuk tindakan selanjutnya.

c. Standar 5: palpasi abdomen

Bidan melaakukan pemeriksaan abdomen secara seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan,

serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian

terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam rongga

panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat

waktu.

d. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan


Bidan melakukan tindakan pencegahan, identifikasi

penanganan dan/ atau rujukan untuk semua kasus anemia

pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar 8: Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami, serta keluarganya pada trimester ketiga untuk

memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan

aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan

dengan baik. Disamping itu, persiapan transportasi dan biaya

untuk merujuk juga harus direncanakan bila tiba-tiba terjadi

keadaan gawat darurat. Bidan hendaknanya melakukan

kunjungan rumah.(suryani soepardan, 2008; h. 119-120).


BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY”K“ GESTASI 35

MINGGU 5 HARI DENGAN PRESENTASE BOKONG

DI BLUD RS KELAS B TENRIAWARU

WATAMPONE

NO.Register : 163215

Tanggal Kunjungan :17 Oktober 2014,jam 09:00 wita

Tanggal Pengkajian :17 Oktober 2014, jam 09: 10 wita

A. LANGKAH I.IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas istri/ suami

a. Nama :Ny” K” / Tn”M”

b. Umur :27 tahun /45 tahun

c. Nikah/ Lamanya : 1x / ± 4 thn

d. Suku : bugis /bugis

e. Agama :islam /islam

f. Pendidikan :sd /sd

g. Pekerjaan :irt / petani

h. Alamat : Ningo

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. Ini kehamilan yang kedua dan tidak perna keguguran

b. HPHT 21-2-2014 HTP : tanggal 28 November 2014


c. Umur kehamilannya ± 8 bulan

d. Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu

e. Janin bergerak kuat terutama pada perut sebelah kiri.

f. Sudah mendapatkan TT sebanyak 2 kali

g. Tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil

3. Riwayat reproduksi

a. Menarche :15 tahun

b. Siklus haid :28-30 hari

c. Lamanya :7 hari

d. Dismenorea : tidak dialami

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tahun Jk Bb Uk Penolong Tempat Jenis Nifas

Gram Bersalin Persali

nan

1 2007 Lk 3600 39 Bidan Dirumah Spontan Baik

Minggu

Kehamilan Sekarang

5. Riwwayat penyakit yang lalu dan sekaran

a. Tidak pernah mengalami riwayat penyakit jantung, DM,

hipertensi dan malaria.


b. Tidak ada penyakit menular sexual, HIV/AIDS.

c. Tidak pernah masuk di rumah sakit karena penyakit tertentu

d. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.

e. Tidak ada riwayat alergi makanan,minuman, dan obat-obatan.

6. Riwayat psikologi, Ekonomi, Spiritual.

a. Keluarga senang dengan kehamilannya sekarang

b. Pencari nafkah dan pengambilan keputusan dalam keluarga

adalah suami

c. Hubungan ibu dengan suami dan keluarganya baik

d. Melakukan sholat lima waktu dan berdoa kepada Tuhan yang

maha esa untuk keselamatan dan bayinya

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Kebutuhan nutrisi

1) Sebelum hamil

a) Makan 3 kali sehari sebanyak 1 piring

b) Makan nasi, ikan, tempe, sayur.

c) Minum air 7 - 8 gelas sehari

2) Selama hamil

a) Makan sedikit tapi sering.

b) Makan nasi, ikan, tempe, sayur, dan kacang-kacangan.

c) Minum air 6 – 7 gelas sehari

b. Kebutuhan eliminasi
1) Sebelum hamil

a) BAK 4 – 5 kali sehari.

b) Frekuensi BAB 1 kali sehari.

2) Selama hamil

a) Mengeluh sering kencing, frekuensi 5 – 6 kali sehari.

b) Frekuensi BAB 1 kali sehari

c. Istirahat

1) Sebelum hamil

a) Tidur siang :± 2 jam (pukul 14:00-16:00)

b) Tidu malam :± 8 jam (pukul 21:00-05:00)

2) Selama hamil : tidak mengalami perubahan.

d. Personal hygiene

1) Sebelum hamil : mandi 2 kali sehari,

a) Keramas 3 kali seminggu

b) Sikat gigi 2 kali sehari

c) Ganti pakaian tiap selesai mandi

d) Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.

2) Selama hamil : tidak mengalami perubahan.

8. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum ibu baik

1) Kesadaran komposmestis

2) Berat badan sebelum hamil :67 kg

3) Berat badan sekarang :74 kg


4) Tinggi badan :158 cm

5) Lila :25 cm

b. Tanda-tanda vital

TD :120 / 80

Nadi :80x/ menit

Suhu :36,5 ºc

Pernapasan : 20x/ menit

c. Kepala dan rambut

Inspeksi : rambut hitam dan lurus dan tidak berketombe

Palpasi : tidak teraba benjolan/ massa dan nyeri tekan

d. Wajah

Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada udema dan nyeri tekan

e. Mata

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak merah

mudah dan sclera tampak putih.

f. Telinga

Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan, dan tidak ada

pengeluaran secret.

g. Hidung

Inspeksi : lubang hidung Simetris kiri dan kanan, dan tidak

ada polip.
Palpasi : lubang hidung Simetris kiri dan kanan, dan tidak

teraba benjolan/ massa dan nyeri tekan.

h. Mulut dan gigi

Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak ada caries dan gigi

tampak putih dan bersih, gusi berwarna merah

muda.

i. Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar

limfe dan vena jugularis.

Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar

limfe dan vena jugularis.

j. Payudara

Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, tampak hyperpikmentasi

pada areola mammae dan puting susu terbentuk.

Palpasi :tidak ada massa dan nyeri tekan, tiddak ada

kolestrum saat areola mammae dipencet.

k. Abdomen

Inspeksi :tampak pembesaran diperut sesuai umur

kehamilan, tampak linea nigra, Tidak ada bekas

oprasi.

Palpasi : Leopold I :1 jrbpx ( 35 cm ) kepala.

Leopold II :Punggung Kanan


Leopold III :bokong

Leopold IV :BAP ( konvergen )

Auskultasi : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada

kuadran kanan atas dengan frekuensi 136 kali

permenit.

1) LP :96 cm

2) TBJ : lingkar perut x tinggi fundus uteri

: 96 x 35

: 3360 gram

l. Genetalia

Inspeksi : Vulva dan vagina tidak ada kelainan.

Palapasi : tidak ada nyeri tekan dan udema.

m. Ekstermitas bawah

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan.

Palpasi : tidak ada udema dan varices

Perkusi : Refleks patella positif kiri dan kanan

n. Pemeriksaan laboratorium

Hb : 11 g %

Urine :albumin dan reduksi negative

B. LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL


G II PI A 0 , Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang,

punggung kanan, presentasi bokong, intra uterin, tunggal, hidup,

BAP, keadaan ibu dan janin baik.

1. G II PI A 0

Data subjektif :Ini Kehamilan Yang Kedua dan tidak pernah

keguguran

Data objektif :Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tanpak

adanya striae albicans dan linea nigra.

Analisis Dan Interpretasi Data

a. Pembesaran dinding abdomen sering dianggap sebagai tanda

dari terjadinya kehamilan. Pembesaran tersebut berkatan

dengan terjadinya pembesaran uterus pada rongga abdomen.

penonjolan dinding abdomen biasanya dimulai pada usia

kehamilan16 minggu dimana uterus beralih dari organ velvik

menjadi organ abdomen..( sarwono p,2010;h.218-219)

b. Pigmentasi kulit; dinding perut terdapat strie livide atau albican

atau alba menjadi nigra; sekitar payudara hyperpigmentasi pada

areolamammae pembesaran kelenjar montgommery.pigmentasi

kulit terjadi pada umur kehamilan 12 minggu ke atas. Demikian

pula linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam


(linea griasea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari

hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor

ddddan kulit. ( AI Y, dkk,2009)

2. Situs : memanjang

Data subjektif :pergerakan janin dirasakan kuat dan teratur

terutama perut sebelah kiri.

Data objektif :palpasi abdomen leopold II teraba punggung

disebelah kanan ibu.

Analisa dan interpretasi data.

Palpasi Leopold II teraba punggung kanan teraba bagian

yang panjang, lurus dan keras dan diperut sebelah kiri teraba

bagian yang kecil-kecil.

3. Gestasi 35 minggu 5 hari

Data subjektif : a. HPHT tanggal 21 – 2 -2014

b. Umur kehamilannya ± 8 bulan

Data objektif :Tanggal kunjungan 17 Oktober 2014

Analisis dan interpretasi data

Menurut rumus Naegle tanggal HPHT ditambah 7, bulan

dikurangi 3, dan tahun ditambah 1. Jadi dari HPHT tanggal 21-2-

2014 Maka tafsiran persalinannya adalah tanggal 28-4-Oktober

2014 , gestasi 35 minggu 5 hari hari ( Harima M,2013 ;h.65-66)

4. Punggung kanan
Data subjektif :Pergerakan janinnya kuat terutama perut

sebelah kiri

Data objektif :Palpasi Leopold II : teraba punggung disebelah

kanan ibu.

Analisis dan interpretasi data

Pada pemeriksaan palpasi leopold II Tujuan untuk

mengetahui letak punggung janin dengan cara menilai bagian

apa yang berada sisi kanan atau kiri ibu.

Hasil disimpulkan letak janin punggung kanan apabila diperut

sebalah kanan teraba bagian yang panjang, lurus dan keras

dan diperut sebalah kiri teraba bagian yang kecil-kecil. Apabila

bagian janin yang panjang, lurus dan keras disebelah kiri dan

bagian kecil-kecil teraba diperut ibu sebelah kiri, maka letak

janin punggung kiri ( Istri B, 2012;h. 104)

5. Presentasi bokong

Data subjektif : a. terasa bagian keras didaerah bawah

px

b. Sering merasa sakit dibawah ulu hati

Data objektif : a.Palpasi Leopold I teraba keras dan bundar

difundus.

b. palpasi Leopold III teraba bokong


c. DJJ terdengar disisi kanan atas

Analisis dan interpretasi data :

1) Pada saat palpasi leopold I teraba bagian keras dan bundar

dipundus (kepala). ( Istri B, 2012;h. 103).

2) Palpasi leopold III tujuan : untuk mengetahui presentase

janin( bagian terendah janin )

Teraba bagian yang lunak lebar dan tidak meleting saat

digoyangkan. Hal ini menunjukan bahwa janin presentase

bokong ( Istri B, 2012;h. 105).

6. Intra Uterin

Data subjektif :Tidak pernah merasakan nyeri perut selama

hamil.

Data objektif :a.Pada pemeriksaan palpasi tidak merasakan

nyeri

b. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

Analisis daninterpretasi data

Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam

endometrium. Zyagot mencapai cavum uteri. Pada saat itu

uterus sedang berada Pada pase sekresi lendir dibawah

pengaruh progesteron dari corfus luteum yang masih aktif. ( AI

Y, dkk,2009)

7. Tunggal
Data Subjektif :Pergerakan janinnya dirasakan pada satu

tempat yaitu sebelah kiri.

Data Objektif :a. Pada palpasi leopold I : teraba kepala

b. Palpasi leopold III : teraba bokong

c. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur

disebelah kanan atas pusat dengan

frekuensi 136 kali permenit

Analisi dan interpretasi data :

Tinggi fundus uteri, dengan dibandingkan terhadap

berbagai titik patokan, di ukur pada setiap kali kunjungan.

Pertumbuhan uterus akan terus terjadi dan dapat

diperkurakan sehingga tinggi pfundus uteri merupakan

pedoman yang baik untuk menentukan usia kehamilan (AI

Y, dkk,2009)

8. Hidup

Data subjektif :Merasakan pergerakan janin sejak bulan

november sampai sekarang.

Data objektif :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran

kanan atas pusat, prekuensi 136 kali per menit

Analisis dan interpretasi data:

Dalam keadaan normal frekuensi dasar denyut jantung janin

berkisar antara 120-160, beberapa penulis menyatakan


frekuensi dasar yang normal antara 120-150. ( sarwono

P,2010;h.223

9. BAP (konvergen)

Data subjektif : nyeri pada bagian fundus

Data objektif :Palpasi leopold IV kepala masih bisa

digerakkan dan yang kedua ujing jari tangan

masih bisa bertemu (konvergen).

Analisis dan interpretasi data

Pada palpasi leopold IV untuk mengetahui sejauh mana

bagian terendah janin masuk kedalam panggul.

Hasil disimpulkan bagian terendah belum masuk panggul

apabila kedua ujung jari tangan pemeriksa saling menyatu(

konvergen ).(Istri B,2012;h.105)

10. Keadaan janin baik

Data subjektif :Janinnya bergerak kuat dan teratur.

Data objektif :Auskultasi DJJ terdengar kuat dan teratur

disebelah kanan samping pusat perut ibu

dengan prekuensi 136 kali per menit.

Analisis dan interpretasi data


Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima o2 cukup,

sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (

dalam jangka waktu lama ) atau akut.janin yang sehat adalah

janin yang tumbuh normal.( sarwono P,2009;h.334)

11. Keadaan ibu baik

Data subjektif : keadaan umum ibu baik

Data objektif :a. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran

composmentis

b. Tanda-tanda vital

TD : 120 / 80 mmhg

N : 80x/ menit

S : 36, 5 ºC

P :20x/ menit

Analisis dan interpretasi data

Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal yaitu 120/80mmgh

yang disertai dengan tidak adanya keluhan- keluhan yang

menandakan ibu dalam keadaan baik..

C. LANGKAH III. ANTISIPASI DIANGNOSA ATAU MASALAH

POTENSIAL

presentase bokong berlanjut sampai aterem, dan beresiko

pada proses persalinan.


Data subjektif : terasa bagian keras didaerah bawah ulu hati.

Data objektif :a.Palpasi leopold I teraba keras bundar dan

melenting difundus.

b.Palpasi Leopold leopold III teraba bagian lunak, lebar dan

tidak meleting pada saat digoyangkan

Analisa dan interpretasi data :

a. Pada saat palpasi leopold I. Kepala dinilai apabila teraba bulat

keras dan melenting ( kepala ). ( Istri B,2012;h.103 )

b. Palpasi leopold III prese Bokong Apabila yang teraba adalah

bulat lunak dan tidak melenting ( bokong ). ( Istri B,2012;h.103 )

c. Rencana asuhan untuk masalah potensial

Beri healt education tentang :

1) ANC teratur

2) Posisi nunging

a) Dimulai pada minggu ke 30 dan dilanjutkan

selama 4-6 minggu ( sampai janin berputar).

b) Lakukan latihan tersebut 2 kali sehari dalam

keadaan perut kosong.

c) Letakan bantal dilantai, Baringkan tubuh anda

secara terlentang posisi bokong anda ditepi

bantal,
d) dan bagian tengah punggung ditepi yang lain,

sedangkan kepala dan bahu berada di lantai.

e) Dengan demikian panggul akan berada sekitar 9-

11 inci lebih tinggi dari pada kepala dalam

posisiseperti itu, diamlah selama 10-15 menit.

f) Latihan ini terbukti membuat janin berputar

menjadi posisi perteks dibagian terbawah. (

bidanku. Com/ posisi –janin –letak-sungsang

3) Istirahat Yang Cukup

Rasional : istirahatyang cukup dapat memberi

relaksasi pada otot-otot dan mengurangi beban kerja

jangtung

D. LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter spesialis obgin untuk USG

Rasional : mengetahui perkembangan presentase janin.

E. LANGKAH V. PERENCANAAN TINDAKAN

1. Tujuan

a. Presentase Bokong Berubah Menjadi Presentase Kepala

b. Kehamilan Berlansung Normal

2. Kriteria :

a. Teraba Bokong Difundus Dan Teraba Kepala Dibagian Bawah

b. DJJ dalam batas normal ( 120 -160 )

c. Tanda-tanda vital dalalam batas normal :


Tekanan darah systole : 100-140 MmHg, Diastole : 60- 90

MmHg

Nadi : 70 – 90 / menit

Suhu :36,5-37,5 ºc

Pernapasan : 16- 24 x/ menit

3. Rencana tindakan

Tanggal 17 Oktober 2014, jam 09. 30 wita

a. Sampaikan hasil pemeriksaan kepala ibu

Rasional : penyampaian dan penjelasan tentang hasil

pemeriksaan kepala ibu sangat penting agar ibu dapat

mengetahui kondisinya dan perkembangan kehamilanya.

b. Beri Healt Education Pada Ibu Tentng :

1) Gisi Seimbang bagi ibu hamil

Rasional : wanita hamil harus mendapat perhatian tentang

pola makan yang mengandung protein, vitamin, kalsium

untuk perkembangan janin dalam kandungan dan

persiapan pada proses persalinan serta masa laktsi. Selain

itu juga harus mengkomsumsi makanan yang mengandung

zat besi untuk mencegah anemia, misalnya sayuran hijau (

bayam ), kuning telur, hati.

2) Hyegine dalam kehamilan

Rasional : kebersihan diri cukup memberi rasa nyaman

pada ibu dan dapat mencegah berkembangnya


mikrorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dengan

menganjurkan ibu untuk selalu mengganti pakaian dalam

bila basah dan kotor, mandi 2 kal sehari pakai sabun dan

gosok gigi 2 kali sehari.

3) Istirahat Yang Cukup

Rasional : istirahatyang cukup dapat memberi relaksasi

pada otot-otot dan mengurangi beban kerja jangtung.

c. Diskusikan tentang 10 tanda bahaya kehamilan.

Rasional : tanda-tanda bahaya dalam kehamilan perlu

diketahui oleh ibu, agar ibu waspada terhadap ancaman

kesehatan diri maupun janinya sehingga dapat mencegah

komplikasi dalam kehamilan dan jika ibu mengalami salah satu

dari 10 tanda bahaya dalam kehamilan tersebut maka ibu

dapat secepatnya datang kedokter/ bidan terdekat sehingga

terhindar 3 T ( terlambat dalam pengambilan keputusan,

terlambat dalam merujuk, dan terlambat ditangani ).

d. Memberi support mental spritual pada ibu.

Rasional : support yang diberikan dapat membantu ibu dalam

menghadapi keadaan kehamilanya yang sekarang masih

abnormal.

e. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan.

Rasional : ibu mempunyai persiapan yang matang dalam

menghadapi proses persalinan baik fisik, psikis, tempat


persalinan,biaya persalinan, pendamping saat melahirkan,

ingin ditolong oleh siapa, SURGA ( serahkan urusan rumah

tangga pada keluarga ) dan BERDOA ( bersama, donor,

ongkos, angkutan ).

f. Menganjarkan ibu untuk banyak melakukan posisi nungging

dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau pada waktu

shalat agar presentase bokong dapat berubah menjadi

presentase kepala karena kepala janin belum masuk kebagian

dasar panggul.

g. Anjurkan ibu datang kembali tanggal 24 Oktober 2014.

Rasional : penjelasan kepada ibukapan ia harus kembali maka

ibu mengadakan kesepakatan dengan bidan sehingga tujuan

asuhan dapat dicapai secara efisien dan efektif sehingga

kunjungan ulang untuk memantau perkembangan kehamilan

secara teratur dan berkesinambungan serta menilai dan

mengevaluasi efektifitas asuhan yang diberikan dapat

terlaksana.

F. LANGKAH VI. IMPLAMENTASI

Tanggal 17 –Oktober 2014 , jam 10.00 wita

1. Menyanpaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilanya

abnormal yaitu yang menjadi bagian terendah adalah bokong.

2. Memberi healt education pada ibu tentang:

a. Kebutuhan giziselama hamil


b. Hygiene dalam kehamilan

c. Istirahat ang cukup

3. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan

a. Nyeri kepala yang hebat dan menetap

b. Penglihatan kabur

c. Oedema pada wajah dan tungkai

d. Mual dan muntah berlebihan

e. Nyeri perut yang hebat

f. Pergerakan janin kurang

g. Perdarahan jalan lahir

h. Ketuban pecah dini

i. Demam

j. Kejang

4. Memberi support mental dan spiritual pada ibu agar tetap

semangat dan akan selalu berdoa kepada tuhan agar dia dan

bayinya selamat.

5. Menganjurkan ibu untuk banyak melakukan posisi nungging

dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau pada waktu shalat

agar presentase bokong dapat berubah menjadi presentase kepala

karena kepala janin belum masuk kebagian dasar panggul.

6. menganjurkan ibu datang kembali pada tanggal 24 Oktober 2014

untuk mengetahui perkembangan presentase janin.

G. LANGKAH VII. EVALUASI


Tanggal 17 Oktober 2014, jam 10.30 wita

1. Presentase bokong belum berubah menjadi presentase kepala.

a. Leopold I : 1 jrbpx ( TFU 35 cm )

b. Leopold II : punggung kanan

c. Leopold III :bokong

d. Leopold IV :BAP ( konvergen )

2. Bersedia melakukan posisi nungging selama ± 15 menitsetiap

pagi hari atau pada waktu sholat.

3. Mengerti tentang kebutuhan gizi selama hamil, hyegiene dalam

kehamilan dan bagaimana istirahat yang cukup, dan ibu mau

melaksanakan apa yang dianjurkan.

4. Memahami tentang tanda bahaya kehamilan. .

5. Ibu bersediah datang kembali tanggal 24 Oktober 2014 untuk

memeriksakan kehamilanya
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”K”

GESTASI 35 MINGGU 5 HARI DENGAN PRESENTASE

BOKONGDI BLUD RS KELAS B TENRIAWARU

WATAMPONE

No.Register : 163215

Tanggal kunjungan : 17 Oktober 2014,jam 09:00 wita

Tanggal pengkajian :17 Oktober 2014 ,jam 09:10 wita

Identitas ibu / suami

1. Nama :Ny: K “ / Tn”M “

2. Umur :27 tahun / 45 tahun

3. Nikah / Lamanya :1x /± 4 tahun

4. Suku : bugis /bugis

5. Agama :islam /islam

6. Pendidikan :Sd /Sd

7. Pekerjaan :irt / petani

8. Alamat :Ningo

Tanggal 17 Oktober 2014 , jam 09:10 wita

S : anak kedua dan tidak perna keguguran, .HPHT 21- 2-2014.Umur

kehamilannya ± 8 bulan.Pergerakan janin dirasakan pada umur

kehamilan 4 bulan. janin bergerak kuat terutama pada perut

sebelah kiri.. Ibu sudah mendapatkan TT sebanyak 2 kali. Tidak


pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil,

pemeriksan ANC sebelumnya dilakukan dipuskesmas.

O :1.Tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit,suhu 36ºc,

zpernapasan 20 x/menit

2. TP tanggal 28 Oktober 2014

3. Gestasi 35 minggu 5 hari .

4.Keadaan umum ibu baik

a. Kesadaran komposmestis

b. Berat badan sebelum hamil : 67 kg

c. Berat badan sekarang :74 kg

d. Tinggi badan : 158 cm

e. Lila :25 cm

5. Pemeriksaan fisik dalam batas normal

6.Tidak ada bekas operasi, tampak strie albicans, tidak ada nyeri

pada saat palpasi.

a. Leopold I :1 jrbpx ( 35 cm) kepala.

b. Leopold II :punggung kanan

c. Leopold III :bokong

d. Leopold IV :BAP ( konvergen )

e. LP :96 cm
f. TBJ : 3360 gram

g. Teraba Bagian Janin Pada Saat Palpasi

h. DJJ terdegar jelas, kuat dan teratur kuadran kanan atas

dengan frekuensi 136 kali per menit

A : G II PI A 0, Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang, punggung

kanan, presentasi bokong, intra uterin , tunggal, hidup, BAP,

keadaan ibu dan janin baik

Potensial : presentase bokong berlanjut sampai aterm.

P : tanggal 17 Oktober 2014, jam 09.00 wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

kehamilanya abnormal yaitu yang menjadi bagian

terendah adalah bokong.

2. Menganjurkan ibu untuk banyak melakukan posisi

nungging dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau

pad waktu sholat agar presentase bokong dapat berubah

menjadi presentase kepala karena kepala janin belum

masuk kebagian dasar panggul.

3. Memberi healt education pada ibu tentang :

a. Kebutuhan gizi selama hamil

b. Hygine dalam kehamilan

c. Istirahat yang cukup

4. Mendiskusikan tentang tanda bahaya kehamilan.

a. Nyeri kepala yang hebat dan menetap


b. Penglihatan kabur

c. Oedema pada wajah dan tungkai

d. Mual dan muntah yang berlebiha

e. Nyeri perut yang hebat

f. Pergerakn janin kurang

g. Perdarahan jalan lahir

h. Keluar air disertai dengan lendir

i. Demam

j. Kejang

5. Menganjarkan ibu untuk banyak melakukan posisi

nungging dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau

pada waktu shalat agar presentase bokong dapat berubah

menjadi presentase kepala karena kepala janin belum

masuk kebagian dasar panggul.

6. Memberi support mental dan spritual pada ibu agar tetap

semangat dan akan selalu berdoa kepada tuhan agar dia

dan bayinya selamat.

7. Mendskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

mengenai tempat persalinan biaya persalinan, pendamping

saat melahirkan, ingin ditolong oleh siapa,serta SURGA

( serahkan urusan rumah tangga padakeluarga ) dan

BERDOA ( BERSAMA, DONOR, ONGKOS,ANGKUTAN ).

8. Menganjurkan Ibu untuk melahirkan disarana kesehatan.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY” K”

GESTASI 36 MINGGU 5 HARI DENGAN PRESENTASE

BOKONG DI BLUD RS KELAS B TENRIAWARU

WATAMPONE

No. Register :163215

Tanggal kunjungan :24 Oktober 2014, jam 09.30 wita

Tanggal pengkajian : 24 Oktober 2014, jam 09.40 wita

Identitas ibu / suami

1. Nama :Ny: K “ / Tn”M “

2. Umur :27 tahun / 45 tahun

3. Nikah / Lamanya :1x /± 4 tahun

4. Suku : bugis /bugis

5. Agama :islam /islam

6. Pendidikan :Sd /Sd

7. Pekerjaan :irt / petani

8. Alamat :Ningo

Tanggal 24 Oktober 2014, jam 09.40 wita

S : Ibu hamil yang kedua dan tidak perna keguguran. HPHT tanggal

21-2-2014. Umur kehamilan ± 9 bulan. Ibu merasakan

pergerakan janinya kuat terutama disebelah kiri, terasa nyeri

pada ulu hati.

O : 1. tanda-tanda vital

TD : 120/ 80
N : 80X/ menit

S : 36,5ºc

P : 20 X/ menit

2. Tp 28 -4-2014

3. Penampilan ibu nampak sehat

4. Kesadaran komposmentis

5. Tidak terdapat oedema pada wajah

6. Konjungtiva merah mudah, sklera tidak ikterus

7.Pembesaran perut sesuai dengan umur kehanilan

8.Tidak oedema pada tungkai

9.Palpasi abdomen

a. Leopold I : 1 jrbpx ( 35 cm ), kepala

b. Leopold II : punggung kanan

c. Leopold III : bokong

d. Leopold IV : BAP ( Konvergen )

e. Berat Badan :74 kg

f. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur kuadran kanan atas

dengan frekuensi 136 x per menit

g. TBJ : 3360

A : G IIPI A0, gestasi 36 minggu 5hari, situs memanjang, punggung

Kanan, presentasi bokong, intra uterin, tunggal, hidup, BAP,

keadaan ibu dan janin baik

Potensial : presentase bokong berlanjut sampai aterm


P : 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

kehamilanya masih abnormal yaitu yang menjadi bagian

terendah adalah bokong. Ibu mengerti.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap banyak melakukan posisi

nungging dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau setiap

sholat agar presentase bokong dapat berubah menjadi

presentase kepala karena kepala janin belum masuk kebagian

dasar panggul.

3. Memberi support mental dan spritual pada ibu agar tetap

semangat dan akn selalu berdoa kepada tuhan agar dia dan

bayinya selamat.

4. Mendiskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

mengenai tempat persalina, biaya persalinan, pendamping saat

melahirkan, ingin ingin ditolong oleh siapa, serta SURGA

(serahkan urusan rumah tangga pada keluarga) dan BERDOA

(bersama, donor, ongkos, angkutan).


PENDOKUMENTASISN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K”

GESTASI 37 MINGGU 4 HARI DENGAN PRpESENTASE

BOKONGDI BLUD RS KELAS B TENRIAWARU

WATAMPONE

No. Register :163215

Tanggal kunjungan :30 Oktober 2014, jam 10.00 wita

Tanggal pengkajian : 30 Oktober 2014, jam 10.00 wita

Identitas ibu / suami

1. Nama :Ny: K “ / Tn”M “

2. Umur :27 tahun / 45 tahun

3. Nikah / Lamanya :1x /± 4 tahun

4. Suku : bugis /bugis

5. Agama :islam /islam

6. Pendidikan :Sd /Sd

7. Pekerjaan :irt / petani

8. Alamat :Ningo

Tanggal 30 Oktober 2014, jam 10.00 wita

S : Ibu hamil yang kedua dan tidak perna keguguran. HPHT tanggal

21-7-2014. Umur kehamilan ± 9 bulan. Ibu merasakan pergerakan

janinya kuat terutama disebelah kiri, Keras pada daerah ulu hati.
O: 1. tanda-tanda vital

TD : 120/ 80

N : 80X/ menit

S : 36,5ºc

P : 20 X/ menit

2. Tp 28 -4-2014

1. Penampilan ibu nampak sehat

2. Kesadaran komposmentis

3. Tidak terdapat oedema pada wajah

4. Konjungtiva merah mudah,sklera tidak ikterus

5. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan

6. Tidak udema pada tungkai

7. Palpasi abdomen

a. Leopold I : setinggi pusat (36 cm ) kepala

b. Leopold II : punggung kanan

c. Leopold III :bokong

d. Leopold IV :BAP ( konvergen )

e. Berat badan : 76 kg

f. TBJ : 3360

g. Auskultasi DJJ terdengar jelas teratur dengan frekuensi

136 kali per menit


A : GII PI A0, gestasi 37 minggu 4 hari, situs memanjang,punggung

kanan,presentase bokong, intra uterin, tunggal, hidup, BAP,

keadaan ibu dan janin baik.

Potensial : presentase bokong berlanjut sampai aterm.

P : 1.Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan untuk

mencegah terjadinya infeksi silang.

2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

kehamilanya masih abnormal yaitu yang menjadi bagian

terendah adalah bokong, ibu dapat mengerti.

3. Menjelaskan ibu untuk tetap banyak melakukan posisi nungging

dirumah selama ± 15 menit setiap pagi hari atau pada waktu

sholat agar presentase bokong dapat berubah menjadi

presentase kepala karena kepala janin belum masuk dalam

rongga panggul.

4. Memberi support mental dan spritual pada ibu agar tetap

semangat dan akan selalu berdoa kepada tuhan agar dia dan

bayinya selamat.

5. Mendiskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

mengenai tempat persalina yaitu rumah sakit yang mempunyai

pasilitas lengkap, biaya persaliana, pendamping saat

melahirkan, ingin ditolong oleh siapa, serta SUARA ( serahkan

urusan rumah tangga pada keluarga ) dan BERDOA ( bersama

,donor, ongkos, angkutan ).


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori

dan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan menejemen asuhan

kebidanan pada pada Ny “K” Gestasi 35 minggu 5 hari dengan

presentase bokong di BLUD RS Kelas B Tenriawaru Watampone

Untuk memudahkan pembahasan, penulis akan menguraikan

sebagai berikut.

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Pada tinjauan kasus melalui pengkajian tanggal 17 Oktober

2014, jam 09.10 wita didapatkan data subjektif yaitu : ibu

mengatakan bahwa kehamilanya sekarang merupakan kehamilan

yang kedua dan tidak perna keguguran,HPHT tanggal 21-2-2014,

35 minggu 5 hari, pergerakan janin pada UK 18 minggu, gerakan

janin dirasakan pada perut sebelah kiri, mendapatkan TT 2kali, dan

tidak perna nyeri perut yang hebat selama hamil. kuat dan teratur

pada kuadran kanan atas dengan frekuensi 136 kali per menit.

Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa jika pada saat

palpasi leopold I TFU 1 jrbpx ( 35 cm ) maka 35 minggu 5 hari,

palapasi leopold II : didapatkan punggung kanan, palpasi leopold III

teraba lunak, lebar, dan tidak melenting ( presentase bokong ). Dari

data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak ditemukan


kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus Ny’’K’’ dengan

pengumpulan data dasar pada kasus

B. Merumuskan diagnosa / masalah aktual

Dalam menegakkan diagnosa/masalah aktual harus berdasarkan

pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh

beberapa data subjektif maupun data objektif yang diperoleh dari hasil

pengkajian

Diagnosa G II P I A O,HPHT 21- 2-2014.Umur kehamilannya 35

minggu 5 hari.Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 4

bulan. janin bergerak kuat terutama pada perut sebelah kiri.. Ibu

sudah mendapatkan TT sebanyak 2 kali. Tidak pernah merasakan

nyeri perut yang hebat selama hamil, pemeriksan ANC sebelumnya

dilakukan dipuskesmas. Pembesaran dinding abdomen sering

dianggap sebagai tanda dari terjadinya kehamilan. Pembesaran

tersebut berkatan dengan terjadinya pembesaran uterus pada

rongga abdomen. penonjolan dinding abdomen biasanya dimulai

pada usia kehamilan16 minggu dimana uterus beralih dari organ

velvik menjadi organ abdomen

C. Merumuskan diagnosa / masalah potensial

Pada kasus kehamilan Ny’’k’’ dengan presentase bokong ini

berpotensial terjadinya kehamilan presentase bokong sampai dengan

aterm . pada hasil palpasi leopold I teraba bagian keras dan bundar

difundus dan palpasi leopold III terabah bagian yang lunak, lebar dan
tidak melenting saat digoyangkan.teori menyatakan, Pada saat palpasi

leopold I. Kepala dinilai apabila teraba bulat keras dan melenting (

kepala ), Palpasi leopold III prese Bokong Apabila yang teraba adalah

bulat lunak dan tidak melenting ( bokong )

Tapi dengan pnanganan dengan cepat secara dini presentase

bokong ini dapat berubah menjadi presentase kepala. Pada tinjauan

pustaka gestasi 35 minggu 5 hari janin masih bisa berputar menjadi

presentase kepala karena bagian terendah janin belum masuk

kedalam pintu bawah panggul, dan air ketuban masih banyak jadi

memungkinkan janin masih dapat berubah menjadi presentase

kepala, yaitu melakukan posisi nungging setiap hari selama ± 15 menit

setiap pagi hari atau pada waktu sholat. Setelah dilakukan pengkajian

selama 3x pemeriksaan, presentase bokong tidak berubah menjadi

presentase kepala.

D. Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi

Dalam kasus ini dilakukan tindakan segera atau melakukan

kolaborasi dengan spesialis obgin melakukan pemeriksaan USG.

karena dikhwatirkan terjadi sesuatu pada kehamilannya. Pada tahap

ini tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan antara

landasan teori dan praktek yang dilakukan dengan kasus tersebut

E. Merencanakan asuhan kebidanan

Pada kasus ini direncanakan asuhan kebidanan yang sesuai

dengan masalah yang timbul pada klien dengan tujuan mengatasi


masalah yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan ibu.

penetapkan tujuan dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam suatu

tindakan.

Asuhan tersebut antara lain :

penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan kepala ibu

sangat penting agar ibu dapat mengetahui kondisinya dan

perkembangan kehamilanya, Anjurkan pada ibu untuk melakukan

posisi nungging ( knee hest ) selama ± 15 menit setiap pagi hari atau

pada waktu sholat .karena melakukan posisi nungging presentase

bokong sebagai bagian terendah dapat berubah menjadi presentase

kepala karena kepala janin belum masuk kebagian dasar panggul ,

Anjurkan pada ibu untuk melakukan posisi nungging ( knee hest )

selama ± 15 menit setiap pagi hari atau pada waktu sholat .karena

dengan melakukan posisi nungging presentase bokong sebagai

bagian terendah dapat berubah menjadi presentase kepala karena

kepala janin belum masuk kebagian dasar panggul ( BAP ).

F. Penatalaksanaan asuhan kebidanan

Pada tahap pelaksanaan auhan kebidanan, penulis melaksanakan

asuhan kebidanan pada Ny”K” gestasi 35 minggu 5 hari dengan

presentase bokong yang direncanakan sepenuhnya terlaksana.

melakukan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana ,

penulis tidak menemupkan hambatan karena adanya kerja sama dan

respon yang baik dari keluarga serta dukungan, . Penulis tidak


menemukan kesenjangan antara teori dan studi kasus. Ibu

maumelakukan asuhan yang diberikan sehingga akan dapat

terlaksana secara menyeluruh.

G. Evaluasi hasil asuhan kebidanan

Evaluasi merupakan tahapan akhir dalam asuhan kebidanan yang

penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai.

Dalam evaluasi yang dilakukan melalui pemeriksaan pada Ny”K”

presentase bokong diperoleh hasil dengan menunjukkan kehamilan

tidak berubah menjadi presentase kepala. Dari implamentasi yang

dilakukan tidak diperoleh hasil yang efektif.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dari

lahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan pada

Ny”K” gestasi 35 munggu 35 minggu 5 hari dengan presentase

bokong DI BLUD RS Kelas B Tenriawaru Watampone, maka

penulis dapat menarik kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut

A. simpulan

1. Mengidentifikasi data dasar Untuk Pengumpulan Data, baik klien

maupun keluarga klien terbuka untuk memberikan informasi atau

data yang diperlukan dalam pengumpulan data. Pengumpulan data

juga diperoleh dari informasi yang diberikan DI BLUD RS kelas b

tenriawaru watampone berdasarkan teori dan studi kasus.

2. Menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menentukan

diagnosa masalah aktual pada klien. Setelah dilakukan pemeriksaan

dapat ditarik diagnosa pada Ny “K” yaitu Gestasi 35 minggu 5 hari,

dengan presentase bokong.

3. Menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menentukan

diagnosa masalah potensial pada klien. Diangnosa masalah

potensial yaitu presentase bokong berlanjut sampai akhir.

4. Dalam studi kasus ditemukan adanya indikasi untuk melakukan

tindakan segera / kolaborasi.


5. Menetapkan rencana tindakan yang dilakukan pada Ny”k “ di BLUD

RS kelas b tenriawaru watampone sesuai dengan masalah yang

ditemukan.

6. Menetapkan implamentasi dari rencana asuhan yang telah

direncanakan secara efisien dan aman. Dengan menyesuaikan

kondisi,. Secara garis besar penanganan yang dilakukan untuk

menangani letak bokong menunjukkan adanya kesamaan dan

tinjauan pustaka, sedangkan tindakan lain yang dilakukan

disesuaikan dengan kondisi ibu pada saat pengkajian berlangsung.

7. Hasil evaluasi setelah penanganan pada Ny” K”, presentase bokong

tidak berubah menjadi presentase kepala.dari hasil yang diperoleh

diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan asuhan kebidanan yang

diterapkan tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

8. Asuhan kebidanan pada Ny” K” dengan presentase bokong

dilakukan asuhan dengan pendekatan asuhan kebidanan. Diagnosa

ditegakkan berdasarkan data subjektif ( DS ) dan data objektif ( DO

). Implementasi dilakukan berdasarkan penanganan menurut teori,

pada evaluasi presentase bokong tidak berubah menjadi presentase

kepala.
B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan

a. Memberikan informasi yang akuratkepada ibu hamil dan

keluarganya tentang kehamilanya dan pendidikan kesehatan

yang penting agar kehamilanya dapat berlangsung normal.

b. Dalam melakukan pelayanan terhadap klien dengan

presentase bokong, untuk meningkatkan kualitas pelayanan

diBLUD RS Kelas B Tenriawaru Watampone.

2. Bagi instansi

a. Untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan yang baik, perlu

disediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang

pelaksanaan tugas.

b. Untuk meproleh hasil yang baik perlu penyediaan fasilitas/ alat-

alat yang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas-

tugas.

3. Bagi pemerintah

a. Untuk mencapai hasil yang memuaskan terutama dalam

pelayanan kesehatan khususnya kebidanan diharapkan

kebijakan pemerintah dalam penempatan bidan-bidan yang

berkompetensi/ profesional.

b. Dapat menampilkan masalah yang terjadi dalam setiap tahun

khususnya dalam kebidanan sehingga dapat memudahkan

para peneliti untuk pengambilan data.

Anda mungkin juga menyukai