3 Candida albicans
mulut
dengan persentasi rata-rata 40%, tetapi tidak semua manusia adalah Candida carrier.
pada keadaan normal tidak menyebabkan penyakit atau infeksi, tetapi dapat
berupa lesi berwarna merah, bengkak dan menimbulkan rasa sakit pada permukaan
mukosa rongga mulut, lesi ini dikenal dengan denture stomatitis. Candida albicans
37ºC dalam kondisi aerob dan anaerob. Gambaran makroskopis koloni Candida
albicans berwarna krem, agak mengkilat, dan halus. Pada kondisi anaerob Candida
albicans mempunyai waktu generasi yang lebih panjang yaitu 248 menit
albicans tumbuh baik pada media padat tetapi kecepatan pertumbuhan lebih tinggi
pada media cair pada suhu 37ºC. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi
asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali. Pada media Potato Dextrose
Agar (PDA) Candida albicans berbentuk bulat atau oval yang biasa disebut dengan
yang disebut biofilm, sebagai pelindung sehingga mikroba yang membentuk biofilm
sistem kekebalan sel inang. Secara struktur, biofilm terbentuk dari dua lapisan
yaitu lapisan basal yang tipis berupa lapisan khamir dan lapisan luar yaitu lapisan
hifa yang lebih tebal tetapi lebih renggang (Cenci dkk. 2008; Banting dkk. 2001)
untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas
yang akan berkembang menjadi balstospora dan menghasilkan yeast yang akan
ditemukan
merupakan indikator infeksi Candida. Hifa atau pseudohifa sering ditemukan sering
pada sel inang sehingga biofilm ini dapat menjadi salah satu faktor virulensi
dan resistensi. Pembentukan biofilm dapat dipacu dengan keberadaan serum dan
Tahap pertama dalam proses infeksi Candida albicans ke tubuh manusia (sel
inang. Bagian pertama dari Candida albicans yang berinteraksi dengan sel inang
adalah dinding sel. Mekanisme perlekatan sendiri sangat dipengaruhi oleh keadaan sel
tempat dinding sel Candida albicans melekat (misalnya sel epitelium). Perlekatan
dan kontak fisik antara Candida albicans dan sel inang selanjutnya mengaktivasi
perubahan khamir ke bentuk hifa (filamen). Perubahan bentuk khamir ke hifa sangat
dipengaruhi oleh lingkungan mikro sel inang yang terdeteksi oleh Candida albicans
selama proses invasi. Hifa Candida albicans mempunyai kepekaan untuk menempel
sehingga membantu dalam proses infiltrasi pada permukaan epitel selama invasi
dalam menentukan infeksi dan penyebaran Candida albicans pada jaringan inang
(Pintauli
2008). Candida albicans dapat melepaskan endoktoksin yang merusak mukosa mulut
pada mukosa mulut dengan bentuk utamanya atropik dengan lesi hiperplastik.
trauma, pemakaian gigitiruan secara terus-menerus, oral hygene yang buruk, diet yang
denture stomatitis terbagi atas dua faktor yaitu faktor utama dan faktor
1. Faktor gigitiruan
terjadi infeksi pada mukosa yang berkontak langsung dengan gigitiruan, hal inilah
mikroorganisme lainnya. Denture stomatitis lebih sering terjadi pada rahang atas
daripada rahang bawah, karena pada rahang bawah terdapat banyak kelenjar
dkk.
2011).
2. Faktor infeksi
individu sehat. Candida albicans merupakan agen penyebab yang paling utama
bagi terbentuknya denture stomatitis dan terjadi sedikitnya 50% pada pemakai
mukosa daripada mukosa yang terlibat itu sendiri. Keberadaan Candida albicans
akan mengubah lingkungan di rongga mulut bersamaan dengan faktor etiologi dan
pada orang tua yang memakai gigitiruan penuh pada rahang atas.
Pemakaian
gigitiruan menghasilkan lingkungan mikro yang kondusif bagi pertumbuhan Candida
dengan oksigen yang rendah, pH yang rendah dan lingkungan anaerob. Hal tersebut
aliran saliva di bawah permukaan gigitiruan, gigitiruan yang tidak stabil dan oral
dengan cara menembus gigitiruan dan perlekatan kimia terjadi pada permukaan
yang tidak rata. Pada permukaan yang tidak dipolis yang kontak dengan mukosa
mikroorganisme per gram berat basah. Penelitian dengan menggunakan sinar dan
mikroskop elektron menunjukkan bahwa plak gigitiruan memiliki struktur yang sama
dengan plak gigi. Flora mikrobial dasar pada plak gigitiruan mirip dengan plak
gigi, tetapi pada plak gigitiruan memiliki jumlah Candida albicans lebih banyak.
Plak gigi mulai terbentuk sebagai tumpukan dan kolonisasi mikroorganisme pada
permukaan enamel dalam 3-4 jam sesudah gigi dibersihkan dan mencapai ketebalan
maksimal pada hari ke tiga puluh. Pada awal pembentukan plak, jenis
itu, berbagai jenis mikroorganisme lainnya masuk ke plak gigi. Kebersihan rongga
jumlah saliva, umur pasien, dan umur gigitiruan. Oleh karena itu desinfeksi gigitiruan
hiperplastik kronis.
1. Tipe 1 yaitu tahap inisial berupa ptechiae (bintik merah) terlokalisir atau
2. Tipe 2 yaitu terjadi eritema difus dan edema terbatas pada daerah
mukosa palatum yang ditutupi gigitiruan (tipe yang paling sering terjadi)
(Gambar 2.3)
Gambar 2.3. Denture stomatitis tipe 2
Sumber : Rao PK. Ora candidiasis
– A review. Biological and
Biomedical Reports, 2012; 2(2)
- Terapi antifungal.
dalam proses sintesis membran sel atau mengubah permeabilitas membran sel pada
sel Candida, dan juga dapat mengubah metabolisme RNA dan DNA atau akumulasi
peroksida intraselular yang memberikan efek toksik pada sel Candida. Pengaruh
baik karena penghapusan topikal antifungal agen akan larut terlalu cepat oleh
aksi pembilasan dari saliva, dan harus diaplikasikan berulang sehingga pasien
memiliki kekurangan seperti harga yang lebih mahal daripada topikal antifungal agen,
terdapat beberapa efek samping dan interaksi obat, serta medikasi sistemik akan
menyebabkan lebih banyak spesies yang resisten. Dari beberapa hasil penelitian
terdahulu, didapati
bahwa setelah pemberian terapi antifungal tidak lagi diberikan maka
membersihkan rongga mulut dengan kain kasa steril yang sudah dibasahi dengan air,
- Desinfeksi gigitiruan
- Pembedahan
Pada kasus yang berat seperti tipe 3, dilakukan perawatan dengan pembedahan.
ikatan koloni yang disebut biofilm, sebagai pelindung sehingga mikroba yang
menghindar dari sistem kekebalan sel inang. Secara struktur, biofilm terbentuk
dari dua lapisan yaitu lapisan basal yang tipis berupa lapisan khamir dan lapisan luar
yaitu lapisan hifa yang lebih tebal tetapi lebih renggang. Berkembangnya biofilm
biasanya seiring dengan bertambahnya infeksi klinis pada sel inang sehingga
biofilm ini dapat menjadi salah satu faktor virulensi dan resistensi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
distribusi Candida albicans di rongga mulut adalah (Tjampakasari 2011; Campanha
2013):
1. Saliva
saliva dan membentuk lapisan organik tipis yang disebut pelikel yang mengandung
2. pH
dengan mukosa bersifat lebih asam (pH 5,0-5,5) sehingga dapat meningkatkan
3. Adhesi
rongga mulut karena penutupan mukosa oleh basis gigitiruan dapat mengurangi efek
prevalensi mikroorganisme.
karena Candida albicans paling banyak ditemukan pada plak yang terdapat di
membentuk lapisan organik tipis yang disebut pelikel. Selanjutnya pelikel ini
akan segera melapisi permukaan gigitiruan, dan salah satu bagian utama dari
pelikel adalah glikoprotein yang berperan sebagai tempat perlekatan dan kolonisasi
berkembang biak membentuk biofilm pada permukaan gigitiruan yang disebut plak,
sehingga sangat dianjurkan desinfeksi gigitiruan dan rongga mulut yang dapat
Fungsi hifa adalah untuk menyerap nutrisi dan sebagai alat reproduksi vegetatif
(membentuk alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan konidium).
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler umumnya
berbentuk hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti
anyaman yang disebut miselium. Jenis hifa yang membangun tubuh jamur
multiseluler ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat (hifa coenositik).