Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang terjadi di kalangan
masyarakat yang belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif untuk
pencegahan HIV/AIDS hingga saat ini (UNAIDS, 2014). Penyakit ini merupakan
penyakit berbahaya dan harus diwaspadai dimana penyebarannya sangat cepat
(Notoatmojo, 2011). HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit infeksi peringkat
atas yang dapat menyebabkan kematian (WHO, 2016).
Secara global terdapat 36 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, di Asia
Selatan dan Tenggara terdapat kurang lebih 5 juta orang dengan HIV. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di
Asia Tenggara, dengan estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih
dari 36%. Epidemi HIV/AIDS di Indonesia bertumbuh paling cepat di antara
negara-negara di Asia (UNAIDS, 2014).
Kasus HIV/AIDS di Indonesia telah tersebar di 407 kabupaten/kota (80%)
dari 507 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia pada saat itu. Provinsi
DKI merupakan provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi Maret 2017
(46.758), diikuti Jawa Timur (33.043), Papua (25.586), Jawa Barat (24.650) dan
Jawa Tengah (18.038). Pada Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS & PMS
di Indonesia yang diterbitkan pada periode Januari - Maret 2017 oleh Sub Bidang
AIDS dan PMS, Direktorat P2P Kemenkes RI, menyebutkan bahwa provinsi yang
menempati urutan 5 besar provinsi dengan kasus terinfeksi HIV terbesar di
Indonesia pada periode Januari – Maret 2017 adalah Jawa Timur (1.614 kasus),
Jawa Barat (1.505 kasus), DKI Jakarta (1.403 kasus), Jawa Tengah (1.171 kasus)
dan Papua (861 kasus) (Chahya dan Dadan, 2019).
Laporan Epidemi HIV Global United Nations Programme on HIV and
AIDS (UNAIDS) tahun 2016 menyatakan hingga akhir tahun 2015 terdapat 36,7
juta penduduk di dunia mengidap penyakit HIV dan 5,7% atau sekitar 2,1 juta dari
jumlah tersebut merupakan kasus baru selama tahun 2015. Di Asia dan Pasifik
diketahui bahwa sebanyak 5,1 juta penduduk mengidap HIV hingga akhir tahun
2016. Wanita muda sangat berisiko, dengan 59% infeksi baru di kalangan anak
muda berusia 15-24 tahun terjadi di antara kelompok ini (Yani DKK, 2019).
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor yaitu faktor
keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan
(Notoatmodjo, 2010). Ansyori (2016) menjelaskan bahwa penyebaran HIV/AIDS
bukan semata-mata masalah kesehatan tetapi mempunyai implikasi politik,
ekonomi, sosial, etnis, agama dan hukum bahkan dampak secara nyata, cepat atau
lambat, menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.
Infeksi HIV cenderung meningkat dan paling banyak terjadi pada kelompok
usia produktif yaitu kelompok umur 25-49 tahun dan kelompok umur 20- 24
tahun. Usia remaja 15-19 tahun menduduki posisi keempat. Usia remaja
merupakan usia yang sangat rentang untuk terinfeksi HIV. Ada lebih dari
setengah infeksi baru HIV didunia ditemukan pada usia 15-19 tahun, dan
mayoritas remaja terinfeksi karena hubungan seksual (Yani DKK, 2019).
Berdasarkan data di wilayah Puskesmas Ardimulyo Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang Masih ada 40% target belum tercapai pada cakupan Sekolah
(SMP dan SMA/sederajat) yang sudah dijangkau penyuluhan HIV/AIDS, yang
mana pencapaian di tahun 2020 sebesar 40% dari target 100% sehingga terdapat
60% yang belum tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melaporkan tentang upaya
meningkatkan pengetahuan dengan metode vidio yang menarik untuk
meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa smp dan sma sederajat
di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahaya dari HIV/AIDS di
wilayah puskesmas untuk mengurangi penularan dari HIV/AIDS
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan siswa smp dan sma sederajat di Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang tentang bahaya dan cara pencegahan
terhadap penularan HIV/AIDS.
2. Meningkatkan kesadaran diri siswa agar mau melakukan peningkatan
pengetahuan HIV/AIDS, untuk mengontrol penularan HIV/AIDS di
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.3 Sasaran
Sasaran kegiatan adalah siswa pada sekolah smp dan sma sederajat
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan bagi siswa untuk gaya hidup sehat dan
pentingnya melakukan pemeriksaan dalam pencegahan dan penularan HIV/AIDS.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas
masalah.
2. Melatih kemandirian mahasiswa dalam melakukan advokasi kepada
masyarakat, dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan operasional, pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Puskesmas
Membantu puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang untuk melakukan pemeriksaan demi
menjaga kesehatan dan terhindar dari penularan HIV/AIDS.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Memperluas dan memperdalam ilmu tentang pencegahan dan penularan
terhadap penularan HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai