ABSTRAK
ABSTRACT
Ujian Nasional adalah sistem evaluasi dalam bentuk pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik tingkat dasar dan menengah secara nasional, (Peraturan
menerima Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan menjadi beban bagi siswa. Beban
diungkapkan Lazarus dan Folkman, (1986), bahwa stres adalah hubungan antara
seseorang dengan lingkungannya, dimana dalam hubungan itu terdapat tuntutan yang
Siswa SMA kelas XII dalam penggolongan umur menurut WHO (1995),
adalah termasuk dalam kelompok remaja akhir (17-19 tahun), dimana pada tahap ini
besar daripada anak-anak usia pertengahan (7-12), (Stroud, et al., 2009). Siswa
sebagai remaja dapat saja mengalami kegoncangan jika menerima tekanan dari dalam
diri mereka maupun dari lingkungan luar diri mereka. Pada masa remaja ini siswa
sekolah ini juga menyandang nama baik sekolah unggulan nomor satu di Kota
diri adalah kepercayaan terhadap potensi diri. Efikasi akademik bersifat memprediksi
kemampuan siswa, siswa dengan akademis yang tinggi memiliki efikasi tinggi,
memiliki efikasi yang tinggi pula. Sedangkan Lazarus & Folkman (1986)
satunya adalah komitmen. Seseorang akan menjadi mudah stres jika sesuatu yang
dengan efikasi tinggi melihat Ujian Nasional sebagai peristiwa penting yang
menyangkut masa depannya, sehingga siswa akan lebih rentan terhadap stres.
SMAN 3 Bandung terdiri dari 11 kelas untuk kelas XII yang rata-rata jumlah
siswa per kelas adalah 35 siswa. Setiap tahun SMAN 3 Bandung mengadakan
Ujian Nasional. Dari 375 siswa didapatkan 15 siswa kelas XII yang bersedia untuk
mengungkapkan mereka merasa tegang dan takut tidak lulus, sedikit dari mereka
Stres yang dikemukakan oleh Lovibond & Lovibond (1995) terbagi menjadi
beberapa tingkatan, yaitu tidak stres (normal), stres ringan, stres sedang, stres berat,
dan stres sangat berat. Langkah awal yang diambil untuk mengatasi stres yang terjadi
pada siswa kelas XII, adalah menggambarkan tingkat stres yang dialami. Maka
diambillah judul penelitian “Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII SMAN 3
dirumuskan masalah, yaitu “Bagaimana gambaran tingkat stres siswa kelas XII
SMAN 3 Bandung menjelang Ujian Nasional 2012?” Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat stres siswa kelas XII SMAN 3 Bandung menjelang
METODE PENELITIAN
kuantitatif, sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah “Tingkat Stres Siswa
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 3 Bandung
yang berjumlah 371 siswa. Kemudian dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan
random sampling, 193 siswa tersebut dibagi secara proporsional pada 11 kelas.
ditentukan siswa yang menjadi calon responden. Dari 193 siswa yang menjadi
perhitungan.
Stress Scale) yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond (1995). Instrumen
DASS memiliki nilai validitas terendah 0,51 dan nilai validitas tertinggi adalah 0,65.
Dari 21 item, dipilih pernyataan yang sesuai untuk mengukur tingkat stress
berjumlah tujuh pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, dan 18.
untuk mengisi kuesioner (bersedia atau tidak responden tetap mengisi informed
ada hal-hal yang membingungkan responden akan segera dapat dijelaskan oleh
peneliti.
Data yang diperoleh dari penjumlahan skor hasil pengisian kuesioner untuk
sebagai berikut :
Tingkat Skor
Normal 0-7
Ringan 8-9
Sedang 10-12
Berat 13-16
Sangat berat 17+
% =
%
n
Hasil dari pengambilan data digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
dari responden (30,20%) dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan sebagian kecil
Dari interpretasi hasil yang sudah disebutkan, bahwa setengah dari responden
(50%) dikategorikan dalam tingkat sedang. Lovibond (1995) membagi stres dalam
dalam hubungan itu terdapat tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan
Ujian Nasional bagi siswa adalah salah satu penentu kelulusan, begitu pula
pada siswa SMAN 3 Bandung. Ujian Nasional adalah standar nasional yang tidak
dapat ditolak oleh siswa. Pada saat menjelang Ujian Nasional, siswa dapat saja
mengalami stres, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Masa dimana siswa
stres, seperti waktu belajar yang melampaui batas jenuh, latihan soal yang melampaui
kapasitas tubuh siswa, dan sebagainya. Sementara itu, perkembangan usia pada siswa
SMA, khususnya SMAN 3 Bandung termasuk dalam kelompok usia remaja akhir.
mengatasi masalah tersebut tanpa bimbingan orang dewasa (Hurlock, 1980). Stroud,
et al. (2009) dalam jurnal psikologi menyertakan hasil penelitiannya bahwa usia
remaja memiliki respon stres signifikan lebih besar daripada usia di bawahnya.
Ujian Nasional dan hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional
menimbulkan tekanan (stimulus), dan siswa sebagai remaja dengan tanpa bimbingan
orang dewasa memaksakan diri untuk mencoba mengatasi tekanannya sendiri, maka
dapat mengakibatkan stress yang berat. Siswa yang merasakan Ujian Nasional dan
hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional sebagai beban
Persiapan yang cukup matang dari sekolah dan dari siswa secara individu
dapat memberi kesan bahwa tuntutan (stimulus) yang dirasakan tidak terlalu
menganggu, sehingga stres yang dirasakan tergolong dalam stres tingkat sedang.
Selain itu, interaksi dengan sekolah juga berperan dengan tingkat stres siswa, yaitu
memperlihatkan bahwa siswa kelas XII jauh lebih sering atau jauh lebih banyak yang
melakukan interaksi dengan BK dibanding kelas X dan kelas XI. Data tersebut juga
tiga bulan terakhir dihitung dari seluruh populasi kelas XII, yaitu 6% dari populasi
pada bulan Januari, 8% dari populasi pada bulan Februari, dan 18% dari populasi
pada bulan Maret. Selanjutnya dapat dilihat peningkatan persentasi setiap bulan, pada
bulan Februari, terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 2%, pada bulan
Maret terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 10%. Dari data-data tersebut
dapat dilihat bahwa interaksi siswa dengan sekolah sudah berjalan cukup baik.
mempengaruhi penilaian tersebut, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor
personal diantaranya adalah komitmen dan kepercayaan. Siswa dalam konteks ini
memiliki komitmen terhadap diri sendiri, bahwa Ujian Nasional adalah peristiwa
yang penting, menyangkut masa depannya, dan bahwa siswa harus dapat
penting, namun karena ada hal yang mengancam, maka terjadilah stres. Selain itu
penilaian stres yang dirasakan, apakah menjadi tantangan atau justru mengancam.
situasional. Hal yang termasuk dalam faktor situasional yaitu ketidakpasian. Siswa
mengalami ketidakpastian, lulus atau tidak lulus, mampu atau tidak mampu, terkait
juga dengan hal kemampuan memprediksi, apakah siswa dapat menghadapi Ujian
Nasional dengan baik atau tidak. Faktor situasional yang paling terlihat adalah durasi
dan kesegaraan waktu. Semakin mendekati Ujian Nasional, tuntutan dapat dinilai
tuntutan yang dirasakan melebihi kemampuan yang dimilikinya, dan mungkin justru
membahayakan.
bahwa sebagian kecil dari responden (4,15%) dikelompokkan dalam keadaan normal,
sebagian kecil lainnya dari responden (15,2%) dikelompokkan dalam tingkat stres
ringan, setengah dari responden (49,74%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang,
berat, dan sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres
sangat berat. Hal tersebut berkaitan dengan seperti apa tuntutan dinilai oleh siswa,
SARAN
1. Pada penelitian ini terlihat faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat stres
lebih aplikatif.
DAFTAR PUSTAKA