Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

ILMU KEDOKTERAN DASAR I


SKENARIO IV BLOK IV

TUTORIAL XI

Murti Putri Utami G1A107045


Muthia Puspa Rini G1A107006
Citra Utami Viollety G1A109010
Rts. Vivit Sapitri G1A109040
Yoshanda Krisna P. G1A109048
Putut Malindra G1A109070
Laysa Kasminata G1A109072
Deddy Kurniawan G1A109074
Zikri Hakim G1A109075
Monice Syafrizal G1A109085
Tri Narwati G1A109095

Dosen Pembimbing:
dr. Hanina

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS JAMBI
2009/2010
SKENARIO

Saat belajar Yuke selalu menggunakan headphone di telinganya untuk berkonsentrrasi dalam
membaca bahan kuliahnya. Saat asyik belajar, tiba-tiba hidung Yuke mencium bau mutung yang
tajam dari dapur. Saat hendak melihat ke dapur yuke membuka headphone-nya, barulah Yuke sadar
jika dari tadi ia tidak mendengar ada seorang tamu yang mengetuk pintu kosnya. Apa yang terjadi
Yuke?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Headphone : Alat yang dipasang pada telinga untuk mendengarkan rekaman secara
langsung.
2. Konsentrasi : Pemusatan pikiran dalam suatu hal atau terhadap objek.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Saat belajar Yuke menggunakan headphone di telinganya agar lebih berkonsentrasi dalam
membaca bahan kuliahnya.
2. Tiba- tiba hidung Yuke mencium bau mutung yang tajam dari dapur.
3. Saat hendak melihat ke dapur Yuke membuka headphone, barulah ia sadar jika ia dari adi
tidak mendengar ada seorang yang mengetuk pintu kosnya.

TABEL IDENTIFIKASI MASALAH

No. Observed Expected Concern

1. Saat belajar Yuke menggunakan headphone di Senjang *


telinganya agar lebih berkonsentrasi dalam membaca
bahan kuliahnya.

2. Tiba- tiba hidung Yuke mencium bau mutung yang Senjang ***
tajam dari dapur.

3. Saat hendak melihat ke dapur Yuke membuka Senjang **


headphone, barulah ia sadar jika ia dari adi tidak
mendengar ada seorang yang mengetuk pintu kosnya.

ANALISIS MASALAH
1. Saat belajar Yuke menggunakan headphone di telinganya agar lebih berkonsentrasi dalam
membaca bahan kuliahnya.
a. Bagaimana gambaran anatomi telinga?
1. Telinga luar

a. Daun telinga
b. Meatus akustikus eksternus
c. Membran timpani
2. Telinga tengah
a. Kavum timpani
1. Tulang pendengaran: Malleus, Stapes, Incus
2. Tendon 2 otot kecil: M. Tensor Timpani, M. Stapedius
3. N. Korda Timpani
4. Jaringan Ikat
b. Faringo timpani
3. Telinga dalam
a. Labirin
- Vestibulum
- Cochlea
- Canalis semisircularis
b. Labirin membranosa
- Utrikulus
- Sakulus
- Kanalis semisirkularis membranosa
- Duktus dan sakus endolimfatikus
- Duktus reunions
- Duktus koklearis
Otot-otot telinga:

- M. Helicis major
- M. Helicis minor
- M. Tragicus
- M. Antitragius
- M. Tranversos Auriculae
- M. Obliquus Auriculae
Persarafan telinga:

- N. Uticularis
- N. Saccularis
- N. Utriculo Ampullaris
- N. Coclearis
- N. Vestibularis
- N. Ampullaris Posterior

b. Bagaimana gambaran histologi telinga?


Telinga luar:

1. Aurikula
a. Diliputi perikondrium, serat elastin, kulit tipis subkutis di anterolateral.
b. Bentuk dari lempeng tulang rawan elastic 0,5 – 1mm.
c. Rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
d. Otot lurik sisa perkembangan.
2. Meatus Akustikus Eksternus
a. 1/3 tulang rawan elastis ( bagian luar ) = tulang rawan aurikula.
b. 2/3 ( bagian dalam ), tulang temporal.
c. Kulit tipis tanpa jaringan subkutis
d. Lapisan dermis bersatu perikondrium atau periosteum.
e. Rambut,kelenjar sebasea pada bagian atap saluran bag dalam.
f. Serumen
3. Membrane timpani
a. Bentuk ovale,letak oblique
b. Permukaan luar kulit tipis, dalam mukosa ruang tengah 20-30 mikron epitel
kuboid.

Telinga tengah

1. Rongga timpani
a. Bentuk pipih/gepeng tinggi 1,3cm,tebal 2-3 mm
b. Epitel selapis gepeng atau kubis
c. Bagian celah tuba auditiva,epitel silindris bersilia
d. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum
e. Tulang kompakta tanpa rongga sumsum
2. Tuba eustachius
a. Panjang 3,5 cm, 1/3 posteriot mempunyai dinding tulang
b. 2/3 anterior dinding tulang rawan
c. Lumennya gepeng
d. Epitel bertingkat, selapis silindris bersilia, dengan sel goblet dekat pharing.

Telinga Dalam
1. Labirin tulang
a. Berhubungan dengan koklea berdiameter 9mm dan tinggi 5 mm.
b. Tonjolan tulang terjulur dari modiolus sebagai spiral, lamina spiral (alur
skrip).
c. Tulang kompakta.
2. Labirin Membranosa
a. Dilapisi epitel dan mengandung endolin
a. Ada pembuluh darah
b. Vestibulum tidak hanya berisi satu ruangan
c. Kantung buntu = sakus endolin
3. Utrikulus dan Sakulus
a. Jaringan ikat halus mengandung fibroblast dan melanosit
b. Trabekula halus = jaringan ikat mesotel
c. Macula utrikuli
d. Sel penyokong 2 – 3mm
4. Kanalis Semi Sirkularis
a. Bentuk cembung
b. Berdampingan erat dengan periosteum
c. Mikrovilli, sterosillia, dan kinosilia
5. Koklea
a. Modiolus tempat keluarnya lamina spiralis
b. Membrane basilaris
c. Ruang atas = skala vestibula, bawah skala timpani, tengah duktus koklearis.
d. Sel gepeng / mesenkim / vesti dan timpani.
6. Duktus Koklearis
a. Epitel lapis gepeng
b. Di atas membrane basilaris khusus
c. Stria vaskuluris tempat sekresi endolimf
7. Organ Korti
a. Sel penyokong = sel silindris tinggi.
b. Sel tiang dalam bentuk sel kerucut, panjang, bagian apeks melebar.
8. Ganglion Spiralis
a. Neuron bipolar akson bermielin
b. Terletak dalam meatus auditorius interna.

c. Bagaimana fisiologis pendengaran dan keseimbangan?


Bunyi ditangkap daun telinga (aurikula)  menggetarkan membran timpani  tulang
pendengaran (Maleus, Incus, Stapes)  fenestra ovale  menggerakkan perilimfe pada skala
vestibuli  getaran diteruskan melalui membran reissner mendorong endolimfe
menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria  defleksi stereosilia
sel rambut  kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion  depolarisasi sel rambut 
pelepasan neurotransmiter  potensial aksi saraf auditorius  nukleus koklearis (medulla)
 nukleus olivarii superior (pons)  nukleus lemniskus lateralis (pons)  kolikulus inferior
(otak tengah) nukleus genikulatum medial (otak tengah)  korteks pendengaran di lobus
temporalis.

d. Apa saja kelainan yang dapat terjadi pada indera pendengaran?


o Tuli saraf : disebabkan oleh kerusakan koklea atau Nervus auditorius.
o Tuli knduktif : disebabkan oleh kerusakan struktur fisik telinga yang menjalarkan sauara ke
dalam koklea.

e. Apa saja fungsi telinga?


 Pengatur keseimbangan
 Indera pendengaran

f. Apa hubungan penggunaan headphone pada telinga dengan konsentrasi belajar?


g. Apa dampak penggunaan headphone yang berlebihan pada telinga?

2. Tiba- tiba hidung Yuke mencium bau mutung yang tajam dari dapur.
a. Bagaimana gambaran anatomi hidung?
Tulang
 Os nasalis
 Proc. frontalis os maxilla
 Pars nasalis ossis frontalis
 Os palatum durum
 Cartilago lateralis superior
 Cartilago lateralis inferior
 Cartilago septi nasi
 Cartilago alaris major
 Cartilago alaris minor
Otot
 M. levator labii
 M. nasalis
 M. procerus
 M. depresor septi nasi
Vaskularisasi
o A. Anularis
o A. Facialis
o A. Dorsalis nasi
Persarafan
 N. Olfaktorius
 N. Intratroklearis
 N. Maxillaris

b. Bagaimana mekanisme penciuman?


Zat kimia (bau) → menyentuh Olfaktori → rambut bereaksi (membengkok) → aktivasi
reseptor → aktivasi protein G → aktivasi banyak molekul cAMP → membuka kanal Na + dalam
jumlah banyak → potensial aksi → implus N. olfaktori → thalamus → dorsomedial nukleus
talamik → kuadran lateroposterior korteks orbitofrontalis

c. Bagaimana proses/mekanisme persarafan untuk adaptasi hidung apabila mencium suatu bau
tertentu?
Sejumlah besar serabut saraf sentrifugal melintas dari daerah olfaktorius di otak ke belakang
sepanjang traktus olfaktorius, dan berakhir pada sel-sel inhibitor khusus pada bulbus
olfaktorius, yaitu sel-sel granul. Diduga bahwa setelah timbulnya rangsangan olfaktorius,
sistem saraf pusat dengan segera membentuk penghambatan umpan balik yang kuat untuk
menekan penyiaran sinyal penghidu yang melalui bulbus olfaktorius.

d. Bagaimana sifat afektif dari indera penghidu seseorang?


Kualitas afektif penghidu berupa menyenangkan dan tak menyenangkan. Karena itulah,
penghidu lebih penting dari pengecaan dari memilah makanan. Sebagai contoh, orang yang
sebelumnya belum pernah memakan makanan yang dirasakannya tidak enak, seringkali akan
merasakan mual hanya dengan mencium bau makanan yang sama untuk yang kedua kalinya.
Namun sebaliknya, bau parfum dengan kualitas yang sesuai dapat merusak emosi seseorang.

e. Apa saja bentuk kelainan pada indra penghidu?


 Anosmia : hilangnya daya penghidu
 Hiposmia : berkurangnya kepekaan penghidu
 Disosmia : distorsi daya menghidu

f. Berapa jumlah zat yang dapat dirasakan oleh indra penghidu?


Manusia dapat mengenali lebih dari 10.000 bau. Namun demikian, kemampuan manusia
untuk membedakan intensitas tiap bau sangatlah buruk.

3. Saat hendak melihat ke dapur Yuke membuka headphone, barulah ia sadar jika ia dari tadi tidak
mendengar ada seorang yang mengetuk pintu kosnya.
a. Berapa frekuensi suara yang dapat didengar manusia?
Rentang frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia ialah antara 20-20.000 Herz.

b. Bagaimana cara menentukan seberapa kerasnya suatu suara?


Kekerasan suara ditentukan oleh sistem pendengaran, sekurang-kurangnya melalui tiga cara,
yaitu sebagai berikut:
 Ketika suara menjadi lebih keras, amplitudo getaran membran basilar dan sel-sel rambut
juga meningkat, sehingga sel-sel rambut mengeksitasi ujung saraf dengan cepat.
 Ketika amplitudo getaran meningkat, akan menyebabkan semakin banyak sel-sel rambut
di pinggir bagian membran basilar yang beresonansi menjadi terangsang,
sehinggamenyebabkan penjumlahan spasial impuls, yaitu transmisi melalui banyak
serabut saraf.
 Sel-sel rambut luar tidak terangsang secara bermakna sampai getaran membran basilar
mencaai intensitas yang tinggi, dan perangsangan sel-sel ini tampaknya yang
mengabarkan pada sistem saraf bahwa suara tersebut sangat keras.

c. Bagaimana sesorang dapat menentukan arah datangnya suara?


Seseorang menentukan sumber suara dalam arah horizontal melalui dua prinsip,
yaitu:
 Perbedaan waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan masuknya ke dalam
telinga lainnya.
 Perbedaan antara intensitas suara ke dalam telinga.
Mekanisme pertama berfungsi paling baik untuk frekuensi di bawah 3000 siklus per
detik, dan mekanisme kedua bekerja paling baik pada frekuensi tang lebih tinggi karena
kepala bertindak sebagai sawar suara yang lebih baik pada frekuensi-frekuensi ini.
Mekanisme pembedaan waktu dalam membedakan arah, jauh lebih tepat daripada
mekanisme intensitas, karena mekanisme ini tidak bergantung pada faktor-faktor luar,
melainkan hanya bergantung pada interval waktu yang tepat antara dua sinyal akustik. Jika
seseorang melihat lurus ke arah sumber suara, suara akan mencapai kedua telinga dengan
jarak waktu yang tepat sama, sedangkan jika telinga kanan lebih dekat dengan suara
dibandingkan dengan telinga kiri, sinyal suara dari telinga kanan akan memasuki otak lebih
dahulu daripada sinyal dari telinga kiri.
Kedua mekanisme yang telah disebutkan di atas tidak dapat mengatakan apakah
suara berasal dari atas atau bawah, dan dari depan atau belakang. Pembedaan ini terutama
dicaai mealui aurikula kedua telinga. Bentuk aurikula mengubah kualitas suara yang masuk
ke telinga, yang bergantung pada arah dari sumber suara. Hal ini terjadi melalui penguatan
frekuensi bunyi spesifik yang berasal dari berbagai arah.

KERANGKA KONSEP

Mendengar Keseimbangan

Fisiologi

Gangguan/kelainan

Anatomi
Kerasnya Suara
PENDENGARAN Telinga

Menentukan arah
Histologi
datangnya suara

Rentang frekuensi
suara u/ manusia

PENGHIDU Hidung Anatomi

Gangguan/kelainan Fisiologi Adaptasi Sifat Afektif Jml zat yg dpt dicium

HIPOTESIS
SINTESIS

TELINGA

Anatomi Telinga

1. Telinga luar

d. Daun telinga
e. Meatus akustikus eksternus
f. Membran timpani

2. Telinga tengah
c. Kavum timpani
5. Tulang pendengaran: Malleus, Stapes, Incus
6. Tendon 2 otot kecil: M. Tensor Timpani, M. Stapedius
7. N. Korda Timpani
8. Jaringan Ikat
d. Faringo timpani
3. Telinga dalam
c. Labirin
- Vestibulum
- Cochlea
- Canalis semisircularis
d. Labirin membranosa
- Utrikulus
- Sakulus
- Kanalis semisirkularis membranosa
- Duktus dan sakus endolimfatikus
- Duktus reunions
- Duktus koklearis
Otot-otot telinga:

- M. Helicis major
- M. Helicis minor
- M. Tragicus
- M. Antitragius
- M. Tranversos Auriculae
- M. Obliquus Auriculae

Persarafan telinga:

- N. Uticularis
- N. Saccularis
- N. Utriculo Ampullaris
- N. Coclearis
- N. Vestibularis
- N. Ampullaris Posterior
Gambaran Histologi telinga
Telinga luar:

1. Aurikula
a. Diliputi perikondrium, serat elastin, kulit tipis subkutis di anterolateral.
b. Bentuk dari lempeng tulang rawan elastic 0,5 – 1mm.
c. Rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
d. Otot lurik sisa perkembangan.
2. Meatus Akustikus Eksternus
a. 1/3 tulang rawan elastis ( bagian luar ) = tulang rawan aurikula.
b. 2/3 ( bagian dalam ), tulang temporal.
c. Kulit tipis tanpa jaringan subkutis
d. Lapisan dermis bersatu perikondrium atau periosteum.
e. Rambut,kelenjar sebasea pada bagian atap saluran bag dalam.
f. Serumen
3. Membrane timpani
a. Bentuk ovale,letak oblique
b. Permukaan luar kulit tipis, dalam mukosa ruang tengah 20-30 mikron epitel
kuboid.

Telinga tengah

1. Rongga timpani
a. Bentuk pipih/gepeng tinggi 1,3cm,tebal 2-3 mm
b. Epitel selapis gepeng atau kubis
c. Bagian celah tuba auditiva,epitel silindris bersilia
d. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum
e. Tulang kompakta tanpa rongga sumsum
2. Tuba eustachius
a. Panjang 3,5 cm, 1/3 posteriot mempunyai dinding tulang
b. 2/3 anterior dinding tulang rawan
c. Lumennya gepeng
d. Epitel bertingkat, selapis silindris bersilia, dengan sel goblet dekat pharing.

Telinga Dalam
1. Labirin tulang
a. Berhubungan dengan koklea berdiameter 9mm dan tinggi 5 mm.
b. Tonjolan tulang terjulur dari modiolus sebagai spiral, lamina spiral (alur
skrip).
c. Tulang kompakta.
2. Labirin Membranosa
a. Dilapisi epitel dan mengandung endolin
b. Ada pembuluh darah
c. Vestibulum tidak hanya berisi satu ruangan
d. Kantung buntu = sakus endolin
3. Utrikulus dan Sakulus
a. Jaringan ikat halus mengandung fibroblast dan melanosit
b. Trabekula halus = jaringan ikat mesotel
c. Macula utrikuli
d. Sel penyokong 2 – 3mm
4. Kanalis Semi Sirkularis
a. Bentuk cembung
b. Berdampingan erat dengan periosteum
c. Mikrovilli, sterosillia, dan kinosilia
5. Koklea
a. Modiolus tempat keluarnya lamina spiralis
b. Membrane basilaris
c. Ruang atas = skala vestibula, bawah skala timpani, tengah duktus koklearis.
d. Sel gepeng / mesenkim / vesti dan timpani.
6. Duktus Koklearis
a. Epitel lapis gepeng
b. Di atas membrane basilaris khusus
c. Stria vaskuluris tempat sekresi endolimf
7. Organ Korti
a. Sel penyokong = sel silindris tinggi.
b. Sel tiang dalam bentuk sel kerucut, panjang, bagian apeks melebar.
8. Ganglion Spiralis
a. Neuron bipolar akson bermielin
b. Terletak dalam meatus auditorius interna.

Fisiologi Pendengaran

Anda mungkin juga menyukai