Disusun Oleh :
Kelompok 2 (KELAS H TK 3)
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Lansia” tepat pada waktunya. Makalah ini penulis
susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Komunitas II. Penulis mengucapkan
terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap
pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi penulis.
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Perubahan Fisik, Psikologis dan Sosial yang normal Pada Lansia ..................5
BAB IV PENUTUP
ii | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.2 Perubahan Fisik, Psikologis dan Sosial yang normal Pada Lansia
a. Perubahan Fisik
Perubahan pada kulit: Kulit bisa menjadi kurang lentur, lebih
tipis, dan lebih rapuh. Kulit juga bisa memar dengan mudah.
Keriput, bintik-bintik penuaan, dan tanda kulit mungkin lebih
menonjol. Berkurangnya produksi minyak kulit alami bisa
mengakibatkan kulit lebih kering dan gatal.
Perubahan pada tulang, sendi, dan otot: Tulang biasanya
kehilangan kerapatan dan kekuatan dan mungkin juga menyusut
dalam ukuran, sehingga tulang cenderung lebih rentan terhadap
patah tulang (fraktur). Massa otot umumnya menyusut, dan
orang menjadi lemah. Akibat pemakaian dan keausan yang
normal terjadi, persendian menjadi meradang, menyakitkan, dan
kurang lentur.
Perubahan dalam mobilitas: Mobilitas dan keseimbangan dapat
dipengaruhi oleh penuaan. Perubahan tulang, sendi, dan otot
seiring dengan perubahan sistem saraf berkontribusi terhadap
masalah keseimbangan. Jatuh dapat mengakibatkan kerusakan
lebih lanjut dengan memar dan patah tulang.
Perubahan bentuk tubuh: Akibat perubahan tulang yang menua,
perawakan tubuh bisa menyusut dan kelengkungan punggung
bisa hilang. Massa otot berkurang dan metabolisme lemak
melambat sehingga menyebabkan manajemen berat badan lebih
sulit. Lemak bertahan di daerah perut dan pantat.
Perubahan wajah: Keriput wajah dan bintik-bintik penuaan
sering terjadi dan bentuk keseluruhan wajah bisa berubah.
Wajahnya bisa melorot dan menjadi suram akibat kehilangan
volume terkait susutnya volume tulang dan lemak di wajah.
b. Perubahan Psikologis
Kognisi merupakan proses dimana input sensory
ditransformasikan atau disimpan dan didapatkan kembali,
beberapa komponendari proses kognitif adalah persepsi,
berfikir, dan memory, semua bisa dipengaruhi oleh perubahan
pada lansia, mitos yang terdapat pada lanjut usia, mereka tidak
mampu atau tidak bisa untuk belajar, untuk mengingat, dan
untuk berfikir sebaik sewaktu mereka masih muda, tetapi
kenyataannya kebanyakan orang tua masih bisa untuk belajar,
berfikir, dan mampu untuk menyimpan kecerdasan mereka.
Moral merupakan kepuasan hidup dan kebahagiaan hidup, hal
ini termasuk dalam komponen emosional dari perilaku lansia itu
sendiri sebagai gambaran dari perasaan lansia di masa lalu,
sekarang, dan masa depan.
c. Perubahan Sosial
Mudah tersinggung
Tidak suka dengan keraiaman banyak orang
Tidak mau berdiam diluar luar terlalu lama
Merasa terasingkan
Lebih banyak diam, marah, dan menangis (suasana hatinya cepat
berubah)
Kebutuhan Fisiologis
10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
4) Membutuhkan peran yang memuaskan
6) Membutuhkan kebersamaan
11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
5) Prestise
7) Penghargaan
4) Demokratis
5) Penghargaan diri
12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
2.4 Terapi Modalitas Pada Lansia
1. Pengertian
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi
waktu luang bagi lansia. Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam
memberikan askep baik diInstitusi pelayanan maupun di masyarakat
yang bermanfaat. Pencapaian tujuan terapimodalitas tergantung pada
keadaan kesehatan klien dan tingkat dukungan yang tersedia(Maryam,
dkk 2008). Pencapaian tujuan terapi modalitas tergantung pada
keadaankesehatan klien dan tingkat dukungan yang tersedia. Terapi ini
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi
lansia ( Anastasia, 2010 ).
2. Manfaat terapi aktifitas kelompok pada lansia (Mubarak, 2008) :
a. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
b. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain
serta merubah perilakuyang dekstruktif dan maladaptif.
c. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling membantu
satu sama lainuntuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
d. Mengisi waktu luang bagi lansia.
e. Meningkatkan kesehatan lansia.
f. Meningkatkan produktivitas lansia.
g. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
3. Klasifikasi Terapi Modalitas Pada Lansia (Maryam Siti, dkk 2008):
1. Psikodarma
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia
2. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan
kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untu
k terlaksananya terapi inidibutuhkan leader, co-leader dan
fasilitator.
3. Terapi Musik
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan
kebersamaan, gairahhidup dan dapat mengenang masa lalu.
4. Terapi Berkebun
Bertujuan melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan
waktu luang.
5. Terapi dengan binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-
hari sepinyadengan bermain bersama binatang.
6. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas denganmembuat atau menghasilkan karya dari bahan
yang telah disediakan.
7. Terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan
cerdas cermat, mengisiTTS, dan lain-lain.
8. Liter review terapi/ terapi rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup,
menurunkan rasa bosan, danmelihat pemandangan.
9. Terapi Keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasanyaman. Seperti mengadakan pengajian,
kebaktian, dan lain-lain.
10. Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan
diindentifikasi dankontribusi dari masing-masing anggoa keluarga
terhadap munculnya masalah tersebutdigali. Dengan demikian
terlebih dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri;apa
masalah yang terjadi di keluarga, apa kontribusi masing-masing
terhadaptimbulnya masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk
mempertahankan keutuhankeluarga dan meningkatkan atau
mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
11. Terapi Aroma
14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian minyak
alami yangdiuapkan dari berbagai tanaman. Mereka yang
menggunakan terapi aromamengatakan terapi aroma efektif dalam
menurunkan stress, mencegah penyakit tertentu baik fisik maupun
psikologis.
15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stres yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan saat ini dan akan datang
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
3) Sosial — Ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apasaja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
g. Siapa saja yang bisa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas
4) Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
B. Diagnosis Keperawatan
1. Fisik/Biologis
1) Gangguan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan asupan tidak adekuat.
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
2) Gangguan persepsi sensori: pendengaran, penglihatan yang
berhubungan dengan adanya hambatan penerimaan dan pengiriman
rangsangan.
3) Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan minat
dalam merawat diri.
4) Potensial cedera fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi
tubuh.
5) Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
6) Perubahan pola eliminasi yang berhubungan dengan penyempitan
jalan napas atau adanya sekret pada jalan napas.
7) Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekuatan sendi
dan lain-lain.
2. Psikososial
1) Isolasi sosial yang berhubungan dengan perasaan curiga.
2) Menarik diri dari lingkungan yang berhubungan dengan perasaan
tidak mampu.
3) Depresi yang berhubungan dengan isolasi sosial.
4) Harga diri rendah yang berhubungan dengan perasaan ditolak.
5) Koping tidak adekuat yang berhubungan dengan ketidakmampuan
mengemukakan perasaan secara tepat.
6) Cemas yang berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
3. Spiritual
1) Reaksi berkabung/berduka yang berhubungan dengan ditinggal
pasangan.
2) Penolakan terhadap proses penuaan yang berhubungan dengan
ketidaksiapan menghadapi kematian.
3) Marah terhadap Tuhan yang berhubungan dengan kegagalan yang
dialami.
4) Perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan ketidakmampuan
melakukan ibadah secara tepat.
C. Rencana Keperawatan
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
1. Fisik/Biologis
1) Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lanjut usia:
a. Kalori pada lanjut usia pria adalah 2100 kalori dan perempuan
1700 kalori. Dapat dimodifikasi bergantung pada keadaan lanjut
usia (misalnya; gemuk/kurus atau disertai demam).
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
c. Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan
pencernaan dan terjadi penyakit 15-20% dari total kalori yang
dibutuhkan.
d. Protein, untuk mengganti sel yang rusak 20-25% dari total kalori
yang dibutuhkan.
e. Kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia muda.
f. Air, 6-8 gelas per hari.
Tindakannya seperti :
a) Beri makanan porsi kecil, tapi sering.
b) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
c) Beri makanan yang mengandung serat.
d) Batasi pemberian makan yang tinggi kalori.
e) Membatasi minum kopi dan teh.
2) Meningkatkan keamanan dan keselamatan lanjut usia
Tindakannya seperti :
a) Biarkan lanjut usia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan
keselamatan.
b) Latih lanjut usia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.
c) Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
d) Bila klien menglami masalah fisik, misalnya reumatik, latih klien
untuk menggunakan alat bantu berjalan.
e) Bantu klien ke kamar mandi, terutama untuk lanjut usia yang
menggunakan obat penenang/diuretik.
3) Memelihara kebersihan diri
Upaya yang dilakukan antara lain :
18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
a) Mengingatkan/ membantu lanjut usia untuk melakukan upaya
kebersihan diri.
b) Menganjurkan lanjut usia untuk menggunakan sabun lunak yang
mengandung minyak atau berikan losion kulit.
c) Mengingatkan lanjut usia untuk membersihkan lubang telinga,
mata, dan menggunting kukuk.
4) Memelihara keseimbangan istirahat/tidur
Upaya yang dilakukan antara lain :
a) Menyediakan tempat atau waktu tidur yang nyaman.
b) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan.
c) Melatih lanjut usia melakukan latihan fisik ringan untuk
memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot (dapat disesuaikan
dengan hobi).
d) Berikan minuman hangat sebelum tidur, misalnya susu.
5) Menjaga mobilitas aman
2. Psikososial
1) Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
2) Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi
Upaya yang dilakukan antara lain :
a) Berkomunikasi dengan lanjut usia dengan kontak mata.
b) Menyediakan waktu unuk berbincang-bincang dengan lanjut usia.
c) Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk
mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap respons
nonverbal.
19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Perawat D, adalah perawat yang bertugas di Panti Werdha E. Hari
ini ada Ibu F yang diantar oleh petugas departemen social kota. Perawat D
melakukan pengkaiian pada Ibu F. Dari KTP yang ada pada kantongnya,
Ibu F berasal dari desa yang sangat jauh dari kota. Usia Ibu F 65 tahun. Hasil
pengkajian dari Ibu F adalah TD 170/100 mmHg, KATZ Index A, Barthel
Indeks Mandiri, Fungsi Mental MMSE kerusakan berat, Fungsi Intelektual
dari tes SPMSQ mengalami kerusakan berat, Resiko jatuh sedang. Kalau
tidak ditanya Ibu F diam saja, Ibu F terlihat murung, saat ditanya masih
sedih karena suaminya yang telah meninggal 5 tahun yang lalu. Perawat D
akan membuat perencanaan agar Ibu F dapat merasakan healthy ageing dan
active ageing di Panti Werdha E sesuai dengan terapi modalitas dan
kebutuhan dasar manusianya.
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
2. Identitas Keluarga Yang Dihubungi
Nama : Petugas departemen social kota
Alamat :-
No. Telp :-
Hub dengan Klien :-
4. Aktivitas Rekreasi
Hobi :-
Bepergian/ wisata :-
Keanggotaan Organisasi :-
Lain- lain :-
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
5. Riwayat Keluarga
Saudara Kandung :-
Riwayat Kematian :
Ny. F terlihat murung, saat ditanya masih sedih karena suaminya yang telah
meninggal 5 tahun yang lalu.
Kunjungan Keluarga :-
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
1. Nutrisi
Frekuensi Makan :-
Nafsu Makan :-
Jenis Makanan :-
Kebiasaan Makan :-
Makanan yang tidak disukai : -
Alergi Makanan :-
Pantangan Makan :-
Keluhan yang berhubungan dengan makanan :-
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu :-
Kebiasaan BAK pada malam hari :-
Keluhan yang berhubungan dengan BAK :-
b. BAB
Frekuensi dan waktu :-
Konsistensi :-
Keluhan yang berhubungan dengan kelelahan :-
Pengalaman memakai laxantif/ pencahar :-
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
3. Personal Hygiene
a. Mandi :-
b. Oral Hygiene :-
c. Cuci Rambut :-
d. Gunting Kuku : -
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
4. Istirahat Tidur
Lama Tidur Malam :-
22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
Tidur Siang :-
Keluhan yang berhubungan dengan tidur :-
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
7. Kegiatan Sehari-hari
Jenis Kegiatan Lama Waktu Untuk Setiap Kegiatan
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D, Kalau tidak ditanya Ny.
F diam saja, dan terlihat murung saat ditanya Ny. F masih sedih karena
suaminya yang telah meninggal 5 tahun yang lalu.
a. Gejala yang dirasakan Klien :-
23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
b. Faktor Pencetus :
Ny. F merasa sedih karena suaminya yang telah meninggal 5 tahun yang
lalu, dan TD 170/100 mmHg.
c. Upaya mengatasi Keluhan :-
24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
3. Status Fungsional :
a. Katz Indeks :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D Katz Indeks dari Ny. F
adalah A (Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi).
b. Barthel Indeks :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D Barthel Indeks dari Ny.
F adalah Mandiri.
c. SPSMQ :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D Fungsi Intelektual dari
tes SPMSQ dari Ny. F adalah mengalami kerusakan berat.
d. MMSE :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D Fungsi Mental MMSE
dari Ny. F adalah terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat.
e. Keseimbangan :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D untuk keseimbangan
dari Ny. F hasilnya adalah Resiko jatuh sedang.
4. Status Psikologi :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan perawat D, Kalau tidak ditanya Ny. F
diam saja.
5. Dukungan Keluarga :-
25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
j. Privasi :-
k. Resiko Injury :-
Keterangan : Tidak Terdapat Dalam Kasus
F. Analisa Data
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : - o Dimensia Vaskular, di Gangguan Proses Pikir
tandai dengan:
DO : Hipertensi (TD 170/100
o TD 170/100 mmHg, mmHg)
o Fungsi Mental MMSE Depresi (Dari hasil
kerusakan berat pengkajian yang
o Fungsi Intelektual dari tes dilakukan perawat D,
SPMSQ mengalami Kalau tidak ditanya Ny. F
kerusakan berat diam saja, Ny. F terlihat
o Kalau tidak ditanya Ny. F murung, saat ditanya Ny.
diam saja, F masih sedih karena
o Ny. F terlihat murung saat suaminya yang telah
ditanya meninggal 5 tahun yang
o Ny. F masih sedih karena lalu).
suaminya yang telah Fungsi Mental MMSE
meninggal 5 tahun yang lalu kerusakan berat
Fungsi Intelektual dari
tes SPMSQ mengalami
kerusakan berat
DS: - o Adanya kematian orang Duka cita terganggu
terdekat.
DO: o Ketidakstablian emosional
o Ny. F masih sedih karena o Kurangnya dukungan social
suaminya yang telah o Depresi
meninggal 5 tahun yang lalu
26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
o Kalau tidak ditanya Ny. F o Merindukan almarhum, dan
diam saja, terus memikirkan
o Ny. F terlihat murung saat almarhum, dll
ditanya
27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
kalender yang mempunyai yang mendasarinya
lembar perhari dengan (hipertensi, penyakit
tulisan besar. Parkinson, dll)
3. Beri kesempatan kepada b.Upayakan aktivitas
pasien untuk menyebutkan mental dan fisik
namanya dan anggota - Hindari situasi
keluarga terdekat yang menekan
4. Beri kesempatan kepada kemampuan mental,
klien untuk mengenal gunakan alat bantu
dimana dia berada. memori bila
5. Berikan pujian jika pasien memungkinkan
bila pasien dapat c. Upayakan
menjawab dengan benar. perumatan
6. Observasi kemampuan berkesinambungan
pasien untuk melakukan - Re-akses keadaan
aktifitas sehari-hari kognitif dan fisik
7. Beri kesempatan kepada - Pengobatan
pasien untuk memilih gangguan medik
aktifitas yang dapat d.Akses keadaan
dilakukannya. lingkungan, kalau
8. Bantu pasien untuk perlu buat perubahan
melakukan kegiatan yang bisa di terpakan
telah dipilihnya dengan terapi
9. Beri pujian jika pasien modalitas contohnya
dapat melakukan terapi lingkungan.
kegiatannya. e. Dan lain- lain.
10. Tanyakan perasaan
pasien jika mampu
melakukan kegiatannya.
11. Bersama pasien
membuat jadwal kegiatan
sehari-hari.
28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
12. Terapi modalitas :
terapi Lingkungan
b. Menggali pola
hubungan pasien
29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
dengan orang yang
berarti.
3. Mengurangi atau
menghilangkan faktor
penghambat dengan cara
sebagai berikut.
a. Bersama pasien
mengingat kembali
cara mengatasi
perasaan berduka di
masa lalu.
b. Memperkuat
dukungan serta
kekuatan yang
dimiliki pasien dan
keluarga.
c. Mengenali dan
menghargai social
budaya agama serta
kepercayaan yang
dianut oleh pasien dan
keluarga dalam
mengatasi perasaan
kehilangan.
4. Memberi dukungan
terhadap respons
kehilangan pasien dengan
cara sebagai berikut.
30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
a. Menjelaskan kepada
pasien atau keluarga
bahwa sikap
mengingkari, marah,
tawar-menawar,
depresi, dan menerima
adalah wajar dalam
menghadapi
kehilangan.
b. Memberi gambaran
tentang cara
mengungkapkan
perasaan yang bisa
diterima.
c. Menguatkan dukungan
keluarga atau orang
yang berarti.
5. Meningkatkan rasa
kebersamaan
antaranggota keluarga
dengan cara sebagai
berikut.
a. Menguatkan dukungan
keluarga atau orang
yang berarti.
b. Mendorong pasien
untuk menggali
perasaannya bersama
anggota keluarga
31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
lainnya, mengenali
masing-masing
anggota masyarakat.
c. Menjelaskan manfaat
hubungan dengan
orang lain.
d. Mendorong keluarga
untuk mengevaluasi
perasaan dan saling
mendukung satu sama
lain.
6. Menentukan tahap
keberadaan pasien dengan
cara sebagai berikut.
a. Mengamati perilaku
pasien.
b. Menggali pikiran
perasaan pasien yang
selalu timbul dalam
dirinya.
32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
o Mampu mengidentifikasi 2. Anjurkan untuk memakai 2. Modifiasi
bahaya lingkungan yang alat bantu jalan lingkungan dapat
dapat meningkatkan cedera (jikamembutuhkan) menurukan risiko
o Mampu menggunakan alat 3. Ajarkan gerakan latihan jatuh pada pasien
bantu untuk menghindari keseimbangan 3. Meningkatkan
cidera kemandirian
o Mampu mempraktekan pasien untuk
gerakan latihan mencegah risiko
keseimbangan. jatuh.
4. Kolaborasi
dengan dokter
untuk meberikan
terpai yang sesuai
dengan penyakit
yang diderita
pasien
33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k
DAFTAR PUSTAKA
35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k