Anda di halaman 1dari 66

Proposal Penelitian

EFEKTIVITAS TERAPI RILEKSASI:MEDITASI DENGAN


OTOT PROGRESIF TERHADAP PENYAKIT HIPERTENSI
PADA MASYARAKAT DENGAN TINGKAT EKONOMI
RENDAH

(Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian)

Dosen Pembimbing :

Rizki Mulyani.S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh :

AK.1.16.123 Ila Purnama Sari

Universitas Bhakti Kencana Bandung

Jl.Soekarno Hatta.No. 754 Cibiru Bandung


Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan kehadirat Alloh SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang dan dengan rahmat serta hidayahnya yang telah mengijinkan saya untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan sangat baik. Solawat beserta salam tak
lupa saya curah dan limpahkan kepada Baginda alam Nabi Muhammad SAW yang
akan memberi syafaat dan kemudahan di akhir zaman.
Secara singkat proposal ini berisi tentang penelitian dalam bidang kesehatan
yang sangat penting di pahami dan pelajari terutama oleh tim kesehatan dalam
menurunkan prevalansi tingkat penyakit tidak menular (Hipertensi) di suatu wilayah
pada masyarakat dengan perekonomian rendah.
Tujuan penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salahsatu
tugas Metodologi Penelitian dalam mencari penomena kesehatan yang harus segera
ditangani oleh petugas kesehatan.
Bersamaan dengan kata pengantar ini, saya mengucapkan Terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Selain ucapan
syukur kepada Alloh SWT, saya ucapkan Terimakasih kepada kedua orangtua saya
yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang tiada kurangnya, kepada
kakak tingkat yang mau membantu saya dalam memahami masalah dan kepada
orang-orang terdekat yang selalu memberi saya motivasi dalammengerjakan
penelitian ini.
Saya sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam membuat
proposal penelitian ini, namun saya sadar pasti ada kekuangan yang harus diperbaiki
dan kelebihan yang bisa dijadikan pengetahuan baru dalam proposal ini. Untuk itu
saya mohon kepada semua pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
membangun penulis agar proposal penelitian ini bisa lebih baik lagi.

Garut, 13 Juni 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................


Form Evaluasi ........................................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................


FORM EVALUASI METODOLOGI PENELITIAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI KENCANA

Nama Mahasiswa : Ila Purnama Sari


NIM : AK.1.16.123

1. Step O (Step Zero: Cultivate a spirit of inquiry)


Penulis memiliki semangat tinggi dalam mencari penomena, research jurnal
dan wawancara dengan kakak tingkat tentang pengalaman yang dialaminya.
Menemukan judul yang tepat untuk penelitian merupakan suatu kebanggan
tersendiri bagi penulis, dimana dalam penelitian ini penulis mengambil
masalah dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Komunitas
yang sedang mengalami peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
namun berbahaya bagi masyarakat berdasarkan data Rikesdas tahun 2018.
Saat penulis mengalami stress, badmood, malas, atau bahkan instrumen yang
digunakan dalam membuat laporan ini mengalami gangguan, saat itu penulis
merasa sedih atau bahkan menangis. Namun karena keyakinan yang dimiliki
penulis ini sangat kuat, maka penulis yakin, berusaha, ber’doa dan selalu
sangat baik dan penuh harapan agar bisa melanjutkan penelitian yang lainnya
dengan lebih baik lagi.

2. Step 1: Ask clinical questions in PICOT format


Abstrak

Ringkasan : Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal
atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC
(Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan
sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya


diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Sheps, 2005).

Tujuan :
Methode :
Hasil :
Latar belakang

Jenis Masalah/pas Intervensi Paparan atau Hasil Waktu


Pertanyaan ien/populasi control /
perbandingan
Terapi Penderita Relaksasi Relaksasi Adanya Frekuensiny
(Pengobatan) Hipertensi Meditasi otot progresif penurunan a 1x dalam
tekanan 1 hari
darah pada dilakukan
sistole dan selama 1
diaostole mgg dengan
yang durasi 15
signifikan mnt selama
setelah pertemuan
dilakukan
terapi
relaksasi
meditasi
pada
masyaraka
t dengan
tingkat
ekonomi
rendah
Pencegahan
Diagnosa
prognosis
Etiologi
Analisis jurnal dalam table:
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5

P(Problem/population) Responden Responden Responden Responden Responden dalam


Populasi dan masalah dalam dalam dalam dalam penelitian ini
yang spesifik dalam penelitian ini penelitian ini penelitian ini penelitian ini adalah pada pasien
jurnal tersebut adalah lansia adalah lansia adalah lansia adalah lansia hipertensi di Pusk-
yang berada yang berada di yang di BPSTW esmas Kuta Utara,
di Posyandu Unit mengalami Provinsi DIY Badung, tahun
Lansia Desa Rehabilitsi hipertensi Unit Budi 2016.
Kaliwinasuh Sosial Pucang yang tidak Luhur,
Klampok Gading mendapatkan Kasongan,
Banjarnegara Semarang terapi Bantul
tahun 2006 dengan farmakologis.
dengan kriteria usia
kriteria antara 60 – 76
usia antara tahun,
60 – 74 mempunyai
tahun, riwayat
mempunyai tekanan darah
tekanan tinggi,
darah antara mengikuti
140/90 mm terapi meditasi
Hg dengan durasi
sampai 2 kali sehari
dengan pagi dan sore
159/99 mm hari selama 15
Hg, menit dalam 1
mengikuti mainggu,
terapi jumlah
relaksasi responden
meditasi yang diteliti
dengan sebesar 15
durasi 2 x orang, dimana
15 menit, 3 x responden
seminggu yang diteliti
selama 4 rata – rata
minggu, berumur 68,8
jumlah ttahun dengan
responden umur yang
30 orang paling muda
dimana 60 tahun dan
responden tertua 76
yang diteliti tahun.
rata-rata
berumur
64, 7 tahun
dengan umur
paling muda
adalah 60
tahun dan
tertua 74
tahun.
I (intervention) Tehnik Tehnik Terapi Terapi Terapi otot
intervensi atau relaksasi meditasi meditasi meditasi progresif
perlakuan yang meditasi
dilakukan pada
populasi tersebut
C (Comparision) - - - Terapi relaksasi
perbandingan meditasi
intervensi yang pernah
dilakukan pada
populasi tersebut
O (outcome) hasil Ada Berdasarkan Dari hasil Hasil Relaksasi progresif
yang didapatkan dari perbedaan uji t, penelitian penelitian dan meditasi dapat
jurnal/penelitian tekanan didapatkan dapat menunjukkan menurunkan
tersebut dan darah nilai t hitung diketahui bahwa rata- tingkat stres pa-da
implikasinya pada sistolik untuk TD bahwa rata pasien hipertensi
ilmu keperawatan antara sistole 7,899 tekanan tekanan (p=0.000).Meditasi
sebelum dan dengan p- darah sistolik darah sistolik lebih efektif untuk
sesudah value sebesar sebelum sebelum menurunkan
relaksasi 0,000 dan dilakukan terapi adalah tingkat stres pada
meditasi untuk TD terapi 140,20 pasien hipertensi
selama satu diastole t meditasi mmHg, (p=0.000). Ada
bulan atau hitung sebesar adalah sedangkan pengaruh yang
dengan kata 1,726 dengan 148,25 setelah di sangat signifikan
lain relaksasi p-value 0,106. mmHg. terapi relaksasi progresif
meditasi Terlihat pada Sesudah menurun terhadap tingkat
dapat tekanan darah dilakukan menjadi strespada pasien
menurunkan sistole pada terapi 130,39 hipertensi. Nilai
tekanan kelompok meditasi mmHg. Rata- rerata sebelumnya
darah intervensi p- didapat rata- rata tekanan 56.2571 dan
sebesar 7,67 value (0,000) rata tekanan darah sesudahnya
mmHg, < (0,005) darah sistolik sistolik 41.7429,t=7.992
sedangkan maka ada 140,75 sebelum dan p=0.000. dan
untuk perbedaan mmHg. Dari terapi 81,89 dikatakan bahwa
diastoliknya, yang hasil sistolik mmH dan Meditasi lebih
karena nilai signifikan sebelum dan seteha di efektif
p (0,161) tentang sesudah terapi dibandingkan
berarti lebih tekanan darah dilakukan menurun dengan relaksasi
besar sistole terapi menjadi progresif dalam
dari nilai a sebelum dan meditasi 77,86. menurunkan
(0.05), maka sesudah didapatkan Terdapat tingkat stres pada
H.a ditolak pemberian PValue perbedaan pasien hipertensi
artinya terapi 0,000. tekanan di Pusk-esmas
meditasi meditasi. Hasil uji darah sistolik Kuta Utara,
tidak cukup Terlihat pada statistik pre Badung, tahun
untuk tekanan darah diperoleh dan post 2016.
menurunkan diastole p- nilai p ≤ 0,05 intervensi
tekanan value (0,106) artinya sebanyak
darah > (0,005) terdapat 20,028
diastolik. maka tidak pengaruh dengan nilai
ada perbedaan terapi alpha 0,000
yang meditasi yang berarti
signifikan terhadap ada pengaruh
tentang perubahan terapi
tekanan darah tekanan meditasi
diastole pada darah pada terhadap
kelompok lansia yang tekanan
intervensi mengalami darah
sebelum dan hipertensi. sistolik. Pada
sesudah tekanan
pemberian darah
terapi diastolik
meditasi/ pada pre dan
post
intervensi
sebesar 4,028
dengan nilai
alpha 0,028
yang berarti
ada pengaruh
terapi
meditasi
terhadap
tekanan
darah
diastolik.

T (Time) waktu yang Dilakukan Dilakukan Dilakukan 3 Dilakukan Dilaksanakan


dibutuhkan dan kapan selama satu selama satu kali dalam selama dua selama dua
penelitian tersebut bulan minggu selama kali yaitu minggu dengan
dilakukan dengan dengan lama seminggu. sebelum dan memberikan 12
lama latihan latihan 2 x 15 sesudah kali perla-kuan
2 x 15 menit menit dengan intervensi kepada setiap
dengan frekuensi 3 meditasi 7 kelompok perla-
frekuensi kali/seminggu. hari. kuan.
3 kali /
minggu.
3. Step 2: Search for the best evidence
Sumber Data Base :
1. Google Scholar
2. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
3. Jurnal Keperawatan
4. Academia.edu
5. RIKESDAS 2018
6. DINKES

Temuan : (sebutkan: penulis, tahun, judul artikel, jurnal, penerbit)


1. Sudiarto,Rahayu Wijayanti,Taat Sumedi.PENGARUH TERAPI
RELAKSASI MEDITASI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH
BINAAN RUMAH SAKIT EMANUEL KLAMPOK BANJARNEGARA.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing),
Volume 2, No.3, November 2007
2. Jeri Hermanto.2014.PENGARUH PEMBERIAN MEDITASI
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
DENGAN HIPERTENSI DI UNIT SOSIAL REHABILITASI PUCANG
GADING SEMARANG. Jurnal Keperawatan
3. Weddy Martin, Ponia Mardian.2016.PENGARUH TERAPI MEDITASI
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
YANG MENGALAMI HIPERTENSI. JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V10.i4 (211-217)
4. Fajarina Lathu Asmarani.2017.PENGARUH TERAPI MEDITASI
TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BPSTW
PROVINSI DI YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASIHAN
BANTUL.Tersediahttp://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/inde
x Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5 (1), Januari 2018, 327-330
5. I Wayan Candra, I D M Ruspawan, I Ketut Sudiantara.2016. PENGARUH
RELAKSASI PROGRESIF DAN MEDITASI TERHADAP TINGKAT
STRES PASIEN HIPERTENSI.Academia.edu

4. Step 3: Critically appraise the evidence


Kutipan:

Apakah artikel ini relevan Komentar :


dengan masalah penelitian saya? Yes

No
Apakah penelitian membahas Komentar :
topik yang terkait dengan Yes
pertanyaan penelitian saya?
No
Apakah penelitian dilakukan dalam Komentar :
lingkungan yang mirip dengan Yes
penelitian saya?
No

Apakah hasilnya disajikan secara Komentar :


obyektif? Yes

No
 Apakah hasil dari semua studi Komentar :
termasuk ditampilkan dengan Yes
jelas?
 Apakah hasilnya serupa dengan No
yang ditemukan oleh penelitian
lain pada topik yang sama?
 Apakah kesimpulan penulis Komentar :
dibenarkan? Yes
 Apakah ada hasil konklusif?
 Apakah ada hasil numerik? No
 Apakah hasil yang dilaporkan
dalam tabel data konsisten
dengan yang dijelaskan di
bagian Diskusi dan
Kesimpulan?
 Apakah perbedaan potensial
didiskusikan?
 Apakah artikel tersebut relevan Komentar :
dengan topik Anda? Yes
 Apakah masalah dibahas secara
abstrak yang menarik bagi No
Anda?
 Apakah penelitian dilakukan
dalam lingkungan yang serupa
dengan Anda?
Apa hasilnya?
 Apakah hasilnya serupa dari
penelitian ke penelitian?
 Apa hasil keseluruhan dari
penelitian ini?
 Seberapa akurat hasilnya?
 Dapatkah asosiasi kausal
disimpulkan dari data yang
tersedia?
 Apakah hasilnya valid?
 Apakah ulasan tersebut secara
eksplisit menjawab pertanyaan
kesehatan masyarakat?
 Apakah pencarian untuk studi
yang relevan terperinci dan
lengkap?
 Apakah studi utama berkualitas
metodologis tinggi?
 Dapatkah hasilnya diterapkan
pada praktik kesehatan
masyarakat?
 Dapatkah saya menerapkan
hasilnya pada program /
kebijakan saya?
 Apakah semua hasil kesehatan
masyarakat yang penting
dipertimbangkan?
 Apakah manfaatnya sepadan
dengan biaya dan risiko
potensial?

 Apakah metodologi penelitian Komentar :


dijelaskan dengan jelas dan Yes
bebas bias? Untuk artikel
ulasan: • Apakah ada daftar No
database bibliografi spesifik
yang dicari? • Apakah istilah
pencarian terdaftar? • Apakah
sumber informasi informal
dimasukkan (literatur abu-abu,
pendapat pakar, dll.)? • Apakah
artikel non-bahasa Inggris
disertakan? Untuk studi primer:
• Apakah hasilnya tepat (adakah
interval kepercayaan)? • Apakah
metode statistik sesuai? •
Dapatkah penelitian ini
direproduksi?
Bisakah saya yakin tentang Komentar :
temuan? • Apakah penelitian Yes
memiliki tujuan yang dinyatakan
dengan jelas dan fokus pada No
masalah yang didefinisikan
dengan jelas? • Apakah ini
menggambarkan populasi yang
diteliti, intervensi yang
diberikan, dan hasilnya? •
Apakah model yang dianalisis
lengkap? • Apakah data valid
dan berkualitas baik? • Apakah
kualitas studi yang dimasukkan
dinilai? Apa ukuran yang
mereka gunakan? • Apakah ada
kelompok kontrol?
Haruskah saya menerapkan Komentar :
hasilnya pada praktik kesehatan Yes
masyarakat setempat? •
Dapatkah hasilnya ditafsirkan
dan diterapkan dalam ruang
lingkup praktik kesehatan
masyarakat? • Apakah
manfaatnya sepadan dengan
potensi bahaya dan biaya? •
Apakah semua hasil kesehatan
masyarakat yang penting
dipertimbangkan?
Critical Appraisal :
No Penulis dan Penerbit Tujuan Design Partisipa Metode Hasil Kelebi Kekuran Masukk
Penelitian n han gan an
Judul
Penelitian
Jurnal 1 Sudiarto,Rah Jurnal Tujuan Penelitian ini Populasi Rancanga Ada Kelemaha
Keperawat umum dari merupakan dalam n perbedaa n pada
ayu
an penelitian ini penelitian penelitian penelitian n secara penelitian
Wijayanti,Ta Soedirman adalah kuantitatif ini adalah yang statistik ini
(The mengetahui dengan jenis lansia digunakan pada antara lain
at
Soedirman pengaruh penelitian pra dengan adalah penuruna adalah
Sumedi.PEN Journal of Relaksasi : eksperimen hipertensi one group n tidak
Nursing), Meditasi tanpa kelompok yang ada pretest- tekanan dilakukan
GARUH
Volume 2, terhadap pembanding. di posttest darah pemeriksa
TERAPI No.3, penurunan Posyandu design. sistolik an pada
November tekanan Lansia Adapun sebesar responden
RELAKSAS
2007 darah pada wilayah tehnik 7.67 sebelum
I MEDITASI lansia binaan pengambil mmHg perlakuan
dengan Rumah an dengan guna
TERHADAP
Hipertensi di Sakit sampelnya nilai P mengetah
PENURUNA Wilayah Emanuel dengan (0.000), ui ada
binaan RSU Klampok. mengguna setelah tidaknya
N
Emanuel Responde kan melakuka ateroskler
TEKANAN Klampok n dalam sampling n terapi osis pada
Banjarnegar penelitian jenuh yaitu relaksasi sistem
DARAH
a ini cara meditasi. kardiovask
PADA adalah pengambil Untuk uler
lansia an tekanan yang akan
LANSIA yang sampel diastolik mempeng
berada di dengan setelah aruhi
DENGAN
Posyandu mengambi melakuka tekanan
HIPERTENS Lansia l semua n terapi darah.
Desa anggota relaksasi Menurut
I DI
Kaliwinasu populasi meditasi Suryani
WILAYAH h Klampok menjadi ada (2000)
Banjarneg sampel. penuruna
BINAAN
ara tahun n
RUMAH 2006 sebesar
dengan 0.67
SAKIT
kriteria mmHg
EMANUEL usia dengan
antara 60 nilai P
KLAMPOK
– 74 (0.161)
BANJARNE tahun, yang
mempuny berarti
GARA
ai lebih
tekanan besar
darah dari
antara nilai a
140/90 (0.05).
mm Hg
sampai
dengan
159/99
mm Hg,
jumlah
responden
30 orang
dimana
responden
yang
diteliti
rata-rata
berumur
64, 7
tahun
dengan
umur
paling
muda
adalah 60
tahun dan
tertua 74
tahun.

Jurnal 2 Jeri Jurnal Tujuan Jenis Responde Rancanga Ada Kelemaha


Keperawa umum dari penelitian ini n dalam n perbeda n pada
Hermanto.20
tan penelitian adalah penelitian penelitian an penelitian
14.PENGAR ini adalah penelitian ini adalah yang secara ini
untuk dengan lansia digunaka statistik anatara
UH
mengetahui menggunakan yang n Non pada lain
PEMBERIA pengaruh desain quasi- berada di Equivalen penurun adalah
N meditasi eksperiment Unit t Control an tidak
terhadap Design yaitu Rehabilits Group. tekanan dilakukan
MEDITASI penurunan suatu desain i Sosial Penelitian darah pemeriks
tekanan penelitian Pucang dilakukan sistolik aan
TERHADAP darah pada yang tidak Gading di Unit sebesar responde
lansia mempunyai Semarang Sosial 12,23 n
PENURUNA
dengan pembatasan dengan Rehabilita mmHg sebelum
N hipertensi yang ketat kriteria sii Pucang dengan perlakuan
di Unit terhadap usia Gading nilai P guna
TEKANAN
Rehabilitasi randomisi, antara 60 Semarang (0,000), mengetah
DARAH Sosial pada saat yang – 76 . Populasi setelah ui adanya
PADA Pucang saat yang tahun, dalam melakuk ada
Gading sama dapat mempuny penelitian an terapi tidaknya
LANSIA Semarang. mengontrol ai riwayat ini adalah meditasi. ateroskler
DENGAN ancaman- tekanan lansia Untuk osis pada
ancaman darah dengan tekanan sistem
HIPERTENS validitas dan tinggi, riwayat darah kardiovas
I DI UNIT tidak memiliki mengikuti hipertensi diastolik kuler
ciri – ciri terapi yang ada setelah yang
SOSIAL rancangan meditasi di Unit melakuk mempeng
REHABILIT yang dengan Sosial an terapi aruhi
sebenarnya durasi 2 Rehabilita meditasi tekanan
ASI karena kali sehari sii Pucang pada darah.
PUCANG variable – pagi dan Gading penurun Proses
variable yang soore hari Semarang an intervensi
GADING seharusnya selama 15 . Adapun sebesar pada
SEMARAN dikontrol menit tekhnik 3,8 penelitian
(Notoatmodjo dalam 1 pengambi mmHg ini, para
G. 2010). mainggu, lan dengan perawat
jumlah sampelny nilai P guna
responde a dengan (0,161) membant
n yang menggun yang u
diteliti akan berarti jalannya
sebesar purposive lebih penelitian
15 orang, sampling besar .
dimana yaitu dari nilai Sedangka
responde tehnik n
n yang yang (0,005). responde
diteliti digunaka n juga
rata – n dengan dilakukan
rata pertimba beberapa
berumur ngan kali
68,8 tertentu pelatihan
ttahun yang terapi
dengan dibuat meditasi
umur oleh sebelum
yang peneliti perlakuan
paling sendiri, dengan
muda 60 berdasark harapan
tahun dan an ciri sudah
tertua 76 atau sifat- menegrti
tahun. sifat dan bisa
populasi melakuka
yang n dengan
sudah benar
diketahui tekhnik
sebelumn meditasi
ya yang akan
(Notoatm dilakukan
ojo, pada
2010). penelitian
ini.
Namun
hal itu
tidak bisa
menjamin
para
responde
n dapat
melakuka
n
meditasi
dengan
sempurna
karena
tidak
diamati
secara
khusus
dalam
proses
meditasi
tersebut,
apakah
responde
n
melakuka
n dengan
benar
atau
tidak.
Jurnal 3 Weddy JURNAL Jenis Responde menggun Berdasar
penelitian ini n akan kan hasil
Martin, IPTEKS
adalah Pre berdasark pendekat penelitia
Ponia TERAPA Eksperiment an hasil an One n dapat
Design tanpa pengamat Group disimpul
Mardian.201 N
kelompok an Pretest- kan
6.PENGARU Research control. terhadap Posttest sebelum
H TERAPI of Applied nilai pre- (Hidayat, dilakuka
test dan 2012). n terapi
MEDITASI Science post-test Awalnya meditasi
TERHADAP and tekanan kelompok rata-rata
darah subjek sistole
PERUBAHA Education lansia akan tekanan
N V10.i4 yang diukur darah
mengala tekanan lansia
TEKANAN (211-217) mi darah 148,25
DARAH hipertensi (pretest), dan
menunjuk kemudian Rata-
PADA an bahwa langsung rata
LANSIA 20 diberikan tekanan
responde terapi darah
YANG n yang meditasi diastolik
MENGALA melakuka selama 15 92,25.
n terapi menit, Setelah
MI meditasi setelah diberika
HIPERTENS terdapat itu diukur n terapi
perubaha kembali meditasi
I.
n tekanan tekanan terjadi
darah. darah penurun
(posttest), an
untuk tekanan
mengetah darah
ui lansia
pengaruh menjadi
terapi rata-rata
meditasi systole
terhadap 140,75
tekanan mmHg
darah dan
pada Rata-
lansia. rata
tekanan
darah
diastolik
86,75
mmHg.
Dari hasil
penelitia
n dapat
disimpul
kan
bahwa
terdapat
pengaru
h terapi
meditasi
terhadap
perubah
an
tekanan
darah
pada
lansia
yang
mengala
mi
hiperten
si.
Jurnal 4 Fajarina Tersediaht Penelitian ini Populasi Teknik
tp://nursin menggunakan dalam sampling
Lathu metode Quasy penelitian yang
gjurnal.re experimental one ini adalah digunakan
Asmarani.20 spati.ac.id group pre post lansia adalah total
/index.php test. yang adadi sampling
17.PENGAR BPSTW dengan
/JKRY/ind
UH TERAPI ex Jurnal Prop. DIY tetap
Unit mengacu
Keperawat Kasongan pada
MEDITASI
an Respati Bantul kriteria
TERHADAP Yogyakart berjumlah sampel
a, 5 (1), 80. penelitian.
KEJADIAN Sampel
Januari
dalam
HIPERTENS 2018, 327- penelitian
330 ini adalah
I PADA
semua
LANSIA DI lansia yang
bersedia
BPSTW menjadi
responden.
PROVINSI Penelitian
DI dilakukan
di BPSTW
YOGYAKA Provinsi
DIY
RTA UNIT Unit Budi
Luhur,
BUDI Kasongan,
LUHUR Bantul
pada 36
KASIHAN lansia
yang
BANTUL. bersedia
menjadi
responden.
Jurnal 5 I Wayan Academia. Desain Jumlah Teknik Ada
edu penelitianquasi sampel 70 penarikan pengaruh
Candra, I D experiment orang sampel yang
M design with untuk dilakukan sangat
equivalent kelompok dengan signifika
Ruspawan, I control group relaksasi simple n
design progresif random relaksasi
Ketut dan untuk sampling. progresif
Sudiantara.2 kelompok terhadap
meditasi.T tingkat
016. eknik strespada
analisa pasien
PENGARUH data hipertens
RELAKSAS pengaruh i. Nilai
intervensi rerata
I relaksasi sebelumn
progresif ya
PROGRESIF
terhadap 56.2571
penurunan dan
DAN tingkat sesudahn
stres ya
MEDITASI dengan 41.7429,t
TERHADAP Paired t- =7.992
test dan
TINGKAT p=0.000.
STRES
PASIEN Ada
pengaruh
HIPERTENS yang
I. sangat
signifika
n
meditasi
terhadap
tingkat
stres
pada
pasien
hipertens
i. Nilai
rerata
sebe-
lumnya
59.4000,
sesudahn
ya
24.1714,
t=11.223,
p=0.000.
Meditasi
lebih
efektif
dibandin
gkan
dengan
relaksasi
progresif
dalam
menurun
kan
tingkat
stres
pada
pasien
hipertens
i di Pusk-
esmas
Kuta
Utara,
Badung,
tahun
2016.Seli
sih mean
pada
kelompo
k
relaksasi
pro-
gresif14.
5143
sedangka
n selisih
mean
pada
kelompo
k
meditasi3
5.2286,
t=-5.712
dan
p=0.000.
5. Kerangka Konseptual (Teori yang diadaptasi)

Faktor Penyebab HIPERTENSI

Tanda dan Gejala

Intervensi

Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi


hipertensi terdiri dari :

 Stroke
 Infark miokard
 gagal ginjal
 ensefalopati (kerusakan otak)
 pregnancy- included hypertension (PIH)
(Corwin, 2005).
6. Temuan Hasil Studi Pendahuluan di Lapangan (FENOMENA)
Berdasarkan temuan data yang saya dapatkan (Riskesdas 2018)
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18
tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan
terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun
(55,2%).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8%
terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak
minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa
dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita
hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke fasyankes
(31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi lain
(12,5%), lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%),
terdapat efek samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di
Fasyankes (2%).
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan
bahwa biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya
yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun
2018 sebesar 3 Triliun rupiah.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang
di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5
Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%,
tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di
Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang
35

mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak


terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis
tekanan darah tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari menderita Hipertensi
ataupun mendapatkan pengobatan.
Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan
komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal
Ginjal dan Kebutaan. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%)
merupakan penyebab kematian tertinggi.

7. Latar Belakang Masalah Penelitian

8. Judul Penelitian Yang Akan Diajukan

“EFEKTIVITAS RILEKSASI:MEDITASI DENGAN OTOT


PROGRESIF TERHADAP PENYAKIT HIPERTENSI PADA
MASYARAKAT DENGAN TINGKAT EKONOMI RENDAH”

9. Variable Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional:


a. Variabel Penelitian
1) Definisi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik. (Menurut
Sugiyono 2009)

2) Jenis Variabel
a) Variabel Dependen
variabel independen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. (Menurut Sugiyono 2009)
36

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan


pengguna, yaitu penilaian pengguna terhadap isi, keakuratan,
format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem dapat
dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem
informasi. (DeLone dan McLean, 2003)
Variabel dependen dalam penelitian yang saya dapatkan adalah
Hipertensi

b) Variabel Independen

variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan atau timbulnya variabel terikat. (Menurut Sugiyono
2009) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah sebagai
berikut:
 Kualitas Informasi
Kualitas informasi adalah karakteritik yang
seharusnya dimiliki oleh suatu informasi yang disajikan
dalam sistem informasi sehingga dapat digunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna (DeLone dan McLean,
2003)
 Kualitas Sistem
Kualitas sistem merupakan ciri atau karakteristik
kualitas yang diinginkan dari sistem informasi itu
sendiri, dan kualitas informasi yang diinginkan
informasi karakteristik produk (DeLone dan McLean,
2003)
 Kualitas Pelayanan
Kualitas layanan merupakan suatu persepsi tentang
kualitas secara menyeluruh yang terpikirkan dan
menjadi suatu gagasan yang harus dirumuskan
37

(formulasi) agar penerapannya (implementasi) dapat


diuji kembali (evaluasi), untuk menjadi suatu proses
yang dinamis, berlangsung, terus menerus dalam
memenuhi kepuasan pelanggan (Parasuraman,2006).
Variabel independen dalam penelitian yang saya dapatkan
adalah Relaksasi:Meditasi dengan otot progresif

b. Definisi Konseptual
konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel
yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan
dalam mengoperasionalkannya di lapangan. (Menurut Singarimbun
dan Effendi,2002) yaitu Untuk memahami dan memudahkan dalam
menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini.
1) Hipertensi
a) Pengertian Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan
darah tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan
darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC
(Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
b) Etiologi Hipertensi
 Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi
tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari
38

90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab


hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh
darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan
lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan
antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi,
obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan
yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki
peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi.
Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan
yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang
berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk
terkena hipertensi primer (Guyton, 2008).
 Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan
hipertensi sekunder dari penyakit komorbid atau obat-
obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah
penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat
tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi
dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003).
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya
ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem
saraf pusat (Sunardi, 2000).
c) Klasifikasi Tekanan Darah
39

Klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien


dewasa berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah
atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis (Tabel 1).
Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai
normal tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan
darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi tidak
dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan
pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke
klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat
(stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus
diterapi obat (JNC VII, 2003).

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-VII 2003


Kategori Tekanan Tekanan Sistolik Tekanan
Darah (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 90-99

Hipertensi stadium 2 >160 >100

Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang


ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang
kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya
kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah
>180/120 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi emergensi
atau hipertensi urgensi (American Diabetes Association, 2003).
Pada hipertensi emergensi, tekanan darah meningkat ekstrim
disertai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat
40

progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera


(dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah kerusakan organ
lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut antara lain,
encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri
akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina
pectoris tidak stabil dan eklampsia atau hipertensi berat selama
kehamilan (Depkes 2006a,).
d) Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di
otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah (Brunner, 2002).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norpinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin, 2005).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan
kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
41

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal dapat


menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukkan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Brunner, 2002).
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahaan
tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahaan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah
yang menyebabkan penurunan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar
mengalami penurunan kemampuan dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2005).
e) Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat,
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat
ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala
bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala
pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat
dan pusing (Price, 2005).
42

Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada


penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan
darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas,
cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar
dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi
hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan
penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral
(otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan
kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah
nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan
muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah
intrakranial (Corwin, 2005).
f) Faktor- Faktor Risiko
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yang antara lain
usia, jenis kelamin dan genetik.
 Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan
perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain
merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas gerak, berat
badan berlebihan/kegemukan, komsumsi alkohol,
hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, stress dan
komsumsi garam berlebih sangat berhubungan erat
dengan hipertensi (Depkes, 2006b).
g) Komplikasi Hipertensi
Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi hipertensi terdiri
dari stroke, infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati
43

(kerusakan otak) dan pregnancy- included hypertension (PIH)


(Corwin, 2005).
h) Penatalaksanaan Hipertensi
 Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner
yang dapat saling berpengaruh terhadap terjadinya
hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat
diubah, dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1) Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat
badan (Rahajeng, 2009).
2) Mengurangi asupan garam didalam tubuh (Depkes,
2006).
3) Ciptakan keadaan rileks (Depkes, 2006).
4) Melakukan olahraga teratur (Depkes, 2006).
5) Berhenti merokok (Depkes, 2006).
6) Mengurangi komsumsi alkohol (Depkes, 2006).
i) Terapi Farmakologis dan Non Farmakologi
Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk
mengendalikan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
hipertensi dengan cara seminimal mungkin menurunkan
gangguan terhadap kualitas hidup penderita. Pengobatan
hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang
panjang sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya
mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan perjalanan
terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung
pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat
antihipertensi (Nafrialdi, 2009). Obat yang digunakan adalah
Diuretik dan penghambat adrenergik (Nafrialdi, 2009).
2) Terapi Rileksasi:Meditasi
1) Pengertian
Relaksasi merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan
pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana saja
44

(Potter & Perry, 2005). Tehnik ini didasarkan kepada


keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang
merangsang karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Tehnik
relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi,
2008).
2) Tujuan
Tujuan teknik relaksasi adalah membantu orang menjadi
rileks, dengan demikian dapat memperbaiki berbagai aspek
kesehatan fisik. Untuk membantu individu mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian sehingga ia saat berada dalam situasi
yang menegangkan. (Zainul, 2007).
Manfaat dilakukannya Rileksasi :
 Relaksasi akan membuat individu lebih mampu
menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya
stress.
 Masalah-masalah yang berhubungan dengan stress
seperti hipertensi, sakit kepala, insomania dapat
dikurangi atau diobati dengan relaksasi.
 Mengurangi tingkat kecemasan.
 Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan
dengan stress.
 Mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang
menimbulkan kecemasan, seperti pada pertemuan
penting, wawancara atau sebagainya.
 Penelitian menunjukkan bahwa perilaku tertentu dapat
lebih sering terjadi selama periode stress, misalnya
naiknya jumlah rokok yang dihisap, konsumsi alcohol,
pemakaian obat-obatan, dan makanan yang berlebih-
lebihan.
 Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan
penampilan fisik.
45

 Kelelahan, aktivitas mental dan latihan fisik yang


tertunda dapat diatasi dengan menggunakan
ketrampilan relaksasi. (Zainul, 2007).
3) Jenis-jenis Teknik Relaksasi
Ada beberapa jenis dari relaksasi, yaitu :
a) Relaksasi otot
Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi
ketegangan dengan cara melemaskan badan. Dalam
latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan
otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta
untuk mengendurkannya.Sebelum dikendurkan penting
dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu dapat
membedakan antara otot tegang dan otot lemas.
b) Relaksasi kesadaran indera
Teknik ini individu dapat diberi satu persatu diberi
pertanyaan yang tidak dijawab secara lisan tetapi untuk
dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau yang tidak
dapat dalam individu pada waktu intruksi diberikan
pengembangan.
c) Relaksasi melalui hipnosa, yoga, dan meditasi
 Hipnosa ialah kondisi yang menyerupai tidur
lelap tetapi lebih aktif, saat seseorang memiliki
sedikit keinginan tahu dari dirinya dan bertindak
menurut sugesti dari orang yang menyebabkan
terjadinya kondisi tersebut.
 Yoga yaitu sebuah sistematika baru yang
mampu menjelaskan manusia secara utuh,
bagaiman menjalani hidup secara berimbang
serta bagaimana cara bertahan hidup jika tidak
ada keseimbangan.
46

 Meditasi adalah suatu teknik latihan dalam


meningkatkan kesadaran pada satu objek
stimulasiyang tidak berubah pada waktu
tertentu. (Zainul, 2007).
4) Teknik-teknik Relaksasi
a) Relaksasi progesif (progressive relaxation training)
Untuk membawa seseorang relaks sampai pada otot-
ototnya. Jacobson percaya bahwa jika seseorang berada
dalam keadaan seperti itu, akan terjadi pngurangan
timbulnya reaksi emosi yang bergelora, baik pada susunan
syaraf otonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan
perasaan segar dan sehat jasmani maupun rohani.
b) Otogenik (autogenic training)
Otogenik adalah latihan untuk merasakan berat dan
panaspada anggota gerak, pengaturan pada jantung dan
paru-paru, perasaan panas pada perut dan dingin pada dahi.
Johanes Schultz, memperkenalkan teknik pasif agar
seseorang dapat menguasai munculnya emosi yang
bergelora.
c) Sugesti diri (suggestion technique)
Seseorang dapat melakukan sendiri perubahan
kefaalan pada dirinya sendiri, juga bias mengatur
permunculan-permunculan dari emosinya pada tingkatan
maksimal yang dikehendaki.
d) Melakukan sendiri (self help)
Seseorang diajarkan untuk melakukannya sendiri
dengan mempergunakan alat “bio feedback” agar pasien
mengetahui saat-saat tercapainya keadaan relaks.
5) Macam-macam Teknik Relaksasi
a) Relaxation Via Tension relaxation
47

Metode ini digunakan agar individu agar dapat


merasakan perbedaan antara saat-saat tubuhnya tegang dan
saat otot dalam keadaan lemas. Selain itu individu dilatih
untuk ncapai keadaan rileks. Otot yang dilatih adalah otot
lengan, tangan, biceps, bahu, wajah, perut dan kaki.
b) Relaxation Via Letting Go
Metode ini biasanya merupakan tahap dari pelatihan
Relaxation Via Tension- Relaxation, yaitu latihan untuk
memperdalam dan menyadari relaksasi. Pada metode ini
diharapkan individu dapat lebih peka terhadap ketegangan
dan lebih ahli dalam mengurani ketegangan.
c) Differential relaxation
Relaksasi differensial merupakan salah satu
ketrampilan relaksasi progesif. Dalam pelatihan
relaksasidifferensial ini, individu tidak hanya menyadari
kelompok otot yang diperlukan untuk melakukan aktifitas
tertentu saja tetapi juga mengidentifikasikan dan lebih
menyadari lagi otot-otot yang tidak perlu melakukan
aktifitas tersebut.
6) Prosedur Rileksasi
a) Tahap Pelaksanaan Teknik Relaksasi
 Tahap persiapan
Peneliti memposisikan tubuh pasien secara
nyaman mungkin. pasien diinstruksikan untuk
duduk semi fowler dengan rileks, mata tertutup,
melonggarkan pakaian disekitar leher dan
pinggang.
 Tahap pelaksanaan
Pada tahapan ini responden melaksanakan
latihan relaksasi otot progresif dengan dibimbing
langsung oleh peneliti sendiri.
48

 Tahap penutupan
Pada tahapan ini responden bersiap-siap
untuk istirahat. Sesudah latihan relaksasi otot
progresif.
 Tahap evaluasi
Pada tahapan ini peneliti menanyakan
kembali perasaan responden dan menjelaskan
bahwa intervensi telah selesai dilakukan.
b) Langkah Teknik Relaksasi Meditasi

c) Langkah Teknik Relaksasi Progresif


Gerakan 1: Ditujukan untuk melatih otot tangan.
 Genggam tangan kiri sambil membuat suatu
kepalan.
 Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan
sensasi ketegangan yang terjadi.
 Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk
merasakan relaks selama 10 detik.
 Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga klien dapat membedakan perbedaan
antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
 Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.
 Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di tangan bagian
belakang dan lengan bawah menegang, jari-
jari menghadap ke langit-langit.
Gerakan 3: Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar
pada bagian atas pangkal lengan).
49

 Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.


 Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak
sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
Gerakan 4: Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur.
 Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
hingga menyantuh kedua telinga.
 Fokuskan atas, dan leher.

Gerakan 5 dan 6: Ditujukan untuk melemaskan otot-otot


wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut).

 Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi


dan alis sampai otot terasa dan kulitnya keriput.
 Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan
gerakan mata.

Gerakan 7: Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan


yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti
dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang.

Gerakan 8: Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot


sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya
sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan 9: Ditujukan untuk merileksikan otot leher


bagian depan maupun belakang.
50

 Gerakan diawali dengan otot leher bagian


belakang baru kemudian otot leher bagian depan.
 Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
 Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan dibagian belakang leher dan
punggung atas.

Gerakan 10: Ditujukan untuk melatih otot leher begian


depan.

 Gerakan membawa kepala ke muka.


 Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat
merasakan ketegangan di daerah leher bagian
muka.

Gerakan 11: Ditujukan untuk melatih otot punggung

 Angkat tubuh dari sandaran kursi.


 Punggung dilengkungkan.
 Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama
10 detik, kemudian relaks.
 Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi
sambil membiarkan otot menjadi lemas.

Gerakan 12: Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

 Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru


dengan udara sebanyak-banyaknya.
51

 Ditahan selama beberapa saat, sambil


merasakan ketegangan di bagian dada sampai
turun ke perut, kemudian dilepas.
 Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal
dengan lega.
 Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.

Gerakan 13: Ditujukan untuk melatih otot perut.

 Tarik dengan kuat perut kedalam.


 Tahan sampai menjadi kencang dank eras
selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
 Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

Gerakan 14-15: Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki


(seperti paha dan betis).

 Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha


terasa tegang.
 Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian
rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
 Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepas.
 Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Agar efektif hasilnya latihan ini sebaiknya dilakukan ditempat dan situasi yang
memungkinkan latihan tersebut berlangsung dengan baik, antara lain:
52

1. dilaksanakan ditempat yang tenang, bebas dari hal-hal yang


mengganggu kosentrasi, suara bising, tempat kotor, panas terik, dll.
2. Sebaiknya dilapisi oleh matras yang cukup empuk agar dapat
berbaring dengan enak.
3. Dilakukan di tempat yang teduh terhindar dari sengatan langsung
matahari
4. Dialunkan musik yang menenangkan jiwa (musik klasik) dalam
memberikan instruksi suara harus betul-betul menenangkan.
5. Harus dilakukan secara sukarela dan tekun dan mempunyai
kemampuan kosentrasi dengan baik
53

c. Definisi Operasional
Operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur. Melihat
definisi operasional suatu penelitian, maka seorang Peneliti akan dapat
mengetahui suatu variabel yang akan diteliti. (Menurut Singarimbun dan
Effendi,2002)

10. Hipotesa penelitian


Hipotesa adalah suatu alat untuk kemajuan pengetahuan karenahipotesis
membuat peneliti untuk bersikap secara objektif (Kenglinger & Lee 2012).
Hipotesa merupakan kalimat yang memberikan kemungkinan hubungan
antara dua variabel atau lebih (Mc Guigan, 2014)

11. Design Penelitian dan alasannya


Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan
sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus
penelitian.
Desain penelitian yang sering digunakan baik dalam riset kualitatif maupun
kuantitatif meliputi desain penelitian eksperimental, survey atau cross-
sectional, longitudinal, studi kasus, dan komparatif. Kita bisa menerapkan
desain riset mana yang paling sesuai diterapkan dalam riset kualitatif atau
kuantitatif yang kita gunakan.

12. Populasi dan Sample Penelitian


a. Populasi
54

Menurut Hadi (2001), populasi adalah semua nilai yang mungkin hasil
dari menghitung atau mengukur yang kuantitatif ataupun kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan populasi
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
b. Sampel
Sampel adalah sebagai dari populasi yang memiliki sifat-sifat utama dari
populasi dan dijadikan sebagai perwakilan atau represtasi dalam
penelitian. (Menurut Singarimbun dan Effendy, 2002). Penentuan sampel
penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu mengambil
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009).

13. Analisis Data yang dilakukan


pengertian analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
(Menurut Lexy J. Moleong, 2012)

14. Etik Penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan : (lihat
CIOMS 2016)

7-STANDAR KELAIKAN ETIK PENELITIAN Ya Tidak NA*


1. Nilai Sosial/Klinis
2. Nilai Ilmiah
3. Pemerataan Beban dan Manfaat
4.  Potensi manfaat > risiko
 Potensi manfaat >/= risiko
 Potensi manfaat < risiko
 Standar risiko minimal >/=
 Sedikit diatas standar resiko minimal
 Risiko terhadap peneliti
5. Bujukan/ Eksploitasi/Inducement
6. Rahasia dan Privacy
7. Informed Consent
55

 Tidak Berlaku/Tidak Dapat Diterapkan


1 Nilai Sosial / Klinis.
Penelitian ini memenuhi standar Nilai Sosial/ Klinis, minimal
terdapat satu diantara 5 (lima) nilai berikut ini :
1.1. Terdapat Novelty (kebaruan). Dalam penelitian ini terdapat
nilai kebaruan, yaitu terdapat minimal satu dari 3 sifat berikut :
a Potensi menghasilkan informasi yang valid
b Memiliki Relevansi Bermakna dengan masalah kesehatan
c Memiliki kontribusi terhadap suatu penciptaan /
kebermanfaatan dalam melakukan evaluasi intervensi
kebijakan, atau sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan
yang mempromosikan kesehatan individu atau masyarakat
1.2 Sebagai upaya mendesiminasikan hasil
1.3 Sebagai informasi untuk memahami intervensi
1.4 Memberikan kontribusi promosi kesehatan
1.5 Menghasilkan alternatif cara mengatasi masalah

2 Nilai Ilmiah
Penelitian ini memenuhi standar nilai ilmiah, minimal terdapat
satu diantara 5 (lima) nilai berikut ini
2.1  Disain penelitian mengikuti logika ilmiah, yang
menjelaskan secara rinci (perlu seperti ini, atau diserahkan
kepada pemahaman dan keputusan pereview?), meliputi :
a. Desain penelitian;
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Jenis sampel, Tatacara pengambilan sampel, Besar sampel,
kriteria inklusi dan eksklusi;
d. Variabel penelitian dan definisi operasional;
e. Instrument penelitian/alat untuk mengambil data/bahan
penelitian ;
f. Prosedur penelitian
g. intervensi yang diberikan/dilakukan (dlm uraian rinci
langkah-langkah yang akan dilakukan)/cara pengumpulan
data (uraikan secara detail);
h. Cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping
dan komplikasi bila ada;
i. i) Rencana analisis data
2.2 Menghasilkan informasi yang valid dan handal
2.3 Terdapat uraian tentang penelitian lanjutan yang dapat
dilakukan dari hasil penelitian yang sekarang
2.4 Hasil penelitian menyajikan data & informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan klinis/sosial
2.5 Relevansinya bermakna dengan masalah kesehatan
2.6 Kontribusinya terhadap penciptaan atau evaluasi intervensi,
56

a Terdapat uraian dan pandangan peneliti bagaimana saran


mengatasi pelanggaran dan isu etik dari penelitian yang
diusulkannya
b Terdapat ringkasan hasil studi sebelumnya sesuai topik
penelitian yang diusulkan, baik yang belum
dipublikasi/diketahui peneliti dan sponsor, dan sudah
dipublikasi, termasuk kajian-kajian pada hewan
c Terdapat pernyataan bahwa prinsip yang tertuang dalam
protokol penelitian ini akan dipatuhi/dilaksanakan
d Terdapat gambaran singkat tentang lokasi penelitian,
termasuk informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk
keamanan dan ketepatan penelitian, dan informasi
demografis dan epedemiologis yang relevan tentang daerah
penelitian
e Terdapat daftar Nama, alamat, afiliasi lembaga, kualifikasi
dan pengalaman ketua peneliti dan peneliti lainnya (jika
peneliti adalah Tim)
f Terdapat uraian tujuan penelitian, hipotesa, pertanyaan
penelitian, asumsi, dan variabel penelitian
g Terdapat deskipsi detil tentang desain ujicoba atau
penelitian. Bila ujicoba klinis, deskripsi harus meliputi
apakah kelompok intervensi ditentukan secara random,
(termasuk bagaimana metodenya), dan apakah blinded atau
terbuka
h Terdapat uraian tentang jumlah subyek yang dibutuhkan
sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya secara
statistik
i Terdapat rincian kriteria subyek dan alasan penentuan yang
tidak masuk kriteria dari kelompok kelompok berdasarkan
umur, sex, faktor sosial atau ekonomi, atau alasan alasan
lainnya
j Terdapat alasan melibatkan anak atau orang dewasa yang
tidak mampu memberikan informed consent, atau kelompok
rentan, serta langkah bagaimana meminimalkan yan
diantisipasi potensi resiko
k Terdapat deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode
treatmen), termasuk rute administrasi, dosis, interval dosis,
dan masa treatmen produk yang digunakan (investigasi dan
komparator)
l Terdapat rencana dan alasan untuk meneruskan atau
menghentikan standar terapi selama penelitian
m Terdapat uraian jenis treatmen/pengobatan lain yang
mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi
57

kontraindikasi, selama penelitian


n Terdapat penjelasan tentang test-test klinis atau lab atau test
lain yang harus dilakukan
o Terdapat format laporan kasus yang sudah terstandar,
metode pencataran respon terapetik (deskripsi dan evaluasi
metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up, dan,
bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk mentukan
tingkat kepatuhan subyek yang menerima treatmen
p Terdapat aturan atau kriteria kapan subyek bisa
diberhentikan dari penelitian atau uji klinis, atau, dalam hal
studi multi senter, kapan sebuah pusat/lembaga di non-
aktifkan, dan kapan penelitian bisa dihentikan (tidak lagi
dilanjutkan)
q Terdapat uraian ttg metode pencatatan dan pelaporan
adverse events atau reaksi, dan syarat penanganan (jika
terjadi) komplikasi
r Terdapat uraian tentang risiko yang diketahui dari adverse
events, termasuk risiko yang terkait dengan masing masing
rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau
terhadap prosedur yang akan diujicobakan
s Terdapat uraian tentang kemungkinan penggunaan lebih
jauh dari data personal atau material biologis
t Terdapat deskripsi tentang rencana analisa statistik,
termasuk rencana analisa interim bila diperlukan, dan
kreteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi
penghentian prematur keseluruhan penelitian
u Terdapat Daftar referensi yang dirujuk dalam protokol
v Terdapat rincian sumber dan jumlah dana riset; lembaga
funding, dan deskripsi komitmen finansial sponsor pada
kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subyek
riset, dan, bila ada, pada komunitas
w Terdapat dokumen pengaturan untuk mengatasi konflik
finansial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi
keputusan para peneliti atau personil lainya; peluang adanya
conflict of interest; dan langkah langkah berikutnya yang
harus dilakukan
x Terdapat penjelasan jika hasil riset negatip, memastikan
bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau dengan
melaporkan ke otoritas pencatatan obat obatan
3 Pemerataan Beban dan Manfaat
pemerataan beban dan manfaat mengharuskan peserta/ subyek
diambil dari kualifikasi populasi di wilayah geografis di mana
hasilnya dapat diterapkan.
Sehingga protokol suatu penelitian hendaknya mencerminkan
58

adanya perhatian atas satu diantara butir-butir di bawah ini :


1) tercantum uraian bahwa manfaat dan beban didistribusikan
secara merata
2) tidak ditemukan pendistribusian beban maupun manfaat
yang berbeda kepada kelompok subyek yang berbeda
3) dalam pertimbangan rekrutmen subyek dilakukan
berdasarkan pertimbangan ilmiah, dan tidak berdasarkan
status sosial ekonomi, atau karena mudahnya subyek
dimanipulasi atau dipengaruhi untuk mempermudah proses
maupun pencapaian tujuan penelitian; bila pemilihan
berdasarkan pada sosial ekonomi, harus atas dasar
pertimbangan etis dan ilmiah
4) dalam memilih atau tidak memilih subyek tertentu,
pertimbangkan kekhususan subyek sehingga perlu
perlindungan khusus selama menjadi subyek; dapat
dibenarkan karena peneliti mempertimbangkan
kemungkinan memburuknya kesenjangan kesehatan
5) kelompok subyek yang tidak mungkin memperoleh manfaat
dari penelitian ini, dapat dipisahkan dari subyek lain, agar
terhindar dari risiko dan beban yang sama
6) kelompok yang kurang terwakili dalam penelitian medis
harus diberikan akses yg tepat untuk berpartisipasi, selain
sebagai subyek/ sampel penelitian
7) ketika dilakukan pembedaan distribusi beban dan manfaat,
tetap dilakukan berdasarkan pertimbangan ilmiah dan etis,
bukan pertimbangan kewenangan atau kemudahan untuk
dipilih
8) pembedaan distribusi beban dan manfaat juga dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika berkait dengan lokasi
populasi
9) Jumlah/proporsi subyek terpinggirkan dalam penelitian ini
keterwakilannya seimbang dengan kelompok lain
10) subyek terpilih menerima beban keikutsertaan dalam
penelitian lebih besar (>) dibanding dengan peluang
menikmati manfaat pengetahuan dan hasil dari penelitian
11) kelompok rentan tidak dikeluarkan dari partisipasi dalam
penelitian, meski bermaksud melindunginya; tetap
diikutsertakan agar memperoleh manfaat secara
proporsional sebagaimana subyek dari kelompok lainnya
12) penelitian tidak memanfaatkan subyek secara berlebihan
karena kemudahan memperoleh subyek, misalnya tahanan,
mahasiswa peneliti, bawahan peneliti; juga karena dekatnya
dengan lokasi penelitian, kompensasi utk subyek kecil, dan
sejenisnya
59

(Guidelines 4 and 5) (Guideline 6) (Guideline 19) (Guidelines


15, 16 and 17) (Guideline 9)
a Terdapat pernyataan yang jelas tentang pentingnya
penelitian, pentingnya untuk pembangunan dan untuk
memenuhi kebutuhan bangsa, khususnya termasuk
penduduk/komunitas di lokasi penelitian
b Kriteria partisipan atau subyek dan alasan penentuan yang
tidak masuk kriteria dari kelompok kelompok berdasarkan
umur, sex, faktor sosial atau ekonomi, atau alasan alasan
lainnya
c Terdapat alasan melibatkan anak atau orang dewasa yang
tidak bisa mandiri, atau kelompok rentan, serta langkah
langkah bagaimana memaksimalkan manfaat penelitian bagi
mereka
d Terdapat rencana dan alasan untuk meneruskan atau
menghentikan standar terapi selama penelitian, jika
dipelukan termasuk jika tidak memberi manfaat kepada
subyek dan populasi
e Terdapat penjelasan tentang Treatmen/Pengobatan lain yang
mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi
kontraindikasi, selama penelitian, sekaligus memberi
manfaat bagi subyek karena adanya pengetahuan dan
pengalaman itu
f Terdapat penjelasan tentang rencana test-test klinis atau lab
atau test lain yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
penelitian sekaligus memberikan manfaat karena subyek
memperoleh informasi kemajuan penyakit/ kesehatannya
g Disertakan format laporan kasus yang sudah distandarisir,
metode pencataran respon terapetik (deskripsi dan evaluasi
metode dan frekuensi pengukuran), prosudur follow-up,
dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk
menentukan tingkat kepatuhan subyek yang menerima
treatmen; lengkap dengan manfaat yg diperoleh subyek
karena dapat dipantaunya kemajuan kesehatan/ penyakitnya
h Terdapat uraian tentang dalam kondisi seperti apa subyek
bisa diberhentikan dari penelitian atau uji klinis, atau, dalam
hal studi multi senter, kapan sebuah pusat/lembaga di non -
aktifkan, dan kapan penelitian bisa dihentikan (tidak lagi
dilanjutkan); atau kriteria seperti apa yang memberikan
peluang subyek untuk berlanjut berperan dalam penelitian
i Terdapat penjelasan tentang risiko yang diketahui dari
adverse events, termasuk risiko yang terkait dengan masing-
masing rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin,
atau terhadap prosedur yang akan diuji cobakan; sehingga
60

subyek merasakan keseimbangan antara beban yg harus


ditanggungnya dengan manfaat yang diperolehnya termasuk
yg diperoleh oleh populasi dan ilmu pengetahuan
j Terdapat uraian tentang Potensi manfaat/keuntungan dengan
keikutsertaan dalam penelitian secara pribadi bagi subyek
dan bagi yang lainnya
k Terdapai uraian keuntungan yang dapat diharapkan dari
penelitian ini bagi penduduk, termasuk pengetahuan baru
yang dapat dihasilkan
l Terdapat uraian kemungkinan dapat diberikan kelanjutan
akses bila hasil intervensi menghasilkan manfaat yang
signifikan, modalitas yang tersedia, pihak-pihak yang akan
mendapatkan keberlangsungan pengobatan, organisasi yang
akan membayar, dan untuk berapa lama
m Ketika penelitian melibatkan ibu hamil, ada penjelasan
tentang adanya rencana untuk memonitor kesehatan ibu dan
kesehatan anak dalam jangka pendek maupun jangka
panjang
n Terdapat rencana, prosedur, dan peneliti yang betanggung
jawab untuk menginformasikan pada subyek bahaya dan
manfaat, atau tentang penelitian sejenis, yang dengan
informasi itu subyek dapat menentukan keberlangsungan
keikutsertaannya dalam penelitian
4. Potensi Manfaat dan Resiko
risiko kepada subyek seminimal mungkin dengan keseimbangan
memadai/tepat dalam kaitannya dengan prospek potensial
manfaat terhadap individu, nilai sosial dan ilmiah suatu
penelitian.
 menyiratkan ketidaknyamanan, atau beban yang merugikan
mulai dari yang amat kecil dan hampir pasti terjadi.
 potensi subyek mengalami kerugian fisik, psikologis, sosial,
material
 kerugian yang besar dan atau bermakna.
 risiko kematian sangat tinggi, belum/tidak adanya
perawatan yang efektif
a Terdapat uraian potensi manfaat penelitian yang lebih
besar bagi individu/subyek
b Terdapat uraian risiko bahwa risiko sangat minimal yang
didukung bukti intervensi setidaknya menguntungkan;
c Tersedia intervensi efektif (sesuai dengan golden standar)
yang harus diberikan kepada kelompok intervensi dan
kontrol;
d Terdapat uraian tentang kerugian yang dapat dialami oleh
subyek, tetapi hanya sedikit di atas ambang risiko minimal
61

e Terdapat uraian tentang tinggi rendahnya potensi risiko


penelitian terhadap peneliti
f Terdapat uraian tentang tinggi rendahnya risiko penelitian
terhadap kelompok / masyarakat
g Terdapat simpulan agregat risiko dan manfaat dari
keseluruhan penelitian
h Terdapat uraian tentang risiko/ potensi subyek mengalami
kerugian fisik, psikis, dan social yang minimal
i Terdapat penjelasan tentang keuntungan yang diperoleh
secara social dan ilmiah; yaitu prospek dan potensi dari
hasil penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru
sebagai media yang diperlukan untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat; dibandingkan dengan
potensi kerugian / risiko yang dapat terjadi kepada subyek
j Pereview telah mempertimbangkan secara cermat, wajar,
hati2, bahwa risiko penelitian ini tidak cukup untuk menolak
atau menyetujui protokol dari aspek potensi risiko dan
kemanfaatan
5 Bujukan/ Eksploitasi/ Inducement (undue)
a Terdapat penjelasan tentang insentif bagi subyek, dapat
berupa uang, hadiah, layanan gratis jika diperlukan, atau
lainnya
b Insentif pada penelitian yang berisiko luka fisik, atau lebih
berat dari itu, diuraikan insentif yg lebih detail, termasuk
asuransi, bahkan kompensasi jika terjadi disabilitas, bahkan
kematian
c Terdapat uraian yang mengindikasikan adanya bujukan yang
tidak semestinya
6 Rahasia dan Privacy
1) meminta persetujuan baru ketika ada indikasi munculnya
masalah kesehatan baru selama penelitian (yg sebelumnya
tidak ada)
2) peneliti mendesak subyek agar melakukan konsultasi
lanjutan ketika peneliti menemukan indikasi penyakit serius;
dengan tetap menjaga hubungan peneliti-subyek
3) peneliti harus netral terhadap temuan baru, tidak
memberikan pendapat sekaitan temuannya itu, menyerahkan
kepada tenaga ahlinya
4) peneliti menjaga kerahasiaan temuan tersebut, jika terpaksa
maka peneliti membukan rahasia setelah menjelaskan
kepada subyek ttg keharusannya peneliti menjaga rahasia
dan seberapa besar peneliti telah melakukan pelanggaran
atas prinsip ini dengan membuka rahasia tersebut
(Guideline 24) (Guidelines 11 and 12) (Guidelines 11 and 12)
62

(Guidelines 4, 11, 12 and 24) (Guidelines 16 and 17)


(Guideline 9) (Guideline 3)
a Terdapat penjelasan bagaimana peneliti menjaga
kerahasiaan subyek sejak rekruitmen hingga penelitian
selesai, bahkan jika terjadi pembatalan subyek karena
subyek tidak memenuhi syarat sbg sampel
b Terdapat penjelasan bagaimana peneliti menjaga privacy
subyek ketika harus menjelaskan prosedur penelitian dan
keikutsertaan subyek, dimana subyek tidak bisa berada
dalam kelompok subyek oleh sebab jadual yg tidak sesuai
atau materi penjelasan yang spesifik
c Terdapat penjelasan bagaimana peneliti akan tetap menjaga
kerahasiaan dan privacy subyek meski subyek diwakili,
karena alasan usia, alasan budaya (seperti misalnya
sekelompok masyarakat cukup diwakili kepala kelompok
masyarakat itu, atau anggota keluarga diwakili oleh kepala
keluarga)
d Terdapat penjelasan yang menunjukkan bahwa peneliti
memahami terdapat beberapa data/informasi yang
kerahasiaan/privacy merupakan hal yang mutlak dan
karenanya harus sangat dijaga; disertai penjelasan detail
tentang begaimana menjaganya, misalnya hasil test
genetika.
e Terdapat uraian tentang bagaimana Peneliti membuat kode,
bila ada, untuk identitas subyek dibuat, alasan pembuatan
kode, di mana di simpan dan kapan,, bagaimana dan oleh
siapa bisa dibuka bila terjadi emergensi
f Terdapat penjelasan tentang kemungkinan penggunaan lebih
jauh dari data personal atau material biologis dari subyek
g Terdapat penjelasan bagaimana kerahasiaan dan privacy
tetap akan dijaga ketika hasil riset negatip, dimana hasilnya
harus tersedia melalui publikasi atau dengan melaporkan ke
otoritas pencatatan obat obatan
7 Informed Consent
Penelitian ini dilengkapi dengan (rencana memperoleh)
Persetujuan Setelah Penjelasan, seperti tertera secara lengkap
berikut ini
1) Terdapat Lembar informed consent beserta daftar penjelasan
(PSP) yang akan disampaikan kepada partisipan
2) Terdapat penjelasan Proses mendapatkan persetujuan,
mempergunakan prosedur yang layak (kelayakan cara
mendapatkan persetujuan subyek)
3) Disertakan rincian Isi naskah penjelasan yang akan
diberikan kepada calon subyek, meliputi :
63

a Bahasa naskah, difahami subyek


b Manfaat penelitian, yang difahami subyek
c Perlakuan yang diterima subyek penelitian, jelas bagi
subyek, tdk ada yg disembunyikan
d Lama perlakuan terhadap subyek (keikutsertan), jelas
durasinya, dalam minggu, hari perminggu, jam per hari,
pagi-sore-malam per hari
e Karakteristik subyek penelitian, jelas bagi subyek bahwa
karakter subyek cocok untuk penelitian ini
f Jumlah subyek penelitian yang diperlukan, berapa jumlah
subyek yg dibutuhkan, termasuk subyek ybs, risiko
penelitian jika subyek ybs tidak melanjutkan
keikutsertaan dalam proses penelitian
g Kemungkinan risiko penelitian terhadap kesehatan
subyek, dengan mengikuti penelitian ini, ada
kemungkinan subyek memperoleh dampak yg terkait
dengan kesehatan
h Jaminan kerahasiaan data, subyek memahami bahwa data
subyek dijaga kerahasiaannya, tanpa diminta, dan berlaku
utk semua subyek
i Kompensasi yang diberikan kepada subyek (undue-
inducement ada / tidak), jenis-jumlah-waktu-media-
prasarat kompensasi bisa diterima oleh subyek
j Unsur paksaan (coersient) ada atau tidak, bagaimana
peneliti menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam
penelitian ini tidak memaksa, tidak ada pemaksanaan
k Penjelasan pengobatan medis dan ganti rugi apabila
diperlukan, jika diantara risiko penelitian yang dapat
terkena kepada subyek adalah sakit/ gangguan kesehatan,
maka dijelaskan jaminan / ganti rugi berwujud apa yg
diberikan oleh siapa kepada subyek, berapa besar, kapan,
dan bagaimana caranya
l Nama jelas, no telepon penanggung jawab penelitian,
termasuk nomor cadangan, dan alamat kantor/rumah
penanggung jawab penelitian
m Nama jelas, no telepon penanggung jawab medic,
termasuk nomor cadangan, dan alamat kantor/ rumah
penanggung jawab medis
n Hak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa ada sanksi,
subyek mempunyai hak mengundurkan diri setelah
memahami dan mempertimbangkan dampaknya kepada
penelitian
o Kesediaan subyek penelitian atau wali yang sah (tanda
tangan pada lembar Persetujuan Setelah Penjelasan/PSP),
64

setelah subyek/ wali jelas semua penjelasan dan


arti/makna dari tanda tangan bagi proses penelitian
p Tanda tangan saksi
q Pilihan pengobatan selain yang disebut dalam penelitian,
jika memerlukan pengobatan dalam penelitian atau akibat
keikutsertaan subyek dalam penelitian ini
4) Penggunaan kalimat memudahkan subyek memperoleh
kejelasan

FORM EVALUASI METODOLOGI PENELITIAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES BHAKTI
KENCANA

No Aspek Yang Dinilai Nilai 1-100 Bobot Nilai


1 Konsep pemikiran 3
a. Kejelasan analisis PICOT dalam
EBP
b. Kesesuaian data base dan jurnal
yang digunakan
c. Kejelasan dalam telaah appraisal
jurnal
d. Kejelasan (Fenomena) masalah
dan latar belakang
e. Ketepatan menentukan variable
penelitian
f. Kejelasan Kerangka konsep
g. Definisi Operasional
h. Hipotesis
i. Kejelasan hubungan antara
komponen-komponen tersebut

2 Penggunaan Kepustakaan : 1
a. Relevansi kepustakaan
b. Komprehensivitas
c. Keterkinian (up to date) bahan
pustaka
d. Kesesuaian telaahan jurnal

3 Metodologi Penelitian 1
a. Desain Penelitian
65

b. Populasi dan sample


c. Metode statistic dan/atau metode
analisis data yang digunakan
d. Alasan pemilihan metode
Jumlah 5

Nilai : (bobot x Score )/5

Penilai : ……………………… (…………….)


66

DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-variabel-beserta-macam-macamnya-
menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai