Anda di halaman 1dari 4

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

LARUTAN adalah campuran homogen dua zat terlarut dan pelarut.


zat atau lebih yang saling melarutkan dan Menyatakan konsentrasi larutan ada
masing-masing zat penyusunnya tidak beberapa macam, di antaranya:
dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. 1. FRAKSI MOL (X)
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya
ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua Fraksi mol adalah perbandingan
macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan antara jumiah mol suatu komponen
non elektrolit. dengan jumlah mol seluruh
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat komponen yang terdapat dalam
menghantarkan arus listrik. larutan.

Larutan ini dibedakan atas : Fraksi mol dilambangkan dengan X.

1. ELEKTROLIT KUAT
mol bag.laruta n
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang Xt 
mempunyai daya hantar listrik yang kuat, mol total laruatan
karena zat terlarutnya didalam pelarut
(umumnya air), seluruhnya berubah Contoh:
menjadi ion-ion (alpha = 1). Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat
Yang tergolong elektrolit kuat adalah: terlarut A dengan 7 mol zat terlarut B.
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, maka:
H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3
golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-
lain. XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti:
NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain * XA + XB = 1

2. ELEKTROLIT LEMAH 2. PERSEN BERAT (%)


Larutan elektrolit lemah adalah larutan
yang daya hantar listriknya lemah dengan Persen berat menyatakan gram berat
harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < zat terlarut dalam 100 gram larutan.
1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, bagian larutan
HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
% x100
total larutan
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH,
Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : Contoh:
AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain Larutan gula 5% dalam air, artinya:
dalam 100 gram larutan terdapat :
Larutan non elektrolit adalah larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik, - gula = 5/100 x 100 = 5 gram
karena zat terlarutnya di dalam pelarut
tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak - air = 100 - 5 = 95 gram
mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
3. MOLALITAS (m)
- Larutan urea
Molalitas menyatakan mol zat terlarut
- Larutan sukrosa
dalam kg (1000 gram) pelarut.
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain

Konsentrasi merupakan cara untuk


menyatakan hubungan kuantitatif antara
dalam larutan non elektrolit tidak sama
mol terlarut
m dengan jumlah partikel dalam larutan
kg(1000gr) . pelarut elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya
sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
Contoh: terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH larutan non elektrolit tidak terurai menjadi
(Mr = 40) dalam 500 gram air ! ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif
larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan
non elektrolit dan sifat koligatif larutan
- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram
elektrolit.
air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air =
0,2 m

PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH


4. MOLARITAS (M)
(P)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam 1 liter larutan. Pada setiap suhu, zat cair selalu
mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu
mol terlarut tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam
M zat cair menyebabkan penurunan tekanan
L. larutan
uapnya. Hal ini disebabkan karena zat
terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi
Contoh: dari pelarut, sehingga kecepatan
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 penguapanberkurang.
(Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?
Menurut RAOULT:
- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol /
0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M
P = Po . XB

5.* NORMALITAS (N) dimana:


Normalitas menyatakan jumlah mol
ekivalen zat terlarut dalam 1 liter P = tekanan uap jenuh larutan
larutan. Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
Untuk asam, 1 mol ekivalennya XB = fraksi mol pelarut
sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya Karena XA + XB = 1, maka persamaan di
sebanding dengan 1 mol ion OH-. atas dapat diperluas menjadi:

Antara Normalitas dan Molaritas P = Po (1 - XA)


terdapat hubungan :
P = Po - Po . XA
N = M x valensi
Po - P = Po . XA
Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang tidak tergantung pada sehingga:
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata
hanya ditentukan oleh banyaknya zat
P = po . XA
terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Sifat koligatif meliputi: dimana:


1. Penurunan tekanan uap jenuh (P)
2. Kenaikan titik didih (Tb) P = penunman tekanan uap jenuh
3. Penurunan titik beku ( Tf ) pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
4. Tekanan osmotik (  ) XA = fraksi mol zat terlarut
Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan
sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel
Contoh: Tf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf

Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh dimana:


air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180)
dilarutkan dalam 90 gram air ! Tf = penurunan titik beku
Diketahui tekanan uap jenuh air murni m = molalitas larutan
pada 20oC adalah 18 mmHg. Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Jawab: Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara
mol air = 90/18 = 5 mol 1 atm, maka titik beku larutannya
dinyatakan sebagai:
Tf = (O - Tf)oC
fraksi mol glukosa = 0.25/(0.25 + 5) =
0.048
Tabel Tetapan kenaikan Titik didih
Molal (Kb) dan Tetapan penurunan Titik
Penurunan tekanan uap jenuh air:
Beku Molal (Kf) dari beberapa Pelarut
(tekanan 1 atm)
P = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg

KENAIKAN TITIK DIDIH (Tb) Pelarut Titik Didih Kb Titik Beku Kf


(oC) (oC)
Air 100,0 0,52 0,00 1,86
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih Asan 118,3 3,07 16,6 3,57
tinggi dari titik didih pelarut murni. asetat
Benzena 80,20 2,53 5,45 5,07
Klorofrom 61,20 2,63 - -
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik
didih dinyatakan dengan:
TEKANAN OSMOTIK (  )
Tb = m . Kb Tekanan osmotik adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat
menghentikan perpindahan molekul-
dimana:
molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel (proses
Tb = kenaikan titik didih (oC) osmosis).
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W


menyatakan massa zat terlarut)

Maka kenaikan titik didih larutan dapat


dinyatakan sebagai:
Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara


1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan
sebagai:

Tb = (100 + Tb)oC Menurut VAN'T Hoff tekanan osmotik


mengikuti hukum gas ideal:
PENURUNAN TITIK BEKU ( Tf )
PV = nRT
Untuk penurunan titik beku persamaannya
dinyatakan sebagai :
Karena tekanan osmotik =  , maka :
 = n/V R T = C R T Atas dasar kemampuan ini, maka larutan
elektrolit mempunyai pengembangan di
dimana : dalam perumusan sifat koligatifnya sebagai
 = tekanan osmotik (atmosfir) berikut:
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 Faktor Van’t Hoff(i) i = [1+α (n-1)]
liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK) 1.) Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan
sebagai:
- Larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih rendah dari yang lain Tb = m . Kb [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p
disebut larutan Hipotonis. . Kb [1+ α (n-1)]
- Larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih tinggi dari yang lain n menyatakan jumlah ion dari larutan
disebut larutan Hipertonis. elektrolitnya.
- Larutan-larutan yang mempunyai
tekanan osmotik sama disebut
Isotonis. 2.) Untuk Penurunan Titik Beku
dinyatakan sebagai:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa larutan elektrolit di dalam Tf = m . Kf [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p .
pelarutnya mempunyai kemampuan untuk Kf [1+ α (n-1)]
mengion. Hal ini mengakibatkan larutan
elektrolit mempunyai jumlah partikel yang 3.) Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan
lebih banyak daripada larutan non sebagai:
elektrolit pada konsentrasi yang sama.  = C R T [1+ α (n-1)]

Contoh: 4.) Untuk penurunan tekanan uap (P)


dinyatakan sebagai:
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan
dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. P = po . XA. [1+ α (n-1)]
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah
partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 Contoh:
molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) --> Hitunglah kenaikan titik didih dan
Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 penurunan titik beku dari larutan 5.85
ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250
2 kali semula = 1.0 molal. gram air ! (bagi air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)

Yang menjadi ukuran langsung dari Jawab:


keadaan (kemampuannya) untuk mengion
adalah derajat ionisasi.
Larutan garam dapur, NaCl(aq) --> NaF+ (aq)
Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan
+ Cl- (aq)
sebagai:
Jumlah ion = n = 2.
α = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah
Tb = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.52 [1+1(2-
mol zat mula-mula
1)] = 0.208 x 2 = 0.416oC

jumlah mol zat yang terionisa si Tf = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.86 [1+1(2-

jumlah mol zat mula - mula 1)] = 0.744 x 2 = 1.488oC

Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat


ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk
elektrolit lemah, harganya berada di
antara 0 dan 1 (0 < α < 1).

Anda mungkin juga menyukai