NAMA : LISNAWATI
NPM : 131601113
KELOMPOK : IV
A. Latar Belakang
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti ‘krim’. Nata dalam
bahasa Latin natare berarti ‘terapung’. Nata dapat dibuat dari berbagai macam
bahan, antara lain air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu,
ubi kayu atau limbah tapioka, dan sari buah (nanas, melon, jeruk, jambu biji,
pisang, dan stroberi). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di
Indonesia nata de coco sering disebut sari kelapa (Salim dan Ryan, 2011).
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari
kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan tambahan
yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber nitrogen,
dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat
digunakan sebagai suplemen pembuatan anta de coco, diantaranya adalah
senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa.
Produk bioselulosa hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetet
yaitu Acetobacter xylinum lebih dikenal sebagai nama nata de coco. Bakteri
tersebut dapat mensintesis selulosa secara ekstrakulikuler dengan menggunakan
komponen gula yang terdapat dalam substrat. Selulosa tersebut berupa lapisan
menyerupai gel yang merupakan serat-serat bersama biomassa yang tumbuh pada
permukaan media kultur. Nata de coco telah banyak dikembangkan di dalam
industri makanan skala rumah tangga (Indriati dan Rahimi, 2008).
C. Tujuan
2. Bahan:
a. Air kelapa 1 L
b. Gula pasir 25 gr
c. Cuka 10 ml
d. ZA 25 gr
e. Starter 20 ml
C. Prosedur Kerja.
1. Air kelapa sebanyak 1 L di saring dan masukkan kedalam panci dan dimasak
hingga mendidih.
2. Saat mendidih masukkan gula putih 25 gr (3 sdm), ZA 3-5gr (1/2 sdt), cuka
10 ml (2 sdm) atau bisa digunakan dengan perbandingan skala yang lebih
besar.
3. Buang buih jika muncul pada permukaan rebusan air kelapa, kemudian angkat
panci tersebut.
4. Tuangkan air kelapa yang sudah di masak (selagi panas) ke dalam
baki/nampan yang sudah di siapkan dan dirangkai dengan penutup Koran/
kertas sedemikian rupa kemudian setelah di tuang tutup rapat baki pembibitan
dengan kertas Koran yang sudah di pasang (pakai karet/lakban).
5. Tunggu adonan air kelapa sampai dingin (kurang lebih 30ºC atau sama dengan
suhu ruang).
6. Buka ujung kertas penutup baki berisi rebusan air kelapa yang sudah dingin
tadi kemudian tuangkan bibit nata , untuk ukuran 1 L, paling sedikit 20 ml,
tuang langsung tanpa perantara dan tanpa diaduk (menghindari kontaminasi).
7. Tutup rapat jangan sampai ada debu, kotoran atau bintang yang masuk,
simpan dan susun baki secara rapi, baki pembibitan nata tidak boleh
terganggu atau tergoyang selama proses fermentasi.
8. Biarkan baki pembibitan itu selama 10 hari atau lebih jika Nampak masih
tipis.
9. Buka baki nata hasil pembibitan setelah waktu di anggap cukup, karakter
lembaran nata baru panen berlendir, beraroma asam dan kadang kurang sedap.
BAB III
A. Hasil Pengamatan
1. Proses memasak nata de coco
2. Setelah didinginkan dan diberi starter 20 ml
B. Pembahasan
Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri
penghasil Nata de Coco. Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan
dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber
karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang
membentuk Nata De Coco.
Pada percobaan nata de coco kali ini menunjukkan hasil yang gagal. Pada
campuran air kelapa terdapat lapisan nata tipis namun terdapat jamur di dalam
campuran air kelapa. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu alat-alat yang digunakan untuk pembuatan nata tersebut tidak
bersih (tidak steril), pada saat praktikum, mungkin juga dapat dipengaruhi oleh
tingkat keasaman campuran, jika medianya terlalu asam atau kurang asam, maka
nata de coco tidak akan terbentuk.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, L., dan Rahimi, E., 2008. Pengaruh Penambahan Gula dan Amonium Sulfat
Pada Medium Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan dan Sifat Mekanik
Bioselulosa. Majalah Polimer Indonesia Vol.11 No.1.
Palungkun, R., 1996. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Riyadi, S., 1987. Telaah Mengenai Mikroba yang Berperan dalam Pembuatan Nata
De Coco. Jurusan Biologi Fakultas MIPA IPB. Bogor.
Salim, E., dan Ryan, M., 2011. Menjadi Wirausahawan Sukses Berkat Bisnis Nata De
Coco. Citra Aji Parama. Yogyakarta
Suarsini, Endang. 2010. Bioremediasi Limbah Air Kelapa sebagai Bahan Baku
Pembuatan Nata de Coco. Malang: FMIPA UMM