Anda di halaman 1dari 48

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

3.1 Perancangan Umum

Perancangan sistem dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan

hingga pengujian. Secara garis besar ada 4 tahap yaitu identifikasi,

konseptualisasi, formalisasi atau rancangan dan pengujian. Dikarenakan

tiap-tiap tahap saling berhubungan dan saling menunjang, maka tahap-

tahap tadi harus dikerjakan secara berurutan satu sama lain. Sistem

sederhana yang akan dirancang ini merupakan bagian kecil dari sistem

analisa secara keseluruhan. Sedangkan permasalahan spesifik yang akan

diangkat adalah mengenai kerusakan mesin Isuzu Panther mulai dari

bagian-bagian mesin, macam kerusakan yang sering dialami dan penyebab

gangguan pada mesin.

1.2.1 Tahap Identifikasi

Pada tahap ini pengidentifikasian permasalahan yang akan

dibuat sistem pakar berkaitan dan terbatas pada kerusakan mesin.

Knowledge engineer harus menentukan batasan-batasan

permasalahan yang bersifat spesifik dan bersifat umum tentang

bagian-bagian mesin dan troubleshooting yang sering timbul pada

bagian-bagian tersebut.
222

1.0.2 Tahap Konseptualisai

Dalam tahap konseptualisasi ini ditentukan unsur-unsur apa

saja yang terkait dari bagian gejala-gejala serta penyebab yang

biasa di timbulkan.

Berikut ini adalah bagian mesin dan permasalahan yang

disajikan dalam pembuatan program

1.1 Data–Data Kerusakan dan Penyebab Gangguan

1. Starter tidak berputar

Penyebab gangguan :

 Terminal kabel batere kendor

 Batere lemah

 Tali kipas kendor

 Sekring utama konslet

 Kunci kontak atau relay starter rusak

 Magnetic switch rusak

 Starter motor rusak

2. Starter motor berputar tetapi mesin tidak hidup

Penyebab gangguan :

 Terminal kabel batere kendor

 Batere lemah

 Tali kipas kendor


333

 Gigi pinion rusak

 Magnetic switch rusak

 Brush aus

 Piston, bearing poros engkol aus

3. Mesin berputar tetapi tidak hidup

Penyebab gangguan :

 Katup solenoid rusak

4. Bahan bakar tidak mengalir ke pompa injeksi

Penyebab gangguan :

 Tangki bahan bakar kosong

 Pipa bahan bakar tersumbat

 Katup over flow pada saringan bahan bakar

tidak tertutup

 Saringan bahan bakar tersumbat

 Ada udara di dalam sistem bahan bakar

 Feed pump rusak

 Penggunaan bahan bakar salah

 Ada air di dalam sistem bahan bakar

 Ada udara di dalam pompa injeksi

 Nozzle pengabut rusak

 Tekanan nozzle terlalu rendah

 Plunger pada pompa injeksi aus


444

 Poros penggerak pompa injeksi aus

 Pegas governor pompa injeksi aus

5. Putaran stasioner tidak rata

Penyebab gangguan :

 Penyetelan putaran stasioner tidak tepat

 Alat pengontrol putaran fast idle rusak

 Sistem pengontrol akselerasi penyetelan

tidak tepat

 Sistem bahan bakar tersumbat

 Ada udara di dalam sistem bahan bakar

 Ada air di dalam sistem bahan bakar

 Element saringan bahan bakar tersumbat

 Feed pump rusak

 Nozzle pengabut rusak

 Tekanan nozzle terlalu rendah

 Delivery valve rusak

 Timing penyetelan tidak tepat

 Volume pengabutan tidak cukup

 Pegas idle rusak

 Lever governor rusak

 Regulator valve penyetelan tidak tepat

 Spring plunger rusak


555

 Plunger rusak

 Cam disk aus

 Celah katup penyetelan tidak tepat

 Gasket kepala silinder aus

6. Tenaga kurang

Penyebab gangguan :

 Saringan udara tersumbat

 Ada air di dalam bahan bakar

 Saringan bahan bakar tersumbat

 Feed pump rusak

 Nozzle pengabut rusak

 Tekanan nozzle terlalu rendah

 Pipa tekanan tinggi rusak

 Regulating valve rusak

 Cam disk aus

 Bekerjanya control lever tidak tepat

 Timing rusak

 Spring governor rusak

 Gasket kepala silinder terbakar

 Pegas katup lemah

 Pipa pembuangan tersumbat

 Seal baut penyetel tidak tepat


666

7. Bahan bakar boros

Penyebab gangguan :

 Bahan bakar bocor

 Elemen saringan tersumbat

 Setelan putaran stasioner tidak tepat

 Tekanan nozzle terlalu rendah

 Setelan timing tidak tepat

 Delivery valve rusak

 Penyetelan katup tidak tepat

 Gasket kepala silinder terbakar

 Pegas katup lemah

8. Oli boros

Penyebab gangguan :

 Oli mesin tidak baik

 Oli bocor dari oil seal

 Air breather tersumbat

 Valve quide dan valve stem aus

9. Mesin panas

Penyebab gangguan :

 Air pendingin kurang

 Oli bocor dari fan coupling

 Tali kipas kendor


777

 Tutup radiator rusak atau radiator core

tersumbat

 Pompa air rusak

 Sealing cap rusak

 Sistem pendinginan tersumbat oleh kotoran

 Penyetelan timing pengabutan bahan bakar

tidak tepat

10. Asap gas buang putih

Penyebab gangguan :

 Ada air dalam bahan bakar

 Timing pengabutan bahan bakar tidak tepat

 Gasket kepala silinder terbakar

 Seal katup rusak, valve stem dan valve quide

aus

11. Asap gas buang hitam

Penyebab gangguan :

 Saringan udara tersumbat

 Tekanan nozzle terlalu rendah

 Timing tidak tepat

 Delivery valve rusak

 Volume pengabutan terlalu banyak

12. Tekanan oli tidak naik


888

Penyebab gangguan :

 Kekentalan oli mesin tidak baik

 Oli mesin kurang

 Meter tekanan oli rusak

 Relief valve aus atau spring bypass valve

lemah

 Saringan pompa oli tersumbat

 Bagian yang berhubungan dengan pompa oli

aus

 Bushing rocker arm aus

 Camshaft dan bearing camshaft aus

 Poros engkol dan bantalan aus

13. Engine knocking

Penyebab gangguan :

 Bahan bakar tidak baik

 Penyetelan timing tidak tepat

 Tekanan nozzle dan kondisi pengabutan

 Gasket terbakar dan piston ring aus

14. Bunyi kebocoran gas

Penyebab gangguan :

 Pipa exhaust sambungan kendor, pipa

exchange rusak
999

 Nozzle dan atau glow plug kendor

 Sambungan exhaust manifold dan atau glow

plug kendor

 Gasket kepala silinder rusak

15. Bunyi suara kontinyu

Penyebab gangguan :

 Kendorkan tali kipas

 Kipas pendingin kendor

 Aus atau rusak bearing pompa air

 Alternator atau pompa vacuum rusak

 Celah katup setelannya tidak tepat

16. Suara benturan (Slapping noise)

Penyebab gangguan :

 Penyetelan katup tidak tepat

 Rocker arm rusak

 Baut fly wheel kendor

 Crankshaft dan atau conneting rod bearing

aus atau rusak

 Conneting rod bushing dan piston pin aus

atau rusak

 Piston dan silinder liner aus atau rusak


101010

Data-data di atas adalah data tentang berbagai kerusakan

mesin pada Isuzu Panther beserta penyebab gangguan yang

di timbulkannya. Data tersebut merupakan data awal

sebagai inputan dari sistem sebelum di proses menjadi data

output.

1.0.3 Tahap Rancangan

Di dalam tahap rancangan ini semua permasalahan yang saling

berelasi atau berhubungan akan diformulasikan sesuai dengan

software/ bahasa pemrograman yang akan digunakan untuk

memaparkan hubungan relasional tersebut sesuai dengan bentuk

format yang digunakan oleh sistem analisa. Dalam tahap ini sering

disebut juga basis pengetahuan.

1.0.4 Tahap Pengujian

Sistem yang telah selesai akan diuji. Apabila sistem yang telah

dibentuk ini masih kurang optimal, maka akan dilakukan

perbaikan-perbaikan sampai semua permasalahan dapat teratasi,

lengkap dan akurat.

Sistem yang telah diperbaiki akan diuji kembali sampai sistem

itu benar-benar lengkap dan akurat serta layak digunakan

1.0.5 Desain Algoritma untuk Pencarian Data


111111

Gambar 3.1 algoritma pencarian data

1.0.6 Pemilihan Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang

melakukan penelusuran dengan menggunakan isi daftar aturan

berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar

sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu

demi satu sampai kondisi aturan itu benar.


121212

Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam

mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penulusuran

maju (forward chaining) dan penulusuran mundur (backward

chaining).

Dalam penulusuran maju, aturan-aturan yang diuji satu demi

satu dalam urutan tertentu. Urutan ini mungkin berupa urutan

pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang

ditentukan oleh pemakai. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan

mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisi

benar maka aturan itu disimpan kemudian aturan itu diuji. Namun

jika kondisinya salah, aturan itu tidak disimpan dan aturan

berikutnya akan diuji. Proses ini akan berulang sampai seluruh

basis aturan teruji dengan berbagai kondisi.

Dalam mencari kerusakan mesin dan mencari penyebab

gangguan mesin akan dimulai dengan memberikan pertanyaan

mengenai gangguan yang dialami atau dengan memberikan daftar

macam kerusakan sehingga diperoleh suatu diagnosa kerusakan

dan hasil akhir kesimpulan kerusakan mesin tersebut. Proses

pelacakan kedepan (forward chaining) pada sistem analisa

kerusakan mesin secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :


131313

Gambar 3.2 proses pelacakan ke depan

1.0.7 Pemilihan Metode Penelusuran

Teknik penelusuran ada tiga yaitu depth firsth search, breath

first search dan best first search.

Metode penelusuran yang digunakan dalam perancangan

sistem ini menggunakan breath first search sebagai metode

pelacakan untuk mencapai suatu tujuan. Proses ini bekerja dari kiri

ke kanan baru bergerak ke bawah. Hal ini akan berlanjut sampai di

temukan titik tujuan.

1.0.8 Basis Pengetahuan


141414

Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan

pengetahuan yang berupa informasi dari domain aplikasi dan

menyediakan untuk sistem.

Informasi dalam basis pengetahuan dimasukkan dalm sebuah

program komputer dengan proses yang disebut representasi

pengetahuan. Simpanan pengetahuan ini berupa fakta dan aturan.

Fakta dan aturan disimpan dalam bentuk database. Database

ini berisi rangkaian informasi tentang status masalah yang sudah

dipecah-pecah. Fakta direpresentasikan dengan menetapkan

kesesuaian antara representasi internal fakta dengan representasi

bahasa alami. Aturan ini berisi tentang bagaimana menggunakan

pengetahuan untuk memecahkan masalah khusus pada setiap

domain. Aturan pada basis pengetahuan direpresentasikan sebagai

perintah berpasangan atau sebagai IF kondisi THEN aksi. Bagian

IF mendiskripsikan representasi situasi pasti berupa kumpulan dari

pernyataan. Aturan ini digunakan oleh cognitive system.

1.1.8.1 Pengembangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan memperoleh pengetahuan dari

pakar dan atau sumber dokumen lainnya. Pengetahuan

yang masih menggunakan bahasa alami ini harus dibawa

ke bahasa yang dimengerti komputer. Tahap

pengembangan basis pengetahuan meliputi :


151515

Pertama, mendefinisikan kemungkinan penyelesaian.

Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menentukan

domain pengetahuan ke dalam daftar kemungkinan

penyelesaian jawaban, pilihan atau rekomendasi lain.

Kedua, mendefinisikan data masukan. Dalam tahap ini

yang dilakukan adalah identifikasi dan mendaftar semua

data yang diperlukan sistem. Ketiga, pengembangan garis

besar. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menambah

domain penyelesaian dan data masukan yang diperlukan

untuk mengatasi kesulitan dalam menulis aturan.

Keempat, menggambar pohon pengetahuan, dalam tahap

ini yang dilakukan adalah membuat kontruksi sebuah

pohon keputusan dan pencarian. Kelima, membuat matrik

akuisisi pengetahuan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah

membuat akuisisi basis pengetahuan pengetahuan

berbentuk sebuah matrik. Keenam, pengembangan

software, dalam hal ini yang dilakukan adalah menulis

basis pengetahuan yang sudah ada dan siap digunakan

kedalam bahasa yang dimengerti oleh komputer


161616

Gambar 3.3 bentuk pencarian kesimpulan tentang

kerusakan

3.2 Implementasi Database

Hampir semua operasi dalam komputer berhubungan dengan

pengolahan data dan sebagian besar program yang berhubungan dengan

operasi data pasti menggunakan database sebagai tempat penyimpanan dan

pengolahan data.

Ada beberapa hal yang objektif yang perlu dipertimbangkan dalam

membangun suatu program yang mengolah data dalam jumlah besar,

diantaranya adalah :
171717

1. mampu mengeliminasi redudansi data, artinya data tidak perlu

ditulis berulang-ulang tetapi hanya informasi singkat yang disimpan

dengan benar ditempat yang benar.

2. mampu mencari lokasi atau tempat dimana suatu data disimpan,

artinya data dapat dinavigasi dengan baik karena hal ini akan banyak

membantu proses pelacakan data.

3. adanya kemudahan dalam mengimplementasikan database

sehingga semua kesulitan dalam implementasi program dapat ditekan

seminimal mungkin sehingga proses membangun suatu program

pengolahan data menjadi lebih mudah.

Dalam membangun database terdapat sekumpulan tabel didalamnya

yang menyimpan berbagai informasi tentang suatu topik pembahasan.

Tabel-tabel tersebut sangatlah penting dalam melakukan proses

pengolahan data.

Dalam merancang suatu database perlu diperhatikan cara untuk

melakukan normalisasi data. Tujuannya untuk mengeliminasi redudansi

data. Contoh redudansi data dapat digambarkan dalam database berikut :

Tabel 3.1 redudansi data

Macam Kerusakan Penyebab gangguan


Tekanan oli tidak naik Meter tekanan oli rusak
Tekanan oli tidak naik Saringan oli tersumbat
Tekanan oli tidak naik Relief valve aus
Motor starter tidak berputar Terminal kabel batere kendor
Motor starter tidak berputar Batere lemah
Motor starter tidak berputar Tali kipas kendor
Motor starter tidak berputar Sekring utama konslet
----------------------------------- ----------------------------------
----------------------------------- ----------------------------------
181818

Ada beberapa aturan umum yang menjadi pedoman dalam

mengorganisasikan data menjadi tabel-tabel yang membentuk database.

Pedoman berikut bukanlah pedoman yang mutlak harus diikuti karena

dalam banyak hal rancangan suatu database lebih memperhatikan kasus

dan bagaimana penyelesaiannya.

1. definisikan setiap topik atau bahasan untuk setiap tabel dan

pastikan bahwa semua data dalam tabel terhubung dengan topik yang

dimaksud.

2. jika ada informasi yang ditulis berulang-ulang dalam suatu tabel,

pecahkan tabel tersebut menjadi beberapa tabel kemudian atur

hubungan antar tabel sehingga tetap berelasi.

3. jangan menyimpan informasi dalam tabel jika informasi tersebut

akan dioperasikan atau dikalkulasi dengan informasi pada tabel lain.

4. gunakan teknik normalisasi data untuk meningkatkan akurasi data

yang diinputkan.

3.21 Normalisasi

Proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel

yang menunjukkan entity dan relasinya.

3.2.1.1 Teknik Normalisasi


191919

a. Bentuk tak normal

Merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak

ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat

saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data

dikumpulkan apa adanya sesuai dengan

kedatangannya.

Tabel 3.2 Tabel Bentuk Tak Normal

Id_Bengkel Nm_Bengkel Id_Kerusakan Nm_Kerusakan


B1 Astra int’l A1 Starter tidak berputar

B2 Karya Zirang A2 Mesin berputar tetapi tidak

Utama hidup

Jns_kendaraan 1 Jns_kendaraan 2 Id_kendaraan


Niaga H 8833 AA

Minibus B 7676 AE

Id_Sebab Nm_Sebab Id_wi Nm_wil

l
G1 Terminal batere kendor 1 Jawa Tengah

G2 Tali kipas rusak 2 Jawa Timur


b. Bentuk Normal Pertama

Bentuk normal pertama memiliki ciri yaitu setiap data

dibentuk dalam file-file (file datar/rata), data dibentuk

dalam satu record demi satu record. Tidak ada set

atribut yang berulang-ulang

Tabel 3.3 Tabel Bentuk Normal Pertama


Tabel bengkel

202020

Id_Bengkel Nm_Bengkel Id_Kerusakan Nm_Kerusakan


B1 Astra int’l A1 Starter tidak berputar

B2 Karya Zirang A2 Mesin berputar tetapi tidak

Utama hidup

Id_Sebab Nm_Sebab Id_wi Nm_wil

l
G1 Terminal batere kendor 1 Jawa Tengah

G2 Tali kipas rusak 2 Jawa Timur

c. Bentuk Normal Kedua

Mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memiliki

kriteria bentuk normal kesatu. Atribut haruslah

bergantung secara fungsi pada kunci utama. Sehingga

untuk membentuk normal kedua haruslah sudah

ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah

unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi

anggotanya.

Tabel 3.4 Normalisasi Data


Tabel Bengkel

*Id_Bengkel Nm_Bengkel **Id_Wil


B1 Astra Int’l 1

B2 Karya Zirang Utama 2

*Id_Kerusakan Nama_Kerusakan
A1 Starter tidak berputar
Tabel Sebab Kerusakan
A2 Mesin berputar tetapi tidak

hidup
Tabel Wilayah Tabel Kerusakan
Tabel Sebab
212121

**Id_Kerusakan **Id_Bengkel **Id_Sebab


A1 B1 G1

A2 B2 G2

*Id_Sebab Nama_sebab
G1 Terminal batere kendor

G2 Tali kipas rusak

*Id_wil Nm_Wil
1 Jawa Tengah

2 Jawa Timur

Keterangan :

* : Kunci Primer (Primary Key)

* * : Kunci Tamu (Foreign Key)

: Relasi one many

3.2.2 Basis Data

1. Kerusakan
Tabel 3.5 Tabel kerusakan

No Nama Field Data Type Width Keterangan


1 Id_K Varchar 10 Id kerusakan
2 Nama Kerusakan Text Nama kerusakan mesin

2. Sebab
Tabel 3.6 Sebab
222222

No Nama Field Data Type Width Keterangan


1 Id_S Varchar 10 Id Sebab
2 Nama Sebab Text Nama sebab gangguan
mesin

3. Alamat bengkel
Tabel 3.7 Tabel Bengkel

No Nama Field Data Type Width Keterangan


1 kode Varchar 10 Id kerusakan
2 Nama Text Nama bengkel
3 Alamat Text Alamat bengkel
4 Propinsi Varchar 10 Wilayah bengkel
5 Telepon Text Telepon

4. Wilayah
Tabel 3.8 Tabel Wilayah

No Nama Field Data Type Width Keterangan


1 Kode_Wil Char 10 Nama
2 Propinsi VarChar 10 Nama wilayah

5. Sebab Kerusakan

Tabel 3.9 Tabel Sebab Kerusakan

No Nama Field Data Type Width Keterangan


1 Id_S Varchar 10 Id Sebab
2 Id_K Varchar 10 Id_Kerusakan
3 Id_Bengkel Varchar 10 Kode_Bengkel

3.2.3 DFD (Data Flow Diagram)

5.1 Context Diagram

Login
Data Kerusakan
Data Sebab Kerusakan
Data Mobil
0.0
Data Bengkel
Gejala Kerusakn mobil
Sistem Informasi Kerusakan Mobil
Admin
Pengunjung
Login salah
Data User Data Kerusakan Data Sebab kerusakan
Info Bengkel
232323

Pemasukan Login
Admin Login Benar
Login Benar
Login SalahGambar 3.4 Context Diagram
Login Salah

Login Benar
Di dalam context diagram ini terdapat 2 external entity, yaitu

admin dan pengujung.


2
Data Data bengkel Input Data Bengkel
Admin melakukan login, memasukkan data-data kerusakan

mobil, yang meliputi data kerusakan, data sebab kerusakan, info


Data Bengkel
Data Bengkel
bengkel. Pengunjung langsung dapat mengakses ke sistem dan
Data Bengkel

pengunjung mendapatkan informasi otomotif yang diperlukan.


3
Data Kerusakan Data kerusakan Login Benar

5.2 DFD level 0


Data Kerusakan
Data Kerusakan
Data Kerusakan

4
Data Sebab Kerusakan
Data Sebab Kerusakan Login Benar

Data Sebab Kerusakan


Data Sebab Kerusakn
Data Sebab Kerusakan

5
Data Pengunjung Pendataan Pengunjung

Data Pengunjung
Pengunjung
Info Bengkel
Data Kerusakan
Data Sebab Kerusakan
242424

Gambar 3.5 DFD


Di dalam DFD level 0 terdapat 5 proses yaitu proses
Level 0
pemasukan data admin, proses data bengkel, proses data
Login Benar
2.1
Data Info Bengkel Data Bengkel
kerusakan, proses sebab kerusakan dan proses
Input Data Obyek Bengkel data pengunjung.
Admin
DFD level 0 diatas mempunyai penjelasan sebagai berikut :

a. Seorang admin harus login terlebih dahulu untuk


Data Bengkel
memasuki sistem. Jika login benar maka bisa

menginputkan data alamat bengkel, data kerusakan, data


2.2
Edit Data Bengkel Data Bengkel
sebab kerusakan dan data pengunjung.
Data Bengkel
b. Pengunjung bisa melihat semua informasi yang ada

pada WAP sistem pakar

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses 2


252525

Di dalam proses info bengkel terdiri dari 2 proses yaitu input

data bengkel dan edit data bengkel. Proses ini dimulai dari admin

yang mempunyai data info bengkel telah melakukan login dengan

benar kemudian menginputkan data-data tentang info bengkel

tersebut. Setelah diinputkan, data tersebut, kemudian disimpan di

database objek. Setelah itu, data tadi akan diproeses dan kemudian

akan disimpan lagi di database objek.

Login Benar 3.1


Data Kerusakan
Data KerusakanInput Data Kerusakan
Admin

Data Kerusakan

3.2
Edit data kerusakan Data Kerusakan

Data Kerusakan
262626

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses 3

Di dalam proses kerusakan terdiri dari 2 proses yaitu input

data kerusakan dan edit data kerusakan. Proses ini dimulai dari

admin yang mempunyai data kerusakan telah melakukan login

dengan benar kemudian menginputkan data-data tentang kerusakan

tersebut. Setelah diinputkan, data tersebut kemudian disimpan di

database kerusakan. Setelah itu data tadi disimpan di database

kerusakan. Setelah itu data tadi akan diproses dan kemudian akan

disimpan lagi di database kerusakan.

Login Benar
4.1
Data Sebab Kerusakan
Data Sebab Kerusakan
Input Data Sebab Kerusakan
Admin

Data Sebab Kerusakan

4.2 Data Sebab Kerusakan


Edit Data Sebab Kerusakan

Data Sebab Kerusakan


272727

Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses 4

Di dalam proses pendataan sebab kerusakan terdiri dari 2 proses yaitu

data sebab kerusakan dan edit data sebab kerusakan. Proses ini dimulai

dari admin yang mempunyai data sebab kerusakan telah melakukan login

dengan benar kemudian menginputkan data-data tentang sebab kerusakan

tersebut. Setelah diinputkan, data tersebut kemudian disimpan di database

sebab kerusakan. Setelah itu data tadi akan diproses dan kemudian akan

disimpan lagi di database sebab kerusakan

.3 Perancangan Proses

Perancangan proses akan menjelaskan bagaimana sistem bekerja

untuk mengolah data input menjadi data output dengan fungsi-fungsi yang

telah direncanakan. Untuk diketahui, bahwa sistem ini akan digunakan

oleh dua user, yaitu user umum dan user administrator.

1.1 Diagram Alir Sistem Pakar

Di bawah ini akan ditampilkan diagram alir sistem user

menggunakan metode forward dan backward chaining, serta


282828

diagram alir manajemen sistem dalam mengedit data melalui

proses tambah, hapus atau update data.

a. Diagram Alir Sistem User

Diagram alir sistem user adalah diagram yang menunjukkan

bagaiamana aliran proses yang terjadi dalam sistem user.

Bagaimana aliran proses jika menggunakan metode

backward/forward chaining akan dijelaskan lebih lanjut di

dalam sub bab ini.


292929

START

Pilih Metode

BW
FW/BW Pilih Jenis kerusakan

FW

tny_now kode ( ) Select Query


tny_yes = kode ( ), tabel =”tanya” id_k, tabel = “kerusakan”
tny_no = kode ( ), tabel = “tanya” Id_s, id_k, tabel =
“sebab_kerusakan”
id_s, tabel = “sebab”

Tampil tny_now
Hasil
T
Answer

Kode ( ), tny_yes = kode ( )


Tabel = “tanya”

Kode ( ), tny_no = kode ( )


Kerusakan Tabel = “tanya”
Tabel = “kerusakan”

Hasil

Ulang
303030

Dari diagram alir di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah

proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Saat mulai menjalankan sistem, kita berada pada posisi START.

Kemudian kita pilih metode yang akan digunakan. Pilihan

metode berupa FW untuk representasi Forward Chaining dan

BW untuk representasi Backward Chaining.

Bila memilih metode BW, selanjutnya kita akan memilih jenis

kerusakan yang kita inginkan. Dari jenis kerusakan yang kita

pilih tersebut, sistem akan melakukan query select id_k pada

tabel kerusakan, id_s dan id_k pada tabel sebab_kerusakan,

yang kemudian diquerykan dengan id_s pada tabel sebab.

Maka, akan didapatkan hasil gejala-gejala kerusakan yang

berhubungan dengan kerusakan mesin yang kita pilih

sebelumnya.

Bila memilih metode FW, pertama kali kita akan melakukan

select kode pertama pada tabel Tanya. Dari hasil select tersebut,

akan ditampilkan pada gejala pada tny_now milik tabel Tanya

kode pertama. Kmudian user menginputkan jawaban Ya (Yes)

atau Tidak (No).

Jika user menginputkan jawaban Ya, maka sistem akan menuju

pada kode untuk tny_yes dari metode sebelumnya. Apabila


313131

pada kode sekarang didapatkan bahwa tny_yes berisi kode

kerusakan, maka melakukan select kerusakan pada tabel

kerusakan. Sehingga didapatkan hasil nama kerusakan yang

didiagnosa.

Jika user menginputkan jawaban tidak, maka sistem akan

menuju pada kode untuk tny_no dari kode sebelumnya. Apabila

pada kode sekarang didapatkan bahwa tny_no berisi kode

kerusakan, ,maka melakukan select kerusakan pada tabel

kerusakan. Sehingga didapatkan hasil nama kerusakan yang

didiagnosa.

Apabila saat user memilih jawaban ya/tidak bukan didapatkan

id kerusakan tetapi kode pertanyaan selanjutnya, maka kembali

ke proses awal FW. Jika sebaliknya, menuju ke posisi END.

b. Diagram Alir Manajemen Sistem

Gambar 3.10 Diagram alir manajemen sistem


323232

Dari diagram alir di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah

proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Saat kita mulai menjalankan sistem, kita berada pada posisi

START. Selanjutnya, admin akan diberi pilihan mode edit yang

akan digunakan. Mode edit yang tersedia adalah tambah, hapus

dan update data.

Setelah melalui proses-proses edit dipilih, maka tiap-tiap mode

edit akan berakhir pada posisi END sebagai tanda pengakhiran

program.

1. Mode Edit Tambah Data

Gambar 3.11 Diagram Alir Mode Edit Tambah Data


333333

Dari diagram di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah

proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Admin akan diberi pilihan untuk menambah sebab atau

kerusakan dengan gejalanya. Penambahan kerusakan yang

baru haruslah diikuti pengisian sebab yang baru pula.

Bila memilih untuk menambah gejala yang baru, maka

admin harus memilih kerusakan mana yang diberi gejala

tersebut. Setelah memilih jenis kerusakannya, admin harus

memasukkan id dan nama gejala yang baru. Kemudian

informasi tersebut akan diproses dengan proses create

gejala baru pada tabel sebab, sebab_kerusakan, dan tanya.

Selanjutnya sistem akan menampilkan penambahan gejala

tersebut sebagai gejala tambahan pada kerusakan yang

dipilih.

Sedangkan bila memilih untuk menambah kerusakan yang

baru, maka admin harus memasukkan id dan nama

kerusakan yang baru. Setelah memasukkan, akan terjadi

proses penambahan kerusakan tersebut. Pada tabel

kerusakan. Kemudian, sistem akan menampilkan

penambahan kerusakan tersebut.

Selanjutnya, admin harus memasukkan id dan sebab yang

baru. Kemudian informasi tersebut akan diproses dengan

proses create sebab baru pada tabel sebab, sebab_kerusakan


343434

dan Tanya. Langkah berikutnya, sistem akan menampilkan

penambahan gejala tersebut sebagai gejala tambahan pada

kerusakan yang dipilih.

Jika proses-proses di atas telah dilakukan, sistem akan

menuju kondisi END.

2. Mode Edit Hapus Data

Dari diagram alir di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Admin akan diberi pilihan untuk melakukan penghapusan

sebab kerusakan atau kerusakan.

Jika admin memilih untuk menghapus sebab, admin harus

memasukkan id sebab yang dipilih. Kemudian sistem akan

melakukan select id tersebut pada tabel sebab,


353535

sebab_kerusakan dan pertanyaan. Setelah sistem melakukan

select, maka sistem akan melakukan proses delete sebab

tersebut. Selanjutnya, sistem akan menampilkan hasil delete

yang telah dilakukan.

Jika admin memilih untuk menghapus kerusakan, admin

harus memasukkan id kerusakan yang dipilih. Kemudian

sistem akan melakukan select id tersebut pada tabel

kerusakan, sebab_kerusakan dan Tanya. Setelah sistem

melakukan select, maka sistem akan melakukan proses

delete kerusakan tersebut. Selanjutnya, sistem akan

menampilkan hasil delete yang telah dilakukan.

Bila proses-proses di atas telah dilakukan, sistem akan

menuju kondisi END.

3. Mode Edit Update Data


363636

Dari diagram alir di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah

proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Admin akan diberi pilihan untuk melakukan peng-update-

an sebab kerusakan atau kerusakan.

Jika admin memilih untuk mengupdate sebab, admin harus

memasukkan id sebab yang dipilih. Kemudian sistem akan

melakukan select id pada tabel sebab. Setelah sistem

melakukan select, maka sistem akan meminta admin

memasukkan nama sebab baru. Selanjutnya, sistem akan

melakukan proses update data lama dengan yang baru.

Barulah kemudian sistem menampilkan hasil proses update.


373737

Jika admin memilih untuk meng-update kerusakan, admin

harus memasukkan id kerusakan yang dipilih. Kemudian

sistem akan melakukan select id tersebut pada tabel

kerusakan. Setelah sistem melakukan select, maka sistem

akan meminta admin memasukkan nama kerusakan yang

baru. Selanjutnya, sistem akan melakukan proses update

data lama dengan yang baru. Barulah kemudian sistem

menampilkan hasil proses update.

Bila proses-proses di atas telah dilakukan, sistem akan

menuju kondisi END.

1.2 Fungsi-fungsi yang Digunakan dalam Sistem

Di dalam proses sistem, akan digunakan fungsi-fungsi yang

berbeda baik untuk user umum maupun user admin.

Pada sistem user, akan digunakan fungsi-fungsi seperti di

bawah ini :

a. Backward chaining

Fungsi ini terdapat di lampiran pada file mcmpeny.php.

Pada proses ini, pertama-tama user akan diberikan pilihan

mengenai berbagai jenis kerusakan mesin pada Isuzu Panther

yang dipilih untuk ditampilkan informasinya.

b. Forward chaining
383838

Fungsi ini terdapat di lampiran pada file konsul.php.

Pada proses ini, pertama-tama user akan diberi pertanyaan

mengenai gejala yang paling umum dialami untuk semua jenis

kerusakan mesin. User diberikan pilihan jawaban, pilihan

jawaban ‘Yes’ untuk representasi user mengalami gejala

tersebut dan jawaban ‘No’ untuk representasi user tidak

mengalami gejala tersebut.

Dari pilihan jawaban itulah, maka sistem akan mengarah pada

kode pertanyaan yang dituju. Kode pertanyaan yang dituju

akan menampilkan gejala selanjutnya sebagai pertanyaan yang

tampil hanya untuk gejala-gejala yang akan berkaitan saja

dengan mengarah pada suatu jenis kerusakan tertentu. Begitu

seterusnya sistem akan berjalan hingga didapatkan kode

pertanyaan berikutnya yang berisi kesimpulan kerusakan yang

dialami.

Sedangkan pada user admin, akan digunakan fungsi-fungsi

seoerti di bawah ini :

1. Tambah data

Dalam proses tambah data ini meliputi penambahan sebab

kerusakan dan kerusakan.

a) Sebab kerusakan

Fungsi ini terdapat dilampiran pada file addgp.php dan

insert.php
393939

Pada proses penambahan sebab kerusakan ini, akan terjadi

penambahan tabel sebab, sebab_kerusakan dan Tanya.

Fungsi di atas adalah fungsi yang digunakan pada

perubahan pada tabel Tanya. Perubahan pada tabel Tanya

akan menambahkan tiap kode pertanyaan . setelah kode

yang disisipkan. Sedangkan untuk kode sebelum kode yang

disisipkan tidak ada perubahan.

b) Kerusakan

Fungsi ini terdapat di lampiran pada file addp.php dan

addgp221.php

Pada proses penambahan kerusakan ini akan terjadi

penambahan pada tabel kerusakan, sebab_kerusakan dan

Tanya. Untuk kerusakan baru ini tentunya memiliki gejala-

gejala yang baru pula, maka proses penambahan gejalanya

sendiri sama dengan proses penambahan sebab kerusakan

sebelumnya.

2. Hapus data

Dalam proses hapus data ini meliputi penghapusan sebab

kerusakan dan kerusakan.

a) Sebab kerusakan

Fungsi ini terdapat pada lampiran pada file delg2.php

Pada proses penghapusan sebab kerusakan ini, akan terjadi

penghapusan pada tabel sebab, sebab_kerusakan dan Tanya.


404040

Fungsi di atas kita gunakan saat ada perubahan dalam tabel

pertanyaan. Untuk kode setelah sebab yang dihapus, maka

kode pertanyaan akan berkurang sebanyak jumlah gejala

yang dihapus.

b) Kerusakan

Fungsi ini terdapat di lampiran file delp2.

Pada proses penghapusan kerusakan ini, akan terjadi

penghapusan pada tabel kerusakan, sebab_kerusakan dan

Tanya. Di dalam tabel Tanya, untuk kode pertanyaan yang

kerusakannya dihapus, maka isi tabel pertanyaan tersebut

menjadi kerusakan berinisial Ktd.

3. Update data

Dalam proses edit data ini meliputi pengeditan sebab kerusakan

dan kerusakan.

a) Sebab kerusakan

Fungsi ini terdapat di lampiran pada file upgej3.php.

Pada proses pengeditan sebab kerusakan ini, akan terjadi

pengeditan pada tabel sebab, sebab_kerusakan dan Tanya.

Data baru akan tersimpan dalam tabel-tabel tersebut setelah

di-update.

b) Kerusakan

Fungsi ini terdapat dilampiran pada file uppeny3.php.


414141

Pada proses pengeditan ini, akan terjadi penghapusan pada

tabel sebab, sebab_kerusakan dan Tanya. Data baru akan

tersimpan dalam tabel-tabel tersebut setelah di-update.

.4 Perancangan Antarmuka

User interface merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan

sebagai media atau alat komunikasi antar user dan sistem. Di dalam user

interface ini dibedakan dua user :

 User umum adalah user yang menggunakan sistem pakar ini untuk

mencari informasi dari gangguan-gangguan yang dialami atau sekedar

mencari informasi jenis-jenis kerusakan mesin pada Isuzu Panther

beserta gejalanya.

 User administrator adalah user yang bertugas untuk melakukan

proses editing penambahan dan perawatan data di dalam sistem pakar

jika diperlukan perubahan.

.5 Pembuatan Tree

Pembuatan tree pada data digunakan untuk mempermudah dalam

proses penalaran data yang dimasukan ke dalam database pada program

yang telah dibuat. Proses penalaran yang digunakan akan menggunakan

proses penalaran dengan metode forward dan backward chaining.


424242

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat dua metode dalam

sistem pakar, yaitu :

 Forward chaining

User harus mengetahui gejala-gejala yang dialami sebagai bahan untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan berupa gejala yang saling

berhubungan dengan gejala-gejala yang telah dijawab sebelumnya,

hingga didapatkan kesimpulan diagnosa jenis kerusakannya.

 Backward chaining

User dapat mengetahui informasi mengenai berbagai macam jenis

kerusakan dengan gejala-gejala yang ditimbulkannya.

Tree dan kode kerusakan serta gejala terdapat pada halaman lampiran.

Dari tree yang terlampir pada lampiran, maka dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Sebagai root gejala 39 (dengan asumsi penulisan diawali huruf G

untuk semua gejala yang tersimpan dalam database, misal : G39)

adalah gejala yang paling banyak dijumpai pada berbagai jenis

kerusakan mesin pada Isuzu Panther.

Jika gejala 39 memang dialami user, dalam asumsi pilihan adalah Ya

(Yes), maka gejala 18 akan ditanyakan sebagai pertanyaan selanjutnya.

Apabila gejala 18 memang dialami (Ya/Yes), maka akan ditampilkan

pada gejala 14 untuk pertanyaan selanjutnya, sebaliknya jika tidak di

alami (Tidak/No), maka gejala 29 akan ditampilkan sebagai pertanyaan

selanjutnya
434343

Sedangkan jika gejala 39 memang tidak dialami user, dalam asumsi

pilihan adalah Tidak (No), maka gejala 10 akan ditanyakan sebagai

pertanyaan selanjutnya.

Apabila gejala 10 memang dialami (Ya/Yes), maka akan ditampilkan

kerusakan dengan id : A (dengan asumsi penulisan diawali huruf A

untuk semua jenis kerusakan yang tersimpan dalam database, misal :

A3) sebagai hasil/kesimpulan diagnosa, sebaliknya jika tidak dialami

(Tidak/No), maka gejala 48 yang akan ditampilkan sebagai pertanyaan

selanjutnya.

Maka proses-proses di atas akan berlangsung terus menerus hingga

didapatkan hasil/kesimpulan dari tiap-tiap percabangan.

.6 Struktur Data yang Digunakan

Dalam sistem admin ini, untuk penyimpanan data-data dalam database

menggunakan struktur array yang berurutan tiap barisnya.

Misal :
$nol=$row[0];

$satu=$row[1];

$tiga=$row[3];

$empat=$row[4];
...
$sql="UPDATE pertanyaan SET
Kode=$nol,tny_sblm=$satu,tny_ya='$ya',tny_tdk='$tdk'
Where Kode=$kod”;

.7 Blok Arsitektur Sistem

Untuk perancangan antar muka, di bawah ini akan ditunjukkan blok

arsitektur sistem yang digunakan pada tugas akhir.


444444

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa urutan event yang terjadi

dalam sistem adalah :

1. User/admin melakukan reguest alamat URL yang dituju ke WAP

Gateway pada dari perangkat mobile.

2. Request tersebut akan ditransmisikan via internet dari perangkat

mobile.

3. kemudian request akan diteruskan ke web server. Server membaca

header dan memproses permintaan

4. dokumen WAP. Kode program PHP yang terdapat dalam dokumen

ini dikompilasi dengan sistem pakar dan diformat sesuai dengan

kebutuhan. Jika memang dibutuhkan untuk penggunaan database,

maka akan terjadi pula koneksi ke database yang digunakan, yaitu

MySQL.
454545

5. Dokumen atau deck WAP yang telah diproses ini dikirimkan

kembali melalui WAP gateway sebagai response atas request

sebelumnya.

6. Pada gateway, isi dari deck dikompres menjadi data biner dan

dikirimkan ke perangkat mobile.

.8 Desain Homepage

Dalam pembuatan antarmuka sistem berupa homepage, maka di

bawah ini adalah desain homepage yang digunakan.


464646
474747

Gambar 3.16 Desain Homepage Sistem

1.9 Implementasi Sistem

Dari desain homepage sistem yang telah kita buat sebelumnya, maka

dapat kita implementasikan seperti beberapa contoh tampilan berikut :


484848

Gambar 3.17 Halaman utama user dan admin

Anda mungkin juga menyukai