2. Bagaimana persamaan laju secara kimia fisika dan lengkapi dengan contoh
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan)
berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, selalu dihasilkan zat
baru dengan komposisi dan sifat-sifat yang baru, sehingga sifat yang dimiliki reaktan
berbeda dengan sifat yang dimiliki produk. Reaksi kimia dituliskan dengan persamaan
reaksi kimia.
Dari persamaan ini dapat kita ketahui bahwa selama reaksi berlangsung molekul
reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak, laju reaksi dinyatakan sebagai laju perubahan
konsentrasi per satu satuan waktu, waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit,
jam, hari, bulan, maupun tahun tergantung pada lamanya reaksinya berlangsung.
a. Teori Tumbukan
1. konsentrasi;
2. suhu, dan
Semakin besar konsentrasi suatu larutan, semakin banyak molekul yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, semakin sering terjadi tumbukan di antara molekul-
molekul tersebut. Hal itu berarti hanya sebagian dari tumbukan molekul yang
menghasilkan reaksi. Keadaan itu didasarkan pada 2 faktor, yaitu:
Energi minimum yang harus dimiliki molekul untuk dapat bereaksi disebut energi
pengaktifan (Ea). Berdasarkan teori kinetik gas, molekul-molekul gas dalam satu wadah
tidak mempunyai energi kinetik yang sama, tetapi bervariasi seperti ditampilkan pada
gambar 1. di bawah ini.
Pada suhu yang lebih tinggi (T2), fraksi molekul yang
mencapai energi pengaktifan sebesar x2, distribusi
energi melebar. Energi kinetik molekul rata-rata meningkat
dengan kenaikkan suhu sehingga lebih banyak molekul yang
memiliki energi lebih besar dari energi pengaktifan.
Akibatnya, reaksi makin sering terjadi dan laju reaksi juga
semakin meningkat.
Gambar 2. Tumbukan molekul dan reaksi kimia (a) Tumbukan yang tidak
memungkinkan terjadinya reaksi. (b) Tumbukan yang memungkinkan terjadinya reaksi.
2. Sifat kimia pereaksi: Senyawa-senyawa ion lebih cepat bereaksi daripada senyawa-
senyawa kovalen. Pada setiap tumbukan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif
selalu dihasilkan reaksi sebab tidak ada energi tumbukan yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan terlebih dahulu. Lain halnya dengan reaksi antara senyawa-
senyawa kovalen yang tidak setiap tumbukan dapat menghasilkan reaksi.
3. Konsentrasi: Dalam konsentrasi yang besar, jumlah partikel per satuan volume juga
besar. Kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel di dalamnya lebih besar jika
dibandingkan dengan yang terjadi pada konsentrasi yang rendah. Dengan demikian
makin besar konsentrasi zat yang bereaksi, makin banyak partikel yang bereaksi per
satuan waktu dan makin besar laju reaksinya .
Pada beberapa jenis reaksi, perbesaran konsentrasi pereaksi tidak selalu mempercepat
reaksi atau perbesaran konsentrasi tidak sebanding dengan perbesaran laju reaksinya.
Hal ini dijelaskan dengan teori tumbukan sebagai berikut.
Agar pereaksi dapat bereaksi, terlebih dahulu harus terjadi tumbukan antara partikel-
partikel zat pereaksi tersebut. Pada reaksi sederhana, yaitu reaksi yang berlangsung
satu tahap, perubahan konsentrasi pereaksi sebanding dengan perubahan kecepatan
reaksinya. Misalnya, pada reaksi sederhana A + B → C jika konsentrasi A dijadikan 2
kali dan konsentrasi B tetap, maka laju reaksi akan menjadi 2 kali pula. Demikian pula,
jika konsentrasi B dijadikan 2 kali dan konsentrasi A tetap. Pada reaksi yang tidak
sederhana, tumbukan antara partikel-partikel pereaksi tidak langsung menghasilkan
hasil akhir. Reaksi ini dapat terjadi pada reaksi yang melibatkan satu jenis pereaksi atau
lebih.
Ea : Energi aktivasi
Sebelum reaktan berubah menjadi produk maka ada suatu spesi struktur hipotetis
(khayal) yaitu Keadaan Peralihan (KP) atau TS (Transition state). Teori KP/TS
dikemukakan oleh ahli kimia berke-bangsaan Amerika bemama Henry Eyring (1908-
1981) yang disebut sebagai Kompleks Teraktifkan. Kompleks teraktifkan hanyalah
perubahan hipotetik (bukan merupakan struktur nyata) yang struktumya dipostu-latkan
mirip dengan spesi yang terlibat pada reaksi yang energinya paling dekat dengan
KP/TS, yang biasanya mirip dengan Reaktan (R) yang dipostulatkan oleh Hammond.
Untuk memahami KP/TS maka kita kembali ingat definisi klasik dari suatu reaksi yaitu
reaksi adalah pemutusan ikatan pada R dan pembentukan ikatan pada P. Pada KP/TS
maka didefinisikan ikatan R hampir putus dan ikatan R hampir terbentuk dengan notasi
(......) yang di ilustrasikan sebagai berikut:
Pada reaksi di atas maka terjadi pemutusan ikatan A-A dan B-B dan pembentukan
ikatan pada A-B dengan penggambaran reaksi dan KP/TS sebagai berikut
A adalah reaktan (zat-zat pereaksi) dan B adalah produk (zat-zat hasil reaksi), maka
ungkapan laju reaksinya adalah:
A dan B adalah zat-zat pereaksi (reaktan), C dan D merupakan zat-zat hasil reaksi
(produk), dan a, b, c, dmerupakan koefisien reaksi (Brady, 2012). Persamaan laju
reaksinya menjadi:
untuk orde 1
untuk orde 2
Jika data percobaan diolah dengan menggunakan rumus orde dua dan diperoleh harga
k konstan, maka terbuktu reaksi adalah orde dua.
Untuk Orde tiga
Contoh soal:
2
3. Pada suhu 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:
Laju reaksi bila konsentrasi gas NO = 0,01 M dan gas Br2 = 0,03 M adalah...
A. 0,012
B. 0,36
C. 1,200
D. 4,600
E. 12,00
(Laju Reaksi - Un Kimia 2010 P04)
Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO
Diperoleh
Diperoleh
Persamaan lajunya
Bandingkan v4 terhadap v1
http://ilmu-kimia-kimia.blogspot.com/2010/07/teori-keadaan-transisi.html
http://www.nafiun.com/2013/06/teori-tumbukan-pada-laju-reaksi-energi-aktivasi.html
https://www.academia.edu/29785577/Kimia_fisika
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309678/pendidikan/bab-iv-kinetika-kimia-kimia-
umum.pdf
https://kimiastudycenter.com/kimia-xi/25-laju-reaksi