Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN FORDIS M3KB1_AYU KARTIKA SARI_19031218710708

1. Jelaskan definisi reaksi dan laju reaksi ditinjau dari teori?

2. Bagaimana persamaan laju secara kimia fisika dan lengkapi dengan contoh

1. Definisi reaksi dan laju reaksi ditinjau dari teori

Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan)
berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, selalu dihasilkan zat
baru dengan komposisi dan sifat-sifat yang baru, sehingga sifat yang dimiliki reaktan
berbeda dengan sifat yang dimiliki produk. Reaksi kimia dituliskan dengan persamaan
reaksi kimia.

Pereaksi (reaktan) - hasil reaksi (produk)

2N2O(g) → 2N2(g) + O2(g)

Dari persamaan ini dapat kita ketahui bahwa selama reaksi berlangsung molekul
reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak, laju reaksi dinyatakan sebagai laju perubahan
konsentrasi per satu satuan waktu, waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit,
jam, hari, bulan, maupun tahun tergantung pada lamanya reaksinya berlangsung.

a. Teori Tumbukan

Reaksi kimia terjadi sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul. Jumlah


tumbukan antara molekul-molekul per satuan waktu disebut frekuensi tumbukan. Besar
frekuensi tumbukan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

1. konsentrasi;

2. suhu, dan

3. luas permukaan bidang sentuh.

Semakin besar konsentrasi suatu larutan, semakin banyak molekul yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, semakin sering terjadi tumbukan di antara molekul-
molekul tersebut. Hal itu berarti hanya sebagian dari tumbukan molekul yang
menghasilkan reaksi. Keadaan itu didasarkan pada 2 faktor, yaitu:

1. hanya molekul-molekul yang lebih energik yang akan menghasilkan reaksi


sebagai hasil tumbukan;

2. kemungkinan suatu tumbukan tertentu untuk menghasilkan reaksi kimia


tergantung dari orientasi molekul yang bertumbukan.

Energi minimum yang harus dimiliki molekul untuk dapat bereaksi disebut energi
pengaktifan (Ea). Berdasarkan teori kinetik gas, molekul-molekul gas dalam satu wadah
tidak mempunyai energi kinetik yang sama, tetapi bervariasi seperti ditampilkan pada
gambar 1. di bawah ini.
Pada suhu yang lebih tinggi (T2), fraksi molekul yang
mencapai energi pengaktifan sebesar x2, distribusi
energi melebar. Energi kinetik molekul rata-rata meningkat
dengan kenaikkan suhu sehingga lebih banyak molekul yang
memiliki energi lebih besar dari energi pengaktifan.
Akibatnya, reaksi makin sering terjadi dan laju reaksi juga
semakin meningkat.

Laju reaksi kimia tergantung pada hasil kali frekuensi


tumbukan dengan fraksi molekul yang memiliki energi sama
atau melebihi energi pengaktifan. Karena fraksi molekul yang teraktifkan biasanya
sangat kecil, maka laju reaksi jauh lebih kecil daripada frekuensi tumbukannya sendiri.
Semakin tinggi nilai energi pengaktifan, semakin kecil fraksi molekul yang teraktifkan
dan semakin lambat reaksi berlangsung. Perhatikan contoh reaksi berikut.

A2(g) + B2(g) → 2AB(g)

Menurut pengertian teori tumbukan, selama tumbukan antara


molekul A2 dan B2 (dianggap) ikatan A–A dan B–B putus dan terbentuk ikatan A–B.
Pada gambar 2. ditunjukkan bahwa anggapan itu tidak selamanya berlaku untuk setiap
tumbukan.

Gambar 2. Tumbukan molekul dan reaksi kimia (a) Tumbukan yang tidak
memungkinkan terjadinya reaksi. (b) Tumbukan yang memungkinkan terjadinya reaksi.

Molekul-molekul harus mempunyai orientasi tertentu agar tumbukan efektif untuk


menghasilkan reaksi kimia. Pada gambar 2. ditunjukkan bahwa jumlah tumbukan yang
orientasinya tidak memungkinkan terjadi reaksi umumnya lebih banyak daripada jumlah
tumbukan yang memungkinkan terjadinya reaksi. Hal itu berarti peluang suatu
tumbukan tertentu untuk menghasilkan reaksi umumnya kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan:


1. Luas permukaan sentuhan: Makin luas permukaan sentuhan antara zat-zat
pereaksi, makin banyak molekul-molekul pereaksi yang bertumbukan. Dengan
demikian, kemungkinan terjadi reaksi semakin besar sehingga reaksi lebih cepat
berlangsung.

2. Sifat kimia pereaksi: Senyawa-senyawa ion lebih cepat bereaksi daripada senyawa-
senyawa kovalen. Pada setiap tumbukan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif
selalu dihasilkan reaksi sebab tidak ada energi tumbukan yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan terlebih dahulu. Lain halnya dengan reaksi antara senyawa-
senyawa kovalen yang tidak setiap tumbukan dapat menghasilkan reaksi.

3. Konsentrasi: Dalam konsentrasi yang besar, jumlah partikel per satuan volume juga
besar. Kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel di dalamnya lebih besar jika
dibandingkan dengan yang terjadi pada konsentrasi yang rendah. Dengan demikian
makin besar konsentrasi zat yang bereaksi, makin banyak partikel yang bereaksi per
satuan waktu dan makin besar laju reaksinya .
Pada beberapa jenis reaksi, perbesaran konsentrasi pereaksi tidak selalu mempercepat
reaksi atau perbesaran konsentrasi tidak sebanding dengan perbesaran laju reaksinya.
Hal ini dijelaskan dengan teori tumbukan sebagai berikut.

Agar pereaksi dapat bereaksi, terlebih dahulu harus terjadi tumbukan antara partikel-
partikel zat pereaksi tersebut. Pada reaksi sederhana, yaitu reaksi yang berlangsung
satu tahap, perubahan konsentrasi pereaksi sebanding dengan perubahan kecepatan
reaksinya. Misalnya, pada reaksi sederhana A + B → C jika konsentrasi A dijadikan 2
kali dan konsentrasi B tetap, maka laju reaksi akan menjadi 2 kali pula. Demikian pula,
jika konsentrasi B dijadikan 2 kali dan konsentrasi A tetap. Pada reaksi yang tidak
sederhana, tumbukan antara partikel-partikel pereaksi tidak langsung menghasilkan
hasil akhir. Reaksi ini dapat terjadi pada reaksi yang melibatkan satu jenis pereaksi atau
lebih.

b. Teori Keadaan transisi


Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-
molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk). Keadaan
tersebut dinamakan keadaan transisi.

Koordinat (profil) reaksi digambarkan secara grafis seperti Gambar 1.

Gambar 1 Koordinat reaksi/profil reaksi secara umum Gmbr.3


dengan:
R, P : Reaktan dan Produk

Ea : Energi aktivasi

KP/TS : Keadaan peralihan (transition state)

Sebelum reaktan berubah menjadi produk maka ada suatu spesi struktur hipotetis
(khayal) yaitu Keadaan Peralihan (KP) atau TS (Transition state). Teori KP/TS
dikemukakan oleh ahli kimia berke-bangsaan Amerika bemama Henry Eyring (1908-
1981) yang disebut sebagai Kompleks Teraktifkan. Kompleks teraktifkan hanyalah
perubahan hipotetik (bukan merupakan struktur nyata) yang struktumya dipostu-latkan
mirip dengan spesi yang terlibat pada reaksi yang energinya paling dekat dengan
KP/TS, yang biasanya mirip dengan Reaktan (R) yang dipostulatkan oleh Hammond.
Untuk memahami KP/TS maka kita kembali ingat definisi klasik dari suatu reaksi yaitu
reaksi adalah pemutusan ikatan pada R dan pembentukan ikatan pada P. Pada KP/TS
maka didefinisikan ikatan R hampir putus dan ikatan R hampir terbentuk dengan notasi
(......) yang di ilustrasikan sebagai berikut:
Pada reaksi di atas maka terjadi pemutusan ikatan A-A dan B-B dan pembentukan
ikatan pada A-B dengan penggambaran reaksi dan KP/TS sebagai berikut

2. Untuk persamaan reaksi :


A→B

A adalah reaktan (zat-zat pereaksi) dan B adalah produk (zat-zat hasil reaksi), maka
ungkapan laju reaksinya adalah:

Persamaan reaksi kimia juga dapat ditulis sebagai berikut :

A dan B adalah zat-zat pereaksi (reaktan), C dan D merupakan zat-zat hasil reaksi
(produk), dan a, b, c, dmerupakan koefisien reaksi (Brady, 2012). Persamaan laju
reaksinya menjadi:
untuk orde 1
untuk orde 2

Jika data percobaan diolah dengan menggunakan rumus orde dua dan diperoleh harga
k konstan, maka terbuktu reaksi adalah orde dua.
Untuk Orde tiga

Contoh soal:
2
3. Pada suhu 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:

2NO (aq) + Br2 (g) → 2NOBr (g)

Laju reaksi bila konsentrasi gas NO = 0,01 M dan gas Br2 = 0,03 M adalah...
A. 0,012
B. 0,36
C. 1,200
D. 4,600
E. 12,00
(Laju Reaksi - Un Kimia 2010 P04)

Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO
Diperoleh

Orde reaksi terhadap Br2

Diperoleh

Persamaan lajunya

Untuk NO = 0,01 M dan Br2 = 0,03 M

Bandingkan v4 terhadap v1

http://ilmu-kimia-kimia.blogspot.com/2010/07/teori-keadaan-transisi.html

http://www.nafiun.com/2013/06/teori-tumbukan-pada-laju-reaksi-energi-aktivasi.html

https://www.academia.edu/29785577/Kimia_fisika

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309678/pendidikan/bab-iv-kinetika-kimia-kimia-
umum.pdf
https://kimiastudycenter.com/kimia-xi/25-laju-reaksi

Anda mungkin juga menyukai