Bab III Kepmankep
Bab III Kepmankep
PEMBAHASAN
2. Analisa SWOT
Opportunity (Peluang)
Strength (Kekuatan)
Opportunity
Weakness
Strenght
+0.02
Threat
Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa strategi yang harus dilakukan oleh ruang Rawat adalah
Agresif, artinya ruang Paviliun Firdaus memiliki peluang dan kekuatan,ruangan harus agresif
memanfaatkan peluang sebaik-baiknya.
Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
Faktor Eksternal
Strength (Kekuatan)
Weakness
(Kelmahan)
Man Matherial
Belum maksimalnya
penerapan SOP (SOP
Resiko Jatuh)
Uraian PJ
No. Masalah Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu
Kegiatan
1) Belum Pengawasan Tahap Semua Sharing SOP Persiapan: CI dan
maksimalnya secara tepat Persiapan: perawat Januari 2019 mahasi
penerapan SOP dan sesuai Mahasiswa yang swa
(SOP Resiko dengan sasaran menyesuaikan bekerja di Pelaksanaan praktik
Jatuh) tindakan SOP resiko ruang : di
keperawatan. jatuh yang ada Paviliun Januari 2019 ruang
di ruangan Firdaus Paviliu
Evaluasi: n
Tahap Januari 2019 Firdau
Pelaksanaan: s
Mahasiswa
membacakan
SOP resiko
jatuh yang ada
di ruangan
setiap briefing
pagi
Tahap
Evaluasi:
Melakukan
pendataan
kembali pada
prosedur
assessment
resiko jatuh dan
pemasangan bed
plang apakah
sesuai atau tidak
4. Sebagai kepala ruangan dalam meningkatkan kepatuhan perawat terhadap penerapan SPO yang
ada, tugas kepala ruangan sebagai pengarahan, pengawasan dan evaluasi penting untuk dilakukan.
Kepala ruangan mengarahkan kepada perawat yang ada di ruangan untuk selalu mengikuti SPO
yang ada di ruangan sebelum melakukan tindakan keperawatan ke pasien.
Kepala ruangan melakukan pengawasan dengan cara ikut serta dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien di ruangan. Setelah melakukan pengawasan, kepala ruanganan
melakukan evaluasi kembali terhadap asuhan keperawatan yang sudah dilakukan.
5. Intervensi Coaching
1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar tercipta suasana
yang saling mempercayai.
(Kepala Ruangan menyapa dan membina keakraban seluruh perawat yang ada di ruangan).
2. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan dipecahkan
diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga permasalahan mana yang akan
dipecahkan terlebih dahulu.
(Kepala ruangan menjelaskan kepada anggota tim mengenai hasil observasi yang
dilakukannya yaitu ditemukan 1 orang pasient yang terjatuh dari tempat tidur karena tidak
terpasangnya bed plang serta menanyakan alasan mengapa tidak memasang bed plang dan
menanyakan kepada seluruh perawat mengapa tidak melakukan assessment resiko jatuh)
3. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee (yang di coach) dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran dan alternatif-
alternatif, namun coachee sendirilah yang harus mengembangkan solusi permasalahan
yang dihadapi.
Kepala ruangan memberikan arahan yaitu :
- Menjelaskan pentingnya kepatuhan perawat dalam menggunakan bed plang demi
keselamatan pasien.
- Menegaskan bahwa pentingnya kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP resiko
jatuh agar dapat mencegah resiko jatuh.
- Menegaskan pentingnya assessment resiko jatuh
Kepala ruangan dapat melakukan solusi :
- Membacakan SOP sesaat setelah operan, menempatkan SOP dekat dengan nurse
stasion agar dapat dijangkau oleh perawat.
4. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee dari
proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati untuk diubah atau
diperbaiki akan dinilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum.
Kepala ruangan mengevaluasi kembali kepatuhan para perawat dalam pemasangan
bed plang dan pematuhan penerapan SOP resiko jatuh.