Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

1. Ruang Paviliun Firdaus


Paviliun firdaus merupakan ruang rawat inap VIP dan kelas 1, merupakan
ruangan pelayanan multi (bedah,interne,jantung dan neurologi). Kapasitas
tempat tidur di ruang Paviliun Firdaus berkapasitas 34 unit dimana pada ruang
diagantara 1-2 (VIP) masing-masing kamar memiliki 1 unit tempat tidur dan
kelas 1 buana (1-16) masing-masing kamar memiliki 2 unit tempat tidur.
Jumlah perawat di Paviliun Firdaus berjumlah 18 orang sudah termasuk
Kepala Ruangan dengan tingkat pendidikan lulusan Ners berjumlah 8 orang,
D3 keperawatan 8 orang dan D3 kebidanan berjumlah 2 orang. BOR 60%
derajat ketergantungan pasien terdiri dari minimal care 13 orang, partial care 5
orang, dan total care 2 orang. Berdasarkan hasil observasi terdapat 1 pasien
yang mengalami jatuh dari tempat tidur disebabkan bed plang tidak dipasang
dan jarang perawat melakukan assessment resiko jatuh terhadap pasien.

Pertanyaan penuntun dalam diskusi kelompok :


1. Uraikan perhitungan kebutuhan SDM Keperawatan ?
2. Data-data pada kasus di atas kedalam analisa swot dan strategi apa
yang harus dilakukan kepala ruangan berdasarkan hasil diagram
kartesius ?
3. Uraikan fishbone analysis terkait temuan masalah di Ruang Rawat inap
Parkit ?
4. Uraikan Perumusan masalah dan Planning Of Action terkait kasus
tersebut ?
5. Uraikan peran pemimpin dalam pengelolaan model praktek
keperawatan professional ?
6. Uraikan solusi pemecahan masalah dengan intervensi untuk
penyelesaian masalah dengan role play demonstrasi ?
Penyelesaian
1. Perhitungan SDM
Memakai perhitungan Metode Douglas
Sift Pagi :
13 × 0.17 = 2.21
5 × 0.27 = 1.35
2 × 0.36 = 0.72
= 4.28
Sift Siang :
13 × 0.14 = 1.82
5 × 0.15 = 0.72
2 × 0.30 = 0.6
= 3.14
Sift Malam :
13 × 0.10 = 1.3
5× 0.07 = 0.36
2 × 0.20 = 0.4
= 2.06

2. Analisa SWOT

1. Martriks External Factor Analysis Summary (EFAS)


EFAS Bobot Rating Skor Ket

Opportunity (Peluang)

O.1 Perubahan Gaya Hidup 0.23 4 0.92


O.2 Meningkatnya SDM
0.14 3 0.42
Profesional
O.3 Meningkatnya Peran RS 0.16 3 0.47
O.4 Potensi Pasar Yang Besar 0.06 3 0.17
Sub Total Kekuatan 0.58 1.98
Threat (Ancaman)

T.1 Banyaknya Pengobatan


0.17 -2 -0.34
Alternatif
T.2 Mahalnya Peralatan Medis 0.09 -2 -0.18
T.3 Banyakya RS/Klinik yang baru 0.08 -1 -0.08
T.4 UMR yang tinggi 0.07 -2 -0.15
Sub Total Kelemahan 0.42 -0,75
Total 1 1,23

3. Martriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)


IFAS Bobot Rating Skor Ket

Strength (Kekuatan)

K.1 Adanya visi dan misi RS


untuk meningkatkan kualitas 0.14 4 0.56
pelayanan
K.2 Tenaga Keperawatan Terdiri
dari S1 Ners Keperawatan,
0.25 3 0.75
D3 Keperawatan dan D3
Kebidanan
K.3 Jumlah Tenaga Perawat
0.13 3 0.39
Yang sudah sesuai
Sub Total Kekuatan 0.52 1.7
Weakness (Kelemahan)

W.1 Ketidak patuhan SDM


0.22 -4 -0.88
Terhadap SOP
W.2 Tingginya angka resiko jatuh 0.12 -3 -0.36
W3 Kurangnya melakukan
0.08 -4 -0.32
assessment resiko jatuh
W.4 BOR (60%) masih dibawah
0.06 -2 -0.12
standar Nasional (75-85%)
Sub Total Kelemahan 0.48 -1.68
Total 1 0.02
Diagram Cartesius

Opportunity

III. Ubah strategi


I. Agresif
+1.23

Weakness
Strenght
+0.02

IV. Bertahan II. Difersifikasi Strategi

Threat

Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa strategi yang harus dilakukan oleh ruang Rawat adalah
Agresif, artinya ruang Paviliun Firdaus memiliki peluang dan kekuatan,ruangan harus agresif
memanfaatkan peluang sebaik-baiknya.
Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
Faktor Eksternal

1. Perubahan Gaya Hidup 1. Banyaknya Pengobatan


2. Meningkatnya SDM profesional Alternatif
3. Meningkatnya peran RS 2. Mahalnya Peralatan Medis
4. Potensi pasar yang besar 3. Banyakya RS/Klinik yang
baru
4. UMR yang tinggi
Faktor Internal

Strength (Kekuatan)

1. Adanya visi dan


Misi RS untuk
meningkatkan Dengan visi dan Misi RS serta
RS atau ruang Paviliun Firdaus
kualitas pelayanan jumlah SDM yang cukup,
memiliki visi dan misi untuk
2. Tenaga ruangan dapat meminimalkan
meningkatkan peran RS,
Keperawatan pengeluaran anggaran untuk
Terdiri dari S1 Ners meningkatkan SDM yang
peralatan medis, sehingga akan
Keperawatan, D3 profesional.
menghemat pengeluaran.
Keperawatan dan
D3 Kebidanan
3. Jumlah Tenaga
Perawat Yang
sudah sesuai

Weakness
(Kelmahan)

1. Ketidak patuhan Meningkatkan SDM yang


SDM Terhadap profesional, yang terlatih yang patuh Menciptakan strategi baru
SOP terhadap SOP yang ada dan seperti melakukan kembali
2. Tingginya angka melakukan assessment resiko sosialisasi tentang pentingnya
kejadian resiko jatuh,,sehingga meminimalkan mengikuti SOP dan melakukan
jatuh angka kejadian resiko jatuh di assessment resiko jatuh
3. Kurangnya
ruangan
melakukan
assesment resiko
jatuh
4. BOR (60%) masih
dibawah standar
Nasional (75-85%)
2. Fish Bone Analysis

Man Matherial

Ditemukan perawat yang Money Dalam ruangan Paviliun Firdaus


tidak memasang bed plang sudah tersedia tempat tidur yang
dan tidak melakukan Penganggaran mengenai sarana memiliki bed plang, terdapat
assessment resiko jatuh prasarana (tempat tidur yang perawat yang tidak menerapkan
pada pasien di ruangan memiliki bed plang) Diatur oleh SPO Tersebut. (Dengan tidak
Paviliun Firdaus pihak RS memasang bed plang dan jarang
melakukan assessment resiko jatuh
)

Belum maksimalnya
penerapan SOP (SOP
Resiko Jatuh)

Methode Mechine Environment

SPO Ruangan sudah Dengan SPO yang jarang diterapkan


ada akan tetapi jarang tentang resiko jatuh akan
diterapkan menimbulkan Resiko Cidera pada
pasien di ruangan Paviliun Firdaus
3. POA (Planning Of Action)

Uraian PJ
No. Masalah Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu
Kegiatan
1) Belum Pengawasan Tahap Semua Sharing SOP Persiapan: CI dan
maksimalnya secara tepat Persiapan: perawat Januari 2019 mahasi
penerapan SOP dan sesuai Mahasiswa yang swa
(SOP Resiko dengan sasaran menyesuaikan bekerja di Pelaksanaan praktik
Jatuh) tindakan SOP resiko ruang : di
keperawatan. jatuh yang ada Paviliun Januari 2019 ruang
di ruangan Firdaus Paviliu
Evaluasi: n
Tahap Januari 2019 Firdau
Pelaksanaan: s
Mahasiswa
membacakan
SOP resiko
jatuh yang ada
di ruangan
setiap briefing
pagi
Tahap
Evaluasi:
Melakukan
pendataan
kembali pada
prosedur
assessment
resiko jatuh dan
pemasangan bed
plang apakah
sesuai atau tidak
4. Sebagai kepala ruangan dalam meningkatkan kepatuhan perawat terhadap penerapan SPO yang
ada, tugas kepala ruangan sebagai pengarahan, pengawasan dan evaluasi penting untuk dilakukan.
Kepala ruangan mengarahkan kepada perawat yang ada di ruangan untuk selalu mengikuti SPO
yang ada di ruangan sebelum melakukan tindakan keperawatan ke pasien.
Kepala ruangan melakukan pengawasan dengan cara ikut serta dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien di ruangan. Setelah melakukan pengawasan, kepala ruanganan
melakukan evaluasi kembali terhadap asuhan keperawatan yang sudah dilakukan.

5. Intervensi Coaching

1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar tercipta suasana
yang saling mempercayai.
(Kepala Ruangan menyapa dan membina keakraban seluruh perawat yang ada di ruangan).
2. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan dipecahkan
diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga permasalahan mana yang akan
dipecahkan terlebih dahulu.
(Kepala ruangan menjelaskan kepada anggota tim mengenai hasil observasi yang
dilakukannya yaitu ditemukan 1 orang pasient yang terjatuh dari tempat tidur karena tidak
terpasangnya bed plang serta menanyakan alasan mengapa tidak memasang bed plang dan
menanyakan kepada seluruh perawat mengapa tidak melakukan assessment resiko jatuh)
3. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee (yang di coach) dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran dan alternatif-
alternatif, namun coachee sendirilah yang harus mengembangkan solusi permasalahan
yang dihadapi.
Kepala ruangan memberikan arahan yaitu :
- Menjelaskan pentingnya kepatuhan perawat dalam menggunakan bed plang demi
keselamatan pasien.
- Menegaskan bahwa pentingnya kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP resiko
jatuh agar dapat mencegah resiko jatuh.
- Menegaskan pentingnya assessment resiko jatuh
Kepala ruangan dapat melakukan solusi :
- Membacakan SOP sesaat setelah operan, menempatkan SOP dekat dengan nurse
stasion agar dapat dijangkau oleh perawat.

4. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee dari
proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati untuk diubah atau
diperbaiki akan dinilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum.
Kepala ruangan mengevaluasi kembali kepatuhan para perawat dalam pemasangan
bed plang dan pematuhan penerapan SOP resiko jatuh.

Anda mungkin juga menyukai