Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Refornasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya, pengawasan pendidikan harus
direncanakan, diorganisasikan, dan dilaksanakan selaras dengan paradigma baru
pendidikan yang bertumpu pada empat pilar yakni pendidikan untuk semua,
pendidikan demokratis, pendidikan yang bertumpu pada kebudayaan lokal, dan
pendidikan yang seimbang antara imtaq dan iptek melalui supervisi pendidikan.
Pengawas sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Empat Kegiatan kepengawasan
meliputi : (1) menyusun program pengawasan; (2) melaksanakan program
pengawasan; (3) evaluasi hasil pelaksanaan program, dan (4) melaksanakan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
Kemampuan seorang pengawas sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya minimal mempunyai enam dimensi kompetensi, hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah yang menegaskan bahwa seorang pengawas harus
memiliki 6 (enam) dimensi kompetensi minimal, yaitu kompetensi kepribadian,
supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan
pengembangan serta kompetensi sosial.
Permeneg PAN dan RB Nomor 21 tahun 2010 tentang jabatan pengawas dan
angka kreditnya mengamanatkan bahwa jabatan fungsional Pengawas Sekolah
adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan manajerial

pada satuan pendidikan. Regulasi tersebut ditindaklanjuti oleh Peraturan bersama

Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor


01/III/PB/2011, Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya serta Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

1
Unsur-unsur kegiatan dalam supervisi akademik dan manajerial terdiri atas: 1)
Penyusunan Program Supervisi; 2) Pelaksanaan Program Supervisi; 3) Evaluasi
Hasil Pelaksanaan Program Supervisi; 4) Membimbing dan Melatih profesional
Guru, dan: 5) Melaksanakan tugas di daerah khusus. Untuk mengetahui sejauh mana
prestasi yang dapat diraih oleh jabatan fungsional pengawas sekolah dalam
melaksanakan kegiatan unsur-unsur supervisi tersebut, seorang pengawas perlu
memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai ruang lingkup tugas dan kriteria
kinerja jabatan fungsional pengawas sekolah. Di samping itu, perlu juga, memiliki
kemampuan berpikir sistematis untuk memiliki Rencana Supervisi Manajerial
(RPM), dan Rencana Supervisi Akademik(RPA) berdasar hasil identifikasi masalah
pada sekolah binaan yang memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu

pendidikan. Pada saat ini regulasi jabatan pengawas telah direvisi menjadi
Permeneg PAN dan RB Nomor 14 tahun 2016 tentang jabatan pengawas dan angka
kreditnya mengamanatkan bahwa jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah
jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan, tindak lanjutnya adalah Surat Edaran antara Kemendikbud dan
Kepala BKN No. 01/Tahun 2016 dan No. 01/SE/XII/2016 Tanggal 13 Desember
2016.
Sesuai Regulasi tersebut mengamanatkan bahwa tugas pokok Pengawas Sekolah adalah
melaksanakan tugas supervisi akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang
meliputi penyusunan program supervisi, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan
8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan
profesional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi, dan pelaksanaan tugas
supervisi di daerah khusus. Kewajiban Pengawas Sekolah dalam melaksanakan tugas
adalah: menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi, melaksakan
evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi dan membimbing dan melatih profesional
Guru. Kegiatan supervisi pendidikan salah satu pelakunya adalah pengawas sekolah
atau pengawas satuan pendidikan. Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan
profesional berstatus PNS yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan
akademik dan pengawasan manajerial melaui kegiatan pemantauan, penilaian,
pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut ( Zainal Aqip, 2009). Supervisi pendidikan
adalah bantuan profesional kesejawatan yang dilakukan pengawas sekolah melalui
dialog kajian masalah pendidikan untuk menemukan solusi dan tindakan.
Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan profesional kepala sekolah, guru, dan
staf sekolah lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Inti dari

2
pengawasan adalah pembinaan melalui supervisi akademik dan manajerial, bukan
inspeksi atau kontrol. Pengawasan juga memiliki arti suatu proses atau kegiatan
melihat dengan cermat apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan program
kegiatan yang seharusnya.

Mengingat tugas, tanggung jawab, dan wewenang strategis pengawas sekolah,


maka agar pelaksanaan tugas berjalan secara optimal, efektif, dan efisien maka
mutlak diperlukan program pengawas yang realistis, implementatif dan sesuai
kebutuhan.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru
dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan
Profesor.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 jo. Nomor 11
Tahun 2008 tentang Serifikasi Guru Dalam Jabatan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 tahun 2009 tentang Beban
Kerja Pengawas.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
12. Permeneg PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
13. Permeneg PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
14. Surat Edaran antara Kemendikbud dan Kepala BKN No. 01/Tahun 2016 dan
No. 01/SE/XII/2016 Tanggal 13 Desember 2016.

C. Visi, Misi dan Tujuan Pengawasan

3
1. Visi
Visi pengawasan pendidikan adalah terwujudnya sistem kepengawasan
pendidikan yang mampu mendorong penyelenggaraan pendidikan yang efisien
dan efektif serta bersih dari praktik KKN sehingga dapat mendorong
terwujudnya pendidikan yang bermutu, merata dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Misi
a. Mengembangkan sistem pengawasan yang efektif.
b. Mendorong terwujudnya akuntabilitas pengelolaan pendidikan.
c. Meningkatkan profesionalisme pengawas.
d. Meningkatkan koordinasi kepengawasan melalui lintas sektoral.

4
3. Tujuan pengawasan
a. Melaksanakan pembinaan kepada sekolah dalam rangka pencapaian mutu
pengelolaan sekolah yang bersih dan berwibawa.
b. Mengadakan pemantauan penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Mengoptimalkan penilaian kinerja sekolah agar terwujud standar nasional
pengelolaan pendidikan.

D. Sasaran dan Strategi Pengawasan


1. Sasaran Pengawasan adalah :
a. Kepala Sekolah
b. Guru
c. Tenaga Kependidikan
2. Strategi
Pengawasan sekolah dilaksanakan dengan berbagai strategi sebagai berikut :
a. Mengadakan pembinaan untuk menetapkan kriteria atau standar kompetensi.
b. Memantau untuk membandingkan kinerja dengan SNP yang ditetapkan serta
menetapkan perbedaannya jika ada.
c. Melakukan penilaian untuk mengukur / menilai kinerja ( perfomance ) yang
sedang atau sudah dilakukan.
d. Melakukan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dan atau Kepala
Sekolah.

E. Alur Kegiatan Pengawasan


Alur Kegiatan Pengawas Sekolah Dasar dapat dilihat pada skema di bawah ini :

DISDIKPORA PEMBINAAN
/UPTD K S,
DIKDAS DAN GURU
LS

PEMANTAUAN 8
STANDAR NASIONAL
PENINGKATAN
MUTU
PENGAWAS
PENDIDIKAN

MENILAI KINERJA
GURU /KS

PEMBIMBINGAN/
PELATIHAN

Gambar 1.
Alur Kegiatan Pengawas Sekolah

5
F. Ruang Lingkup Pengawasan
Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan akademik dan
kepengawasan manajerial.
1. Kepengawasan akademik terdiri dari :
a. Pembinaan guru.
b. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri
atas : Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), Standar
isi, standar proses, standar penilaian pendidikan.
c. Penilaian kinerja guru.
d. Pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
e. Penilaian Kinerja Guru Pemula dalam program Induksi Guru Pemula
(berkaitan dengan pemberlakuan Permenpan nomor 16 tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya).
f. Pengawasan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula.
2. Kepengawasan manajerial terdiri dari:
a. Pembinaan Kepala sekolah.
b. Pemantauan pelaksanaan standard nasional pendidikan yang terdiri atas :
standard pendidik dan tenaga kependidikan, standard pengelolaan,
standard sarana dan prasana, serta standard pembiayaan.
c. Penilaian kinerja kepala sekolah.

Anda mungkin juga menyukai