ANALYSIS
Disusun Oleh:
Affanda Giyan Pratama 08161003
Muhammad Hafiz Anshari 08161049
Novi Anugraheni 08161055
Vitanola Delisia Rizkitiarsie 08161087
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya dalam usaha penyelesaian Tugas II mata kuliah Ekonomi Wilayah mengenai
Diskusi Pembahasan Materi Kuliah yang berjudul “Konsep Daya Saing Ekonomi Daerah:
Konsep Multi-Sector Analysis”. Selama penyusunan makalah ini, penulis mengalami
beberapa hambatan dan kesulitan. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis juga
berterimakasih kepada Ibu Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc. dan Ibu Anggit
Suko Rahajeng, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Wilayah.
Penulis menyadari, baik isi maupun teknik penyajian tulisan masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif
dari semua pihak untuk meningkatkan mutu penulisan selanjutnya. Semoga isi didalamnya
bermanfaat dan segala usaha kita mendapat ridho dari-Nya.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penyusunan laporan “Konsep Daya Saing Ekonomi Daerah: Multi-
Sector Analysis” antara lain sebagai berikut:
1. Memahami teori dan konsep terkait daya saing ekonomi daerah: Multi-Sector
Analysis.
2. Mengidentifikasi dan Menganalisa persoalan suatu ekonomi wilayah terkait daya
saing ekonomi daerah: Multi-Sector Analysis.
3. Manganalisis strategi pengembangan ekonomi wilayah dengan konsep daya saing
ekonomi daerah: Multi-Sector Analysis.
a) Kondisi Faktor
Kondisi faktor merupakan faktor-faktor produksi yang sudah dimiliki perusahaan
seperti tenaga kerja (labour), infrastruktur, modal (capital), dan sumber daya alam
(natural resources). Kondisi faktor merupakan input penting dalam sebuah industri untuk
menjalankan usahanya agar tetap memiliki daya saing dengan perusahan-perusahaan
lainnya.
b) Kondisi Permintaan
Kondisi permintaan merupakan bentuk dari kondisi dan sifat asal untuk barang dan
jasa yang berperan penting untuk keunggulan kompetitif. Kondisi ini dapat mendorong
perusahaan untuk terus berinovasi dalam peningkatan kualitas produk yang mereka
tawarkan dalam rangka meningkatkan daya saingnya mereka.
c) Industri Pendukung
Terkait Dengan adanya industri pendukung terkait maka akan terjalin sebuah
hubungan yang baik, cepat, dan aliran informasi yang akurat antara produsen dengan
pengguna terakhir. Hal ini juga mendorong pertukaran ide dan inovasi guna terciptanya
daya saing yang kuat. Selain itu dengan hadirnya industri pendukung terkait akan
menciptakan sinergitas dan efeisiensi bagi industri terkait.
d) Strategi, Struktur dan Pesaing
Daya saing dalam industri yang spesifik merupakan hasil dari konvergensi praktek
manajemen dan model organisasi mayoritas digunakan di suatu negara dan sumber-
sumber keunggulan kompetitif dalam industri itu sendiri.
e) Peran Pemerintah
Secara tidak langsung pemerintah memiliki pengaruh terhadap tingkat daya saing
sebuah perusahaan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan mempengaruhi tingkah
Sumber: Stimson, R., Stough, R., Roberts, B. (2006) Regional Economic Development: Analysis and
Planning Strategy
Pada contoh tabel diatas maka dapat dilihat bahwa pada tabel matriks, indikator
pada kolom berupa kriteria evaluasi, sementara indikator pada baris berupa sektor-
sektor industri. Indeks industri didapatkan dengan mencari rata-rata data pada kolom
yang sama. Indeks kriteria prioritas didapatkan dengan mencari rata-rata data pada
baris yang sama.
C. Structural Analysis
Menurut Godet (1991), analisis struktural digunakan untuk mengatasi permasalahan
dari analisis SWOT pada MSA. Analisis struktural menjelaskan suatu sistem
menggunakan matriks yang menghubungkan seluruh komponen pada sistem tersebut
dengan pembobotan. Manfaat dari penggunaan analisis strukural pada MSA adalah
Pada contoh tabel diatas, terdapat 41 (empat puluh satu) kategori exogenous dan
endogenous yang berpengaruh terhadap ketenagakerjaan menggunakan qualitative
assessment. Kategori exogenous merupakan variabel yang berasal dari eksternal,
sementara kategori endogenous merupakan variabel yang berasal dari internal kasus
tersebut. Pada contoh matriks diatas, terdapat 5 (lima) indikator pembobotan, yaitu Very
Strong (VS), Strong (S), Average (A), Weak (W), dan Very Weak (VW). Kategori pada
matriks tersebut didapatkan dengan menggunakan Delphi atau teknik FGD (Forum
Group Discussion), dan diperbaiki berulang kali hingga mencapai konsensus. Hasil dari
penggunaan analisis struktural diatas adalah variabel yang paling determinan jika
dibandingkan dengan variabel lainnya.
2.2.2 Manfaat Multi-Sector Analysis (MSA)
Terdapat beberapa manfaat dari penggunaan Multi-Sector Analysis, yaitu:
1) Untuk mengetahui faktor-faktor dalam industri yang berpengaruh terhadap
keunggulan kompetitif.
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑖= T𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
2.3.2 Infrastruktur Strategis (Strategic Infrastructure)
Infrastruktur strategis dalam penentuan daya saing wilayah adalah segala bentuk
infrastruktur yang mendukung penambahan nilai sebuah kegiatan. Tidak semua infrastruktur
Berdasarkan identifikasi potensi dan masalah diatas, dapat dilakukan analisis lebih
lanjut untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi dan
menyelesaikan masalah terkait daya saing Kota Jakarta. Analisis yang dilakukan
menggunakan analisa SWOT sebagai berikut:
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan, maka strategi peningkatan daya
saing Kota Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan inovasi program kewirausahaan, terutama di kalangan anak muda.
2. Meningkatkan investasi pihak asing terutama dalam pengadaan infrastruktur DKI
Jakarta.
3. Meningkatkan daya saing DKI Jakarta untuk mempercepat ekonomi.
4. Meningkatkan infrastruktur transportasi publik melalui kerjasama antar swasta.
5. Meminimalisir potensi dan risiko bencana dengan pembangunan berwawasan
lingkungan.
6. Memanfaatkan teknologi sebagai sarana komunikasi antar sstakeholder.
7. Optimalisasi dan inovasi perekonomian DKI Jakarta.
8. Meningkatkan pengawasan antar instansi untuk mengurangi potensi terjadinya
korupsi.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan dari
pembahasan materi ini adalah sebagai berikut :
1. Menurut Frinces (2011), daya saing adalah hasil dari keunggulan-keunggulan yang
dimiliki dan nilai lebih oleh sebuah perusahaan untuk menghasilkan sesuatu, baik
berupa jasa atau barang.
2. Elemen Daya Saing mempertimbangkan beberapa elemen yaitu kondisi faktor,
kondisi permintaan, industri pendukung terkait, strategi, struktur, dan pesaing.
3. Konsep daya saing mencakup beberapa elemen yaitu:
a) Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b) Mampu berkompetisi dengan daerah maupun negara lain.
c) Mampu memenuhi kewajibannya baik domestik maupun internasional.
d) Dapat menyediakan lapangan kerja.
e) Pembangunan yang berkesinambungan dan tidak membebani generasi yang
akan dating.
4. Multi-Sector Analisis (MSA) MSA digunakan untuk mengetahui faktor dan industri apa
saja yang berkontribusi untuk keunggulan kompetitif, mengetahui kekuatan dan
kelemahan dari sektor, untuk mengidentifikasi hubungan dan interdependensi dari
faktor-faktor yang mendukung.
5. Metode MSA menggunakan beberapa metode yaitu Analisis SWOT. Matrix Teori dan
Stuctural Analisis.
6. MSA dalam Ekonomi Wilayah dapat digunakan untuk mengetahui Kemampuan Inti,
Infrastuktur Strategis dan Manajemen Resiko.
Abdullah, Petter. 2002. Daya Saing Daerah Konsep dan Pengukurannya di Indonesia.
Yogyakarta : BPFE
Afianti, Puspita Putri. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada UMKM Di Kabupaten
Bogor. Jurnal FE Universitas Negeri Jakarta. Jakarta
Budiharsono, Sugeng. 2013. Perkembangan dan Pengertian Ekonomi Wilayah. Ruang dan
Wilayah dan Teori Lokasi. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi
Negara (STIA-LAN)
Cho, Dong-Sung & Hwy-Chang Moon. 2003. From Adam Smith To Michael Porter (Evolusi
Teori Daya Saing). Jakarta : Salemba Empat
Frinces, Z. Heflin. 2011. Manajemen SDM: Kiat Memenangkan Persaingan Global.
Yogyakarta: Gradasi Media.
Ganeshan, R., and Harrison, T. P., 1995, An Introduction to Supply Chain Management,
Department of Management Sciences and Information Systems.
Hamel dan Prahalad. Management. New Delhi: Tata McGraw Hill, 1995.
Kitson, M., Martin, R. and Tyler, P. 2004. Regional Competitiveness: An Elusive yet Key
Concept? Regional Studies, 38 (9): 991
Michael E. Porter (1990): “Competitive Strategy”., Techniques for Analysing Industries and
Competitors. New York: The Free Press.
Michael E. Porter (1995): “Competitive Advantage”New York: The Free Press., edisi
terjemahan (2008)., Kharisma Publishing Group.
Millah dan Sasana. (2013). Analisis Daya Saing Daerah di Jawa Tengah (Studi Kasus: Kota
Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota
Tegal Tahun 2009-2011). Diponegoro Journal of Economics. Vol. 3, No.1, Tahun
2014, 1-8
Multi-Sector Analysis: Approaches to Assessing Regional Competitiveness and Risk. (2006).
In R. J. Stimson, R. R. Stough, & B. H. Roberts, Regional Economic Development (pp.
279-318). Berlin: Sprineger Berlin Heidelberg.
Simarmata, D. M. (2013). Analisis Daya Saing DKI Jakarta Ditinjau Dari Kompetensi Inti,
Infrastruktur Strategis, dan Risiko Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sjafrizal. 1985. Teori Ekonomi Regional: Konsep dan Perkembangan dalam Memelihara
Momentum Pembangunan. Jakarta: Penerbit Gramedia