Anda di halaman 1dari 4

Anafilatik Syok

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas dr. Susilo Nugroho


TTD Kepala Puskesmas :
Kec. Jatinegara NIP. 196410062002121001

1. Pengertian Anafilaksis adalah reaksi hipersensitif sistemik tipe 1 yang terjadi pada individu
yang tersensit fsasi sehingga menimbulkan manifestas imukokutaneus,
kardiovaskuler, dan respires iyang dapat mengancam jiwa.

2. Tujuan 2.1. Menambah wawasan dan pengetahuan yang terus berkembang sesuai
kemajuan teknologi terkini
2.2. Penyegaran kembali serta mengetahui tatalaksana penangann syok
anafilaktik yang benar dan terbaru
2.3. Meningkatkan Kompetensi dokter gigi dan perawat gigi dalam rangka
memenuhi syarat profesi .
2.4. Berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku maka tenaga
kesehatan gigi dan mulut mampu melaksanankan penanganan syok
Anafilaktik

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Alat dan Setiap puskesmas kecamatan dan kelurahan harus mempunyai Kit Anafilaksis,
Bahan alat saturasi oksigen, non rebtating mask, EKG dan infuse set.

6. Langkah- 6.1. Diagnosis berdasarkan 7. Bagan Alir


langkah Anamnesa dan pemeriksaan
Fisik menggunakan criteria
NIAID (National Institutes of
Alllergy an Infections
Disease)
6.2. Triase dan monitoring pasien
sementara mempersiapkan
epinefrin

No Dokumen : Ttd Kasatpel


No Revisi :
Hal :
 Monitoring tekanan darah,frekwensi nadi, saturasi oksigen dan EKG
 Akses intravena pasang sesegera mungkin
7.1. Baringkan posisi suspine ,untuk wanita hamil posisi miring kiri
7.2. Berikan oksigen pada pasie dengan gangguan respirasi, kardiovaskuler atau penurunan
saturasi (padasemuapasiendenganriwayatanafilaksis)
7.3. Pertimbangkan kondisi selain anafilaksis (DD: syok kardiogenik,syncope,angiodema
karena ACE inhibitor,disfungsi pita suara,astma)
7.4. Tentukan apakah pasien punya factor resiko tinggi untuk anafilaksis berat (riwayat alergi
makanan, penyakit kardiovaskuler atorespirasi,astma,terlambat pemberian epinefrin,usia
tua)
7.5. Berikan efinefrine IM pada paha bagian anteri lateral (0.3-0.5mg epinefrin 1:1000 setiasp
10menit)
7.6. Jika pasien tidak merespon dengan pemberian inj eksiepinefrin berikan infuse epinephrine
7.7. Siapkan manajemen jalan napas termasuk intubasi jika ada kecurigaan edema jalan
napas atau gangguan respirasi (headtill chin lift/ jaw trust
7.8. Pada pasien dengan gangguan sirkulasi berikan cairan infuse agresif IV atau intra
oseus
7.9. Berikan glucagon jika pemberian epinephrine IV dan resusitasi cairan gagal memperbaiki
tekanan darah
7.10. Berikan Inhalasi  agonis (Ventolin) jika terdapat bronkospasme
7.11. Jangan berikan Antihistamin/korikosteroid sebagi pengganti epinefrin (Antihistamin dan
kortikosteroid hanya sebagai terapi adjuvant)
7.12. Identifikasi pencetusan afilaksis dan singkirkan
7.13. Observasi pasien 4-8 jam

8. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan


8.1. Apakah pasien mempunyai riwayatan afilaksi
8.2. Adakah paparan terhadap makanan yang dapat menimbulkan alergi
8.3. Apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu
Apakah pasien pernah tergigit serangga sehingga menimbulkan anafilaksis syok
9. Unit Terkait

10. Dokumen Terkait

11. Riwayat Perubahan Dokumen

No Yang Dirubah Isi Perubahan TanggalTerbit

No Dokumen : Ttd Kasatpel


No Revisi :
Hal :
No Dokumen : Ttd Kasatpel
No Revisi :
Hal :

Anda mungkin juga menyukai