Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasainiseringkitadengarterjadinyapenganiayaan/perlakuan salah terhadapanak, baik


yang dilakukan oleh keluargaataupun oleh pihak-pihaklain. Dalambidangkedokteransendiri,
child abuse inipertama kali dilaporkan pada tahun 1860, di Perancis. Dimana 320 orang
anakmeninggaldengankecurigaanakibatperlakuan yang salahnya.
Memangsangatsukarkitapercayaibahwaseseoranganak yang
seharusnyamenjaditempatcurahankasihsayangdari orang tua dan keluarganya,
malahmendapatkanpenganiayaansampaiharusdirawat di RumahSakitataupunsampaimeninggal
dunia. Insidennya :
1. Hampir 3 jutakasuspenganiayaanfisik dan seksual pada anakterjadi pada tahun 1992
2. Sebanyak 45 darisetiap 100 anakdapatmengalamipenganiayaan
3. Lebihdari 100 anakmeninggalsetiaptahunnyakarenapenganiayaan dan pengabaian
4. Penganiayaanseksual paling seringterjadi pada anakperempuan, keluargatiri, anak-anak yang
tinggaldengansatu orang tuaataupria yang bukankeluarga.
Di Indonesia ditemukan 160 kasuspenganiyaan fisik,72 kasusupenganiyaanmental,dan
27 kasuspenganiyaanseksual ( diteliti oleh Heddy Shri Ahimsa Putra,Tahun 1999 ).
Sedangkanmenurut YKAI didapatkan data pada tahun 1994 tercatat 172 kasus, tahun 1995
meningkatmenjadi 421 dan tahun 1996 menjadi 476 kasus.
Setiap negara bagianmempunyaiundang-undang yang menjelaskantanggungjawab legal
untukmelaporkanjikaterdapatkecurigaanpenganiayaananak.
Kecurigaanpenganiayaananakharusdilaporkankelembagalayananperlindungananaksetempat.
Pelapor yang diberimandatuntukmelaporadalahperawat, dokter, doktergigi, dokteranak, psikologi
dan ahliterapiwicara, penelitisebabkematian, dokter, karyawanlembagapenitipananak,
pekerjalayanananak-anak, pekerjasosial, guru sekolah. Kegagalanseseoranguntukmelaporkan
orang tersebutdidendaataudiberihukumanlain, sesuaidengan status masing-masing.
Di Indonesia tanggungjawabpelakupencederaananakterteradalam Kitab Undang-
UndangHukumPidana (KUHP) yang pasalnyaberkaitandenganjenis dan akibatpencederaananak.

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
- Child Abuse :tindakan yang mempengaruhiperkembangananaksehinggatidak optimal
lagi(David Gill, 1973)
- Child Abuse :perlakuan salah terhadapfisik dan emosianak, menelantarkanpendidikan
dan kesehatannya dan juga penyalahgunaanseksual (Synder, 1983)
- Child Abuse adalahpenganiayaan, penelantaran dan eksploitasiterhadapanak,
dimanainiadalahhasildariperilakumanusia yang keliruterhadapanak
2.Klasifikasi
Terdapat 2 golonganbesar, yaitu :
1) Dalamkeluarga
- Penganiayaanfisik, Non Accidental “injury” mulaidariringan “bruiser – laserasi” sampai pada
trauma neurologic yang berat dan kematian. Cederafisikakibathukuman badan di luarbatas,
kekejamanataupemberianracun
- Penelantarananak/kelalaian, yaitu :kegiatanatau behavior yang
langsungdapatmenyebabkanefekmerusak pada kondisifisikanak dan
perkembanganpsikologisnya. Kelalaiandapatberupa :
a. Pemeliharaan yang kurangmemadaiMenyebabkangagaltumbuh,
anakmerasakehilangankasihsayang, gangguankejiwaan, keterlambatanperkembangan.
b. Pengawasan yang kurangmemadaiMenyebabkananakgagalmengalamiresikountukterjadinya
trauma fisik dan jiwa.
c. KelalaiandalammendapatkanpengobatanKegagalandalammerawatanakdenganbaik.
d.
KelalaiandalampendidikanMeliputikegagalandalammendidikanakmampuberinteraksidenganlingk
ungannyagagalmenyekolahkanataumenyuruhanakmencarinafkahuntukkeluargasehinggaanakterp
aksaputussekolah.
- PenganiayaanemosionalDitandaidengankecaman/kata-kata yang merendahkananak,
tidakmengakuisebagaianak.
Penganiayaansepertiiniumumnyaselaludiikutibentukpenganiayaanlain.
- Penganiayaanseksual, mempergunakanpendekatanpersuasif. Paksaan pada
seseoranganakuntukmengajakberperilaku/mengadakankegiatan sexual yang nyata,
sehinggamenggambarkankegiatanseperti :aktivitasseksual (oral genital, genital, anal atausodomi)
termasuk incest. (The Child Abuse & Prevention Act / Public Law 100-294).

2
2) Di luarrumah.
Dalaminstitusi/lembaga, di tempatkerja, di jalan, di medanperang.

3. AspekHukumPencederaanAnak di Indonesia
Orang tuaadalah yang pertama-
tamabertanggungjawabatasterwujudnyakesejahteraananakbaiksecararohani, jasmani, maupun
social (Pasal 9 UU No.4/1979), UU No. 12 tahun 2002 menjelaskantentangpenganiayaanfisik
pada anak, Di Indonesia tanggungjawabpelakupencederaananakterteradalam Kitab UU
hukumpidana (KUHP) yang pasal-pasalnyaberkaitandenganjenis&akibatpencederaananak.
Peranan professional khususnyadari yang menangani, menolong,
mengobatianakdidugaakibatpencederaananak, pelaporannyakepada yang berwajibdilindungi UU.
Dalam KUHP penerapanpasal-pasalnyatergantungdarijenis&akibatpencederaannya.
• Pencederaananak yang bersifatpenganiayaan dan
bersifatmenimbulkanciderafisikditerapkandalampasal 351 ayat 1 (ancamanhukumanpenjara
paling lama 2 tahun 8 bulan). Ayat 2 bilamengakibatkanluka-lukaberat
(ancamanhukumanpenjara paling lama 5 tahun). Ayat 3 bilamengakibatkanmati
(ancamanhukumanpenjara paling lama 7 tahun).
• Bagi orang tuasebagaipelakupencederaananak (fisik) hukumandapatditambahdengansepertiga
(pasal 356).
• Bilapencederaananakberupapenelantaransehinggaanakterlantarpasal 1 butir 7 tahun 1979,
dapatkemungkinanditerapkan. Pasal 301 (ancamanhukumanpidanapenjara paling lama 4 tahun).
Pasal 304 (ancamanpidanapenjara paling lama 5 tahun 6 bulan). Pasal 306 ayat 1
bilamengakibatkanluka (ancamanpidanapenjara paling lama 9 tahun). Bagi orang
tuasebagaipelakuancamanpidana pada pasal 305 dan 306 dapatditambahdengan 1/3 (pasal 307).
• PencederaananakbersifatseksualPasal yang diterapkanpasal 287 (ancamanpidanapenjara paling
lama 9 tahun). Pasal 290 butir 3 (ancamanpidanapenjara paling lama 7 tahun).
4. Faktor-faktorpenyebab
Faktorsosiokultural
1.Nilai/norma yang ada di masyarakat
2.Hubungan antarmanusia
3.Kemajuan zaman

3
Stress berasaldarianak Stress keluarga Stress berasaldari orang
tua
Fisikberbeda Kemiskinan Rendahdiri
Mental berbeda Pengangguran Waktu
Tempramenberbeda Mobilitas,isolasi,perumahantidakmemadai kecilmendapatperilaku
Tingkahlakuberbeda Hubungan orang tua salah
Anakangkat Anak stress prenatal, Depresi
Anak yang tidakdiharapkan premature, Harapan pada anak yang
Dll tidakrealistis
Perceraian Kelainan
Karakter/gangguanjiwa.

5. ManifestasiKlinisdariPenganiayaan dan PengabaianAnak


CideraKulitCiderakulitadalahtanda-tandapenganiayaananak yang paling umum dan
paling mudahdikenali. Bekasgigitanmanusiatampaksebagaidaerahlonjongdenganbekasgigi,
tandahisapanatautandadoronganlidah. Memar multiple ataumemar pada tempat-tempat yang
tidakterjangkaumenunjukkanbahwaanakitutelahmengalamipenganiayaan. Memar yang
adadalamberbagaitahappenyembuhanmenunjukkanadanya trauma yang terjadiberulang kali.
Memarberbentukobjek yang dapatdikenaliumumnyabukansuatukebetulan.
KerontokanRambutTraumatik
Kerontokanrambuttraumatikterjadiketikarambutanakditarik,
ataudipakaiuntukmenyeretataumenyentakanak. Akibatnya pada
kulitkepaladapatmemecahkanpembuluhdarah di bawahkulit.
Adanyaakumulasidarahdapatmembantumembedakanantarakerontokanrambutakibatpenganiayaan
atau non-penganiayaan.
Jatuh
Jikaseoranganakdilaporkanmengalamikejatuhanbiasa, namun yang tampakadalahcidera
yang tidakbiasa, makaketidaksesuaianriwayatdengan trauma yang
dialamitersebutmenimbulkankecurigaanadanyapenganiayaanterhadapanak.

CideraEksternal pada Kepala, Muka dan Mulut

4
Luka, perdarahan, kemerahanataupembengkakan pada kanaltelingaluar, bibirpecah-
pecah, gigi yang goyangataupatah, laserasi pada lidah dan keduamatabirutanpa trauma pada
hidung, semuanyadapatmengindikasikanadanyapenganiayaan.
CideraTermalDisengajaatauDiketahuiSebabnya
Luka bakarterculap, dengangarisbatasjelas, lukabakarsirkulerkecil-kecil dan
banyakdalamberbagaitahappenyembuhan, lukabakarsetrikaan, lukabakardaerahpopok dan
lukabakartalisemuanyamemberikankesanadanyatindakanjahat yang disengaja.
SindromaBayiTerguncang
Guncangan pada bayimenimbulkancideraekslersideselersi pada otak,
menyebabkanregangan dan pecahnyapembuluhdarah. Hal inidapatmenimbulkancideraberat pada
system sarafpusat, tanpaperlubukti-bukticideraeksternal.
Fraktur dan Dislokasi yang TidakDapatDijelaskan
Fraktur Iga Posterior dalamberbagaitahappenyembuhan, fraktur spiral
ataudislokasikarenaterpelintirnyaekstremitasmerupakanbukticidera pada anak yang
tidakterjadisecarakebetulan.
6. DampakPenganiayaan dan Kekerasan Pada Anak
Dampakpenganiayaan dan kekerasan pada anakakanmengakibatkangangguan bio-psiko-
sosialanak. Hal inidapatterjadidalamjangkapendek dan jangkapanjang. Anakmempunyai masa
depan yang masihpanjangsehinggaperlupemantauan dan program tindakan yang terus-
menerusbagianak korban penganiayaan dan kekerasan. Indikator yang
perludiperhatikanakibatpenganiayaan dan kekerasan pada anakdapatdilihat pada tabel 1.
Diharapkantindakan/program dilakukantanpamenunggutanda/indikatormuncul.
Tabel 1. Indikatorfisik dan perilaku pada penganiayaananak (Child Abuse)
Indikatorfiisik Indikatorperilaku
Aniayafisik Aniayafisik
Kerusakankulit  Takutkontakdengan orang
 Memardenganberbagaitingkatpenyembuhan dewasa
 Luka bakar  Prihatinjikaadaanakmenangis
 Lecet dan goresan  Waspada/ketakutan
KerusanSkeretal  Gresif/pasif/menarikdiri
 Fraktur
 Luka pada mulut, bibir, rahang, mata perineal
Penelantaran/pengabaian Penelantaran/pengabaian
 Kelaparan  Pengemis
 Kebersihandirikurang  Sendiritanpapengasuh pada
 Pakaiantidakterurus waktu yang Panjang
 Tidakdiurusdalamwaktu lama  Penjahat
 Tidakpernahperiksakesehatan  Pencuri

5
 Datangcepat dan
pulanglambatdarisekolah
 Melaporkantidakadapengasuh
 Pasif, Agresif
 Penuntut

AniayaSeksual AniayaSeksual
 Sukarjalan dan duduk  Hargadiri negative
 Pakaiandalamberdarah,bernoda  Tidakpercaya pada orang lain
 Genital gatal (sukardekatdengan orang lain)
 Memar dan berdarah pada daerah perineal  Disfungsikognitif dan motoric
 Penyakitkelamin  Defisitkemampuan personal dan
 Ketergantunganobat sosial
 Pertumbuhan dan perkembanganterlambat  Penjahatataularidarirumah
 HJamil pada usiaremaja  Ketergantunganobat
 Ide bunuhdiri dan depresi
 MelaporkanAniayaseksual
 psikotik
AniayaEmosional AniayaEmosional
 Gagaldalamperkembangan  Perilaku yang ekstrim
 Pertumbuhanfisiktertinggal :pasifsampaiAgresif
 Gangguanbicara  Kebiasaan yang
terganggu/destruktif
 Neurotic
 Percobaanbunuhdiri

7. Pencegahan dan PenanggulanganPenganiayaan dan Kekerasan pada Anak


Pencegahan dan penanggulanganpenganiayaan dan kekerasan pada
anakmerupakantanggungjawabsemuapihak.
PelayananKesehatan
Pelayanankesehatandapatmelakukanberbagaikegiatan dan program yang ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat. Secararincidapatdilihat pada tabel 2.
Pendidik
Sekolahmempunyaihakistimewadalammengajarkanbagian badan yang sangatpribadi,
yaitu penis, vagina, anus, mammaedalampelajaranbiologi.
Perluditekankanbahwabagiantersebutsifatnyasangatpribadi dan harusdijagatidakdiganggu orang
lain. Sekolah juga perlumeningkatkankeamanananak di sekolah.

6
Sikapataucaramendidikanak juga perludiperhatikan agar tidakterjadianiayaemosional.
Guru juga dapatmembantumendeteksitanda-tandaaniayafisik dan pengabaianperawatan pada
anak.

PenegakHukum dan Keamanan


HendaknyaUndang-Undang No. 4 tahun 1979,
tentangkesejahteraananakcepatditegakkansecarakonsekuen. Hal
iniakanmelindungianakdarisemuabentukpenganiayaan dan kekerasan. Bab II pasal 2
menyebutkanbahwa “anakberhakatasperlindunganterhadaplingkunganhidup yang
dapatmembahayakanataumenghambatpertumbuhan dan perkembangannyasecarawajar.
Media Massa
Pemberitaanpenganiayaan dan kekerasan pada anakhendaknyadiikuti oleh artikel-
artikelpencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada
anakbaikjangkapendekmaupunpanjangdiberitakan agar program pencegahanlebihditekankan.
Tabel 2. Komponen program penurunanperilakukekerasan pada individu, keluarga dan
komunitas .
Individu Keluarga komunitas
Prevensi primer -tujuan promosi orang tua dan Keluargasejahtera
• Pendidikan kehidupankeluarga di sekolah, tempatibadah dan • Kelas persiapanmenjadi orang tua
masyarakat rumahsakit, sekolah dan institusi
• Pendidikan pada anaktentangcarapenyelesaiankonflik masyarakat
• Pendidikan seksual pada remaja yang resiko.
• Pendidikan perawatanbayibagiremaja yang merawatbayi • Memfasilitasijalinankasihsayang pada or
• Pelayananreverensikesehatanjiwa tuabaru
•Pelatihanbagitenagaprofesionaluntukdeteksidiniperilakukekerasan • Rujuk orang tuabaru pada pera
PUSKESMAS untuktindaklanjut (follow up
• Pelayanansosialuntukkeluarga
Prevensisekunder -tujuan : Diagnose dan tindakanbagikeluarga yang st

7
• Pengkajian yang lengkap pada tiapkejadiankekerasan pada • Pelayananmasyarakatuntukindividu •
keluarga pada tiappelayanankesehatan. dan keluarga de
• Rencanapenyelamat-andiribagi korban secaraadekuat • Rujuk pada kelompokpendukung di
• Pengetahuantentanghukumanuntukmintabantuan dan masyarakat (selfhelp group), misalnya •U
perlindungan :kelompokpemerhatikeluargasejahtera. pe
• Tempatperawatanatau “foster home” untuk korban • Rujuk pada lembaga/ institusi di ko
masyara-kat yang
memberikanpelayanan pada korba •T
•P
•P
•K
Prevensitertier-tujuan :reedukasi dan rehabilitasikeluargadengankekerasan
• Strategipemulihankekuatan • Reedukasi orang •“Foster home”,
dan percayadiribagi korban tuadalampolaasuhanak tempatperlindungan •
• Konselingprofesional pada • Peransertapemerintah
individu Konselingprofesionalbagikeluarga • “Follow up”
• “Self-help-group” pdakasuspenganiayaan dan
(kelompokpeduli) kekerasan.
• Kontrolpemegangsenjataapi
dan tajam

8. ASUHAN KEPERAWATAN
8.1. Pengkajian
• Psikososial
1) Melalaikandiri (neglect), baju dan rambutkotor, bau
2) Gagaltumbuhdenganbaik
3) Keterlambatanperkembangantingkatkognitif, psikomotor dan psikososial
4) With drawl (memisahkandiri) dari orang-orang dewasa
• Muskuloskletal
1) Fraktur
2) Dislokasi
3) Keseleo (sprain)

8
• Genito Urinaria
1) Infeksisalurankemih
2) Perdarahan per vagina
3) Luka pada vagina/penis
4) Nyeri waktumikasi
5) Laserasi pada organ enetaliaeksternal, vagina & anus
• Intergumen
1) Lesisirculasi (biasanya pada kasuslukabakar oleh karenarokok)
2) Luka bakar pad kulit, memaratauabrasi
3) Adanyatanda-tandagigitanmanusia yang tidakdapatdijelaskan
4) Trauma yang tidakdijelaskan
5) Bengkak

9
8.2. Rencanaasuhankeperawatan
No Diagnosakeperawatan Tujuan

1. Tidakefektifnyakopingkeluarga; Mekanismekopingkeluargamenjadiefektif
kompromiberhubungandenganfaktor-faktor yang menyebabkan
Child Abuse

2 Perubahanpertumbuhan dan Perkembangankognitifanak, psikomotor


perkembangananakberhubungandengantidakadekuatnyaperawatan psikososialdapatdisesuaikandengantingkatanumu

10
3 Resikoperilakukekerasan oleh anggotakeluarga yang lain Perilakukekerasan pada keluargadapatberkurang
berhubungandengankelakuan yang maladaptive.

4 Peran orang tuaberubahberhubungandenganikatankeluarga yang Perilaku orang tua


terganggu. kasardapatmenjadilebihefektif.

8.3. Implementasisesuaidenganperencanaan
8.4. Evaluasi :
1. Mekanismekopingkeluargamenjadiefektif
2. Perkembangankognitifanak, psikomotor dan
psikososialdapatdisesuaikandengantingkatanumurnya
3. Perilakukekerasan pada keluargadapatberkurang
4. Perilaku orang tua yang kasardapatmenjadilebihefektif

11
BAB III
TINJAUAN KASUS
Di Jawa Timur, Tepatnya di Mojokerto, sekitarbulanMaret 2000
terjadipenganiayaanterhadapduabocahkakakberadik, yaitu P (9 tahun) dan WP (5 tahun).
Sejakditinggalpergikedua orang tuanya, diperkirakan 6 bulanlalu, merekamemperolehperlakuan
yang sangattidakmanusiawidaribuliknyasendiri (Ny. N, 40 tahun), dan sepupunya (S, 16 tahun).
Di tubuhkeduabocahtersebutmembekasluka-lukabekassundutanrokok dan sutilpanas.
Bibirnya juga nyarissumbingakibathajaranbendakeras. Demikian pula di bagiankepalamereka.
Yang tidakkalahbiadab, merekadilaporkan juga pernahdipaksamakankotorannyasendiri dan
diancamakandihajarjikatidakmaumenurutiperintahbuliknya. Terakhir,
sebelumtragedikemanusiaaniniterbongkarwargasetempat,
keduabocahitudiketahuisedangdimasukkankedalamkarung dan hendakditenggelamkan di
sebuahsungai, sembaridihajarberkali-kali. (sumber :Krisis dan Child Abuse oleh Suyatno B).
AsuhanKeperawatan
1. Pengkajian
- Integumen :
• Terdapatbekasluka-lukasundutanrokok dan sutilpanas.
• Luka ataurobek pada bibir
- Psikologis :
• Takut
• Cemas
• Trauma
• Hargadirirendah
• Perasaantidakaman dan nyaman
• Depresi
2. Diagnosa dan Intervensi
Diagnosa I

12
Gangguan rasa nyaman :nyeriberhubungandenganlukaakibat trauma
fisikditandaidenganrobekan pada bibir dan bekas trauma pada kepala. Hasil yang
diharapkan :
- Melaporkannyerihilang / terkontrol.
- Menunjukkansikaprileks dan dapattidur / istirahatdengantepat.

Intervensi Rasional
1. Kajitingkatnyeri yang dirasakan oleh anak. Untukmengetahuitingkatnyeri yang diras
2. Observasitanda-tanda vital. Mengetahuiperkembangankeadaanumum
sehinggadapatmenentukantindakanselan
3. Ciptakansuasanatenang, dan Suasana yang
lakukanpendekatansecaralemahlembutketikamemberikanperawatan nyamananakmendukungpsikisanaksehin
pada anak.

Implementasi Evaluasi
1. Mengkaji tingkatnyeri yang dirasakan oleh anak. S : pasien mengatakan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital. tidak nyeri lagi
3. Menciptakan suasanatenang, dan O : pasien terlihat lebih
lakukanpendekatansecaralemahlembutketikamemberikanperawatan rileks dan beristirahat
pada anak. dengan tepat
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Diagnosa II:
Resikotinggiinfeksiberhubungandenganlukaakibat trauma fisikditandaidenganlukaterbuka
/robekan pada bibir. Hasil yang diharapkan :
- Suhu normal dan bebastanda-tandainfeksi.
- Mencapaipenyembuhanlukatepatwaktu.
Intervensi Rasional
Mandiri Cara pertamauntukmenghindariterjadinyainfeksinosokomial.
1. Berikanperawatanaseptik
dan antiseptik,
pertahankanteknikcucitangan
yang baik.
2. Observasidaerahkulit yang Deteksidiniperkembanganinfeksimemungkinkanuntukmelakukantindak
mengalamikerusakan, andengansegera dan pencegahanterhadapkomplikasi
catatkarakteristikdaridrainase
dan inflamasi yang ada.

13
3. Dapatmengindikasikanperkembangan sepsis yang
Pantausuhutubuhsecarateratur, selanjutnyamemerlukanevaluasiatautindakansegera.
catatadanyademam, mengiggil,
diaforesis, dan
perubahanfungsimetnal
(penurunankesadaran).
4. Batasipengunjung yang Menurunkanpemajananterhadap ‘pembawakumanpenyebabinfeksi’
dapatmenularkaninfeksi.
Kolaborasi Terapiprofilaktikdapatdigunakan pada pasien yang mengalami trauma
1. (perlukaan).
Berikanantibiotiksesuaiindikasi
2. Ambilbahanpemeriksaan Dilakukanuntukmemastikanadanyainfeksi dan
(spesimen) sesuaiindikasi mengidentifikasiorganismepenyebab dan untukmenentukanobatpilihan
yang sesuai.

Implementasi Evaluasi
Mandiri S:
1. Memberikan perawatanaseptik dan O : suhu normal dan tidak ada gejala infeksi
antiseptik, pertahankanteknikcucitangan yang A : masalah teratasi
baik. P : intervensi dihentikan
2. mengobservasi daerahkulit yang
mengalamikerusakan,
catatkarakteristikdaridrainase dan inflamasi
yang ada.
3. Memantau suhutubuhsecarateratur,
catatadanyademam, mengiggil, diaforesis, dan
perubahanfungsimetnal (penurunankesadaran).
4. Membatasi pengunjung yang
dapatmenularkaninfeksi.
Kolaborasi
1. Memberikanantibiotiksesuaiindikasi
2. Mengambilbahanpemeriksaan (spesimen)
sesuaiindikasi

DiagnosaIII :
Ansietasberhubungandenganancamankematian, krisissituasional, dan stimuli
lingkunganditandaidenganadanyaluka-lukapenganiayaanfisik. Hasil yang diharapkan :
- Tampakrileks dan melaporkanansietasberkurang pada tingkat yang dapatdiatasi.
- Mengembangkanrencanauntukperubahangayahidup yangperlu.

Intervensi Rasional

14
Mandiri Membantudalammengidentifikasieku dan
1. Kajitingkatansietaspasien, mungkinmembantupasienmengatasikeadaannyasekarang
identifikasibagaimanapasienmenanganimasalahnya untukmemberibantuan yang sesuai.
di masa yang lalu dan kopingpasiendenganmasalah
yang dihadapisekarang.
2. Beri informasi yang akurat dan Memungkinkanpasienuntukmembuatkeputusan yang did
jawabdenganjujur.
3. Beri kesempatan pada Respon yang akurattehrmasalahpasiendapatmen
pasienuntukmengungkapkanmasalah yang sedangdihadapinya.
dihadapinya.
4. Catatperilakudari orang terdekat / keluarga yang Orang terdekat
meningkatkanperansakitpasien keluargamungkinsecaratidaksadarmemungkinkanpasienu
Kolaborasi Memberidukunganuntukberadaptasi pada peru
Rujuk pada kelompokpendukung yang ada, sumberuntukmengatasimasalah.
pelayanansosial, psikoterapi, dan sebagainya.

Imlementasi Evaluasi
Mandiri S : pasien mengatakan mulai merasa tenang
1. Mengkaji tingkatansietaspasien, O : pasien terlihat rileks
identifikasibagaimanapasienmenanganimasalahnya A : masalah teratasi
di masa yang lalu dan kopingpasiendenganmasalah P : intervensi dihentikan
yang dihadapisekarang.
2. Memberi informasi yang akurat dan
jawabdenganjujur.
3. Memberi kesempatan pada
pasienuntukmengungkapkanmasalah yang
dihadapinya.
4. Mencatat perilakudari orang terdekat / keluarga
yang meningkatkanperansakitpasien
Kolaborasi
Rujuk pada kelompokpendukung yang ada,
pelayanansosial, psikoterapi, dan sebagainya.

Diagnosa IV:
Gangguankonsepdiriberhubungandenganperubahanpenampilanditandaidenganadanyabek
asluka pada tubuh dan robekan pada bibir.
Hasil yang diharapkan :
- Bicaradengankeluarga / orang terdekattentangsituasi, perubahan yang terjadi.

Intervensi Rasional

15
Mandiri Penerimaanperasaansebagairespons normal
1. Terima dan akuiekspresifrustasi terhadapapa yang terjadimembantuperbaikan.
dan kedukaan.
Perhatikanperilakumenarikdiri.
2. Sikaprealistis dan Meningkatkankepercayaan dan
positifselamapengobatan dan mengadakanhubunganbaikantarapasien dan
penyuluhankesehatan. perawat.
3. Kata-kata
Berikanpenguatanpositifterhadapkem penguatandapatmendukungterjadinyaperilakukop
ajuan dan ingpositif
dorongusahauntukmengikutirehabilit
asi.
4. Beri Meningkatkanventilasiperasaan dan
informasikepadakelompokpendukun memungkinkanrespon yang
gatau orang lebihmembantupasien.
terdekattentangbagaimanamerekadap
atmembantupasien.
Kolaborasi Membantudalamidentifikasicarauntukmeningkatk
Rujukkepadapsikiatrik, ankemandirian.
psikologsesuaikebutuhan. Pasienakanmemerlukanbantuanlanjutuntukmenga
tasimasalahemosimereka.

Implementasi Evaluasi
Mandiri S : keluarga mengatakan akan
1. Menerima dan akuiekspresifrustasi dan kedukaan. membantu pasien dalam
Perhatikanperilakumenarikdiri. beraktivitas
2. Bersikap realistis dan positifselamapengobatan dan O : keluarga pasien terlihat
penyuluhankesehatan. antusias dalam membantu
3. Memberikanpenguatanpositifterhadapkemajuan dan pasien
dorongusahauntukmengikutirehabilitasi. A : masalah teratasi
4. Memberi informasikepadakelompokpendukungatau P : intervensi dihentikan
orang
terdekattentangbagaimanamerekadapatmembantupasien.
Kolaborasi
Merujukkepadapsikiatrik, psikologsesuaikebutuhan.

DiagnosaV :
Tidakefektifnyakopingkeluargaberhubungandenganfaktor-faktor yang menyebabkan
child abuse ditandaidengantingkahlakudestruktifterhadap orang lain.
Hasil yang diharapkan :
- Keluargadapatmenunjukkanmekanismekoping yang baiksetelahdiadakanpendekatan.

16
- Mengunjungisecarateratur dan berpartisipasisecarapositifdalamperawatanpasien.
Intervensi Rasional
1. KajitingkatansietasTingkat
yang muncul pada ansietasharusdihadapisebelumpemecahanmasalahdapatdimul
keluarga / orang terdekat.ai.
Individumungkinakanterpreokupasidenganreaksinyasendiri
pada
situasidimanamerekatidakmampuuntukmemberikanresponste
rhadapkebutuhan orang lain. 2
2. Kajimasalah yang Informasimengenaimasalahkeluargaakanmembantudalammen
mungkinmenggangguper gembangkanrencanaperawatan yang sesuai.
awatan / proses
penyembuhanpasien.
3. Ikutsertakan orang Hubungansalingpercayadapatditingkatkan dan
terdekatdalampembangu akanmempermudah proses pengobatan.
naninformasi,
pemecahanamsalah dan
perawatanpasien.
4. Kajitindakan orang Orang
terdekatsekarangini dan terdekatmungkinberusahauntukmembantunamuntidakdiekspr
bagaimanamerekaditerim esikansebagaibantuan oleh pasien.
a oleh pasien. Mungkinkarenasikapterlaluprotektif

Implementasi Evaluasi
1. Mengkaji tingkatansietas yang muncul S : keluarga pasien mengatakan akan selalu
pada keluarga / orang terdekat. mengunjungi pasien
2. Mengkaji masalah yang O : keluarga pasien terlihat mengunjungi
mungkinmenggangguperawatan / proses secara teratur dan berpartisipasi secara
penyembuhanpasien. positif dalam perawatan pasien.
3. Mengikutsertakan orang A : masalah teratasi
terdekatdalampembangunaninformasi, P : intervensi dihentikan
pemecahanamsalah dan perawatanpasien.
4. Mengkaji tindakan orang
terdekatsekarangini dan
bagaimanamerekaditerima oleh pasien.

PembahasanKasus
• Dari aspekhukum

17
Dari segihukum, kasuskekerasan dan
tindakpelanggaranterhadaphakhakanakadalahsebuahperbuatantercela. Dari kasusdiatas,
sipelakutelahmelanggarpasal 351 KUHP ayat 1: “Pencideraananak yang
bersifatpenganiayaan dan bersifatmenimbulkancederafisik” (ancamanhukumanpenjara
paling lama 2 tahun 8 bulan), dan ayat 2: “Bilamengakibatkanlukalukaberat”
(ancamanhukumanpenjara paling lama 5 tahun).
• Dari aspekpsikologis
Kekerasanjenisinitidakbegitumudahuntukdikenali. Akibat yang dirasakan oleh
korban tidakmemberikanbekas yang nampakjelasbagi orang lain.
Dampakkekerasanjenisiniakanberpengaruh pada situasiperasaantidakaman dan nyaman,
menurunnyahargadirisertamartabat korban. Wujudkonkrit,
kekerasanataupelanggaranjenisiniadalah : penggunaan kata-kata kasar,
penyalahgunaankepercayaan, mempermalukan orang di depan orang lain, atau di
depanumum, melontarkanancamandengankatakata dan sebagainya.
Akibatadanyaperilakutersebutbiasanya korban akanmerasarendahdiri, minder,
merasatidakberharga danlemahdalammembuatkeputusan (decision making).

• Aspekkeperawatan
Sebagaiseorangperawat, dalammenanganikasus child abuse,
perawatharusmengkajikondisifisiksianak, selainituperawat juga
harusmemperhatikankondisipsikisnya dan
membantupasienuntukmengungkapkanperasaannya. Kepada orang terdekatsipasien,
perawatperlumelakukanpendekatanpendekatan. Karena
denganpendekatantersebutdiharapkan orang tersebutbersediaberkomunikasi dan sharing
kepadapasienuntukmembantumembentukkoping yang adaptif. Bagipelaku child abuse,
perawatperlumembagiinformasimengenaidampakpenganiayaan yang dilakukannya dan
diharapkanmaubekerjasamadalammembantukesempatansipasien dan
berusahamenyadarkandiabahwatindakannyaitutidakmanusiawi.

18
BAB IV
KESIMPULAN
Child abuse adalahsegalaperlakuanburuk yang
dilakuaknterhadapanakaatupunremaja oleh para orang tua,waliatau orang lain yang
seharusnyamemelihara dan merawat orang tersebut.
Child abuse inidapatdibagidalam 2 jenis,yaitu di dalamkeluarga dan diluarkeluarga.
Diagnosakeperawatan pada child abuse ditegakkanberdasarkan :
☺ Riwayatpenyakit dan pemeriksaanfisik
☺ Penganiyaanfisik
☺ PemeriksaanLaboratorium
☺ Pemeriksaanradiologi
Pencegahan dan penanggulanganpenganiayaan dan kekerasan pada
anakmerupakanhalserius yang segeraharusdilakukan oleh semuapihak, yaitu orang
tua/keluarga, pendidik, penegakhukum, penanggungjawabkeamanan, mass media dan
pelayanankesehatan.
Mengingatdampakpenganiayaan dan kekerasanakanmengganggu proses
kehidupananak yang panjanghendaknyaupayapencegahanlebihdiprioritaskan.
Terlebihatasanakadalah masadepansuatubangsa.
DiharapkandenganadanyaUndang – undang no.23 tahun 2002
tentangPerlindunganAnak ,makaangkakejadian child abuse
bisaberkurangbahakanhilangdaripermukaan Negara Indonesia ini.

19
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, ., Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak, FIK UI, 1998
Ennis Sharon Axton,Pediatric Nursing Care Plans,2nd Edition,Pearson
Education,New Jersey,2003
Nelson, IlmuKesehatanAnak I, Jakarta, EGC 1999 Whaley’s and Wong, Clinic
Manual of PediatricNursing,4th Edition,Mosby
Company,1996
SowdenBetzCicilia,,keperawatanPediatric,Jakarta,
EGC,2002Hhttp://www.ri.go.id/produkuu/isi/uu2002/uu22”02.htm
http://www.tempointeraktif.com http://www.Balipost.com
©2004 Digitized by USU digital library 17

20

Anda mungkin juga menyukai