LP Hipatitis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPATITIS

A. Definisi penyakit

Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena infasi bakteri, cedera oleh agen fisik
atau kimia atau infeksi virus hepatitis A,B,C,D,E, obat-obatan, alcohol, proses ischemic (shock/
proses autoimun).

( Doenges, M.E, 2000 )

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yangn memberikan gejala
klinis berupa badan lemah, kecing beerwarna air the pekat, mata dan seluruh mata kuning.

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus yang disertai nekrosis & inflamasi pada
sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia,serta seluler yang khas.

( Brunner dan Suddart, 2000 )

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan hepatitis adalah inflamasi difus pada jaringan hati
yang disebabkan oleh karena infasi bakteri, agen fisik atau kimia, virus hepatitis A B C D E,
obat-abatan, proses iskemik yang memberikan gejala klinis badan lemah, kencing berwarna air
teh pekat, mata dan seluruh badan kuning.

Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan bermacam macam
etiologi

ditandai berbagai tingkat peradangan dan nekrosis hati yang berlangsung terus menerus tanpa
penyembuhan dalam waktu sediktnya 6 bulan yang dibagi dalam Hepatitis kronik persisten
(prognosis baik dan akan sembuh) dan hepatitis kronik aktif yang akan (berakhir dengan sirosis
hepatic).

( Abdurrahman, 1992 )

Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada hati yang disebabkan virus hepatitis A,B, dan C serta virus lain, dengan
tanda dan gejala asimtomatik, simtomatik.

( Mansjoer, A,2000)

B. Anatomi Patologi

Hati adalah organ paling besar dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1,5 kg. letaknya
di bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.

Hati terbagi menjadi dua lapisan utama :

1. permukaan atas berbentuk cembung terletak dibawah diafragma


2. permukaan bawah, tidak rata dan memperlihatkan fisura tranfersus.

Hati dipisahkan menjadi 2 belahan yaitu belahan kanan dan kiri oleh fisura longitudinal. Dan
dibagi menjadi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, kaudata, lobus quadratus.

Pembuluh darah hati ada dua peredaran darah yaitu :


1. arteri hepatica, keluar dari aorta 1/5 darah dan keluar sebagai vena hepatica.
2. Vena porta, terbentuk dari lienalis dan vena mesenterika posterior dan menghantarkan 4
cc darah ke hati

Fungsi hati :

1. mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat
dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakainannya dalam jaringan.
2. mengubah zat buangan dari bahan-bahan racun untuk dieskresi dalam empedu dan urin.
3. menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
4. sekresi empedu, garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam system retikulo dialirkan
ke empedu.
5. pembentukan ureum, hati menerima asam ammonia di ubah menjadi ureum dikeluarkan
dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
6. menyiapakan lemak untuk pencegahan terakhir asam karbonat dan air
7. Dasar kelainan patologik hepatitis virus adalah kerusakan sel hati berupa regenerasi dan
nekrosis, seluruh alat tubuh dapat terkena dan derajat kerusakan berbeda-beda. Hal ini
dapat dibuktikan kelainan histologik dalam biopsy hati yang diambil dari berbagai
bagian hati baik pada laparatomi / biopsy jarum. Kelainan histopatologik terjadi karena
virus dan pertahan tubuh.

Akibatnya tergantung dari :

a. hepatitis virus jenis fatal


b. hepatitis virus mendadak
c. hepatitis virus yang mereda / ringan
d. hepatitis persisten
e. hepatitis cholestatik ( Saefudin, 1997 )

C. Etiologi

1. Hepatitis A

Disebut hepatitis infeksiosa merupakan virus RNAdari famili entrovirus penularan


melalui fekal oral yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar. Virus hepatitis A
ditemukan pada tinja pasien yang terinfeksi sebelum gejala muncul dan selama beberapa
hari pertama menderita sakit. Masa inkubasi 1-7 minggu, rata-rata 30 hari. Gejala
anoreksia, ikterus, nyeri epigastrium, nyeri ulu hati, platulensi.

1. Hepatitis B

Virus DNA ditularkan melaului darah (mukosa) ditemukan pada darah saliva, secret,
semen, cairan vagina ditularkan melalui membrane mukosa dan luka pada kulit. Masa
inkubasi 1-6 bulan. Gejalanya panas, anoreksia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh,
tidak enak badan dan lemah.

2. Hepatitis C

Hepatitis C bukan merupakan hepatitis A,B, atau D. hepatitis C adalah bentuk primer
yang berkaitan dengan tranfusi.Ditularkan dari donor komersil dan donor relawan. Masa
inkubasi 15-160 hari

3. Hepatitis D
Hepatitis D atau agen atau virus delta terdapat pada beberapa kasus hepatitis B, dijumpi
pada obataoabatan intravena, pasien hemodialisis, penerima tranfusi darahb dengan
donor multiple. Masa inkubasi 21-40 hari

4. Hepatitis E ( hepatitis terbaru)

Ditularkan melalui fekal oral. Masa inkubasi 15-65 hari. Metode pencegahan untuk
menghindari kontak dengan virus melalui hygiene.

( Brunner dan Suddart, 2000 )

D. Tanda dan gejala

Gejala hepatitis B sering kali tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak
muncul selama sistem kekebalan tubuh si penderita berjuang melawan virus. Karena itulah
banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Penularan tetap dapat
terjadi selama virus masih ada di dalam tubuh penderita.

Jika ada gejala pun, masa inkubasi hepatitis B berkisar antara dua sampai lima bulan sejak
terpapar virus. Inkubasi adalah jarak waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga
munculnya gejala. Gejala tersebut biasanya akan hilang dalam waktu 30-90 hari.

Yang termasuk dalam gejala hepatitis B antara lain:

 Kehilangan nafsu makan

 Mual dan muntah.

 Diare.

 Penurunan berat badan.

 Gejala yang menyerupai flu seperti lelah, nyeri pada tubuh, sakit kepala, dan demam
tinggi (sekitar 38ºC atau lebih).

 Nyeri perut.

 Lemas dan lelah.

 Sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning)

E. Patofisiologi

Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, konsumsi minuman
beralkohol dianggap sebagai faktor utama .sirosis terjadi dengan frekuensi tinggi pada
peminum minuman keras.meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein turut
menimbulkan kerusakan hati pada sirosis,namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan
faktor utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang di timbulkanya.namun demikian
sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan meminum minuman
keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi denga konsumsi alkohol yang tinggi.

Sebagian individu tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding individu lain tanpa
di tentukan apakah individu tersebut meminum minuman keras atau menderita
malnutrisi.faktor lainya dapatmemainkan peran,termasuk pajanan dengan zat kimia
tertentu[karbon tetraklorida,naftalenterklorinasi,arsen atau pospor]atau infeksi skistosomiasis
yang menular.jumlah penderita sirosis adalah 2x lebih banyak daripada wanita,dan mayorits
pasien sirosis berusia 40-60 tahun.

Sirosis laennec merupakan penyakit yang di tandai oleh episode nekrosis yang melibatkan
sel-sel hati dan kadang-kadang berulang di sepanjang perjalanan penyakit tersebut.sel-sel hati
yang dihancurkan itusecara berangsur angsur di ganti oleh jaringan parut;akhirnya jumlah
jaringan parut melampui jumlah jaringan hati yang masih berfungsi.pulau pulau jaringan
normal yang masihtersisa dan jaringan hati hasil regenerasi dapat manonjol dari bagian
bagian yang berkontriksi sehingga hati yang sirotik memperlihatkan gambar mirip paku sol
sepatu berkepala besar (hobnail appearance) yang khas.sirosis hepatis biasanya memiliki
awitan yang insidius dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang kadang
melewati rentang waktu 30 tahun atau lebih.

Hepatitis dalah inflamasi dan cedera pada hepar akibat reaksi hepar terhadap virus, obat-
obatan, alcohol. Hepatitis virus diketahui pada lansia, karena hepatitis ini terjadi dengan
gejala tidak spesifik seperti kelelahan, malaise, dan diare. Inflamasi yang menyebar pada hati
menyebabkan unit fungsional dasar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada
sel-sel hati ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hati. Setelah lewat masanya, sel-
sel ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hati. Oleh karenanya, sebagian besar
pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hati yang normal. Infeksi virus
parenkim hati telah dikelompokkan berdasarkan agen spesifik yang menginfeksinya. Jenis
virus penyebab virus hepatitis akut : A, B, non A, non B, C, D, E. Hepatitis A ditularkan lewat
oral vekal. Perjalanan klinisnya kurang lebih satu sampai tiga bulan dapat menyebabkan gagal
hati yang parah. Hepatitis non A dan non B ditularkan lewat darah, infeksi ini dapat menetap
sebagai infeksi lanjut dengan peningkatan enzim hati dan dapat menyebabkan serosis hepatitis
fulminan atau karsinoma serta dapat menyebabkan hepatitis kronis. Hepatitis D akibat dari
hepatitis B dan penularanya lewat darah. Hepatitis E ditularkan lewat fekal oral cenderung
menyerang pada ornag dewasa muda dan wanita, tidak ada statusdikelompokkan berdasarkan
agen spesifik yang menginfeksinya. Jenis virus penyebab virus hepatitis akut : A, B, non A,
non B, C, D, E. Hepatitis A ditularkan lewat oral vekal. Perjalanan klinisnya kurang lebih satu
sampai tiga bulan dapat menyebabkan gagal hati yang parah. Hepatitis non A dan non B
ditularkan lewat darah, infeksi ini dapat menetap sebagai infeksi lanjut dengan peningkatan
enzim hati dan dapat menyebabkan serosis hepatitis fulminan atau karsinoma serta dapat
menyebabkan hepatitis kronis. Hepatitis D akibat dari hepatitis B dan penularanya lewat
darah. Hepatitis E ditularkan lewat fekal oral cenderung menyerang pada ornag dewasa muda
dan wanita, tidak ada status

kronis atau pembawa.

Hepatitis A yang dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA dari
famili enterovirus.cara penularan penyakit ini adalah melalui jalaur fecal-oral,terutama lewat
konsumsi makanan/minuman yang tercer virus tersebut.

Virus Hepatitis A ditemukan dalam tinja yang terinfeksi sebelum gejalanya muncul dan
selama beberapa hari pertama menderita sakit.

Secara khas seorang pada orang dewasa muda akan terjangkit di sekolah & membawanya
kerumah dimana kebiasaan sanaitasi yang negatif(-) menyebarkan keseluruh anggota
keluartercemar linbah. Kadang-kadang penyakit liar ditularkan melalui transfusi darah.
Masa inkubasi Hepatitis A berkisar 1-7 minggu dengan rata2 30 hari. Perjalan penyakit ini
dapat berlangsung lama dari 4-8 minggu. Vitus hepatitis A terdapat dalam waktu singkat
didalam serum ; pada saat timbul ikterus kemungkinan perubaha sudah tidak terinfeksi lagi.

( Huddak dan Gallo,1999 )

ganya. Dan masyarakat dapat terjangkit melalui konsumsi air/ikan dari sungai yang
F. Pathway

Virus, bakteri, obat- Degranulasi sel Pelepasan Perangsangan komplemen


obatan mast histamin

Terjadi lisis sel


Fecal, oral, parenteral, sexual

Peredaran darah Serangan antibody


pada antigen
Banyak jaringan
hepar nekrosis
hepar

Proses peradangan hepar Intoleransi Destruksi sel


Anoreksia aktivitas

Edematosa
Resiko Acites
infeksi Enzim keluar Malaise
Penurunan fungsi hepar
ke darah Hipoxia
Gangguan Intake in
integritas kulit adekuat
Perpindahan cairan
dari intravascular ke
Peningkatan SGOT dan Deficit cairan
Suplai darah
Ekresi bilirubin intersitial
SGPT menurun
menurun Kolaps kapiler

Bilirubin darah meningkat Perangsangan pusat muntah


di MO

Kekurangan
volume cairan
pruritus
ikhterik

Perubahan
nutrisi kurang Output berlebih
dari
Terapi parenteral Mual muntah
kebutuhan
G. Komplikasi

Sirosis

Sirosis adalah pembentukan jaringan parut pada hati. Jaringan parut adalah jaringan yang
terbentuk setelah sel-sel hati yang awalnya normal, mengalami luka atau radang yang
berkelanjutan. Gejala sirosis biasanya tidak terdeteksi dan sering tidak disadari penderitanya
sampai terjadi kerusakan yang parah pada hati. Sirosis yang parah dapat memicu gejala-gejala
seperti turunnya berat badan, mual, gampang lelah, gatal-gatal pada kulit dan pembengkakan
pada perut serta pergelangan kaki.

Perkembangan komplikasi ini dapat dihambat dengan langkah pengobatan tertentu, misalnya
dengan obat antivirus. Tetapi ada sebagian penderita yang terpaksa menjalani transplantasi
hati karena kondisinya sudah sangat parah.

Kanker Hati

Hepatitis B kronis bisa berkembang menjadi kanker hati jika tidak ditangani dengan baik.
Gejala pada komplikasi ini di antaranya adalah mual, muntah, sakit perut, penurunan berat
badan, serta sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning). Operasi mungkin
akan dilakukan untuk membuang bagian hati yang terserang kanker.

Hepatitis B Fulminan

Hepatitis B fulminan terjadi saat sistem kekebalan tubuh menjadi keliru dan mulai menyerang
hati hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Beberapa gejala yang mengindikasikan
kondisi tersebut adalah penderita menjadi linglung atau bingung, perut membengkak, dan
sakit kuning. Penyakit ini bisa menyebabkan hati berhenti berfungsi dan seringkali berakibat
fatal jika tidak segera ditangani.

H. Penalaksanaan medis dan keperawatan

Tirah baring selama stadium akut dan diet yang akseptabel serta bergizi merupakan bagian
dari pengobatan dan Askep. Selama periode Anorexia perubahan harus makin sedikit demi
sedikit tapi sering dan jika diperlukan disertai infus glukosa. Karena perubahan sering
menolak makan, kreatifitas dan bujukan yang persisten namun dilakukan dengan halus
mungkin diperlukan untruk merangsang selera makan perubahan jumlah makan dan cairan
yang optimal diperlukan untuk menghadapi penurunan BB dan kesembuhan yang lambat.

Ambolasi bertahap namun progresif akan mempercepat pemulihan bila perubahan


beristirahat sesudah melakukan aktifitas dan tidak turut serta dalam aktifitas yang
menimbulkan kelelahan.

I. Prognosis

Penderita hepatitis A biasanya akan pulih kembali, Hepatitis A jarang berlanjut menjadi
nekrosis hati yang akut atau Hepatitis fulminan dan berakhir dengan sirosis hati atau
kematian. Hepatitis akan menimbulkan imunitas terhadapa penyakit itu sendiri, namun
demikian orang yang kebal terhadap Hepatitis A dapat terjangkit banyak hepatitis yang lain
status karir tidak terdapat, dan juga tidak ditemukan hepatitis kronis yang berkaitan dengan
Hepatitis A.

Penyuluhan pasien
Pasien Hepatitis A dapat dirawat dirumah jika gejalanya tidak berat. Kemudian itu pasien
dan keluarganya perlu dibantu untuk mengatasi ketidakmampuan dan kelelahan sementara
yang sering dijumpai pada hepatitis,mereka juga perlu mengetahui indikasi untuk
mendapatkan pertolongan medis jika gejalanya menetap atau semakin parah. Disamping itu
pasien dan keluarga memerlukan pedomankematian. Hepatitis akan menimbulkan imunitas
terhadapa penyakit itu sendiri, namun demikian orang yang kebal terhadap Hepatitis A dapat
terjangkit banyak hepatitis yang lain status karir tidak terdapat, dan juga tidak ditemukan
hepatitis kronis yang berkaitan dengan Hepatitis A.

Penyuluhan pasien

Pasien Hepatitis A dapat dirawat dirumah jika gejalanya tidak berat. Kemudian itu pasien
dan keluarganya perlu dibantu untuk mengatasi ketidakmampuan dan kelelahan sementara
yang sering dijumpai pada hepatitis,mereka juga perlu mengetahui indikasi untuk
mendapatkan pertolongan medis jika gejalanya menetap atau semakin parah. Disamping itu
pasien dan keluarga memerlukan pedoman khusus tentang diet ,istirahat, pemeriksaan darah
lanjutan dan pentingnya upaya menghindari alkohol selain tindakan sanitasi serta hygiene ,
khususnya kebiasaan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit itu kepada
anggota keluarga yang lain . penyuluhan khusus diantaranya:

Hygiene perseorangan yang baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan dengan
cermat ( sesudah BAB dan sebelum makan )

Sanitasi lingkungan, makan dan suplaian yang aman disamping pembuangan limbah yang
baik.

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise

2. Sirkulasi

Tanda : Bradikardia, ikterik pada sklera

3. Makanan / Cairan

Gejala : Anoreksia, penurunan BB, mual, muntah

Tanda : Asites

4. Nyeri / Kenyaman

Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, gatal ( pruritus)

Tanda : Otot tegang, gelisah

5. Eliminasi

Gejala : Urine gelap, feses warna tanah liat, diare / konstipasi.

(Doenges,2000:534-535)
A. Data fukos Pengkajiaan
1. Wawancara
Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya sakit (nyeri perut)
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Px mengatakan sering sakit perut yang disebabkan karena sering telat makan. Px juga
mengatakan mual, muntah, pusing, tidak bisa BAB, disertai badan panas sehingga
badannya lemas dan tidak kuat berjalan sehingga mengganggu aktivitas. Px juga
mengatakan tidak mau makan dan sesak nafas. Nyeri pada perut bagian kanan atas dan
dirasakan menjalar kebagian kiri atas. Px mengatakan nyeri pada perut seperti ditusuk -
tusuk. Sakit perut yang dirasakan pasien sudah terjadi sejak 1 bulan yang lalu dan 2 hari
yang lalu pada tanggal 28 september 2012 px merasa perutnya semakin sakit dan
keluarga px membawanya ke Rumah Sakit pada tanggal 30 september 2012.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu.

Px mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Apabila px sakit hanya berobat ke
dokter dan lebih memilih rawat jalan. Rasa nyeri pada epigastrium (mag) sudah diderita
px sejak lama dan sering minum obat antasida (promag). Selain itu, px tidak mempunyai
penyakit menular dan alergi obat,

dan tidak memiliki riwayat sebagai alkoholis.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Px mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit menurun dan menahun


seperti DM, epilepsi dll. Serta tidak mempunyai penyakit menular seperti hepatitis,
HIV/AIDS dll.

5. pemeriksaan pisik

Keadaan Umum

Lemah, px mengatakan mual dan muntah 1x dengan criteria cair dan ampas tidak
berdarah.

Kesadaran

Composmentis GCS ( E=4,V=5,M=6 )

Tanda – Tanda Vital

TD : 130/80 mmHg

S : 39,5° C

N : 88x/menit

RR : 28x/menit

BB sebelum MRS : 58kg

BB saat MRS : 56kg

TB pasien : 165 cm
Kepala

Rambut : hitam , pendek, cepak, lurus dan mengalami kerontokan.

Wajah : bentuk simetris, tidak ada oedema,


Mata : simetris kanan kiri, konjungtiva anemis,mata cowong dan sklera ikterus.

Telinga : simetris kanan kiri, tidak ada serumen, dan fungsi pendengaran
baik.

Hidung : simetris kanan kiri, tidak ada serumen, tidak ada polip dan adanya
cuping hidung.

Mulut : mukosa bibir kering, bau mulut, tidak ada perdarahan pada bibir.

Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tidak ada gangguan fungsi
menelan dan tidak ada kaku kuduk.

Dada dan Thorax

- Inspeksi : simetris , tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.

- Palpasi : normal dan simetris kanan – kiri.

- Auskultasi : tidak ada suara wheezing dan adanya suara ronchi. S1 dan S II
tunggal.

- Perkusi : simetris, paru – paru kanan kiri sonor.

Abdomen

- Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada ascites.

- Auskultasi : terjadi penurunan bising usus 4x / menit

- Palpasi : ada nyeri tekan epigastrium dengan skala 3 (menurut simetri),


teraba massa pada palpasihati didaerah epigastrium

- Perkusi : adanya bunyi tympani, tidak adanya ascites.

Ekstermitas

- Atas : tangan kanan kiri simetris, tidak ada lesi, akral hangat,
terpasang infus ditangan kanan, tidak adanya tonus otot, dan turgor kulit sedikit
menurun.

- Bawah : kaki kanan dan kiri simetris

Genetalia

Tidak ada gangguan fungsi, tidak terpasang kateter

J. Pemeriksan diagnostik

· Hasil Laboratorium

· EKG

· USG
· Rontgen

· Pemeriksaan (enzim amino transferase (SGOT&SGPT) EEG, CT scan)

Pemeriksaan Specimen Metode Hasil Nilai normal


Darah lengkap Darah Automatic Terlampir
LFT

Bilirubin total Serum Automatic 1,55 0,00-1,00 mg/dl

Bilirubin direct 1,18 0,00-1,00 mg/dl

SGOT 167 P: 0-35 u/l L: 0-40


u/l
SGPT 163
P: 0-35 u/l L:0-40
u/l
Imunologi

HBs Ag elisa Serum Elisa Positif dengan Abs=Negatif (positif bila


1,39 Abs 1000)

Negatif denganNegatif (positif bila


HBS AB elisa Serum Elisa
tiber= 1,312 tiber 20.000)

Positif Negatif
Anti HAV Serum CMI
Indeks 9,25 (positif bila indeks
1000)

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan ruang paru.


2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembesaran kapsul hepar (hati)
yang
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan menurunnya
plasma protein
4. Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.

K. Analisa data
No. Pengelompokan Data Penyebab Masalah
1. DS : Adanya penekananGangguan pola napas
diafragma yang
· Px mengatakan nyeri pada
menyebabkan penyempitan
perutnya bagian kanan atas seperti ditusuk-
pada ruang paru.
tusuk

· Px mengatakan nyeri sudah dirasakan


sejak 1 bulan yang lalu

· Px mengatakan sesak napas

DO :

· Wajah menyeringai

· Adanya cuping hidung

· Adanya suara ronchi thorax

· Adanya bunyi timpani pada abdomen

· Nyeri tekan pada epigastrium dengan


skala 3 (menurut simetri)

· Teraba adanya massa pada palpasi hati


didaerah epigastrium

· TTV

TD : 130/80 mmhg

S : 39,5° C

N : 88 x/menit

RR : 28 x/menit
2. DS : Pembesaran kapsul heparGangguan rasa
(hati) yang meradang nyaman (nyeri)
· Px mengatakan nyeri pada perut bagian
kanan atas seperti ditusuk-tusuk.

· Px mengatakan nyeri sudah dirasakan


sejak 1 bulan yang lalu

· Px mengatakan pusing

DO :

· BAB padat keras feses berwarna pucat

· BAK berwarna kuning seperti teh dan


agak pekat

· Adanya nyeri tekan pada epigastrium


dengan skala 3 (menurut simetri)
· Teraba adanya massa pada palpasi hati di
epigastrium.

· Wajah menyeringai

· Bising usus 4x per menit

· Mukosa bibir kering

· Konjungtiva anemis

· Sclera ikterus

· Adanya bunyi timpani pada abdomen

· Hb = 9

· TTV

TD : 130/80 mmhg

S : 39,5° C

N : 88 x/menit

RR : 28 x/menit
3. DS : Output berlebih karenaGangguan
adanya penurunan plasmakeseimbangan cairan
· Px mengatakan mual
protein dan elektrolit
· Px mengatakan pusing

· Px mengatakan muntah

· Px mengatakan tidak nafsu makan

· Px mengatakan badannya terasa lemas


sehingga tidak dapat berjalan

DO :

· K/u lemah

· Mata cowong

· Konjungtiva anemis

· Mukosa bibir kering

· Turgor kulit sedikit menurun

· Adanya bunyi timpani

· Sklera ikterus

· Muntah 1x dengan kriteria cair berampas


dan tidak berdarah

· Anoreksia ditandai dengan makan 1-2


sdm

· Minum : ± 400cc per hari

· BAB padat keras feses berwarna pucat

· BAK berwarna kuning seperti teh dan agak


pekat

· BAK 600cc per hari

· Hb = 9

· TTV

TD : 130/80 mmhg

S : 39,5° C

N : 88 x/menit

RR : 28 x/menit
4. DS: Px mengatakan nyeri pada perut bagianProses inflamasi pada lobusAdanya gangguan
kanan atas seperti ditusuk – tusuk, badannya dan zona portal hepar yanghipertermi
panas, pusing, badan terasa lemas dan tidak disebabkan oleh virus
dapat berjalan. hepatitis

DO:

· TTV

S = 395 OC

TD = 130 / 80 mmhg

N = 88x / menit

RR = 28x / menit

· Adanya nyeri tekan pada epigastrium


dengan skala 3 (menurut simetri)

· Teraba adanya massa pada palpasi hati


didaerah epigastrium

· Adanya bunyi timpani

· Mukosa bibir kering

· Konjungtiva anemis

· Mata cowong

· Minum ± 400cc per hari

· Hb = 9
5. DS : Hepar membesar Gangguan pemenuhan
· Px mengatakan mual kebutuhan nutrisi

· Px mengatakan pusing

· Px mengatakan muntah

· Px mengatakan tidak nafsu makan


Intake kurang
· Px mengatakan badannya terasa lemas
sehingga tidak dapat berjalan

DO :

· K/u lemah,

· BB menurun (sebelum MRS =58kg, BBNutrisi berkurang


saat MRS = 56kg),

· TB: 165cm

· BAB padat keras feses berwarna pucat

· BAK berwarna kuning seperti teh dan agak


pekat

· Anoreksia ditandai dengan makan 1-2 sdm

· Minum ± 400cc per hari

· Muntah 1x dengan criteria cair berampas


dan tidak berdarah

· Bising usus 4x per menit

· Sclera ikterus

· Mata cowong

· Turgor kulit sedikit menurun

· Mukosa bibir kering

· Konjungtiva anemis

· Mata cowong

· Bau mulut

· Rambut mengalami kerontokan

· Adanya bunyi timpani pada abdomen

· Hb: 9

DAFTAR PUSTAKA
Corwm, Elizabeth J,2001, Buku Saku Patofisiologi; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et. Al.) ; Editor
Endah P, Jakarta : EGC

Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.

Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.

Mc. Closkey, Joanne Mc., NursingIntervention Classification (NIC), Mosby.

Price, Sylvia Anderson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit.; alih bahasa,
Brahm U. Pendit…(et. Al.) edisi 6, Jakarta : EGC

Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC.

Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2005-2006, NANDA
International.

Suddarth & Brunner, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai