Anda di halaman 1dari 3

8-5-2016

Sedikit partikel helium menerobos masuk ke rongga paru-paruku, sesak sesaat saat tau aku hampa,
serasa butuh tempatku bermanja mengadukan semua yang aku rasa perlu aku adukan. Tarikan nafas
panjang kulakukan, ntah apa alasanku pagi ini aku enggan mengeluarkanya, aku benar-benar ingin
karbondioksida ini tak bocor, ingin kusimpan sekuat mungkin. Apalah daya waktu ini aku belum bisa
menahan nafasku, aku serasa putus asa ditengah kehampaan yang semakin lama semakin mengisi ruang
hampa dirongga-rongga dadaku, antara sadar dan tak sadar apa yang kulakukan aku bimbang dalam
berbagai pertimbangan yang akan aku pilih. Berfikir ini saat aku benar-benar buta siapa Tuhanku, aku
lemah, pondasi Tauhidku seaakan runtuh, senyum dibalik rautwajahku seolah palsu, hatiku sakit, aku
benar-benar tersesat diantas jalan yang tepat. Aku mencoba kembali bertanya pada diriku, sia-siakah
amal ibadahku ketika aku seolah buta siapa Tuhanku? “Ntahlah” desu lesu hatiku, gambaran singkat apa
yang tentang rasa hampa waktu itu.

Kulalui pagi dengan sorot mata kosong, rasa berat pagi ini ketika dengar lantuan Adzan yang tepat
disamping kami, ia pagi ini aku tidur di Masjid lagi, meski begitu pagi ini serasa kosong, aku berfikir ini
kondisi imanku benar-benar dalam kondisi yang perlu kuperbaiki,tapi ntahlah pagi ini hanya ada rasa
“Uhk” . mungkin jika pagi ini ada yang menggangguku, aku bisa meluapkan sejuata kejenuhanku,
melemparkan tanganku tepat dimukanya atau menghantamkan kepalanku kerahang bawahnya.

Seakan tak puas dengan semua itu kupaksakan senyumku dihari ini, berharap hari ini cepat berlalu
“ Mungkinkah?” sinisku… masih dalam pagi yang suram itu aku ditemani kopi hangat favoritku, berharap
kopi itu menjadi sedikit lebih manis, lebih pahit dan asin, tapi apa peduliku ketika kopi itu sesuai
harapanku, itu tidak akan merubah itu jadi lebih baik. Sama sekali aku tak butuh itu, jelas tergambar
jelas diwajahku yang aku butuhkan semacam cinta ntah dalam bentuk partikel terkecil meski tidak dapat
terlihat jelas aku ingin merasakan, mungkin ini efek aku bertemu dengan sesosok wanita yang hampir
aku tak bisa mendekatinya, meski dia dengan senyum manisnya mendekapku dari belakang, Oh My God
hanya karena itu aku mengikiskan pondasi Imanku ? jelas bukan . yang jelas pagi ini aku “NTAHLAH”.

Panas matahari pagi ini sudah mengisyaratkanku untuk pulang ini hari jum’at dan aku belum mandi, aku
pulang dan melihat tanyangan favoritku cuplikan ceramah ustadz-ustadz di tv chanel Islam, sedikit demi
sedikit aku tak bisa menahan luapan air mataku “aku jauh dari Allah tapi aku masih mempedulikan yang
lain, aku hanya memikirkan diriku dan tak mempedulikan seseorang disekitarku, aku malu pada diriku ,
egoisku membuatku menjadi sampah yang tidak berguna”

8-10-2016

Hampir 2 hari aku tidak keluar dari persembunyianku,desahan malas membuat paru-paruku
membeku,sedikit oksigen dimpompa ketubuhku membuatku berfikir jantungku terasa lambat seakan
aku bisa merasakan detakan lirih ini. Berjam-jam aku duduk memikirkan kapan aku berdiri, lesu inginku
segera pergi menganggkat pantaku yang sudah melai mencaikan kursi. Tepat jam 1 siang waktu itu aku
berhasil membuat keputusan untuk berdiri, menarik nafas panjang, mengerutkan dahi , memejamkan
mata, membasuh mukaku dengan air diudara dengan mantap aku beranjak pergi meninggalkan
singgasana yang membelengguku dengan bekas pantat cantik diatasnya, aku yakin itu.
Tujuan utamaku waktu itu tempat indah nyaman warung dibawah Pancasila,,,mmmmm.Hariku dimulai
siang ini ketika aku mengunjungi tempatku menghabiskan sisa hidupku itu, tampak membosankan
awalku kesana, karena aku harus pergi mau tak mau harus pergi sebelum aku duduk dan memesan
segelas kopi.

Dan karena kepergianku ini mungkin bertemu karakter awal yang akan membuat hari membosankanku
jadi sedikit lebih mahal, aku bertemu KEBO, tapi sebelum itu aku harus menunggu berjam-jam diluar
pagar sport center, berlalu lama panas, garing tenggorokanku penuh asap.penuh asap tenggorokanku
mengahmpiriku wajah polos kebo tanpa dosa itu dengan senyum seadanya, merajuk lapar sebelum aku
sempat mengatakan sejuta kejenuhanku menunggunya, ia sikap egoisnya yang satu itu tak bisa
dipungkiri aku tidak bisa kudiamkan begitu saja, seperti seorang anak yang meminta permen padahal
dikedua tanganya penuh permen, ntah aku bodoh atau apa aku suka sikapnya.

Warung soto babat langsung terpikirkan olehku untuk membuatnya diam ketika dia mulai berada
dibalik badanku, sampai disana tak berapa lama pesananku dan kebo sudah ada dimeja kami, panjang
lebar alur pembincaraan siang itu. :D ,,,, anak aneh satu ini sering membuatku ingin meluapkan emosiku,
konyol sebenarnya aku ingin lebih lama bersamanya, tapi aku takut aku bercerita sesuatu yang tidak-
tidak. Dia seolah wartawan pribadiku, sulit berbohong walopun aku seharusnya pintar.

Sore sudah sore hari…. Saatku sadari aku sudah sendiri diparkiran dibawah atap Hafsoh. Setelah
lantunan adzan merdu sore itu sedikit demi sedikit anak-anak mulai bermunculan dengan kejahilanya
membuatku merasa aku dicintai saat itu, sore itu aku membuat janji dengan sejumlah anak-anak yang
sangat aktif untuk sedikit menahan dirinya ketika berdiri bersama dalam sebuah shof. Dengan mantap
mereka berjanji, haha itu bullshit man, janji itu serasa sampah bagi mereka. Janji mereka akan diam, dan
tau apa yang mereka lakukan berkelahi saat sholat hingga anak cerdas disebelahku menangis
keras.seusai shalat aku hampiri dia. Dia menangis oleh anak yang mmmm…ya mungkin belum bisa
menahan dirinya karene kutau beberapa hari yang lalu dia melakukan hal yang sama berkelahi dengan
anak lain saat sholat, woooow . aku harus menghentikan perilaku hyperaktif saat sholat anak ini.
Mustahil dengan waktu yang singkat dan karena saat itu mereka yang membuat dan dibuat menangis
telah kembali kerumah masing-masing dengan persaan yang kuyakin senang.

Duduk aku dibawah lampu yang berbeda dari biasanya, malam ini Nampak berbeda, si Junior tampak
tidak banyak bicara, dan hanya menyandarkan kepalanya dipahaku dan memintaku memijat kepalanya,
mungkin kali ini Nampak lebih berat karena kedua pahaku dan pundaku digunakan bersandar mereka,
aku merasa sangat nyaman. Darahku melakukan selebrasi itu gambaran perasaanku waktu itu berdetak
kencang nyaman, adiku bertambah batinku “YES”.

Selesai jam isya jam obrolan dengan sesepuh dan Iq-sama panjang lebar dari hal yang biasa hingga hal
yang hampir semuanya itu ilmu yang baru bagiku, merontokan angkuhku saat itu menambah
keyakinanku aku benar-benar jauh dari Allah.

Semakin malam dan malam aku berkunjung ketempat diatas sana, ada hal menarik lagi batinku, sampai
disana itu langsung tergambar jelas karena si nafisah tanganya penuh hal yang membuatku merasa
bodoh. Mebuat bunga dari sabun, uhkkkkk….. gagal, tak mau menyatu ketika aku berusaha berkali-kali
mencoba membuatnya, meskipun begitu aku benar-benar fullpower. Bukan karena aku mencoba
membuat bunga itu tapi karena aku melihat beranda fbku dan ada postingan BAWOR tentang hal yang
aku sukai. Sedikit tentang bawor, dia salah satu sesuatu yang aku cari. Banyak hal yang kupelajari dari
dia, hal yang benar-benar aku tidak tau, karenanya saat dia tak ada dan saat kembali pasti ada hal unik,
aku suka dia.

8-15-2016

Having lost my mind, aku gila?

8-17-2016

Slash slah…..byuuuurrrr,,,,, tanganku mulai dingin, senyumku kurasa hambar, aku terbangun dbawah
terik matahari dan lampu led yang tak mau kalah terang. Dibalik apa yang aku takutkan aku bangkin
dengan banyang-bayang malam yang masih melekat, masih teringat dengan jelas aku memuntahkan
darah dimimpiku, aku sedikit panik ketika pagi ini aku bangun karena terasa sangat nyata. Menyebalkan
batinku , andai aku mati saja pagi ini aku mungkin tidak merasa hal yang sedemikian rupa, hari-hari
putus asaku seolah tak kunjung selesai , aku ingin meraung kencang . andai aku samba yang bisa
mengaum sesukanya meski didekat kawanya maka akan aku lakukan,,, aku ingin pagi ini seseorang
didekatku mengusap airmataku. Tapi tak seorangpun disini hanya aku dan rasa ini, akucinta ani

Cinta ani seorang yang duduk di pinggir jalan dia sudah membuatku gilaa jadi sekrang aku gila
khoirul habib

Anda mungkin juga menyukai