Anda di halaman 1dari 8

TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI DALAM INGATAN MANUSIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir Modul belajar 3 Kuliah Daring
Program PPG dalam Jabatan

Oleh
Dyna Purnama Alam, S. Pd.
Fisika A UPI

Dosen Pembimbing
Dr. Muslim, M. Pd.
UPI

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019

FISIKA A UPI TAHAP 4 1


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses berpikir
merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana
otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan
dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat
dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup
banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu;
menimbang-nimbang dalam ingatan.
Belajar adalah perubahan dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seorang
dianggap telah belajar jika dia telah menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan
perilaku tersebut salah satunya bisa diakibatkan dari pengorganisasian informasi yang
dilakukan oleh pembelajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang
ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa alam, benda-
benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang
nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang
mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa
belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses
belajar terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar. Adapun teori belajar
selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Maka psikologi dalam
pendidikan menjadi berkembang sangat pesat.
Dengan bermunculnya teori-teori yang baru akan menyempurnakan teori-teori
yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya
teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak
jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan-kritikan untuk penyempurnaan teori
tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar tentang
pengorganisasian informasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud teori pengorganisasian informasi?
2. Apa yang dimaksud sistem memori manusia?
3. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi dalam belajar?

FISIKA A UPI TAHAP 4 2


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami:
1. Teori pengorganisasian informasi
2. Sistem memori manusia
3. Model pembelajaran pemrosesan informasi dalam belajar
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
BAB III SIMPULAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Pengorganisasian Informasi
Pengorganisasian informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa
pengorganisasian informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Pengorganisasian informasi
merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana dalam ranah
psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengorganisasian informasi tidak memberlakukan
belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti
pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki
dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas
pengertian proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa
antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.Asumsi

FISIKA A UPI TAHAP 4 3


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi
baru yang masuk dalam pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di
dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat
singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian
oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya
mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi
dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil
sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan
tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki
individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; (c) sekali informasi disimpan di dalam
LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).
B. Sistem Memori Manusia
Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya
tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi
potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu
adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling
berkaitan. Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang
rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser,
1967. Ada juga yang mengatakan memori adalah gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu

FISIKA A UPI TAHAP 4 4


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

yang aktif memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah data-data
menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu
kemudian. Hal ini berarti memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori
merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini
berarti dalam memori terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau
tahapan-tahapan yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
struktur memori yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau
rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut
akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut
akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas
atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’
atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan
bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua orang siswa
di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat
hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori
sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi, pencatatan
pengideraan hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu
detik saja.
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek.
Jelaslah bahwa penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan Inderawi yang
stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang.Dengan kata lain, penyimpanan jangka
pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa
terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh
lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik.
Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu
menjadi sangat penting untuk diketahui para guru dan diharapkan akan dapat
dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa
terhadap informasi atau masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima

FISIKA A UPI TAHAP 4 5


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik
perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi
siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat
seperti: “Anak-anak, bagian ini sangat penting.” Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru
ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak
ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi
suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga merupakan
usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses pembelajaran untuk
menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana
menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa
akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang
berlangsung.
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini
berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu
sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan
maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka
panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa
penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat
pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk
tanpa adanya pengulangan.
Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam
proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci
yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang
diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang
menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada
1 × 60 menit.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan
sebagai berikut (Surgenor, 2010):
Stimulus yang masuk melalui
pancaindra diterima oleh Sensory
Memory, sensory memory
menyimpan semua informasi
sensorik (visual, pendengaran,
penciuman, dan haptic) untuk
periode yang sangat singkat

FISIKA A UPI TAHAP 4 6


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective
attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short
term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara
memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum jelas namun
diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja
adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding
informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor
telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun
mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra
disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus
menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) nomor tersebut akan
disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
C. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak
(Slavin, 2000: 175). Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi
adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang
terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan
pada proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan belajarnya.
Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses
atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini
berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun
siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan

FISIKA A UPI TAHAP 4 7


TUGAS M3: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)

menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian
mengenai inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan penekanan
pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan
informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan
keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai
dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran
berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan antaranya:
1. Pengorganisasian informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang
(Long Term Memory)
3. Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
pengorganisasian informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Tri Agus dan Lastriningsih. (2013). Teori Pemrosesan Informasi. Makalah.
Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY.
Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks
[online]. Tersedia: https://agungekonugroho23.blogspot.com/2017/10/teori-pengolahan-
informasi-dalam-memori.html [22 Juni 2019]
[online]. Tersedia: https://psychologymania.wordpress.com/2011/07/11/memori-dan-
pemrosesan-informasi-dalam-proses-berpikir/ [23 Juni 2019]

FISIKA A UPI TAHAP 4 8

Anda mungkin juga menyukai