Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DEFENISI
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang.
Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka
anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Penganggaran
merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan
manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam
jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Pengelolaan anggaran keuangan yang terdapat di Puskesmas sekura berasal
dari DAK (Dana Alokasi Khusus) dan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
1. DAK
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi
Nawa Cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, tanpa
meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian
Kesehatan bertanggung jawab melaksanakan Program Indonesia Sehat
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang
sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya perilaku hidup sehat.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, mengamanatkan Dana
Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau
dan berkualitas. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, dalam Pasal 298 ayat (7) menyebutkan belanja DAK
diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk
kegiatan nonfisik.
Pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggung jawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan
pembangunan kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pelaksanaan dan pengelolaan DAK nonfisik tersebut harus menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance) yakni transparan,
efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan
lainnya.
Dalam rangka pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Kementerian
Kesehatan menyusun petunjuk teknis sebagai pedoman penggunaan
anggaran yang berisi penjelasan rincian kegiatan pemanfaatan Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK); Jaminan Persalinan (Jampersal); Akreditasi
Puskesmas, Akreditasi Rumah Sakit, dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Daerah.
DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada
daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang merupakan
urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional.
Pengelolaan anggaran keuangan yang terdapat di Puskesmas sekura
berasal dari DAK ( Dana Alokasi Khusus ) terbagi menjadi :
A. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat, bertanggungjawab pada wilayah kerjanya. Dalam
era JKN, fungsi Puskesmas seolah bergeser menjadi Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP). Dalam upaya mendorong dan lebih mengaktifkan
kembali fungsi UKM Puskesmas, terutama dalam kegiatan luar gedung,
serta agar dapat menjangkau pelayanan secara merata dan
berkisanambungan, dibutuhkan dukungan biaya operasional, dan
dukungan pembiayaan lainnya. Dana Bantuan Operasional Kesehatan
merupakan salah satu sumber pendanaan untuk menunjang operasional
pelayanan di Puskesmas.
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian
program kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif
preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. BOK
diarahkan untuk mendekatkan petugas kesehatan kepada masyarakat
dan memberdayakan masyarakat melalui mobilisasi kader kesehatan
untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. Dalam mendukung
operasional puskesmas, perlu dijamin pemenuhan ketersediaan obat dan
BMHP di puskesmas melalui penyediaan biaya distribusi dan sistem
informasi logistik secara elektronik yang baik di Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota.
BOK dalam pemanfaatan mengalami perluasan bukan hanya untuk
operasional puskesmas dan dukungan manajemen, tetapi juga untuk
peningkatan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sekunder
termasuk Balai Kesehatan Masyarakat sebagai UPTnya dan untuk
kegiatan peningkatan distribusi obat ke puskesmas dan pemanfaatan
sistem e-logistik di kabupaten/kota. Dalam pengelolaan di puskesmas
BOK merupakan satu kesatuan sumber pembiayaan operasional untuk
pelaksanaan upaya kesehatan bersama sumber dana lain yang ada di
puskesmas seperti dana kapitasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) dan dana lainnya yang sah yang dikelola menggunakan
mekanisme APBD.
B. JAMINAN PERSALINAN ( JAMPERSAL )
Sebagai tahun terakhir dari penyusunan peta jalan Universal Health
Coverage tahun 2019 diharapkan 95% jumlah penduduk telah memiliki
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga terlindung dari risiko
finansial apabila mengalami masalah kesehatan termasuk adanya
jaminan persalinan dan perawatan bayi baru lahir. Tahun 2019 juga
merupakan tahun pertama akan diberlakukannya Standar Pelayanan
Minimal bidang kesehatan dengan 12 indikator yang di dalamnya ada
indikator pelayanan kehamilan, pelayanan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan pelayanan bayi baru lahir. Sampai dengan
tahun 2018 prosentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan masih
belum mencapai angka optimal pada angka 90% yang diduga
diantaranya adalah terkait dengan masalah finansial meliputi
ketidakmampuan menyediakan biaya persalinan, ketidakmampuan
menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat pertolongan
persalinan. Pemerintah pada tahun 2019 masih melanjutkan program
Jaminan Persalinan sebagai kelanjutan tahun 2018 dengan tujuan
membantu masalah finansial dari masyarakat karena ketidakmampuan
menyediakan biaya jasa persalinan dan biaya transportasi untuk
menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan untuk pertolongan persalinan
khususnya pada sasaran penduduk miskin dan tidak mampu yang belum
memiliki jaminan kesehatan.
2. BLUD
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status
hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada
umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah
satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan
Praktek Bisnis Yang Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah
daerah yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Ruang lingkup DAK Nonfisik Bidang Kesehatan dipergunakan untuk:
A. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Ruang lingkup kegiatan BOK, utamanya untuk upaya kesehatan bersifat
promotif dan preventif disetiap jenjang pelayanan kesehatan meliputi:
a) Penyelenggaraan kegiatan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
b) Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan masyarakat esensial dan
pengembangan di wilayah kerjanya baik di dalam gedung maupun
luar gedung. Melalui Posyandu, Posbindu, Pos UKK, Poskestren,
UKBM lainnya, kunjungan keluarga, kunjungan sekolah dan
pelayanan di luar gedung lainnya. Kegiatan di luar gedung yang
diselenggarakan oleh Puskesmas dilaksanakan juga dalam upaya
meningkatkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), serta untuk
pemenuhan kebutuhan pendukung kegiatan kegiatan promotif dan
preventif serta pemberdayaan masyarakat.
c) Penyelenggaraan fungsi manajemen Puskesmas yang meliputi
perencanaan (P1), penggerakan pelaksanaan (P2) melalui lokakarya
mini Puskesmas, pengawasan pengendalian dan penilaian (P3)
kinerja Puskesmas serta kegiatan koordinasi lintas sektor lainnya
d) Penyediaan operasional upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat berbasis tim yang
ditempatkan di Puskesmas, terutama mendukung kegiatan inovasi
UKM esensial. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Nusantara
Sehat tetap menjadi kesatuan dengan kegiatan Puskesmas dimana
tim tersebut berada. Apabila Tim Nusantara Sehat yang ditempatkan
di Puskesmas tidak disediakan rumah sebagai tempat tinggal oleh
pemerintah daerah maka dana BOK yang dialokasikan untuk Tim
Nusantara sehat dapat digunakan untuk sewa rumah tinggal Tim
Nusantara Sehat.
e) Penyelenggaraan kegiatan pemicuan untuk mewujudkan desa STBM
terutama untuk daerah lokus STBM. Selain Puskesmas yang
teremasuk dalam lokus desa STBM, tetap dapat melaksanakan
kegiatan mewujudkan desa STBM.
f) Penyelenggaraan kegiatan UKM lainnya yang bersifat prioritas yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan maupun daerah dalam upaya
eliminasi/eradikasi/pembasmian penyakit tertentu di daerah lokus
yang telah ditetapkan, atau program prioritas lain baik nasional
maupun daerah.
g) Penyelenggaraan kegiatan untuk penurunan stunting seperti
perbaikan status gizi masyarakat, pemantauan pertumbuhan
perkembangan balita, dan lain-lain.
h) Penyelenggaraan kegiatan untuk mendukung Intervensi Perubahan
Perilaku program prioritas antara lain Edukasi PMBA (Pemberian
Makanan Bayi dan Anak), Kelas Ibu, orientasi tumbuh
kembang/SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang), kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya.
i) Operasional kegiatan outbreak respond /Kejadian Luar Biasa dan
kegiatan lainnya yang terkait pencapaian prioritas nasional.
j) Penyediaan tenaga promosi kesehatan, sanitarian, nutrisionis, tenaga
kesmas lainnya dan tenaga pembantu pengelola keuangan di
Puskesmas, maksimal 4 orang tenaga per Puskesmas dengan sistem
perjanjian kerja. Penetapan maksimal 4 orang tenaga tersebut
berdasarkan prioritas kebutuhan tenaga dengan kualifikasi
persyaratan yang telah ditentukan. Proses penerimaan tenaga
dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan ikatan
perjanjian kerja ditandatangani oleh kepala Puskesmas dan tenaga
yang bersangkutan.
B. Jaminan Persalinan (Jampersal)
a) Rujukan (pergi dan pulang) ibu hamil/bersalin ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang mempunyai kompetensi pertolongan persalinan
meliputi :
1) Rujukan ibu hamil/bersalin normal dari rumah ibu hamil ke fasilitas
pelayanan kesehatan primer baik melalui rumah tunggu kelahiran
dan atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan primer.
2) Rujukan ibu hamil/bersalin risiko tinggi:
b) Sewa dan Operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) termasuk
makan dan minum bagi pasien, keluarga pendamping dan petugas
kesehatan/kader.
c) Pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi atas
indikasi (bila diperlukan) di fasilitas pelayanan kesehatan yang
kompeten dengan fasilitas sama dengan peserta JKN/KIS penerima
bantuan iuran (PBI) kelas III berupa biaya jasa pertolongan
persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi, pelayanan KB paska
persalinan dengan kontrasepsi disediakan BKKBN termasuk
perawatan bayi baru lahir dan skrining hipotiroid kongenital Bayi Baru
Lahir (BBL).
2. Ruang Lingkup BLUD
Badan layanan umum daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
instansi dilingkungan pemerinyah yang di bentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyedian barang dan atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatan didasarkan pada prinsipefesiensi dan produktifitas.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Penggunaan anggaran DAK di Puskesmas Sekura sesuai dengan DPA
No. Tanggal 31 Desember 2019 yaitu :
A. BOK
a) Evaluasi kinerja Puskesmas melalui Penilaian Kinerja Puskesmas
(PKP)
b) Persiapan penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang telah disetujui
dan dibandingkan dengan hasil kinerja Puskesmas
c) Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD),
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan penyusunan
RUK dan Rencana lima tahunan dengan pendekatan Top-Down
dan Bottom-Up.
d) Pembehasan RUK dan RPK pada Lokakarya Mini (Lokmin)
Bulanan Pertama
a) Mengajukan RUK dan RKA ke Dinas kesehatan untuk disetujui
b) Keluarnya DPA yang telah dsetujui dinas kesehatan
c) Pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam RKA
d) Pembuatan SPJ kegiatan
e)
B. JAMPERSAL
2. Penggunaan anggaran BLUD
A. Penetapan Pagu anggaran dari dinas kesehatan
B. Pembuatan DPA oleh puskesmas
C. Pembuatan RBA oleh puskesmas
D. Pengelolaan anggaran di RBA
E. Pembuatan SPJ perbulan
F. Pembuatan BKU pencairan dana
BAB IV
DOKUMENTASI
1. DAK
A. BOK
Penggunaan anggaran BOK di dokumentasikan dalam bentuk SPJ (Surat
Pertanggung Jawaban) 3 bulanan yang terdiri dari surat tugas perjalanan
dinas, laporan kegiatan, dokumentasi hasil kegiatan, nota belanja, kwitansi,
SSP pajak, bukti penerimaan dan BAST (Berita Acara Serah Terima) barang.
Urutan pembuatan SPJ BOK adalah :
a) Register penutupan kas
b) Berita acara 3 bulan sekali
c) Pengesahan manual
d) Laporan rekap pajak
e) Mengisi e-reporting DPKAD bulanan
f) Buku Kas Umum (BKU) manual
g) Daftar penerimaan SP2D
h) Daftar pengeluaran SPJ
i) Realisasi SP2D dan SPJ
j) Perincian per obyek dilampiri data dukung
B. JAMPERSAL
2. BLUD

Anda mungkin juga menyukai