Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

RSUD Sungai Lilin merupakan salah satu RS milik


Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang berupa RSU, diurus
oleh Pemda Kabupaten Musi dan tercantum kedalam Rumah Sakit
Kelas D. RS ini telah teregistrasi sejak 23/06/2013 dengan Nomor
Surat Izin 533/KPTS=DINKES/2015 dan Tanggal Surat Izin
28/12/2015 dari Bupati. Setelah melaksanakan Metode
AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses Pentahapan I
( 5 Pelayanan) akhirnya diberikan dengan status. RSUD Sungai
Lilin terletak dijalan Negara Palembang Jambi KM. 117 Kelurahan
Sungai Lilin, Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin.

Dengan pedoman dari Surat Keputusan Bupati Musi


Banyuasin Nomor: 481 Tahun 2007 tanggal 03 Mei 2007 tentang
penempatan lokasi pengadaan tanah seluas + 20.000 M2 untuk
pembangunan Rumah Sakit Kecamatan Sungai Lilin.
Pembangunan RSUD Sungai Lilin di mulai pertengahan tahun
2007 dan selesai pada tahun 2008. Pembangunan tersebut
dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin
Nomor 266 Tahun 2008. RSUD Sungai Lilin terletak di pinggir
Jalan Lintas Sumatera yang dilintasi oleh angkutan umum antar
Propinsi (Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Jambi), juga
dilintasi oleh angkutan pedesaan, ojek sehingga memudahkan
masyarakat desa-desa dalam Kecamatan Keluang dan Kecamatan
Sungai Lilin untuk berkunjung ke RSUD Sungai Lilin.
4.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah 2 bayi yang mengalami


berat badan lahir rendah yang lahir di rumah sakit umum daerah
Sungai Lilin yaitu bayi Ny. M dan Bayi Ny. I.
Bayi 1
Asuhan keperawatan pada bayi 1 dengan berat badan lahir
rendah dengan jenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 11 juni
2019 pukul 11.00 wib, berat badan lahir 2000 gram, panjang lahir 43
cm, APGAR Score 8/9 dan tidak cacat bawaan lahir, Bayi 1 lahir di
ruang bersalin Rumah sakit umum daerah sungai lilin secara spontan
dari ibu G2 P3 A0 Kehamilan 36 minggu dengan nomor rekam medik
223040. Hari pertama haid terakhir 10 Oktober 2018, taksiran partus
(TP) 10 juli 2019, bayi baru lahir menangis, ketuban pecah sebelum
waktunya, ketuban putih keruh, bau (-), bayi 1 adalah anak kedua dari
pasangan Ny. M dan Tn. Z.
Bayi 2
Asuhan keperawatan pada bayi 2 dengan berat badan lahir
rendah dengan Jenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 15 juni
2019 pukul 08.00 WIB, berat badan lahir 1900 gram, panjang 45 cm ,
APGAR Score 8/9 dan ttidak cacat bawaan lahir, Bayi 2 lahir di ruang
bersalin Rumah sakit umum daerah sungai lilin secara spontan dari ibu
G1 P2A0 Kehamilan 36 minggu dengan nomor rekam medik 252520.
Hari pertama haid terakhir 12 Oktober 2018, taksiran partus (TP) 09
juli 2019, bayi baru lahir menangis, ketuban pecah sebelum waktunya,
ketuban putih keruh, bau (-), bayi 1 adalah anak pertamadari pasangan
Ny. I dan Tn. K.
4.3 Asuhan Keperawatan
4.3.1 Pengkajian Tabel
4.1 Identitas Diri
Identitas diri Klien 1 Klien 2
Nama By. Ny. M By. Ny. I
Umur 1 hari 1 hari
Pendidikan - -
Agama ISLAM ISLAM
Status perkawinan Belum kawin Belum kawin
Alamat Dusun 3 desa sumber Desa langkap Sungai
rezeki sungai lilin Lilin
Tanggal pengkajian 12 Juni 2019 16 Juni 2019

4.3.1.1 Anamnesa Tabel


4.1 hasil anamnesa bayi dengan berat badan lahir rendah
Identitas Bayi 1 Bayi 2
Keluhan utama Ibunya mengatakan Ibunya mengatakan
anaknya lahir pada anaknya lahir pada
tanggal 11 juni 2018 tanggal 15 juni 2018
dengan usia kehamilan dengan usia kehamilan
36 minggu dan berat 36 minggu dan berat
badan lahir rendah yaitu badan lahir rendah yaitu
2000 gram 1900 gram
Riwayat penyakit Saat pengkajian pada Saat pengkajian pada
sekarang tanggal 12 juni 2018 tanggal 16 juni 2018
pukul 08.00 wib. badan pukul 08.00 wib. badan
lahir rendah yaitu 2000 lahir rendah yaitu 1900
gram. Tali pusat tampak gram. Tali pusat tampak
masih basah, ibu bayi masih basah, ibu bayi
mengatakancemas mengatakancemas
terhadap bayinya yang terhadap bayinya yang
lahir dengan berat badan lahir dengan berat badan
bayi berbeda dengan bayi berbeda dengan
berat badan bayi normal berat badan bayi normal
lainnya lainnya.
Riwayat kehamilan HPHT : 10 Oktober HPHT : 12 Oktober
sekarang 2017 Taksiran partus : 2017 Taksiran partus : 9
10 juli 2018 juli 2018
Riwayat kelahiran Ibu : Tanggal persalinan Ibu : Tanggal persalinan
: 11 juni 2018 Tempat : 15 juni 2018 Tempat
bersalin : Rumah Sakit bersalin : Rumah Sakit
Umum daerah sekayu Umum daerah sekayu
Ditolong oleh : Dokter Ditolong oleh : Dokter
Jenis persalinan : Jenis persalinan :
spontan Presentasi : spontan Presentasi :
kepeala KPSW : ya kepeala KPSW : ya
Warna ketuban putih Warna ketuban putih
keruh Komplikasi : tidak keruh Komplikasi : tidak
ada Bayi 1 : Berat badan ada Bayi 1 : Berat badan
lahir : 2000 gram lahir : 1900 gram
Panjang badan 43 cm Panjang badan 45 cm
Apgar score : 8/9 Anus : Apgar score : 8/9 Anus :
Ada Cacat bawaan : Ada Cacat bawaan :
tidak ada tidak ada
Lingkungan rumah dan Bayi Ny. M tinggal di Bayi Ny. I tinggal di Lk
kmunitas Kayuara merupakan 2 sekayu merupakan
lingkungan yan padat lingkungan yan padat
penduduk. Komunitas penduduk. Komunitas
yang biasanya dilakukan yang biasanya dilakukan
sehari-hari adalah arisan sehari-hari
setiap minggu berkomunikasi dengan
tetangga
Riwayat penyakit Ny. M di dalam Ny. I di dalam
keluarga keluarganya tidak ada keluarganya tidak ada
riwayat penyakit yang riwayat penyakit yang
berbahya berbahya
Pekerjaan dan Pekerjaan Ny. M sebagai Pekerjaan Ny. I sebagai
pendidikan Anggota ibu rumah tangga ibu rumah tangga
keluarga dengan pendidikan dengan pendidikan
terakhir SMA Pekerjaan terakhir SMA Pekerjaan
Tn. Z sebagai Ny. I sebagai Pertani
wiraswasta dengan dengan pendidikan
pendidikan terakhir terakhir SMA
SMA
Tradisi Kultural dan Ny. M beragama Islam Ny. I beragama Islam
agama dan mereka selalu dan mereka selalu
mengerjakan sholat 5 mengerjakan sholat
waktu
Peran Dan Hubungan Tn. Z memiliki peran Tn. K memiliki peran
Keluarga sebagai kepala keluarga sebagai kepala keluarga
yang memberika nafkah yang memberika nafkah
kepeda anggota kepeda anggota
keluarganya Ny. M keluarganya Ny. I
memiliki peran sebagai memiliki peran sebagai
ibu rumah tangga yang ibu rumah tangga yang
Mengurus keperluan mengurus keperluan
keluarga. Hubungan keluarga. Hubungan
antara keduanya selalu antara keduanya selalu
harmonis kaena mereka harmonis kaena mereka
dapat berkomunikasi dapat berkomunikasi
dengan baik dengan baik
Status ekonomi keluarga Tn. Z bekerja sebagai Tn. K bekerja sebagai
wiraswasta sedangkan Petani sedangkan ibu
ibu sebagai istri yang sebagai istri yang
bertugas sebagai rumah bertugas sebagai rumah
tangga, status ekonomi tangga, status ekonomi
keluarga Ny. M keluarga Ny. I ergolong
ergolong cukup karena cukup karena
penghasilan Tn. Z dari penghasilan Tn. K dari
pekerjaannya tersebut pekerjaannya tersebut
sebesar Rp. 3.500.000 sebesar Rp. 3.000.000
perbulan perbulan

Berdasarkan table anamnesa diatas dapat disimpulkan bahwa Bayi 1 dan


bayi 2 adalah bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir secara spontan,
APGAR score 8/9. Bayi Ny. M memiliki berat 2000 dan pada Bayi Ny. I memiliki
berat 1900, Kedua bayi memiliki anus dan tidak mempunyai cacat bawaan.

Genogram
SKEMA Genogram Keluarga pada bayi 1 (Ny. M)

SKEMA Genogram Keluarga pada bayi 2 (Ny. I)


SKEMA Genogram Keluarga pada bayi 2 (Ny. I)

Keterangan

: laki-laki

: perempuan

: serumah

: klien
4.3.1.2 Pemeriksaan fisik Table

4.2Pemeriksaan fisik bayi 1 dan bayi 2

Pemeriksaan fisik Bayi 1 Bayi 2


1. Keadaan umum Bayi lebih banyak tidur Bayi lebih banyak tidur
aktivitas Tangis Warna Sedang Kemerah- Sedang Kemerah-
tubuh Konjungtiva merahan Tidak anemis merahan Tidak anemis
Sklera Dispnue Sianosis Tidak ikterik Tidak ada Tidak ikterik Tidak ada
Lingkar kepala Lingkar Tidak ada 27 cm 26 cm Tidak ada 27 cm 25 cm
dada Panjang badan 43 cm 2000 gram 45 cm 1900 gram
Berat badan lahir
2. Tanda-tanda vital 41 x/menit 45 x/menit
Pernapasan 36.50 c 36.50 c
Temperature 122x/menit 130x/menit
Nadi
3. Pemeriksaan head to Bentuk kepala bayi Bentuk kepala bayi
toe 1. Kepala bulat, kepala tampak bulat, kepala tampak
sama dengan badan, sama dengan badan,
tidak ada cepal tidak ada cepal
hematoma tau caput hematoma tau caput
suksedaneum suksedaneum
2. Rambut Tebal dan berwarna tipis dan berwarna gelap
gelap
Muka Bersih warna merah Bersih warna merah
muda, terdapat terdapat muda, terdapat terdapat
lanugo yang tipis di lanugo yang tipis di
sekitar wajah sekitar wajah
Mata Bayi sulit membuka Bayi sulit membuka
mata, tidak ikterik, tidak mata, tidak ikterik, tidak
anemis, simetris antara anemis, simetris antara
kanan dan kiri, tidak ada kanan dan kiri, tidak ada
kotoran, konjungtiva kotoran, konjungtiva
berwarna merah muda, berwarna merah muda,
sklera berwarna putih sklera berwarna putih
Telinga Telinga bayi simetris Telinga bayi simetris
antara kiri dan kanan, antara kiri dan kanan,
tulang rawan belum tulang rawan belum
terbentuk sempurna, terbentuk sempurna,
lunak dan tidak lunak dan tidak
mengeluarkan sekret mengeluarkan sekret
Hidung Tidak ada nafas cuping Tidak ada nafas cuping
hidung, tidak ada sekret hidung, tidak ada sekret
Mulut Bibir bayi berwarna Bibir bayi berwarna
merah muda, mukosa merah muda, mukosa
bibir kering bibir kering
Leher Tidak ada masa atau Tidak ada masa atau
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi
dinding dada, jantung dinding dada, jantung
tidak bising, tidak ada tidak bising, tidak ada
suara jantung tambahan, suara jantung tambahan,
aerola sudah terlihat, aerola sudah terlihat,
putting belum terbentuk putting belum terbentuk
sempurna sempurna

Berdasarkan table 4.2 diketahui bahwa bayi keadaan umu pada bayi 1 da bayi 2
memilki kecendrungan yang sama, pada rambut bayi 1 lebih tebal dibandingkan
dengan bai 2 berambut tipis.

3.3.1.3 Pemeriksaan Refleks Table

4.3 Pemeriksaan Refleks

Reflex Bayi 1 Bayi 2


Mencari putting Bayi 1 menoleh kearah Bayi 1 menoleh kearah
(rooting) dan menghisap stimulus, membuka stimulus, membuka
(sucking) mulutnya dan menghisap mulutnya dan menghisap
tetapi hisapannya lemah tetapi hisapannya lemah
Menelan (swallowing) Reflex menelan masih Reflex menelan masih
lemah lemah, saaat bayi diberi
minum tampak sesekali
tersedak
Menggenggam telapak Bayi 1 dapat memegang Bayi 1 dapat memegang
tangan (grapsing) tangan saat diberi tangan saat diberi
stimulus tetapi masih stimulus tetapi masih
lemah lemah
Gerakan lengan (morro) Bayi menggerakkan Bayi menggerakkan
lengannya, merespon lengannya, merespon
saat diberi stimulus saat diberi stimulus
Babinsky refleks Saat diberi stimulus, Saat diberi stimulus,
semua jari kaki bayi semua jari kaki bayi
hiperekekstensi dan ibu hiperekekstensi dan ibu
jari kaki dorsileksi jari kaki dorsileksi

Berdasarkan table diatas pemeriksaan reflex dapat disimpampulkan bahwa bayi 1


dan bayi 2 memiliki perbedaan pada reflex menelan (swallowing)

4.3.2 Analisa Data


Tabel 4.4 Analisa Data Bayi 1 dan 2
No Data Etiologi Problem
Bayi DS : Ibu bayi mengatakan BBLR Ketidakseimbangan
1 cemas terhadap bayinya nutrisi ASI
yang lahir dengan berat Fungsi organ
badan yang kurang belum sempurna
DO : - BB: 2000 Gram
- Reflek hisap lemah Imaturitas
- Mukosa bibir kering sentrumsentrum
- Refleks menelan lemah vital
- Tidak terpasang NGT
- Ibu menyusui secara Reflex menelam
langsung pada bayinya belum sempurna
setiap 2 jam 1 x

Ketidakseimbangan
nurtisi
Bayi DS : Ibu bayi mengatakan BBLR Ketidakseimbangan
2 cemas terhadap bayinya yng nutrisi ASI
lahir dengan berat badan Fungsi organ
yang rendah atau tidak belum sempurna
normal
DO : - BB: 1900 Gram Imaturitas
- Reflek hisap lemah sentrumsentrum
- Bayi sesekali tersedak saat vital
diberikan ASI
- Mukosa bibir kering Reflex menelam
- Refleks menelan lemah belum sempurna
- Tidak terpasang NGT
- Ibu menyusui secara Ketidakseimbangan
langsung pada bayinya 20- nurtisi
30 cc setiap menyusui

4.3.3 Diagnosa Keperawatan


Bayi 1 Ketidakseimbangan nutrisi ASI
kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan menerima nutrisi
Bayi 2 Ketidakseimbangan nutrisi ASI
kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan menerima nutrisi

4.3.4 Perencanaan Keperawatan

Table 4.5 Perencanaan keperawatan dan rasional pada bayi 1 dan 2

DX Tujuan dan kriteria hasil intervensi Rasional


1 Tujuan : 1. Kebutuhan 1 . Mengkaji 1. menentukan
nutrisi terpenuhi 2. Kebutuhan Nutrisi Asi metode pemberian
Mencerna masukan BBLR nutrisi yang tepat
nutrisi adekuat untuk pada bayi dan
penambahan berat badan mengidentifikasi
Kriteria hasil: 1. Intake adanya resiko
sesuai kebutuhan derajat
2. Penambahan berat dan resiko
badan tetap sedikitnya terhadap pola
20-30 gram/hari 3. Berat pertumbuhan
badan meningkat 500- 2.mengkaji kesiapan 2. mengetahui
750 gram menghisap puting susu kesiapan bayi untuk
dan kemampuan untuk menetek
bernafas
3.edukasi pada ibu 3. ASI mengandung
untuk memberikan Asi Iga, magrofag,
limfosit yang
memberikan
perlindungan
4. menambah pasi bila terhadap infeksi
asupan asi masih 4. mencegah
kurang kekurangan nutrisi

5. pemberian asi secara 5. untuk mencukupi


maksimal kebutuhan nutrisi
bayi

2 Tujuan : 1. Kebutuhan 1 . Mengkaji 1. menentukan


nutrisi terpenuhi 2. Kebutuhan Nutrisi Asi metode pemberian
Mencerna masukan BBLR nutrisi yang tepat
nutrisi adekuat untuk pada bayi dan
penambahan berat badan 2.mengkaji kesiapan mengidentifikasi
Kriteria hasil: 1. Intake menghisap puting susu adanya resiko
sesuai kebutuhan 2. dan kemampuan untuk derajat
Penambahan berat badan bernafas dan resiko
tetap sedikitnya 20-30 terhadap pola
gram/hari 3. Berat badan 3.edukasi pada ibu pertumbuhan
meningkat 500- 750 gram untuk memberikan Asi 2. mengetahui
kesiapan bayi untuk
4. menambah pasi bila menetek
asupan asi masih 3. ASI mengandung
kurang Iga, magrofag,
limfosit yang
5. pemberian asi secara memberikan
maksimal perlindungan
terhadap infeksi
4. mencegah
kekurangan nutrisi
5. untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi
bayi
4.3.5 Implementasi Keperawatan

Table 4.6 Implementasi keperawatan pada Bayi 1 dan Bayi 2

Tanggal / Diagnoga Imlementasi Respon bayi


jam
12 juni Ketidakseimbangan 1 . Mengkaji - Bayi 1 tampak lemah
2019 Bayi I nutrisi ASI Kebutuhan Nutrisi - Mukosa bibir kering
Ny M Asi BBLR - BB: 2010 Gram
08.00 - Saat diberikan
08.10 2.mengkaji Ransangan sekitar
kesiapan mulutnya bayi mencari
menghisap puting area ransangan
susu dan tersebut
kemampuan untuk - Saat diberikan
bernafas Ransangan sekitar
mulutnya Bayi 1
3.edukasi pada ibu merespon dengan
untuk memberikan membuka mulut dan
Asi menjulurkan lidah
- Reflex hisap bayi
4. menambah pasi masih lemah
bila asupan asi - Reflex menelan
masih kurang lemah
- Ny. M mengatakan
5. pemberian asi akan memberikan
secara maksimal bayinya ASI ekslusif
16 juni Ketidakseimbangan 1 . Mengkaji Bayi 2 tampak lemah
2019 Bayi nutrisi ASI Kebutuhan Nutrisi - Mukosa bibir kering
2 Ny I Asi BBLR - BB: 1900 Gram
08.00 - Reflex hisap bayi
08.10 2.mengkaji lemah
08.30 kesiapan - Reflex menelan
menghisap puting lemah
susu dan - Bayi sesekali
kemampuan untuk tersedak
bernafas - Ny. I kurang
mengetahui tantang
3.edukasi pada ibu Pemberian ASI
untuk memberikan eksklusif
Asi

4. menambah pasi
bila asupan asi
masih kurang

5. pemberian asi
secara maksimal
13 juni Ketidakseim 1 . Mengkaji - Bayi 1 tampak lemah
2019 Bayi I bangan nutrisi ASI
Kebutuhan Nutrisi - Mukosa bibir masih
Ny M Asi BBLR kering - BB: 2040
08.00 Gram
08.10 2.mengkaji - Saat diberikan
kesiapan Ransangan sekitar
menghisap puting mulutnya bayi mencari
susu dan area ransangan
kemampuan untuk tersebut
bernafas - Saat diberikan
Ransangan sekitar
3.edukasi pada ibu mulutnya Bayi 1
untuk memberikan merespon dengan
Asi membuka mulut dan
menjulurkan lidah
4. menambah pasi - Reflex hisap bayi
bila asupan asi lemah lemah
masih kurang - Reflek menelan kuat
- Ny. M memberikan
5. pemberian asi ASI ekslusif 2 jam 1
secara maksimal kali
17 juni Ketidakseimbangan 1 . Mengkaji - Bayi 2 tampak baik
2019 Bayi nutrisi ASI Kebutuhan Nutrisi - Mukosa bibir mulai
2 Ny I Asi BBLR membaik
08.00 - BB: 1950 Gram
08.10 2.mengkaji - Reflex hisap bayi
08.30 kesiapan mulai kuat
menghisap puting - Reflex menelan
susu dan mulai kuat - Bayi
kemampuan untuk sesekali tersedak
bernafas - Ny. Isudah
memahami tentang
3.edukasi pada ibu Pemberian ASI
untuk memberikan eksklusif dan akan
Asi memberikan ASI
Eksklusif agar
4. menambah pasi anaknya cepat pulang
bila asupan asi
masih kurang

5. pemberian asi
secara maksimal
15 juni Ketidakseim 1 . Mengkaji - Bayi 1 tampak
2019 Bayi I bangan nutrisi ASI Kebutuhan Nutrisi membaik
Ny M kurang dari Asi BBLR - Mukosa baik - BB:
08.00 2100 Gram
08.10 2.mengkaji - Reflex hisap dan
kesiapan menelan bayi kuat
menghisap puting - Bayi cepat lapar dan
susu dan seperti mencari
kemampuan untuk makanan
bernafas - Ny. M berjanji akan
memberikan ASI
3.edukasi pada ibu ekslusif saat di Rumah
untuk memberikan Sakit dan ketika di
Asi rumah nanti

4. menambah pasi
bila asupan asi
masih kurang

5. pemberian asi
secara maksimal
18 juni Ketidakseimbangan 1 . Mengkaji - Bayi 2 tampak baik
2019 Bayi nutrisi ASI Kebutuhan Nutrisi - Mukosa bibir baik
2 Ny I Asi BBLR - BB: 2180 Gram
08.00 - Reflex hisap bayi
08.10 2.mengkaji kuat
08.30 kesiapan - Reflex menelan kuat
menghisap puting - Ny. Iberjanji akan
susu dan memberikan Asi
kemampuan untuk Ekslusif pada bayinya
bernafas

3.edukasi pada ibu


untuk memberikan
Asi

4. menambah pasi
bila asupan asi
masih kurang

5. pemberian asi
secara maksimal

4.3.6 Evaluasi Keperawatan Table

4.7 Evaluasi Keperawatan pada Bayi 1 dan 2

No Diagnoga Perkembangan bayi 1 Perkembangan bayi 2


Keperawatan
1 Ketidakseimbangan S: Ny M mengatakan S: Ny. I mengatakan
nutrisi ASI kurang dari cemas terhadap bayinya cemas terhadap
kebutuhan tubuh b/d yang lahir dengan berat bayinya yang lahir
badan rendah O : - Bayi dengan berat badan
ketidakmampuan 1 tampak lemah - yang rendah atau tidak
menerima nutris Mukosa bibir kering - normal Ny I kurang
BB: 2010 Gram - memahami tentang
Refleks hisap lemah - pemberian ASI
Refleks menelan lemah eksklusif O : - Bayi 2
- Adanya refleks bayi tampak lemah -
dalam menerima Mukosa bibir kering -
ransangan A: Masalah BB: 1900 Gram -
belum teratasi P : Reflex hisap bayi
Intervensi dilanjutkan - lemah - Reflex
Kaji Kebutuhan Nutrisi menelan lemah - Bayi
Asi BBLR - Berikan sesekali tersedak A:
ASI minimal 2 jam 1 Masalah belum
kali - Promkes pada ibu teratasi P : Intervensi
untuk memberikan Asi dilanjutkan - Kaji
Ekslusif Kebutuhan Nutrisi Asi
BBLR - Berikan ASI
minimal 2 jam 1 kali -
Promkes pada ibu
untuk memberikan Asi
Ekslusif
2 Ketidakseimbangan S: Ny M mengatakan S: Ny. I mengatakan
nutrisi ASI kurang dari akan memberikan kan memberikan ASI
kebutuhan Bayinya ASI ekslusif O Ekslusif agar bayinya
: - Bayi 1 tampak lemah cepat pulang O : - Bayi
- Mukosa bibir kering - 2 tampak baik -
BB: 2040 Gram - Mukosa bibir mulai
Refleks hisap masih membaik - BB: 1950
lemah - Refleks Gram - Reflex hisap
menelan kuat A: bayi mulai kuat -
Masalah teratasi Reflex menelan mulai
sebagian P : Intervensi kuat - Bayi sesekali
dilanjutkan - Kaji tersedak A: Masalah
Kebutuhan Nutrisi Asi teratasi sebagian P :
BBLR - Berikan ASI Intervensi dilanjutkan
minimal 2 jam 1 kali - Kaji Kebutuhan
Nutrisi ASI BBLR -
Berikan ASI minimal
2 jam 1 kali
3 Ketidakseimbangan S: Ny. M berjanji akan S: Ny. I berjanji akan
nutrisi ASI kurang dari memberikan Asi memberikan Asi
kebutuhan tubuh b/d Ekslusif pada bayinya O Ekslusif pada bayinya
ketidakmampuan : - Bayi 1 tampak O : - Bayi 2 tampak
menerima nutrisi membaik - Mukosa baik baik - Mukosa bibir
- BB: 2100 Gram - baik - BB: 2180 Gram
Reflex hisap dan - Reflex hisap bayi
menelan bayi kuat - kuat - Reflex menelan
Bayi cepat lapar dan kuat A: Masalah
seperti mencari teratasi sebagian P :
makanan A: Masalah Intervensi dilanjutkan
teratasi sebagian P : - Kaji Kebutuhan
Intervensi dilanjutkan - Nutrisi ASI BBLR -
Kaji Kebutuhan Nutrisi Berikan ASI minimal
Asi BBLR - Berikan 2 jam 1 kali
ASI minimal 2 jam 1
kali
BAB V
PEMBAHASAN

Setelah memberikan Asuhan keperawatan pada Bayi Ny. M dan Bayi Ny. I
dengan bayi berat badan lahir rendah dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi ASI selama 6 hari (12 juni 2019 sampai dengan 18 juni 2019) di ruang
Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah sungai lilin, sesuai dengan tujuan penelitian
ini untuk mendapatkan gambaran Implementasi Keperawatan Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi ASI pada Bayi BBLR di Ruang Neonatus di RSUD
Sungai lilin Tahun 2019 melalui implementasi keperawatan yaitu mengkaji
kebutuhan nutrisi ASI BBLR, dapat memberikan ASI minimal 2 jam 1 kali,
melakukan promkes pada ibu untuk memberikan Asi Ekslusif, maka penulis
mengemukakan pembahasannya.

5.1 Kaji Kebutuhan Nutrisi ASI Pada Bayi BBLR


Implementasi keperawatan ini dilaksanakan Pada Hari kedua Perawatan.
selama melaksanakan Implementasi Keperawatan penulis mendapatkan hasil yaitu
pada Bayi 1 yang lahir dengan berat badan 2000 Gram, tampak lemah, mukosa bibir
kering setelah dilakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ASI pada bayi
1, penulis mendapatkan hasil yang positif pada perkembangan bayi 1 yaitu dengan
bertambahnya berat badan sebanyak 100 gram yaitu menjadi 2100 Gram yang
diikuti dengan perkembangan yang lain yaitu bayi 1 tampak membaik dan mukosa
bibirnya juga baik. Pada bayi 2 penulis juga mendapatkan hasil yang positif yaitu
berat badan bayi dari 1900 Gram menjadi 2180 Gram, keadaan umum bayi
membaik dan mukosa bibir juga baik. Kebutuhan nutrisi ASI pada bayi BBLR
sangatlah penting agar bayi dapat berkembang dengan baik, maka nutrisi ASI pada
bayi BBLR harus dilakukan sedini mungkin. Hal terpenting dalam perawatan dini
bayi BBLR adalah pemberian nutrisi yang adekuat sehingga terjadi peningkatan
berat badan pada bayi BBLR. Pada bayi BBLR harus memasukkan nutrisi yang
paling optimal, yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak,
adalah nutrisi protein tinggi post-natal secara cepat (immediate). Hal ini dapat
diperoleh dengan 59 60 memberikan Air Susu Ibu (ASI) untuk membatasi
extrauterin growth restriction dan untuk mengejar pertumbuhan post-term. Nutrisi
ASI mengandung kalori 747 kkal/L, zat besi 0,50 mg/L, protein 10,6 g/L, seng 1,18
mg/L, karbohidrat 71 g/L, lemak 45,4 g/L, kolesterol 139 mg/L.7
ASI sangat bermanfaat karena di dalamnya terdapat kandungan nutrisi yang
penting seperti long chain polyunsaturated fatty acids (LC-PUFA) dan faktorfaktor
neurotropik lainnya. Selain itu ASI juga dapat menurunkan risiko infeksi,
nocritizing enterocolitis dan alergi, dan memiliki efek positif untuk perkembangan
kognitif. Bayi juga mendapatkan keuntungan dengan adanya kontak langsung
dengan ibu saat menyusui, sehingga dapat meningkatkan kestabilan psikologi. ASI
yang keluar pada beberapa hari pertama kelahiran berwarna kuning kental yang
mengandung kolostrum, sangat kaya akan protein, dan zat kekebalan tubuh atau
immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM), mengandung lebih sedikit lemak dan
karbohidrat. Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah laktosa. ASI juga
mengandung zat-zat yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh bayi
seperti faktor bifidus, laktoferin, dan juga lisosom. Pemberian nutrisi ASI pada bayi
tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologisnya saja, tetapi
juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan psikososial, dan maturasi
organik (Supartini, 2010). Apabila kebutuhan nutrisi pada bayi terpenuhi
diharapkan bayi dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usianya dan dapat
meningkatkan kualitas hidup serta dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
(Hidayat, 2010).
Pada penelitian ini, peneliti manggunakan ASI sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi BBLR,Peneliti berpendapat bahwa ASI
merupakan makanan yang terbaik bagi bayi dan tidak perlu diragukan lagi,ASI
mengandung banyak sekali nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan yang baik
pada bayi BBLR baik perkembangan pertumbuhan secara fisik maupun mental bayi
BBLR. Hal ini sesuai dengan rekomendasi oleh World Health Organization (WHO)
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayidengan berat badan lahir rendah adalah
dengan memberikan ASI secara eksklusif sekurangnya selama usia 6 bulan pertama
(Suradi dkk, 2010).Hal ini sejalandengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun
2009 pasa 128 yang menekankan hak bayi untuk mendapat ASI 61 eksklusif.Dari
berbagai penelitian didapatkan bukti yang menunjukkan keuntungan pemberian
ASI jangka pendek maupun jangka panjang, untuk jangka pendek diantaranya:
pencernaan yang lebih mudah, residu lambung dan muntah lebih sedikit,
menurunnya kejadian infeksi seperti sepsis dan meningitis, maupun enterocolitis
necrotikans.
Adapun keuntungan jangka panjang diantaranya: penurunan prevalensi
intelligence quotient (IQ) yang rendah pada BBLR yang mendapat ASI serta
berkurangnya kejadian Retinopathy of prematurity. Melalui ASI terjadi transfer
hormon dan faktor pertumbuhan, faktor proteksi imunologis dan antimikroba, serta
mengurangi resiko alergi atau atopi (Suradi dkk, 2010).

5.2 Memberikan ASI


Pada penelitian ini baik bayi 1 dan bayi 2 diberikan ASI Eksklusif. Pada
bayi 1 setelah kelahiran bayi 1 yang di diagnosis BBLR yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi ASI ditemukan bahwa awal dilakukannya
implementasi keperawatan dengan memberikan ASI secara rutin pada bayi BBLR
ditemukan respon pada bayi 1 yaitu Saat diberikan Ransangan sekitar mulutnya
bayi mencari area ransangan tersebut, Bayi 1 merespon dengan membuka mulut
dan menjulurkan lidah, ditemukan juga reflex hisap bayi masih lemah dan reflek
menelan bayi juga lemah namun setelah 3 hari dilakukan implementasi
keperawatan bayi 1 dapat merespon saat diberikan ASI dengan Reflex hisap yang
kuat dan juga reflex menelan kuat, pada bayi 2 mengalami masalah yang sama
namun pada bayi 2 mengalami masalah sesekali tersedak saat diberikan ASI,
setelah dilakukan implementasi keperawatan bayi dapat menunjukkan respon yang
positif dengan reflex hisap yang kuat dan reflex menelan yang kuat serta bayi 2
tidak mengalami tersedak lagi.
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air
putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini, ASI mengandung semua zat
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.Pada bayi umur 0 sampai 6 bulan, ASI merupakan makanan
utama bayi, Guna memenuhi semua kebutuhan, apalagi pada bayi BBLR yang
sangat memerlukan support nutrisi ASI yang mengalami 62 masalah berat badan
rendah. Pemberian ASI yang adekuat dapat membantu meningkatkankan berat
badan, Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm (Bobak, Irene M. 2014). Pemberian ASI secara
rutin pada bayi BBLR merupakan cara yang tepat untuk membantu memenuhi
asupan nutrisi bagi bayi BBLR dikarenakan adanya Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu yang paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda,pemberian
ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-
sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
Pemberian ASI yang adekuat akan mengatasi masalah – masalah yang
dialami bayi BBLR diantaranya adalah inkoordinasi reflek menghisap dan menelan,
serta kurang baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga bayi tidak mengalami
kekurangan gizi, dan nutrisi ASI tersebut dapat mematangkan sistem fisiologi tubuh
yang belum sempurna (Suradi dkk, 2010). Pemberian ASI yang adekuat juga
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan bayi serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit (Hidayat, 2010). Pemberian Nutrisi ASI akan mempertahankan
proses vital dalam tubuh, seperti bernafas, mempertahankan suhu tubuh,
menghasilkan energi untuk berbagai proses dalam tubuh, dan mengeluarkan
berbagai zat sisa atau racun dalam tubuh (Kurniali & Abikusno, 2011). Peneliti
berpendapat bahwa pemberian ASI secara rutin pada bayi BBLR merupakan cara
memenuhi nutrisi yang lenkap dan paling utama yang dapat mempertahankan status
nutrisi pada bayi BBLR bukan hanya menambah berat badan pada bayi Pemaberian
nutrisi ASI juga dapat mempengaruhi perkembangan maturitas fisik pada bayi
sehinga bayi dapat mengembangkan fungsi motorik oral dengan baik dan bayi dapat
menelan dan menghisap dengan kuat.

5.3 Promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif


Pada penelitian ini bukan hanya Bayi yang dilakukan implementasi
keperawatan tetapi ibu bayi juga mendapatkan implementasi keperawatan yaitu
dengan melakukan promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif agar ibu dapat
mengerti pentingnya ASI eksklusif bagi bayi terutama pada bayi BBLR dengan 63
berat yang di bawah normal. Pada penelitian ini didapatkan hasil pada Ny. M mudah
memahami tentang ASI Eksklusif sehingga Ny. M mengatakan akan memberikan
bayinya ASI ekslusif dan didapatkan hasil bahwa Ny. M berjanji akan memberikan
ASI ekslusif saat di Rumah Sakit dan ketika di rumah nanti, pada ibu Bayi 2 pada
awal melakukan promosi keperawatan Ny. I kurang mengerti tentang ASI eksklusif
namun setelah dijelaskan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayinya
sehingga didapatkan hasil Ny. I berjanji akan memberikan ASI eksklusif pada
bayinya. Pentingnya meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
sehingga ibu memahami betul tentang manfaat dari ASI eksklusif bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan dari pengetahuan tersebut akan
meningkatkan kesadaran ibu tentang praktek pemberian ASI. (Rahmawati, 2010).
Peneliti berpendapat bahwa semakin ibu mengetahui tentang manfaat pemberian
ASI Eksklusif maka akan semakan paham ibu dalam mengaplikasikan tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo
(2005)menyatakan bahwa tingkat pengetahuan merupakan domain yang sanngat
penting dalam membentuk tindakan seseorang seangkan ibu akan bersifat langgeng
apabila didasari dengan pengetahuan dan kesadaran.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Setelah penulis melksanakan asuhan keperawatan pada bayi Ny. M dan Bayi
Ny. I dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di ruang Neonatus Rumah Sakit
Umum daerah Sungai lilin selama 6 hari (12 juni 2019 sampai dengan 18 juni 2019),
maka penulis berkesimpulan bahwa :
1. Kebutuhan Nutrisi ASI pada bayi BBLR Pada bayi BBLR pemberianASI
merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena ASI mengandung banyak sekali
nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan yang baik pada bayi BBLR baik
perkembangan pertumbuhan secara fisik, psikologi, sosial maupun spiritual.
2. Memberikan ASI secara rutin pada bayi BBLR Pemberian ASI 2 jam 1 kali
merupakan cara untuk mengoptimalkan intake nutrisi pada bayi agar dapat
mempertahankan status nutrisi pada bayi BBLR baik dalam penanmbahan berat
badan maupun mempercepat perkembembangan maturitas fisik pada bayi sehinga
bayi dapat mengembangkan fungsi motorik oral dengan baik dan bayi dapat
menelan dan menghisap dengan kuat.
3. Promosi kesehatan tentang ASI eksklusif Pentingnya ibu mengetahui manfaat
kandungan yang terdapat pada ASI Eksklusif untuk perkembangan dan
pertumbuhan bayi terutama pada bayi BBLR sehingga membuat ibu memiliki
kesadaran untuk selalu senantiasa memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya baik
di Rumah Sakit maupun setelah bayi pulang ke rumah.
6.2 SARAN
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini bisa
diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kualitas asuhan
keperawatan pada tahap selanjutnya
1. Untuk institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi mahasiswa
/ mahasiswi Poltekes Kemenkes Palembang jurusan keperawatan dalam
memberikan Implementasi keperawatan pada pasien Berat badan Lahir
Rendah dengan masalah ketiodakseimbangan nutrisi Asi kurang dari
kebutuhan tubuh.
2. Untuk rumah sakit
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas Implementasi keperawatan yang
berfokus pada pasien dengan terus mengoptimalkan SOP (Standar
Operasional Prosedur) dalam setiap melakuakan tindakan keperawatan
3. Untuk perawat
Diharapakan dapat meningkatkan kualitas implementasi keperawatan
secara komprehensif dan melakukan pendokumentasian dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai