Anda di halaman 1dari 43

OLEH:

GIZI LANSIA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
LATAR
BELAKANG

Gangguan
Perubahan
GIZI pemenuhan
fisik lansia
nutrisi
PENGERTIAN
• Gizi adalah makanan yg bermanfaat bagi
kesehatan.
• Zat2 yg terdapat dlm makanan disebut zat
gizi.
• Kebutuhan gizi lansia umur 70 th sama
dengan usia 50 th, akan tetapi nafsu
makan lansia cenderung turun. Hal ini
terjadi akibat penurunnya fungsi indera.
Zat gizi
Kelompok zat energi:
a. Bahan makanan yang mengandung
karbohidrat seperti beras, jagung,
gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu
dalam bentuk gula seperti gula, sirup,
madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung
lemak seperti minyak, santan, mentega,m
margarine, susu dan hasil olahannya.
• Kelompok zat pembangun:
Kelompok ini meliputi makanan
– makanan yang banyak
mengandung protein: daging,
ikan, susu, telur, kacang-
kacangan dan olahannya.
• Kelompok zat pengatur:
Kelompok ini meliputi
bahan-bahan yang banyak
mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-
buahan dan sayuran.
Status gizi lansia
• cenderung mengalami kegemukan/obesitas:
Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori
menurun, Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori
yang dipakai sedikit, Ekonomi meningkat,
konsumsi makanan menjadi berlebihan, demensia
• Cenderung menjadi kurang gizi (kurang energi
protein yang kronis):
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang,
makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, Penyakit periodontal (gigi tanggal),
akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging), penurunan kemampuan menyiapkan
makanan
• defisiensi zat-zat gizi mikro:
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim
pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral
• Mobilitas usus menurun:
mengakibatkan susah buang air besar,
sehingga lansia menderita wasir yang bisa
menimbulkan perdarahan dan memicu
terjadinya anemia
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI NAFSU
MAKAN LANSIA
• KEHILANGAN GIGI:
usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman saat mengunyah makanan.
• KEHILANGAN INDERA PERASA DAN PENCIUMAN:
hilangnya indera perasa dan penciuman menyebabkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan
pahit menurunkan nafsu makan
• BERKURANGNYA CAIRAN SALURAN CERNA DAN
ENZIM2 PENCERNA PROTEOLITIK:
mengakibatkan penurunan penyerapan protein tidak
efisien
• BERKURANGNYA SEKRESI SALIVA:
kurangnya saliva menimbulkan kesulitan menelan dan
mempercepat kerusakan gigi
• PENURUNAN MOTILITAS USUS:
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi.
• FAKTOR LINGKUNGAN:
perubahan kondisi ekonomi akibat pensiun, isolasi sosial
akibat kehilangan pasangan
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
MASALAH GIZI LANSIA
1. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
2. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak
mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
3. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak
untuk mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai
suatu makanan yang gizinya seimbang.
4. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, emmasak atau memakan
makanannya.
5. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
6. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
7. Penyalahgunaan alcohol
Mengurangi asupan kalori dan tidak berkalori seperti asupan energy
dengan sedikit factor nutrisi lain
8. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap
nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi
yang semakin jauh.
MASALAH GIZI PADA LANSIA
• Gizi berlebih
Kebiasaan makan banyak pada
waktu muda menyebabkan berat
badan berlebih, apalagi pada
lansia penggunaan kalori
berkurang karena berkurangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu
sulit untuk diubah walaupun
disadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu
pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung,
kencing manis, dan darah tinggi.
• Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh
masalah-masalah social ekonomi
dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori
terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang
dari normal. Apabila hal ini disertai
dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-
kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok,
daya tahan terhadap penyakit
menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.
• Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam
makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan
akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.
Indikator gizi kurang pada
lansia
• Penurunan BB scr berkelanjutan
• Penurunan serum protein
• Perubahan fungsi scr bermakna
• Asupan gizi dan energi di bawah AKG
• Penurunan LLA
• Munculnya gg. kesht yg berhub dgn gizi
(osteoporosis, def. folat dan B12)
Penilaian status gizi
• Status gizi adalah keadaan akibat dari
keseimbangan antara konsumsi dan
penyerapan gizi dan penggunaan zat
tersebut atau keadaan fisiologik akibat
tersedianya zat gizi dalam sel tubuh.
• A : ANTROPOMETRI
• B : BIOCHEMICAL
• C : CLINICAL
• D: DIETETIK
ANTROPOMETRI
• Serangkaian teknik pengukuran dimensi
kerangka tubuh manusia secara
kuantitatif.
• Pengukuran Antropometri: TB, BB
ANTROPOMETRI
• Antropometri : menggunakan IMT
IMT normal ♀ : 17-23
IMT normal ♂ : 18-25

RUMUS :
IMT = BB (Kg)
(TB cm)2
Tabel 2 Klasifikasi IMT menurut
WHO (1999)
KLASIFIKASI IMT INTERPRETASI

< 20 kg/m2 Gizi kurang

20-25 Normal

25-30 Gizi lebih

>30 Obesitas
• TB pada lansia sering mengalami
penurunan.
• Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula ataunomogram
bagi orang yang berusia diatas 59 tahun
(Gibson, RS 1993)
• Pria : 64,19- (2,02 x tinggi lutut) + (0,04 x
umur)
• Wanita : 84,88- (1,83 x tinggi lutut) + (0,24
x umur)
BIOCHEMICAL
• Parameter laboratorium yg umum
digunakan adalah hemoglobin, albumin
serum, lipid.
CLINICAL
• Cara pengukuran ini didasarkan pada
perubahan yg terjadi pada tubuh : mata,
kulit, rambut
• Cara ini relatif murah dan tidak
memerlukan peralatan canggih
DIETETIK
• Penilaian yg menggambarkan kualitas dan
kuantitas asupan pola makan lansia
melalui survei konsumsi makanan.
Faktor yg mempengaruhi
kebutuhan gizi lansia
• Umur
• Jenis kelamin
• Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
• Lingkungan
• Penyakit
• Pengobatan
• Kemunduran biologis
• Perubahan komposisi tubuh
• Umur: seiring pertambahan usia, kebutuhan
zat gizi karbohidrat dan lemak menurun,
sedangkan kebutuhan protein, mineral dan
vitamin meningkat karena sebagai
antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari
radikal bebas
• Jenis kelamin: lansia pria lebih banyak
memerlukan kalori, protein, dan lemak. Ini
disebabkan karena perbedaan tingkat
aktivitas fisik.
• Aktivitas fisik: semakin bertambahnya
usia, aktivitas fisik semakin menurun.
Aktivitas fisik pada lansia semakin
menurun, asupan energi juga harus
dikurangi untuk mencapai keseimbangan
energi dan mencegah terjadinya obesitas.
Aktivitas yg memadai diperlukan untuk
mengontroberat badan, selain itu juga
untuk memberikan latihan pada jantung,
dan menurunkan resiko DM
• Lingkungan
Perubahan kondisi ekonomi karena pensiun,
kehilangan pasangan  isolasi diri,
depresi  penurunan nafsu makan,
penurunan status gizi
• Penyakit
Meningkatnya usia menyebabkan
seseorang menjadi rentan terserang
penyakit. Penyakit-penyakit tertentu sering
menyebabkan keadaan gizi buruk
misalnya penderita diabetes mellitus, TBC.
• Pengobatan
Pengobatan pun dapat mempengaruhi
asupan kebutuhan gizi lansia, efek ini
timbul karena obat-obatan tertentu dapat
mempengaruhi proses penyerapan zat
gizi. Mis: obat2 kemoterapi, antibiotik
menyebabkan mual. Penggunaan
laksansia dalam waktu lama merusak
mikrovili usus
• Kemunduran Biologis
Memasuki usia senja, sesorang akan mengalami
beberapa perubahan, baik secara fisik maupun
biologis, misalnya tanggalnya gigi, kulit keriput,
penglihatan berkurang, keropos tulang, rambut
beruban, pikun, depresi, sensitivitas indera
berkurang, metabolisme basal tubuh berkurang,
dan kurang lancarnya proses pencernaan. Oleh
karena itu asupan gizi untuk lansia harus
disesuaikan dengan perubahan kemampuan
organ-organ tubuh lansia sehingga dapat
mencapai kecukupan gizi lansia yang optimal.
Kebutuhan gizi Makro lansia

• KARBOHIDRAT
Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi didalam tubuh.
Terdapat 2 jenis karbohidrat:
• Karbohidrat sederhana
• Karbohidrat kompleks
• Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan
metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut
menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari
lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per
gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-
25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya
dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki
sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700
kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka
sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga
akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit,
maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga
tubuh akan menjadi kurus.
• Protein
Fungsi asam amino: membangun dan memelihara sel,
sumber energi.

Kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1


gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan
senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang
efisien).
• Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia
sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-
14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein
yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan
kacang-kacangan.
• Penurunan asupan protein berpengaruh tdp penurunan
fungsi sel, penurunan massa otot, penurunan daya
tahan thp penyakit.
• Lemak
Lemak penyumbang energi
terbesar/gramnya. Fungsi lain lemak
adalah pelarut vit A D E K
2 jenis lemak:
• Lemak jenuh
• Lemak tak jenuh
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30%
atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi
(lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke jantung).
Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak
tersebut adalah asam lemak tidak jenuh.
Minyak nabati merupakan sumber asam
lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan
lemak hewan banyak mengandung asam
lemak jenuh.
• Serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita
para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB). Sumber serat yang baik bagi
lansia adalah sayuran, buah-buahan segar
dan biji-bijian utuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana
dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang-
kacangan dan biji-bijian yang berfungsi
sebagai sumber energi dan sumber serat.
• Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman
dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam
bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersihkan
ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada
lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8
gelas per hari.
KEBUTUHAN ZAT MIKRO LANSIA
• Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya
lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2,
B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E.
Kekurangan mineral yang paling banyak diderita
lansia adalah kurang mineral kalsium yang
menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan
zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin
dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Syarat penyusunan menu lansia
• Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beranekaragam bahan
makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
• Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah
50% dari HidratArang yang bersumber dari HidratArang kompleks.
• Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 25-30% dari total
kalori.
• Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 8-10% dari total kalori.
• Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang
bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi
dengan jumlah yang bertahap.
• Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu
nonfat, yoghurt, ikan.
• Makanan mengandung zat besi(Fe dalam jumlah besar, seperti
kacang-kacangan, hati,daging, bayam atau sayuran hijau.
• Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan
yang mengandung garam, seperti adanya monosodium
glutamat, sodium bikarbonat, sodium citrat.
• Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari
bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.
• Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam
jumlah besar.
• Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan
makanan lembek.
• Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang.
Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari
sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
• Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara
dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang
digoreng

Anda mungkin juga menyukai