Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAND HYGIENE

Dosen Pengampu :
Nurul Hidayanti, S.K.M

Disusun oleh :
 Fiki Fendi  Dian Yulia
 Saddian S  Enita N
 Ulfi Oktaviani  Putri Santi A

AKADEMI KESEHATAN ARGA HUSADA KEDIRI


JURUSAN FARMASI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Hand Hygiene" ini dengan
lancar.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
"Hand Hygiene". Tiada gading yang tak retak, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa kritik, saran, dan usulan yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata atau dalam penulisan.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Lamongan, 23 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2


BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................................................6

BAB II ..................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
A. Pengertian Hand Hygiene ...................................................................................................................7
B. Tujuan Hand Hygiene.........................................................................................................................7
C. Macam-Macam Hand Hygiene ..........................................................................................................8
D. Regulasi/Protokol Hand Hygiene .......................................................................................................9
E. 5 Waktu yang disarankan untuk melakukan Hand Hygiene ............................................................. 11
F. Sasaran Promosi Kesehatan Menurut Tatanan Institusi Kesehatan ..................................................13
G. Rekomendasi Untuk Membudayakan Hand Hygiene ......................................................................14

BAB III .................................................................................................................................. 16


BAB III .................................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan profesinya, tenaga kesehatan gigi tidak terlepas dari
kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan
mikroorganisme dalam saliva dan darah pasien. Penyebaran infeksi dapat terjadi secara
inhalasi yaitu melalui proses pernafasan atau secara inokulasi atau melalui transmisi
mikroorganisme dari serum dan berbagai substansi lain yang telah terinfeksi. Bukti
menunjukkan bahwa tingkat resiko tenaga kesehatan gigi berkaitan langsung dengan
kontaknya terhadap darah dan saliva penderita. Hal ini disebabkan tindakan dalam praktek
kedokteran gigi menempatkan tenaga kesehatan gigi beresiko tinggi terutama terhadap
penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Pederson 1998 sit.
Wibowo 2009).
Peningkatan insiden infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan virus
hepatitis Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi silang (Dentist protection as a
breaker of cross infection chain) B (HBV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan
terhadap infeksi silang semakin meningkat. Tingkat disiplin pada pengendalian infeksi
telah meningkat selama 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan
insidensi AIDS daripada peningkatan insidensi hepatitis B yang lebih beresiko mengenai
tenaga medis kedokteran gigi (Bagieh 2006 sit.Wibowo 2009). Banyak pasien dan tenaga
medis di kedokteran gigi yang beresiko untuk tertular microorganisme patogen termasuk
cytomegalovirus (CMV), HBV, Hepatitis C virus (HCV), herpes simplex virus tipe 1 dan 2,
HIV, Mycobacterium tuberculosis, staphylococci, streptococci, serta berbagai macam virus,
bakteri yang berkolonisasi serta menginfeksi rongga mulut dan saluran pernafasan
(Wibowo, 2009).
Peningkatan insiden infeksi virus hepatitis B (HBV) dan human immunodeficiency
virus (HIV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi silang semakin
meningkat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 35 juta pekerja kesehatan
di seluruh dunia, sekitar tiga juta menerima eksposur perkutan patogen melalui darah
setiap tahun. Dua juta di antaranya tertular HBV(virus Hepatitis B), 900.000 tertular
HCV(virus Hepatitis C) dan 170,000 tertular HIV. Hepatitis B adalah salah satu penyakit
yang paling umum dan serius di dunia. Penyakit ini adalah 100 kali lebih menular
dibandingkan HIV. Menurut WHO, ada sekitar 350 juta pembawa hepatitis kronis B (HBV)
di seluruh dunia. Sampai dengan 2 juta orang meninggal setiap tahun dari infeksi virus
hepatitis B, sehingga menjadi urutan kesembilan penyebab utama kematian di seluruh
dunia. Hal inilah yang menyebabkan tenaga medis khususnya tenaga kesehatan gigi harus
memperhatikan keselamatan dirinya dengan cara menerapkan proteksi diri sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya infeksi silang (Ansell Health Europe, 2011).
Menurut Depkes (2003) dalam Wulandari Wahyu (2010), cuci tangan harus
dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan meskipun
memakai sarung tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi
mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan
lingkungan terjaga dari infeksi. Indikasi cuci tangan harus dilakukan pada saat yang
diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan
tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran dan setelah melakukan tindakan yang
dimungkinkan terjadi pencemaran. Dari berbagai riset, risiko penularan penyakit dapat
berkurang dengan adanya, perilaku hygiene, seperti cuci tangan pakai sabun pada waktu
penting. Karena perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang
paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara
lainnya dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit (Rikayanti, 2014).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari hand hygiene?


2. Apakah tujuan dilakukannya hand hygiene?
3. Apa saja macam-macam dari hand hygiene?
4. Apa saja Sasaran Promosi Kesehatan menurut tatanan Institusi kesehatan?
5. Apa saja rekomedasi untuk membudayakan hand hygiene?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hand hygiene.
2. Untuk memahami tujuan dilakukannya hand hygiene.
3. Untuk mengetahui macam-macam hand hygiene.
4. Untuk mengetahui Sasaran Promosi Kesehatan menurut tatanan Institusi kesehatan.
5. Untuk mengetahui rekomedasi untuk membudayakan hand hygiene.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hand Hygiene


Hand hygiene merupakan suatu istilah umum yang mengacu pada tindakan
pembersihan tangan. Hand hygiene meliputi mencuci tangan dengan menggunakan air dan
sabun atau larutan sabun, baik non antimikroba maupun antimikroba; menerapkan
antiseptik antimikroba tanpa air ke permukaan tangan seperti antiseptik berbasis alkohol.
Dan ketika itu semua dilakukan dengan bernar, maka Hand hygiene dapat mengurangi
mikroorganisme di tangan. (HHA, 2014)
Hand hygiene merupakan strategi menjaga kesehatan yang paling efektif penting
dalam mencegah infeksi. Hand hygiene yaitu penggunaan sabun/larutan (non antimikroba
atau antimikroba) dan air, atau agen antimikroba tanpa air ke permukaan tangan.
Membersihkan tangan yang benar mengunakan antiseptik atau sabun dan air, dengan
memadukan hand wash (mencuci tangan) dan hand rub atau menggosok tangan. (Hand
Hygiene New Zealand, 2012)

B. Tujuan Hand Hygiene


Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir
atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau disebut dengan handrub (WHO, 2009).
Adapun tujuan dari hand hygiene yaitu:
1. Memahami pentingnya cuci tangan
2. Mengetahui langkah-langkah cuci tangan yang benar
3. Mecegah terjadiya infeksi nosokomial, penyebaran multi resisten dan kontributor
terhadap timbulnya wabah
4. Mecegah penularan penyakit menular dari pasien ke pasien terjadi melalui tangan
petugas (transmisi kontak).
5. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. (Boyce & Pittet, 2002)
Dalam kegiatan hand hygine memuat kondisi sebagai berikut:
1. Salah satu prosedur yang paling penting dan efektif dalam mencegah infeksi
nasokomial bila dilakukan dengan baik dan benar (WHO, 2002).
2. Idealnya mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun yang
digosok-gosokan selama 40 sampai 60 detik Dengan tujuan Untuk menghilangkan
kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme (WHO,
2009).

C. Macam-Macam Hand Hygiene


1. Antiseptic hand hygiene yaitu mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun
antiseptik.
2. Antiseptic handrubbing yaitu mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik yang
berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tanpa
menggunakan air dan tidak memerlukan pengeringan atau pembilasan dengan
handuk atau tisu.
3. Hand antisepsis / decontamination / degerming yaitu mengurangi atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dengan mencuci tangan menggunakan sabun berbahan
antiseptik.
4. Hand care yaitu tindakan untuk mengurangi resiko terjadinya iritasi pada kulit.
5. Hand washing yaitu mencuci tangan dengan sabun antimikroba dan air.
6. Hand cleansing yaitu mencuci tangan dengan tujuan secara mekanis atau fisis
menghilangkan kotoran, bahan organik, dan atau mikroorganisme.
7. Hand disinfection yaitu mencuci tangan dengan desinfeksi secara ekstensif
digunakan sebagai istilah yang dapat merujuk pada antiseptic handwash, antiseptic
handrubbing, hand antisepsis / decontamination / degerming, handwashing dengan
sabun antimikroba dan air, hygienic hand antisepsis, atau hygienic handrub. Karena
biasanya desinfeksi mengacu untuk dekontaminasi permukaan benda mati.
8. Hygienic hand antisepsis yaitu membersihkan tangan dengan antiseptic handrub
atau antiseptic handwash untuk mengurangi flora mikroba sementara tanpa harus
mempengaruhi flora kulit.
9. Surgical hand antisepsis/surgical hand preparation/presurgical hand preparation
yaitu antiseptic handwash atau antiseptic handrub dilakukan sebelum operasi oleh
tim bedah untuk menghilangkan flora sementara. Antiseptik aktivitas persisten
antimikroba.
10. Surgical handrub (bing) yaitu mengacu pada persiapan bedah dengan tangan tanpa
air, berbasis mencuci tangan menggunakan alkohol. (HSE, 2012)

D. Regulasi/Protokol Hand Hygiene


1. Ruang lingkup hand hygiene
WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas kesehatan untuk selalu
mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :
a. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan
petugas kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium).
b. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli
gizi, farmasi dan petugas tehnik
c. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien
d. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit. (WHO, 2005)
2. Protokol lingkup hand hygiene
WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand
hygiene (5 waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas
kesehatan harus melakukan hand hygiene, yaitu:

Sebelum Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan sebelum menyentuh

kontak pasien
1
dengan Tujuan : Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang
pasien ada pada tangan petugas
Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan segera sebelum
Sebelum
melakukan tindakan aseptik
melakukan
2 Tujuan : untuk melindungi pasien dari bakteri patogen,
tindakan
termasuk yang berasal permukaan tubuh pasien sendiri,
aseptik
memasuki bagian dalam tubuh.

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah kontak atau


Setelah
resiko kontak dengan cairan tubuh pasien (dan setelah melepas
kontak
sarung tangan)
3 dengan
Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area
cairan tubuh
sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari
pasien
pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah menyentuh


Setelah
pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien
kontak
4 Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area
dengan
sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari
pasien
pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah menyentuh


Setelah
objek atau furniture yang ada di sekitar pasien saat
kontak
meninggalkan pasien, walaupun tidak menyentuh pasien
5 dengan area
Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area
sekitar
sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari
pasien
pasien

Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator yang bermutu dalam


mencegah dan mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas
rumah sakit. (WHO, 2005)
E. 5 Waktu yang disarankan untuk melakukan Hand Hygiene
1. sebelum menyentuh pasien
Unuk melindungi pasien dari bakteri berbahaya yang dibawa oleh tangan dari
dental provider. Hand hygiene pada waktu ini akan mencegah kolonisasi
mikroorganisme yang terdapat pada pasien dengan health care-associated, yang
dihasilkan dari transfer organisme dari lingkungan ke pasien melalui tangan yang
tidak bersih, dan infeksi eksogen di beberapa kasus. Contoh yang jelas yaitu pada
selang waktu yang terjadi pada saat menyentuh pegangan pintu dan berjabat
tangan dengan pasien: pegangan pintu termasuk di luar kawasan perawatan
kesehatan pasien sedangkan tangan milik pasien itu merupakan area keperawatan
milik pasien . (Dickinson, 2013)
Oleh karena itu hand hygiene harus dilakukan setelah menyentuh gagang pintu
dan sebelum berjabat tangan dengan pasien .Dalam kasus ini poin terpentingnya
adalah hand hygiene harus merupakan tindakan terpenting sebelum berkontak
dengan pasien. (Dickinson, 2013)
2. Sebelum membersihkan atau melakukan tindakan aseptik
Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan aseptik apa saja. Untuk
melindungi pasien terhadap bakteri yang berbahaya, termasuk bakteri milik pasien
sendiri, yang masuk ke tubuh pasien .Sekali bakteri tersebut masuk kedalam
lingkungan pasien, dan sangat sering terpapar dengan tangan, kulit, pakaian atau
benda lain milik pasien, HCW mungkin terlibat dalam tindakan aseptik pada area
kritis dengan risiko infeksi tinggi, seperti membuka jalur akses vena, memberi
suntikan, atau melakukan perawatan luka. Yang penting, kebersihan tangan yang
dibutuhkan di saat ini bertujuan untuk mencegah HCAI (infeksi nosokomial).
Sejalan dengan infeksi endogen yang mayoritas berasal dari kegiatan ini, kebersihan
tangan berperan di dalam zona pasien sebelum dan sesudah melakukan perawatan
dan sangat penting untuk pasien dengan risiko infeksi atau yang memiliki luka kritis
ditambah lagi dengan risiko infeksi. (Dickinson, 2013)
Untuk beberapa praktik pada area steril (lumbar puncture, prosedur bedah,
tracheal suctioning, dll.), penggunaan sarung tangan adalah prosedur standar. Dalam
kasus ini, kebersihan tangan sangat diperlukan sebelum menggunakan sarung
tangan karena sarung tangan sendiri saja mungkin tidak sepenuhnya mencegah
kontaminasi. (Dickinson, 2013)
3. Setelah terpapar cairan tubuh atau saliva
Segera membersihkan tangan setelah terpapar dari cairan tubuh yang beresiko,
dan setelah melepas sarung tangan. Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan
kesehatan pasien dari mikroorganisme berbahaya setelah perawatan terkait dengan
risiko tangan pada saat akan mengekspos cairan tubuh,yang mungkin mempunyai
kemungkinan infeksius dan menularkan penyakit. (Dickinson, 2013)
4. Setelah menyentuh pasien
Segera membersihkan tangan setelah berkontak dengan pasien. Untuk
melindungi diri agar bebas dari bakteri yang membahayakan kesehatan dari bakteri
yang ada pada para pasien ketika meninggalkan tempat sutelah waktu perawatan
pasien berurutan, sebelum menyentuh objek dengan wilayah di luar pasien dan
setelah terpapar udara luar, hand hygiene meminimalisir resiko dari penyebaran
bakteri berbahaya yang terdapat di udara dan mengurangi kontaminasi dari HCW
(Health Care Worker) yang lain. (Dickinson, 2013)
5. Setelah berkontak dengan lingkungan pasien
Membersihkan tangan segera setelah menyentuh benda atau perabot di
sekeliling pasien ,ketika meninggalkan ruangan-bahkan jika sebelumnya tidak
menyentuh pasien. Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan penyedia
pelayanan kesehatan dari bakteri pada pasien yang berbahaya. itu terjadi setelah
tangan terpapar ke permukaan lainnya dalam kawasan pasien dan sebelum tangan
terpapar ke permukaan dalam kawasan penyedia pelayanan kesehatan tersebut tapi
tanpa menyentuh pasien tersebut.Hal ini biasanya meluas ke objek yang
terkontaminasi oleh flora pasien yang didapat dari lingkungan pasien yang akan di
sterilkan kembali atau dibuang. (Dickinson, 2013).

F. Sasaran Promosi Kesehatan Menurut Tatanan Institusi Kesehatan


Mencakup beberapa sasaran yaitu :
1. Sasaran Primer :
a. Seluruh Petugas Kesehatan
b. Pasien
c. Keluarga Pasien
2. Sasaran Sekunder :
a. Tenaga Medis meliputi :
 Dokter
 Dokter Spesialis
 Dokter Gigi
b. Tenaga Keperawatan meliputi :
 Perawat
 Bidan
 Perawat Gigi
c. Tenaga Kefarmasian meliputi :
 Apoteker
 Tenaga TTK
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat meliputi :
 Epidemiolog Kesehatan
 Entomolog Kesehatan
 Sanitarian
e. Tenaga keterampilan Fisik meliputi :
 Fisioterapis
 Okupasi Terapis
 Terapis Wicara
f. Tenaga Gizi Seperti Nutrisionis dan Dietisen
3. Sasaran Tersier :
a. Direktur Rumah Sakit
b. Bupati beserta Jajarannya
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
d. DPRD
4. Program Prioritas :
a. Kesehatan Lingkungan
b. Gaya Hidup

G. Rekomendasi Untuk Membudayakan Hand Hygiene


Rekomendasi untuk membudayakan hand hygiene adalah melalui kegiatan berikut ini :
1. Update pedoman internal rumah sakit sesuai rekomendasi WHO, tuangkan dalam
bentuk media yang menarik berupa poster, leaflet, lembar balik, banner, dll, dengan
melibatkan petugas serta top level dalam designnya.
2. Lengkapi sarana dan prasarana dan monitor efektif serta efisien penggunannya.
Termasuk penyediaan handrub di setiap tempat tidur pasien, pintu masuk, dan
penyediaan handrub portable.
3. Lakukan audit secara berkala tanpa diketahui petugas, dan umumkan hasilknya dalam
suatu pertemuan formal, berikan reinforcement positif bagi petugas yang telah patuh,
dan kirimkan hasil audit tertulisnya by name ke pimpinan sebagai bahan evaluasi.
4. Tunjuk duta – duta hand hygiene sebagai role model dan educator di setiap bagian.
5. Hand hygiene campaign yang dipimpin langsung top level management diikuti
reedukasi dan demonstrasi hand hygiene diikuti seluruh petugas setiap setahun sekali
(misalnya pada saat Hand Hygiene Day setiap tanggal 5 Mei)
6. Hand Hygiene Competition dalam bentuk Hand Hygiene Dance serta peningkatan
angka kepatuhan hand hygiene dari hasil audit masing-masing bagian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hand Hygine merupakan tindakan membersihkan tangan, dengan mengunakan air
dan sabun atau larutan sabun, baik non antimikroba maupun antimikroba. Atau
menerapakan antiseptik antimikroba tanpa air pada pemukaan tangan, misalnya antiseptik
berbasis alkohol. Hand hygine memadukan hand wash (mencuci tangan) dengan hand
rub (menggosok tangan). Hand hygiene paling efektif untuk menjaga kebersihan
kesehatan dari infeksi, karena dengan dilakukan hand hygiene dapat mengurangi
mikroorganisme di tangan.
Dalam pelayanan kesehatan hand hygiene sangat diperlukan untuk mengurangi
patogen potensial pada tangan, serata mengurangi resiko trasmisi organisme dari pasien
atau pekerja kesehatan lainnya.terutama pada dokter gigi, perawat gigi, serta tenaga
kesehtan gigi lainnya, karena untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Begitu halnya
dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga
kesehatan gigi perlu menerapkan proteksi dengan melakukan hand hygiene sebagai upaya
mencegah terjadinya infeksi silang. Adapaun waktu yang dilakukan hand hygiene yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan area
sekitar pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Boyce JM; Pittet D, 2002, Guideline for Hand Hygiene in Health Care Settings,
Recommendation and Report. 51(RR-16):1-45, quiz CE1-4.
Hand Hygiene Australia, 2014, Effective Hand Hygiene is the single most important strategy in
preventing health care associated infections, [online],
(http://www.hha.org.au/abouthandhygien e.aspx, diakses pada hari Minggu, 14
Desember 2014, pukul 16.00 WIB).
HSE West Mid Western Regional Hospital, 2012, Hand Hygiene Guideline, MGIP & C,
Limerick.
Kohli, Anil; Puttaiah R, 2007, Infections Control And Occupational Safety recommendations
For Oral Health Professional, Dental Council of India, New Delhi, India.
Kohn W., Collins A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D., 2003, Guidelines for
Infection Control In Dental Health-Care Settings, Recommendation and Report. pp.
7-12, 14-8, 20-5.
Rikayanti, K.H., Sang, K.A., 2014, Hubungan Tingkat Peengetahuan dengan Perilaku
Mencuci Tangan Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Badung
2013,Community Health, 2(1):21-31.
Sharon K. Dickinson, Richard D. Bebermeyer 2013. Guidelines for Infection Control in
Dental Health Care Settings.; Crest® Oral-B® at dentalcare.com Continuing Education
Course, Revised July 19, 2013
WHO. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Switzerland: WHO Press.
WHO (World Health Organization), 2005, WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care
(Advance Draft): A Summary, Switzerland: WHO Press.

Anda mungkin juga menyukai