HAND HYGIENE
Dosen Pengampu :
Nurul Hidayanti, S.K.M
Disusun oleh :
Fiki Fendi Dian Yulia
Saddian S Enita N
Ulfi Oktaviani Putri Santi A
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Hand Hygiene" ini dengan
lancar.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
"Hand Hygiene". Tiada gading yang tak retak, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa kritik, saran, dan usulan yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata atau dalam penulisan.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II ..................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
A. Pengertian Hand Hygiene ...................................................................................................................7
B. Tujuan Hand Hygiene.........................................................................................................................7
C. Macam-Macam Hand Hygiene ..........................................................................................................8
D. Regulasi/Protokol Hand Hygiene .......................................................................................................9
E. 5 Waktu yang disarankan untuk melakukan Hand Hygiene ............................................................. 11
F. Sasaran Promosi Kesehatan Menurut Tatanan Institusi Kesehatan ..................................................13
G. Rekomendasi Untuk Membudayakan Hand Hygiene ......................................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan profesinya, tenaga kesehatan gigi tidak terlepas dari
kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan
mikroorganisme dalam saliva dan darah pasien. Penyebaran infeksi dapat terjadi secara
inhalasi yaitu melalui proses pernafasan atau secara inokulasi atau melalui transmisi
mikroorganisme dari serum dan berbagai substansi lain yang telah terinfeksi. Bukti
menunjukkan bahwa tingkat resiko tenaga kesehatan gigi berkaitan langsung dengan
kontaknya terhadap darah dan saliva penderita. Hal ini disebabkan tindakan dalam praktek
kedokteran gigi menempatkan tenaga kesehatan gigi beresiko tinggi terutama terhadap
penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Pederson 1998 sit.
Wibowo 2009).
Peningkatan insiden infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan virus
hepatitis Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi silang (Dentist protection as a
breaker of cross infection chain) B (HBV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan
terhadap infeksi silang semakin meningkat. Tingkat disiplin pada pengendalian infeksi
telah meningkat selama 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan
insidensi AIDS daripada peningkatan insidensi hepatitis B yang lebih beresiko mengenai
tenaga medis kedokteran gigi (Bagieh 2006 sit.Wibowo 2009). Banyak pasien dan tenaga
medis di kedokteran gigi yang beresiko untuk tertular microorganisme patogen termasuk
cytomegalovirus (CMV), HBV, Hepatitis C virus (HCV), herpes simplex virus tipe 1 dan 2,
HIV, Mycobacterium tuberculosis, staphylococci, streptococci, serta berbagai macam virus,
bakteri yang berkolonisasi serta menginfeksi rongga mulut dan saluran pernafasan
(Wibowo, 2009).
Peningkatan insiden infeksi virus hepatitis B (HBV) dan human immunodeficiency
virus (HIV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi silang semakin
meningkat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 35 juta pekerja kesehatan
di seluruh dunia, sekitar tiga juta menerima eksposur perkutan patogen melalui darah
setiap tahun. Dua juta di antaranya tertular HBV(virus Hepatitis B), 900.000 tertular
HCV(virus Hepatitis C) dan 170,000 tertular HIV. Hepatitis B adalah salah satu penyakit
yang paling umum dan serius di dunia. Penyakit ini adalah 100 kali lebih menular
dibandingkan HIV. Menurut WHO, ada sekitar 350 juta pembawa hepatitis kronis B (HBV)
di seluruh dunia. Sampai dengan 2 juta orang meninggal setiap tahun dari infeksi virus
hepatitis B, sehingga menjadi urutan kesembilan penyebab utama kematian di seluruh
dunia. Hal inilah yang menyebabkan tenaga medis khususnya tenaga kesehatan gigi harus
memperhatikan keselamatan dirinya dengan cara menerapkan proteksi diri sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya infeksi silang (Ansell Health Europe, 2011).
Menurut Depkes (2003) dalam Wulandari Wahyu (2010), cuci tangan harus
dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan meskipun
memakai sarung tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi
mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan
lingkungan terjaga dari infeksi. Indikasi cuci tangan harus dilakukan pada saat yang
diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan
tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran dan setelah melakukan tindakan yang
dimungkinkan terjadi pencemaran. Dari berbagai riset, risiko penularan penyakit dapat
berkurang dengan adanya, perilaku hygiene, seperti cuci tangan pakai sabun pada waktu
penting. Karena perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang
paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara
lainnya dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit (Rikayanti, 2014).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
kontak pasien
1
dengan Tujuan : Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang
pasien ada pada tangan petugas
Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan segera sebelum
Sebelum
melakukan tindakan aseptik
melakukan
2 Tujuan : untuk melindungi pasien dari bakteri patogen,
tindakan
termasuk yang berasal permukaan tubuh pasien sendiri,
aseptik
memasuki bagian dalam tubuh.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hand Hygine merupakan tindakan membersihkan tangan, dengan mengunakan air
dan sabun atau larutan sabun, baik non antimikroba maupun antimikroba. Atau
menerapakan antiseptik antimikroba tanpa air pada pemukaan tangan, misalnya antiseptik
berbasis alkohol. Hand hygine memadukan hand wash (mencuci tangan) dengan hand
rub (menggosok tangan). Hand hygiene paling efektif untuk menjaga kebersihan
kesehatan dari infeksi, karena dengan dilakukan hand hygiene dapat mengurangi
mikroorganisme di tangan.
Dalam pelayanan kesehatan hand hygiene sangat diperlukan untuk mengurangi
patogen potensial pada tangan, serata mengurangi resiko trasmisi organisme dari pasien
atau pekerja kesehatan lainnya.terutama pada dokter gigi, perawat gigi, serta tenaga
kesehtan gigi lainnya, karena untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Begitu halnya
dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga
kesehatan gigi perlu menerapkan proteksi dengan melakukan hand hygiene sebagai upaya
mencegah terjadinya infeksi silang. Adapaun waktu yang dilakukan hand hygiene yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan area
sekitar pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Boyce JM; Pittet D, 2002, Guideline for Hand Hygiene in Health Care Settings,
Recommendation and Report. 51(RR-16):1-45, quiz CE1-4.
Hand Hygiene Australia, 2014, Effective Hand Hygiene is the single most important strategy in
preventing health care associated infections, [online],
(http://www.hha.org.au/abouthandhygien e.aspx, diakses pada hari Minggu, 14
Desember 2014, pukul 16.00 WIB).
HSE West Mid Western Regional Hospital, 2012, Hand Hygiene Guideline, MGIP & C,
Limerick.
Kohli, Anil; Puttaiah R, 2007, Infections Control And Occupational Safety recommendations
For Oral Health Professional, Dental Council of India, New Delhi, India.
Kohn W., Collins A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D., 2003, Guidelines for
Infection Control In Dental Health-Care Settings, Recommendation and Report. pp.
7-12, 14-8, 20-5.
Rikayanti, K.H., Sang, K.A., 2014, Hubungan Tingkat Peengetahuan dengan Perilaku
Mencuci Tangan Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Badung
2013,Community Health, 2(1):21-31.
Sharon K. Dickinson, Richard D. Bebermeyer 2013. Guidelines for Infection Control in
Dental Health Care Settings.; Crest® Oral-B® at dentalcare.com Continuing Education
Course, Revised July 19, 2013
WHO. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Switzerland: WHO Press.
WHO (World Health Organization), 2005, WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care
(Advance Draft): A Summary, Switzerland: WHO Press.