PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan
yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan
professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang
ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara
bertahap dan terus menerus. Keperawatan Indonesia berupaya mengembangkan
dirinya dalam seluruh bidang keperawatan, mencakup bidang pelayanan,
pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan
profesionalisme.
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pelatihan-pelatihan di bidang keperawatan
Memberi pedoman dan pendidikan bagi mahasiswa dan dapat diaplikasikan
dalam kehidupannya
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Tujuan
2
Peningkatan produkifitas kerja terjadi disebabkan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan staf selalu diperbaharui dan disesuiakan dengan standar.
2. Meningkatkan mutu kerja
Pelatihan memberikan informasi tentang standar pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh staf. Standar tersebut akan menjadi pedoman bagi staf
ketika melaksanakan pekerjaannya sehingga secara tidak langsung mutu kerja
dapat terbentuk.
3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia
Pelatihan dan pengembangan staf bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sehingga dapat
diketahui bagian atau jabatan yang memerlukan penambahan atau rotasi
pegawai.
4. Meningkatkan moral kerja
Berbagai materi yang berkaitan dengan area kerja staf dapat disampaikan
dalam pelatihan dan pengembangan termasuk moral dan etika dalam bekerja.
5. Menjaga keselamatan dan menunjang pengembangan seseorang
Pelatihan dan pengembangan akan memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dimiliki oleh staf sehingga staf selalu siap apabila
diberikan kesempatan promosi untuk pengembangan karir.
2.3 Manfaat
3
1. Penentuan Kebutuhan
Tahap ini dilakukan melalui penentuan kebutuhan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang akan disampaikan dalam kegiatan pelatihan dan
pengembangan.
2. Penentuan Sasaran
Tahap penentuan sasaran akan menentukan bagian atau jabatan khususnya
staf yang harus mengikuti pelatihan dan pengembangan.
3. Penentuan Isi Program
Isi program berkaitan dengan penjabaran materi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang akan disampaikan dalam kegiatan pelatihan dan
pengembangan.
4. Identifikasi Prinsip – Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip pembelajaran harus diidentifikasi agar tujuan pelatihan dan
pengembangan dapat tercapai.
5. Pelaksanaan Program
Tahap pelaksanaan program berisi uraian tahapan-tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Tahapan harus diuraikan dengan jelas, spesifik dan aplikatif.
6. Identifikasi Manfaat
Manfaat pelatihan dan pengembangan harus diidentifikasi agar tujuan
pelatihan dan pengembangan dapat tercapai sesuia dengan perencanaan awal
pelatihan dan pengembangan diselenggarakan.
7. Penilaian Pelaksanaan Program
Penilaian pelaksanaan program diperlukan untuk memastikan kegiatan
dilaksanakan sesuia perencanaan.
4
yang terjadi. Pada kegiatan BTCLS terdapat enam fase, yaitu: fase deteksi,
fase supresi, fase pra rumah sakit, fase rumah sakit dan fase rehabilitasi. Fase
deteksi dapat diprediksi tentang frekuensi kajadian, penyebab, korban, tempat
rawan kualitas kejadian dan dampaknya. Fase supresi bertujuan untuk
menekan agar terjadi penurunan korban gawat darurat dilakukan dengan
berbagai cara seperti perbaikan konstruksi jalan, peningkatan pengetahuan
peraturan lalulintas dan peningkatan patroli keamanan. Semantara fase pra
rumah sakit keberhasilan penanggulangan gawat darurat sangat tergantung
pada adanya kemampuan akses dari masyarakat untuk memberikan informasi
pertolongan kepada korban kecelakaan atau bencana. Fase rumah sakit dan
rehabilitasi merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk membawa
korban gawat darurat ke suatu tempat penanganan yang definitif.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/99-pelatihan-basic-trauma-cardiac-
life-support-btcls
http://pelatihankeperawatan.com/