Anda di halaman 1dari 15

1.

Diode
Dioda semi konduktor yang dipakai pada teknik elektronika pada umumnya digunakan untuk
menyearahkan arus listrik AC menjadi DC.
Dioda dibentuk oleh atom P dan atom N yang digabungkan menjadi satu, sehingga akan
membentuk susunan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 11. Susunan dan Simbol Dioda Semikonduktor

Dari gambar di atas atom P disebut sebagai anoda dan atom N sebagai katoda. Bila anoda
diberi muatan positip dan katoda diberi muatan negatip, maka arus akan mengalir (lampu
menyala), sebaliknya jika anoda diberi muatan negatip dan katoda diberi muatan positip,
maka arus tidak mengalir.
Arah gerakan arus yang mengalir ini dinamai arah gerak maju atau forward direction. Arah
gerakan tanpa aliran arus ini dinamai arah gerak tentang atau revers direction.

Gambar 12. Arus DC melalui Dioda


Dioda dapat digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC

LED akan menyala jika diberi arus DC arah forward atau arus AC yang sesuai dengan tegangan
kerjanya (misal 3 volt). Dioda LED digunakan sebagai lampu indikator dan sebagai display. Bentuk
dan simbol dari dioda LED seperti gambar 29di bawah ini.

Gambar 29. Bentuk dan Simbol dari dioda LED

LED dibuat dari berbagai bahan semikonduktor campuran seperti galium arsenida fosfida
(GaAsP), galium fosfida (GaP) dan galium aluminium arsenida (GaAlAs).

Kalau LED diberi tegangan panjar (bias) arah maju, juctionnya akan mengeluarkan cahaya.
Warna cahaya bergantung kepada jenis dan kadar bahan junctionnya. Kecerahan cahaya
berbanding lurus dengan arus forward (arah maju) yang mengalirinya. Arus forward berkisar
antara 10 mA – 20 mA untuk kecerahan makimum. Pada kondisi menghantar tegangan maju
pada LED merah adalah 1,6 V – 2,2 V, pada LED kuning 2,4 V dan pada LED hijau 2,7 V.
Tegangan revers (terbalik) maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 V, LED
kuning 5 V dan LED hijau 5 V.

Keunggulan LED diantaranya adalah konsumsi arus yang sangat kecil, awet (dapat bertahan
sampai 50 tahun) dan kecil bentuknya (tidak makan tempat).
1
Kegunaan LED adalah untuk penampil digit, indikator pandang (sebagai pengganti lampu
pijar) dan sebagai acuan tegangan (1,5 V tiap LED).

Keistimewaan lain dari LED ialah memancarkan cahaya ingin, umur tidak dipendekkan oleh
peng-on-off-an yang terus menerus, tidak memancarkan sinar infra merah (kecuali yang
sengaja dibuat untuk itu).

Cara memasang LED pada sumber arus DC adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 30. Cara Merangkai LED


Dalam merangkai LED selalu diperlukan resistor deretan guna membatasi kuat arus.

2. Transistor
Nama transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semi konduktor ini berasal dari
bahan atom germanium, Indium dan Arsenikum atau Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk
bahan yang tidak mengalirkan arus listrik, jadi termasuk jenis bahan isolator atau resistor.
Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil campuran yang dinamai P-N
junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah menghantarkan arus listrik atau
semikonduktor. Itulah sebabnya hasil campuran ini sering dinamai semikonduktor. Jadi
semikonduktor atau transistor ini hasil pencampuran lagi dari jenis P-N junction dan N-P
junction.

Bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan, maka terbentuklah bahan baru yang
dinamai transistor.

Jadi transistor terbentuk dari bahan-bahan:

 PN + NP menjadi PNP
 Np + PN menjadi NPN
 PN + PN menjadi PNPN

2
Gambar di bawah ini memperlihatkan simbol dari transistor PNP dan transistor NPN

Gambar 15. Simbol Transistor PNP dan Transistor NPN


Macam-macam bentuk dan tipe transistor terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 16. Bermacam-Macam Bentuk Transistor dari Bermacam Tipe


Dari gambar di atas terlihat bahwa transistor ada yang mempunyai 2 kaki dan ada yang 4
kaki. Khusus untuk transistor daya besar biasanya mempunyai 2 kaki, kaki kolektor sama
dengan badannya. Untuk transistor yang berkaki 4 biasanya untuk frekuensi tinggi, disitu
terdapat kaki yang dinamai shield (tameng) yang dihubungkan ke ground.

Agar transistor dapat mengalirkan arus, maka transistor harus diberi sumber arus dari dua
buah batery. Sumber arus ini biasanya diberi kode Vcc. Untuk transistor jenis PNP negatip
dan untuk NPN positip. Transistor dipasang sedemikian sehingga harus memenuhi beberapa
syarat yaitu dalam arah maju (forward) dan arah balik (revers).

5. Mengukur Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang Tegangan
Arus Listrik Searah (Direct Current Voltage/DCV).
Kapasitor terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan
negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised capacitor). Kedua, kapasitor

3
yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised
capacitor).

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur kapasitor polar adalah ;

a. Kabel penyidik (probes) positip (+) yang berwarna merah diletakkan


pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).

b. Kabel penyidik (probes) negatip (-) yang berwarna hitam diletakkan pada kaki
kapasitor yang bertanda negatip (-).
c. Saklar jangkauan ukur pada posisi , batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10
atau k, sesuai kebutuhan.
d. Untuk kapasitor non polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat
diletakkan secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor. Lihat gambar 17.

KAPASITOR POLAR

DC A

V C

V
DCmA

 KAPASITOR NON POLAR

DC
A
V
C

V
DCmA

GAMBAR 17. MENGUKUR KAPASITOR

4
6. Mengukur Transistor
Transistor adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus, karenanya transistor
disebut juga piranti (device) yang menangani arus (current handling device). Lihat gambar 18.
Dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua, yaitu tipe PNP
(Positip-Negatip-Positip) dan tipe NPN (Negatip-Positip-Negatip).
Saluran masuk (leads) ke transistor (lazimnya disebut kaki
transistor) dinamai dengan : Basis (Base), Kolektor (Collector),
dan Emitor (Emitter).
Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang
disambung secara berbalikan. Dioda yang pertama dibentuk oleh
Emitor-Basis, dioda yang kedua dibentuk oleh Basis-Kolektor. Pada
transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Anoda GAMBAR 18. TRANSISTOR
(+) terhadap Basis, sementara Basis berfungsi sebagai Katoda (-)
terhadap Emitor dan Emitor. Pada transistor tipe NPN, Basis
berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Emitor dan Kolektor,
sementara Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Katoda (-)
terhadap Basis. Cermati gambar 19 dengan seksama.
Konsep dioda pada transistor penting untuk
dipahami dengan baik, karena erat kaitannya
dengan penggunaan Multimeter dalam mengukur
nilai satuan Ohm dari transistor (baca kembali GAMBAR 19. KONFIGURASI DAN SIMBOL
uraian materi tentang baterai pada Multimeter). TRANSISTOR

Hal yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah :

a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik (probes) warna merah (+) selalu diletakkan
pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian
di kaki Emitor dan Kolektor.
b. Pada transistor tipe NPN kabel penyidik (probes) warna hitam (-) selalu diletakkan
pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara
bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm () dan batas ukur (range) berada
pada posisi x1, x10, atau x1k, sesuai kebutuhan. Lihat gambar 20.

TRANSISTOR PNP

SB

DC
A
V
C

V
DCmA

GAMBAR 20. PENGUKURAN TRANSISTOR

5
Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan dengan tiga cara :

a. Dengan melihat tanda pada badan (case) transistor. Beberapa pabrik transistor membuat
bulatan warna hitam atau tanda lingkaran di atas kaki kolektor dari transistor yang
berbentuk silinder. Lihat gambar 21.
b. Dengan menggunakan katalog transistor yang dikeluarkanoleh pabrik pembuat transistor.
c. Dengan melihat sirip kecil yang menonjol keluar dari badan transistor. Lihat kembali
gambar 18.
d. Dengan menggunakan Multimeter.
e. Untuk transistor daya (power transistors) badan transistor berfungsi sebagai kolektor.
Lihat gambar 22.

TRANSISTOR DAYA

B
E K

GAMBAR 21

TAMPAK BAWAH DARI BEBERAPA


JENIS TRANSISTOR.

GAMBAR 22. KAKI-KAKI TRANSISTOR DILIHAT DARI BAWAH

7. Mengukur Dioda

Dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda yaitu; (1) Anoda (a), dan (2) Katoda
(k). Mengikuti anak panah pada simbol dioda (gambar 23), arus listrik mengalir hanya satu arah
yaitu dari Anoda ke Katoda.

Arus listrik tidak akan mengalir dari Katoda ke Anoda. Hal yang perlu
diingat ketika mengukur dioda dengan Multimeter adalah :

6
a. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada
kaki Anoda, kabel penyidik (probes) warna hitam (-)
diletakkan pada kaki Katoda. GAMBAR 23. SIMBOL DIODA
b. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ohm () dan batas ukur (range) pada posisi x1, x10,
atau x1k, sesuai kebutuhan. Lihat gambar 24.

A
DC
C
V
V

DCmA
GAMBAR 24. PENGUKURAN DIODA

8. Mengukur Transformator.

Transformator adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat memindahkan Tegangan
Arus Listrik Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV) dari gulungan primer (P) ke gulungan
skunder (S) tanpa ada hubungan langsung antara kedua gulungan tersebut. Lihat gambar 25.

7
S
P

www.oldaradioworld.de

GAMBAR 25. TRANSFORMATOR

Sebuah transformator masih baik dan dapat digunakan, atau sudah rusak dapat dibuktikan dengan cara
mengukurnya dengan Multimeter. Hal yang perlu diingat ketika menggunakan Multimeter untuk
mengukur transformator adalah :

a. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada
gulungan primer.
b. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada
gulungan skunder.
c. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik terminal primer dan
skunder.

8
d. Saklar jangkauan ukur pada posisi , batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau k sesuai
kebutuhan. Lihat gambar 26.

Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini berlaku untuk semua jenis transformator yang
digunakan pada catu daya, maupun penguat audio/radio.

DC
A
V
C

V
DCmA

http://www.schlotzhauer-versand.de

GAMBAR 26. MENGUKUR TRANSFORMATOR

5. Mengukur Kapasitor
Langkah-langkah pengukuran :

a. Perhatikan kembali gambar 17.


b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
c. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
d. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
e. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau k sesuai kebutuhan.
f. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
g. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
h. Mengacu pada gambar 17, letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki
positip (+) kapasitor non polar (kaki positip biasanya berukuran lebih panjang ketimbang
kaki negatip), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke kaki negatip.
i. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian kembali ke kiri, artinya :
kapasitor polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke
kanan dan tidak kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak dan tidak dapat
digunakan).

9
j. Perhatikan kembali gambar 17. letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) dan
kabel penyidik (probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor non polar.
k. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit), artinya : kapasitor non polar
masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan,
artinya : kapasitor non polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).

6. Mengukur Transistor
Langkah-langkah pengukuran :

a. Perhatikan kembali gambar 20.


b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
c. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
d. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
e. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k sesuai kebutuhan.
f. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
g. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
h. Untuk transistor tipe PNP : mengikuti gambar 20, letakkan ujung kabel penyidik ( probes)
warna merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan
pada kaki Emitor.
i. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 16,5), artinya :
Dioda Basis-Emitor masih baik, transistor masih dapat digunakan.
j. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel
penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Kolektor.
k. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, menunjuk angka (misalnya 16,5), artinya :
Dioda Basis-Kolektor masih baik, transistor masih dapat digunakan.
l. Untuk transistor tipe NPN : mengikuti gambar 20, letakkan ujung kabel penyidik (probes)
warna hitam (-) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan
pada kaki Emitor.
m. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 21), artinya : Dioda
Emitor-Basis masih baik, transistor masih dapat digunakan.
n. letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik
(probes) warna merah (+) diletakkan pada kaki Kolektor.
o. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 20), artinya : Dioda
Kolektor-Basis masih baik, transistor masih dapat digunakan.

Langkah-langkah pengukuran transistor di atas, pada dasarnya adalah suatu langkah


memberikan "dioda" Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (pada transistor tipe PNP) tegangan
panjar maju (forward bias). Dalam kondisi ini, Emitor dan Kolektor (berfungsi sebagai Anoda)
mendapat tegangan positip dari baterai yang terdapat di dalam Multimeter, dan Basis (berfungsi
sebagai Katoda) mendapat tegangan negatip dari baterai yang terdapat di dalam Multimeter.

Hal yang sama berlaku untuk transistor jenis NPN. Karena itulah hasil pengukuran "dioda"
Emitor-Basis, dan Kolektor Basis menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama (baca
kembali uraian tentang transistor dan Multimeter).

10
Tabel Berikut adalah contoh nilai tahanan (resistance) dari beberapa transistor dimana
"dioda" Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (untuk transistor jenis PNP) dan "dioda" Basis-
Emitor dan "dioda" Basis-Kolektor (untuk transistor jenis NPN) mendapatkan tegangan panjar maju
(forward bias).

NILAI
KODE TIPE "DIODA" TAHANAN KONDISI
(RESISTANCE)

EMITOR- 16,5 BAIK


BASIS
2SA671 PNP
KOLEKTOR- 16 BAIK
BASIS

EMITOR- 8 BAIK
BASIS
2SB54 PNP
KOLEKTOR- 7 BAIK
BASIS

EMITOR- 12 BAIK


BASIS
2SA101 PNP
KOLEKTOR- 11,5 BAIK
BASIS

BASIS- 21 BAIK


EMITOR
BC547B NPN
BASIS- 20 BAIK
KOLEKTOR

BASIS- 22 BAIK


EMITOR
BC108 NPN
BASIS- 21 BAIK
KOLEKTOR

BASIS- 20 BAIK


EMITOR
FCS9014B NPN
BASIS- 19,5 BAIK
KOLEKTOR

11
7. Mengukur Dioda

Langkah-langkah pengukuran :

a. Perhatikan kembali gambar 24.


b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
c. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
d. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
e. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k, sesuai kebutuhan.
f. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
g. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
h. Mengacu pada gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada
kaki Anoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki
Katoda dari dioda.
i. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda masih baik dan dapat digunakan.
j. Perhatikan kembali gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+)
pada kaki Katoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada
kaki Anoda dari dioda.
k. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda sudah rusak dan tidak dapat
digunakan.

8. Mengukur Transformator

Langkah-langkah pengukuran :

a. Perhatikan kembali gambar 26.


b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
c. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
d. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
e. Batas ukur (range) pada posisix1, x10, atau k, sesuai kebutuhan.
f. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
g. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
h. Mengacu pada gambar 26, letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak)
ke titik-titik terminal dari gulungan primer (P).
i. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan primer (P) transformator
masih baik dan dapat digunakan.
j. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ke titik-titik terminal dari
gulungan skunder (S).
k. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan skunder (S) transformator
masih baik dan dapat digunakan.
l. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ketitik terminal dari
gulungan primer (P) dan gulungan titik terminal gulungan skunder (S).

12
m. Jarum pada papan skala tidak bergerak, artinya : isolator yang mengisolasi gulungan primer
(P) dari gulungan skunder (S) masih berfungsi, transformator masih baik dan dapat
digunakan.

10. Menetapkan Kaki Emitor-Basis-Kolektor dari Transistor dengan Multimeter.


Dalam situasi tertentu, Anda mungkin kesulitan menetapkan kaki-kaki dari transistor, (yang mana kaki
Emitor, kaki Basis, dan kaki Kolektor). Dengan menggunakan Multimeter, kesulitan ini dapat diatasi,
caranya adalah sebagai berikut :
A. Untuk Transistor Tipe PNP.

1. Gunakan Multimeter yang memiliki batas ukur (range) x1, x10, x1k, dan x10k.
2. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
3. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
4. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
5. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, k, atau x10k, sesuai kebutuhan.
6. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
7. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.

DC
A
V
C A B C

V
DCmA

GAMBAR 30. MENETAPKAN KAKI TRANSISTOR


8. Perhatikan dengan seksama gambar 30.
9. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
10. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
11. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum
pada papan skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama (lihat kembali
tabel), berarti kaki transistor pada titik A = kaki Basis.
12. Tetapkan kaki emitor, caranya :
 Saklar jangkauan ukur pada posisi 
 Batas ukur (range) pada posisi x10k
 Dengan menggunakan sekrup pengatur posisi jarum, atur jarum pada posisi angka nol.
13
 Letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) di titik C, kabel penyidik (probes)
warna hitam (-) di kaki Basis (yang telah diketahui), catatlah nilai tahanan (resistance)
yang ditunjukkan oleh jarum
 Letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) di titik B, kabel penyidik (probes)
warna hitam (-) di kaki Basis (yang telah diketahui), catatlah nilai tahanan (resistance)
yang ditunjukkan oleh jarum.
 Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada butir d, LEBIH KECIL
dibanding dengan nilai resistan dari hasil pengukuran pada butir e, kaki transistor pada
titik C adalah kaki Emitor, dengan sendirinya kaki transistor pada titik B adalah kaki
Kolektor.

B. Untuk Transistor Tipe NPN.

1. Gunakan Multimeter yang memiliki batas ukur (range) x1, x10, x1k, dan x10k.
2. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) ke lubang kabel penyidik yang bertanda
positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke lubang kabel penyidik yang bertanda
negatip (-).
3. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada
papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
4. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
5. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, k, atau x10k, sesuai kebutuhan.
6. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
7. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi
jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
8. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
9. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
10. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum
pada papan skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama (lihat kembali
tabel), berarti kaki transistor pada titik A = kaki Basis.
11. Tetapkan kaki emitor, caranya :
 Saklar jangkauan ukur pada posisi 
 Batas ukur (range) pada posisi x10k
 Dengan menggunakan sekrup pengatur posisi jarum, atur jarum pada posisi angka
nol.
 Letakkan kabel penyidik (probes) warna hitam (-) di titik C, kabel penyidik (probes)
warna merah (+) di kaki Basis (yang telah diketahui), catatlah nilai tahanan
(resistance) yang ditunjukkan oleh jarum.
 Letakkan kabel penyidik (probes) warna hitam (-) di titik B, kabel penyidik (probes)
warna merah (+) di kaki Basis (yang telah diketahui), catatlah nilai tahanan
(resistance) yang ditunjukkan oleh jarum.
 Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada butir d, LEBIH KECIL
dibanding dengan nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada butir e, kaki
transistor pada titik C adalah kaki Emitor, dengan sendirinya kaki transistor pada titik
B adalah kaki Kolektor.

14
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor Untuk menentukan kaki basis kita harus tau
karakter kaki basis ini, yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis ke emitor serta
refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis
PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki
2 dan kaki 3. Kemudian set multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain,
apabila multimeter memberikan nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1
adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil
ukur seperti sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis nya 2 atau 3.
Ulangi, carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan jenis
transistor NPN atau PNP NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum bergerak.
kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak. PNP: Kaki
basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe
hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.

p 2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor seting multmeter di
pindah ke Ohm meter x10KOhm, Kemudian lakukan teknik berikut. Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam
pada salah satu kaki selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki
transistor dipegang jadi satu) Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh
dengan jari tangan. Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak bergerak, balik posisinya ke kaki
yang lain. Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan
kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah) adalah emitor Untuk transistor
PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik. Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu
biasanya ditandai sirip pada kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat,
titik kotak atau titik segitiga yang berada di kemasan transistor

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/menentukan-kaki-transistor/


Copyright © Elektronika Dasar

15

Anda mungkin juga menyukai