Anda di halaman 1dari 20

Mengenai Perusahaan Sasaran

• PT. XXX adalah salah satu anak usaha perkebunan dengan total nilai buku aset lebih
dari Rp. 2,5 trilyun.
• PT XXX mengelola pabrik-pabrik gula di Situbondo. Sejalan kemunduran industri
gula di wilayah Situbondo ini perlu adanya program penataan ulang yang merupakan
salah satu upaya meningkatkan daya saing Pabrik Gula.
• Total aset belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal sehingga belum
memberikan kontribusi pendapatan bagi perusahaan.
• Melalui kerjasama usaha dengan swasta maupun pihak lainnya, aset-aset yang
masih belum dimanfaatkan tersebut akan menjadi salah satu kunci dalam upaya
untuk mewujudkan perusahaan yang sehat, berkinerja baik dan berdaya saing tinggi.
• Salah satu aset tanah tersebut adalah lahan eks. Jembatan Timbang yang ada di
depan Pabrik Gula Pandjie Situbondo.
• Dalam rangka memenuhi kebutuhan akomodasi wisatawan, dan berkaitan dengan
Tahun Kunjungan Wisata Situbondo 2019, maka diperlukan jumlah hotel yang
memadai. Oleh karena itu aset-aset tanah yang dimiliki PT XXX di Situbondo dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah tanah eks
Jembatan Timbang Pabrik Gula Pandjie.
Lokasi

“Bumi Sholawat
Nariyah”

• Kabupaten Situbondo terletak di ujung Timur Pulau Jawa Bagian Utara


• Antara 113°30’-114°42’ Bujur Timur dan antara 7°35’-7°44’ Lintang Selatan
• Temperatur tahunan 24,7°C–27,9°C.
• Daerah fisiknya memanjang dari Barat ke Timur sepanjang Pantai Selat Madura ± 158 Km
dengan lebar rata-rata ± 11 Km.
• Batas Wilayah Kabupaten Situbondo sebelah barat Kabupaten Probolinggo, sebelah utara Selat
Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten
Banyuwangi.
• Kabupaten Situbondo memiliki wilayah seluas 1.638,50 Km² dan secara administrasi terbagi
menjadi 17 Kecamatan, 132 Desa, 4 Kelurahan, 660 Dusun/Lingkungan.
• Kabupaten Situbondo di samping terkenal sebagai Kota Santri.
Perkembangan Pariwisata

• Pemerintah telah berkomitmen menetapkan pariwisata sebagai pilar utama perekonomian di


Indonesia pada tahun 2020.
• Peraturan Pemerintah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025 sebagai pedoman teknis penjabaran dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan.
Perkembangan Pariwisata
Lokasi

Lahan berada di tepi jalan arteri primer yang menghubungkan Situbondo dengan Banyuwangi
dengan eksisting sekitar berupa :
• Sebelah timur : Sungai Irigasi
• Sebelah barat : Jalan Arteri
• Sebelah selatan : Perkantoran (koperasi)
• Sebelah utara : Jalan lokal dengan pemanfaatan sekitar berupa bangunan hunian dan
komersial
Deskripsi Hotel XXX
• Hotel XXX menempati lahan area bekas Jembatan Timbang Pabrik Gula Panji seluas 11.140 m2.
• Seluruh luas tanah digunakan untuk mendirikan bangunan. Terdapat lahan terbuka yang dibiarkan tanpa
bangunan, yang dimanfaatkan untuk lahan parkir, aksesibilitas, dan pengembangan.
• Hotel menghadap ke arah jalan utama yaitu ke arah selatan.
• Hotel akan dibangun 7 lantai dengan luas total bangunan 8.415 m2

• Pada lantai 1 Hotel Grand Pandjie digunakan


untuk ruang-ruang publik dan operasional
perkantoran hotel.
• Pada lantai 3 – 7 terletak kamar-kamar tamu
dengan total luas kamar 2.700 m2.
• Pada lantai 3, 4, 5, 6 masing-masing terdapat
24 kamar dengan
• Rincian kamar kelas standard double sebanyak
3 kamar dengan masing-masing kamar seluas
22,5 m2 dan kelas standar twin sebanyak 21
dengan luas masing-masing 22,5 m2.
• Pada lantai 7 terdapat sejumlah 18 kamar
dengan rincian kamar
• kelas standar double sebanyak 1 kamar seluas
22,5 m2, kelas
• standar twin sebanyak 11 dengan luas masing-
masing 22,5 m2,
• dan kamar kelas suite sebanyak 6 kamar
dengan luas masingmasing
• kamar 45 m2.
Konsep Hotel XXX
Biaya Investasi Hotel XXX
Biaya Investasi Hotel XXX
Est. Pendapatan Hotel XXX
Proyeksi Keuangan Hotel XXX
Proyeksi Keuangan Hotel XXX
Proyeksi Keuangan Hotel XXX
Net Present Value
NPV sebagai tingkat nilai uang yang didapatkan dari selisih pendapatan dengan pengeluaran
yang dibentuk dalam present value dengan diikutsertakan tingkat suku bunga (discount factor),
yang menandakan apakah pembangunanmenguntungkan atau tidak dan layak atau tidak.
Internal Rate of Return
Internal Rate of Return adalah tingkat persentase yang menandakan nilai pendapatan sama
dengan nilai pengeluaran.

NPV1
IRR = I1 + ------------------ × (I2 – I1)
NPV1 – NPV2

3,310,581,736
IRR = 30% + ---------------------------------------- × (30% – 12%)
3,310,581,736 – (33,498,117,136)

IRR = 42.68%
Rate Return On Invesment
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini
menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber
pendanaan, rasio ini biasanya diukur dengan persentase.

%ROI terhadap Investasi


Laba
= ------------------ ×100%
Investasi

439.514.124.814
= --------------------------------- × 100%
48.096.774.000
%ROI = 913.81%
Break Event Point
Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama
atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.

8.229.801.742
n = 7 + --------------------------------------------------- × (7– 6)
3,310,581,736 – (8.229.801.742)

n = 7,95 tahun
Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio adalah adalah ukuran perbandingan antara pendapatan dengan Total Biaya
produksi (Cost = C). Karena nilai B/C >1 maka pengembangan layak dikerjakan karena nilai
pendapatan lebih besar dari nilai biaya yang dikeluarkan.

BCR = Pendapatan / Pengeluaran

= Rp 711.882.643.670 / Rp 272.368.518.856

= 1.61 > 1
Ringkasan Analisa

1. Berdasarkan perhitungan kelayakan, nilai investasi yang dibutuhkan untuk


Pembangunan Hotel XXX diperkirakan mencapai Rp 48.096.774.000
2. Dengan memperhitungkan NPV = Rp 86.752.182.831 yang bernilai positif berarti
investasi Pembangunan Hotel XXX ini akan dapat menambah nilai investasi awal
atau dengan kata lain menguntungkan.
3. Dengan hasil analisis yang diperoleh IRR = 42.68% menghasilkan nilai yang
berada jauh di atas suku bunga sebesar 12%/tahun, sehingga investasi
Pengembangan Pembangunan Hotel XXX ini adalah layak.
4. Nilai Break Event Point = 7,95 tahun yang merupakan rentang waktu yang sangat
reasonable.
Indikator Analisis Keterangan
Investasi Rp 48.096.774.000 LAYAK
NPV Rp 86.752.182.831 LAYAK
IRR 42.68% LAYAK
%ROI 913.81% LAYAK
BEP 7.95 Tahun LAYAK
B/C Ratio 1.61 LAYAK

Anda mungkin juga menyukai