Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Earning Per Share (EPS)

pada PT. Fortune Indonesia, Tbk. Periode 2007-2016.


Oleh
Syiva Aulia Izma

ABSTRAK
Syiva Aulia Izma 0221 13 202. Pengaruh Modal Kerja dan Likuiditas terhadap
Earning Per Share (EPS) pada PT.Fortune Indonesia, Tbk. Periode 2007-2016. Dibawah
bimbingan Akhsanul Haq dan Lia Dahlia Iryani. 2017

Modal kerja dan likuiditas yang dimiliki suatu perusahaan merupakan titik ukur
perusahaan apakah perusahaan dapat menghasilkan laba dan kinerja yang baik atau tidak.
Earning per share (EPS) merupakan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya
yang mampu diraih perusahaan saat menjalankan operasinya. Informasi laba perusahaan
digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Informasi ini menunjukan dampak
gabungan dari modal kerja dan likuiditas yang dimiliki perusahaan terhadap kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan juga membantu dalam melakukan penilaian kecukupan
biaya historis dan memproyeksikan laba dimasa depan melalui pemahaman yang lebih baik
terhadap sebab-sebab terjadinya laba. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1)
Menganalisis modal kerja dan likuiditas pada PT. Fortune Indonesia, Tbk periode 2007-
2016. (2) Menganalisis Earning per share (EPS) yang dihasilkan PT. Fortune Indonesia, Tbk
periode 2007-2016. (3) Menganalisis pengaruh modal kerja dan likuiditas perusahaan
terhadap earning per share (EPS) pad PT. Fortune Indonesia, Tbk periode 2007-2016.
Peneliti menggunakan PT. Fortune Indonesia, Tbk dengan periode 2007-2016 sebagai
objek yang diteliti. Hasil dari pengolahan data SPSS, 21 menunjukan bahwa secara parsial
perputaran kas 4,260 > 2,570 memiliki pengaruh dan signifikan, perputaran piutang -1.333 <
-2,570 tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan, rasio lancar 2,962 > 2,570 memiliki
pengaruh dan signifikan, serta rasio kas 1.225 < 2,570 tidak memiliki pengaruh dan tidak
signifikan. Sedangkan secara simultan (Uji F) menunjukan nilai 7.325 >5,19 yang berarti
bahwa modal kerja dan likuiditas memiliki pengaruh dan signifikan terhadap earning per
share (EPS).
Kata Kunci : Perputaran kas, perputaran piutang, rasio lancar, rasio kas, earning per share
(EPS)
1. Pendahuluan melalui pemahaman yang lebih baik
Seiring dengan pesatnya laju terhadap sebab-sebab terjadinya laba.
pembangunan disegala sektor, baik yang Laba per lembar saham dapat
dilakukan pemerintah maupun sektor mengukur perolehan tiap unit investasi
swasta, pembangunan dibidang ekonomi pada laba bersih perusahaan dalam satu
yang ditandai dengan berdirinya periode tertentu. Besar kecilnya laba per
perusahaan-perusahaan, baik perusahaan lembar saham ini dipengaruhi oleh
besar maupun perusahaan kecil. Dengan perubahan variabel-variabelnya. Setiap
berbagai jenis dan pola kegiatan usaha perubahan laba bersih maupun jumlah
menyebabkan perusahaan dituntut untuk lembar saham biasa yang beredar dapat
dapat mengikuti setiap perubahan mengakibatkan perubahan laba per lembar
lingkungan bisnis yang begitu cepat agar saham (EPS).Earning Per Share (EPS)
terus dapat berperan serta dalam digunakan untuk menghitung besarnya
pembangunan dan juga dapat mencapai modal kerja dan likuiditas yang ada,
tujuan perusahaan yaitu dengan dimana modal kerja merupakan salah satu
memaksimalkan nilai perusahaan bagi para aspek terpenting sebagai suatu hal yang
pemegang saham (pemiliknya). Oleh terpenting dalam sistem keuangan
karena itu manajemen perusahaan haruslah perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
mempunyai kemampuan dalam mengawasi keuangan harus dapat merencanakan
pengalokasian dana dan untuk berbagai besarnya jumlah modal kerja yang tepat
kemungkinan penggunaan dana. dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sarana Apabila perusahaan tidak dapat
untuk mempertanggungjawabkan apa yang mempertahankan tingkat modal kerja yang
dilakukan oleh manajemen atas sumber memuaskan maka kemungkinan sekali
daya pemilik dan dari laporan keuangan perusahaan akan beada dalam keadaan
tersebut parameter yang digunakan untuk Insolvent(tidak mampu membayar
mengukur kinerja perusahaan adalah laba. kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh
EPS atau laba per lembar saham tempo) dan bahkan mungkin terpaksa
adalah tingkat keuntungan bersih untuk harus dilikuid (bangkrut).
tiap lembar sahamnya yang mampu diraih Likuiditas adalah posisi uang
perusahaan saat menjalankan operasinya. ataupun kas suatu perusahaan dan
Laba per lembar saham (EPS) diperoleh kemampuannya untuk memenuhi
dari laba yang tersedia bagi investor atau kewajiban yang jatuh tempo saat pada
pemegang saham biasa dibagi dengan waktunya, kemampuan untuk memenuhi
jumlah rata-rata saham biasayang beredar. kewajiban membayar hutang tepat waktu.
Informasi laba perusahaan digunakan Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh
untuk meneliti penyebab dasar perubahan penulis adalah sebagai berikut:
EPS. Informasi ini menunjukan dampak 1. Menganalisis modal kerja dan
gabungan dari modal kerja dan likuiditas likuiditas pada PT. Fortune Indonesia,
yang dimiliki perusahaan terhadap Tbk periode 2007-2016.
kemampuan perusahaan menghasilkan 2. Menganalisis Earning per share (EPS)
laba dan juga membantu dalam melakukan yang dihasilkan PT. Fortune
penilaian kecukupan biaya historis dan Indonesia, Tbk periode 2007-2016.
memproyeksikan laba dimasa depan
3. Menganalisis pengaruh modal kerja bahwa modal dapat digunakan secara
dan likuiditas perusahaan terhadap efisien.
earning per share (EPS) pad PT.
Penjualan Kredit
Fortune Indonesia, Tbk periode 2007- Perputaran Piutang = Rata-rata piutang
2016.
II. Landasan Teori c) Perputaran Modal Kerja
A. Modal Kerja Perputaran modal kerja merupakan
Menurut D. Agus Harjito dan salah satu rasio untuk mengukur atau
Martono (2010, 82) mengatakan bahwa menilai keefektifannya modal kerja
pada metode ini, besarnya kebutuhan perusahaan selama periode tertentu.
modal kerja ditentukan oleh perputaran Artinya, seberapa banyak modal
dari komponen-komponen (elemen- kerja berputar selama suatu periode
elemen) modal kerja yaitu: atau dalam beberapa periode.
a) Perputaran kas (Kasmir, 2010, 225)
Perputaran kas merupakan
berputarnya kas menjadi kas Perputaran Modal Penjualan Bersih
kembali. Seperti halnya perputaran Kerja = Rata-rata modal kerja
modal kerja, maka yang dimaksud
dengan kas berputar satu kali berarti B. Likuiditas
bahwa sejak kas tersebut digunakan Likuiditas adalah posisi uang
untuk proses produksi (barang/jasa) ataupun kas suatu perusahaan dan
dan akhirnya menjadi kas kembali. kemampuannya untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo saat pada
Penjualan
waktunya, kemampuan untuk memenuhi
Perputaran Kas = Rata-rata Kas
kewajiban membayar hutang tepat waktu.
Umumnya, kewajiban jangka
b) Perputaran piutang pendek merupakan bagian yang cukup
Salah satu cara untuk menilai besar dari pinjaman total perusahaan.
berhasil tidaknya kebijakan Kewajiban jangka pendek ini selalu lebih
penjualan kredit yang dilaksanakan besar dari pada sumber kas perusahaan.
oleh perusahaan dapat dilakukan Kas selalu bergerak secara konstan
dengan melihatperputaran piutang. diseluruh bagian perusahaan. Kas mengalir
Perputaran piutang merupakan rasio setiap hari dari piutang usaha saat
aktivitas yaitu rasio yang mengukur pelanggan membayar tagihannya. Setiap
kemampuan perusahaan dalam pembayaran mengurangi saldo yang belum
menggunakan dana yang tersedia dilunasi sementara transfer dari persediaan
dan tercermin dalam perputaran barang jadi hingga terjadinya penjualan
modal. Rasio perputaran piutang baru akan meningkatkan piutang usaha.
memberikan pandangan mengenai Persediaan barang jadi juga akan
kualitas piutang perusahaan dan bertambah jika bahan baku dan barang
seberapa berhasilnya perusahaan dalam proses selesai proses. Kita dapat
dalam penagihannya. Semakin cepat menggambarkan semua aktva ini sebagai
perputaran piutang menandakan persediaan sementara untuk kas yaitu
persediaan dalam berbagai bentuk dan
piutang usaha. Ini merupakan aktiva yang dikonversikan menjadi kas jika
secara kolektif membentuk aktiva lancar. dibutuhkan. (Ciaran Walsh, 2012,119)
Nilai aktiva ini mencangkup persentase
Aktiva lancar - Persediaan
yang besar dari total investasi perusahaan. Rasio Cepat = Hutang Lancar
Rasio likuiditas secara umum yaitu:
a) Rasio Lancar
Menurut Lukman Syamsuddin c) Rasio Modal Kerja Bersih
(2013, 43), Rasio lancar merupakan Rasio Modal Kerja Bersih
salah satu rasio finansial yang sering merupakan suatu ukuran dari
digunakan. Tingkat current ratio dapat likuiditas perusahaan. Sumber modal
ditentukan dengan jalan kerjanya adalah:
membandingkan antara aset lancar 1) Pendapatan bersih
dengan hutang lancar. 2) Peningkatan kewajiban yang
Rasio Lancar adalah ukuran tidak lancar.
umum yang digunakan atas solvensi 3) Kenaikan ekuitas pemegang
jangka pendek, kemampuan suatu saham, dan
perusahaan memenuhi kebutuhan 4) Penurunan aktiva yang tidak
utang ketika jatuh tempo. lancar.
Penggunanan rasio lancar dalam Adapun rumus menghitung
menganalisis laporan keuangan hanya Rasio Modal Kerja Bersih yaitu:
mampu memberi analisa secara kasar,
Rasio Modal = aset lancar – hutang lancar
oleh karena itu perlu adanya dukungan
Kerja Bersih
analisa secara kualitatif secara lebih
komprehensif. Adapun rumus rasio
d) Rasio Kas
lancar adalah:
Rasio kas adalah perbandingan
Rasio Lancar = Aset lancar
antara jumlah kas yang dimiliki
Hutang lancar
oleh perusahaan dan jumah
kewajiban yang segera dapat
b) Rasio Cepat
ditagih, rasio ini digunakan untuk
Perhitungan rasio cepat sangat
menilai tingkat likuiditas
mirip dengan rasio lancar. Perhitunga
perusahaan.
ini dapat dilakukan hanya dengan
Adapun rumus menghitung rasio
mengurangi nilai persediaan dari
kas yaitu:
aktiva lancar dan membagi hasilnya
dengan total hutang lancar. Alasan Kas + Bank
untuk tidak menyertakan angka Rasio Kas = Hutang Lancar
persediaan asalah karena tingkat
likuiditasnya dapat menimbulkan
masalah. Istilah likuiditas digunakan C. Earning Per Share (EPS)
untuk menjelaskan seberapa cepat dan Bagi para investor, informasi EPS
seberapa besar persenatase nilai buku merupakan informasi yang dianggap
dari suatu aktiva yang dapat paling mendasar dan berguna, karena bisa
menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa depan serta sebagai sebelum dikurangi karena harus
ukuran keefisienan suatu perusahaan. membayar pajak. Laba sebelum
Pada umumnya dalam pajak mengkuantifikasi keuntungan
menanamkan modalnya investor operasional dan non-operasional
mengharapkan manfaat yang akan perusahaan sebelum pajak
dihasilkan dalam bentuk EPS. Sedangkan diperhitungkan. Selain itu,
jumlah EPS yang didistribusikan kepada indikator kinerja ini menunjukan
para investor tergantung pada kebijakan ukuran untuk membandingkan
perusahaan dalam hal pembayaran dividen. perusahaan di yuridiksi pajak yang
EPS dapat menunjukkan tingkat berbeda.
kesejahteraan perusahaan, jadi apabila EPS EBIT = Pendapatan – Biaya
yang dibagikan kepada para investor tinggi
(Tidak termasuk Pajak)
hal itu menandakan bahwa perusahaan
tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang c. Degree of Operating Leverage
saham, sedangkan EPS yang dibagikan (DOL)
rendah maka menandakan bahwa Digunakan utuk mengukur
perusahaan tersebut gagal memberikan perubahan pendapatan atau
keuntungan sebagaimana diharapkan oleh penjualan terhadap keuntungan
pemegang saham. operasi atau dengan kata lain DOL
Ada 4 indikator dalam perhitungan EPS digunakan untuk mengukur berapa
yaitu: persen EBIT berubah jika
a. Laba bersih setelah pajak (EAT) penjualan berubah.
Laba bersih setalah pajak adalah
penghasilan bersih yang diperoleh Laba Kontribusi
oleh perusahaan baik dari usaha DOL = Laba Bersih
poko ataupun diluar usaha pokok
perusahaan selama satu periode d. Degree of financial Leverage (DFL)
setelah dikurangi pajak penghasilan. Merupakan kemampuan
perusahaan dalam mengunakan
EAT = Pendapatan Penjualan – Biaya kewajiban-kewajiban financial yang
(Termasuk Pajak) sifatnya tetap untuk memperbesar
pengaruh perubahan EBIT terhadap
b. Laba sebelum Bunga dan Pajak pendapatan per lembar saham (EPS).
(EBIT)
Laba sebelum pajak (EBIT) Persentase perubahan pada EPS
DFL = Persentase perubahan pada EBIT
dapat didefinisikan sebagai uang
yang disimpan oleh perusahaan
III. Hasil Penelitian dan Intepretasi Penelitian
A. Analisis Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas

Tabel 1
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.92094482
Absolute .196
Most Extreme Differences Positive .181
Negative -.196
Kolmogorov-Smirnov Z .619
Asymp. Sig. (2-tailed) .838
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 23, Tahun 2017)
tailed) sebesar 0,838. Dengan hasil
Berdasakan tabel 1 yang
signifikan lebih dari 0,05 (0,838 > 0,05),
merupakan output dari pengolahan data
maka nilai residual dari distribusi tersebut
untuk uji normalitas dengan one-sample
normal.
kolmogorov smirnov, didapatkan hasil
bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-
b) Uji Multikolinearitas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
PT. Fortune Indonesia, Tbk Periode 2007-2016
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardi t Sig. Collinearity
Coefficients zed Statistics
Coefficie
nts
B Std. Beta Toler VIF
Error ance
(Constant) 43.536 23.394 1.861 .122
Perputaran_Kas 2.058 .483 1.101 4.260 .008 .436 2.293
Perputaran_Piutang -1.830 1.374 -.288 -1.333 .240 .626 1.598
Rasio_Lancar -27.888 14.211 -.408 2.962 .017 .674 1.483
Rasio_Kas 31.667 25.848 .332 1.225 .275 .396 2.525
a. Dependent Variable: EPS
(Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23, Tahun 2017)
multikolinieritas. Modal kerja dan
Tabel 2 menunjukan semua nilai
likuiditas yang menjadi variabel
tolerance kedua variabel independen yaitu
independen dalam penelitian ini tidak
Modal kerja dan likuiditas lebih dari 0,10
mempunyai penyimpangan atau adanya
dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena
hubungan yang linier.
itu dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak ditemukan adanya masalah
3) Uji Heteroskedatisitas
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
PT. Fortune Indonesia, Tbk Periode 2007-2016
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -34.547 33.291 -1.038
Perputaran_kas -1.907 1.280 -1.095 -1.490
Perputaran_piutang 5.107 3.841 .805 1.330
rasio_lancar 34.581 21.944 .781 1.576
rasio_kas -72.675 46.758 -1.177 -1.554
a. Dependent Variable: RES2
(Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 23, Tahun 2017)
Berdasarkan hasil output pada tabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
dapat diketahui bahwa hasil nilai korelasi Sehingga dari hasil output tersebut dapat
keempat variabel independen dengan disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
Unstandardized Residual sig (2-tailed) heteroskedastisitas pada model regresi.
Gambar 1
Uji Heteroskedastisitas – Earning Per Share (EPS)
pada model. Tidak adanya gangguan
Berdasarkan grafik Scatterplot
heteroskedastisitas menunjukan bahwa
pada gambar 1, tidak terdapat pola tertentu
nilai-nilai Earning per Share (EPS) yang
pada grafik yang diwakili oleh Earning
diperoleh dari laporan keuangan PT.
Per Share (EPS). Titik Earning Per Share
Fortune Indonesia, Tbk mempunyai nilai
(EPS) ada grafik menyebar yang bermakna
yang efisien dan tidak minimum.
tidak ada gangguan heteroskedastisitas
B. Uji Hipotesis
variabel independen secara parsial
a) Uji t (Parsial)
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t (Parsial) bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi
Tabel 4
Hasil Uji t (Parsial)
PT. Fortune Indonesia, Tbk Periode 2007-2016

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 43.536 23.394 1.861 .122
Perputaran_Kas 2.058 .483 1.101 4.260 .008
Perputaran_Piutang -1.830 1.374 -.288 -1.333 .240
Rasio_Lancar 27.888 14.211 .408 2.962 .017
Rasio_Kas 31.667 25.848 .332 1.225 .275
a. Dependent Variable: EPS

(Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 23, tahun 2017)
Tabel distribusi dengan signifikansi 0,05/2 =0,025 dengan derajat kebebasan df = n-k-l
atau df = 10-4-1 = 5. Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,570 / -2,570. Maka dapat
kas secara parsial memiliki pengaruh
disimpulkan sebagai berikut.
positif dan signifikan terhadap
(a) Berdasarkan signifikansi, jika
Earning Per Share (EPS).
signifikansi < 0,05 maka terdapat
(b) Berdasarkan signifikansi, jika
pengaruh yang signifikansi, dan jika
signifikansi < 0,05 maka terdapat
signifikansi > 0,05 maka tidak
pengaruh yang signifikansi, dan jika
terdapat pengaruh yang signifikan.
signifikansi > 0,05 maka tidak
Pada tabel 4 tersebut dapat dilihat
terdapat pengaruh yang signifikan.
bahwa signifikansi pada uji kurang
Pada tabel 4 tersebut dapat dilihat
dari 0,05 (0,008 < 0,05) dimana nilai t
bahwa signifikansi pada uji lebih dari
hitung > t tabel (4,260 >2,570), maka
0,05 (0,240 > 0,05) dimana nilai t hitung
dapat disimpulkan bahwa perputaran
< t tabel (-1.333 < -2,570), maka dapat pengaruh yang signifikansi, dan jika
disimpulkan bahwa perputaran signifikansi > 0,05 maka tidak
piutang secara parsial tidak memiliki terdapat pengaruh yang signifikan.
pengaruh dan tidak signifikan Pada tabel 4 tersebut dapat dilihat
terhadap earning per share (EPS). Ini bahwa signifikansi pada uji kurang
disebabkan karena belum dari 0,05 (0,275 > 0,05) dimana nilai t
ditetapkannya persyaratan piutang hitung < t tabel (1.225 <2,570) maka
yang jelas dan akan mengakibatkan dapat disimpulkan bahwa rasio kas
pelunasan piutang tepat pada secara parsial tidak memiliki pengaruh
waktunya. dan tidak signifikan terhadap earning
(c) Berdasarkan signifikansi, jika per share (EPS). Ini disebabkan arena
signifikansi < 0,05 maka terdapat jumlah hutang lancar yang dimiliki
pengaruh yang signifikansi, dan jika perusahaan lebih besar dari pada kas
signifikansi > 0,05 maka tidak yang dimiliki perusahaan.
terdapat pengaruh yang signifikan.
b) Uji F (Simultan)
Pada tabel 4 tersebut dapat dilihat
bahwa signifikansi pada uji kurang Uji F digunakan untuk mengukur
dari 0,05 (0,017 < 0,05) dimana nilai t apakah semua variabel independen secara
hitung > t tabel (2,962 >2,570) maka
bersama-sama berpengaruh signifikan
dapat disimpulkan bahwa rasio lancar terhadap varabel dependen. Pengujian
secara parsial memiliki pengaruh secara simultan ini dilakukan dengan cara
positif dan signifikan terhadap earning membandingkan antara tingkat signifikansi
per share (EPS). F dari hasil pengujian dengan nilai
(d) Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi yang digunakan dalam
signifikansi < 0,05 maka terdapat penelitian ini.

Tabel 5
Hasil Uji F (Simultan)
PT. Fortune Indonesia, Tbk Period 2007-2016

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 449.973 4 112.493 7.325 .025b
Residual 76.787 5 15.357
Total 526.760 9
a. Dependent Variable: EPS
b. Predictors: (Constant), Rasio_Kas, Perputaran_Piutang, Rasio_Lancar,
Perputaran_Kas
(Sumber : Hasil olahan data program SPSS 23, tahun 2017)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat dilihat
regresi pada tabel 5 dapat diketahui pada bahwa signifikansi pada uji kurang dari
hasil analisis uji simultan, bahwa nilai F 0,05 (0,025 < 0,05) dan f hitung > f tabel
hitung yang diperoleh 7.325 , df1 (5-1) = 4 (7.325 >5,19) maka dapat disimpulkan
df 2= n-k-l atau 10-4-1=5. Hasil yang bahwa perputaran kas, perputaran piutang,
diperoleh untuk F tabel sebesar 5,19. rasio lancar, dan rasio kas secara simultan
Berdasarkan signifikansi, jika memiliki pengaruh signifikan terhadap
signifikansi < 0,05 maka terdapat Earning per share (EPS) pada PT. Fortune
pengaruh yang signifikan dan jika Indonesia, Tbk.
signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan.
c) Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
PT. Fortune Indonesia, Tbk Periode 2007-2016

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 43.536 23.394 1.861 .122
Perputaran_Kas 2.058 .483 1.101 4.260 .008
Perputaran_Piutang -1.830 1.374 -.288 -1.333 .240
Rasio_Lancar 27.888 14.211 .408 2.962 .017
Rasio_Kas 31.667 25.848 .332 1.225 .275
a. Dependent Variable: EPS
(Sumber : Hasil olahan data program SPSS 23, tahun 2017)

a = Nilai Kostanta
Berdasarkan nilai koefisien regresi
b1 = Koefisien Regresi Variabel
pada tabel, maka persamaan regresi
Perputaran Kas
berganda adalah :
b2 = Koefisien Regresi Variabel
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Perputaran Piutang
b3 = Koefisien Regresi Variabel Rasio
Keterangan:
Lancar
Y = Earning per share (EPS)
b4 = Koefisien Regresi Variabel Rasio
X1 = Perputaran Kas
Kas
X2 = Perputaran Piutang
X3 = Rasio Lancar Earning per share (EPS) = 43.536 +
X4 = Rasio Kas 2.058X1 - 1.830X2 + 27.888X3+ 31.667X4.
Penjelasan dari persamaan di atas adalah menggambarkan bahwa jika setiap
sebagai berikut : kenaikan satu persen perputaran
a. Kostanta (a) piutang dengan asumsi variabel
Kostanta sebesar 43.5 memberi arti independen lainnya bernilai tetap,
apabila semua variabel independen maka earning per share akan
yaitu Perputaran kas, perputaran mengalami penurunan sebesar 1.83.
piutang, rasio lancar dan rasio kas d. Koefisiensi Regresi Variabel Rasio
tidak ada atau dikatakan konstan Lancar
(bernilai 0), maka Earning per share Koefisiensi regresi variabel rasio
nilainya 43.5 atau mengalami lancar sebesar 27.8. Nilai koefisien
peningkatan sebesar 43.5. regresi positif menunjukan bahwa
b. Koefisiensi Regresi Variabel tingkat rasio lancar berpengaruh
Perputaran Kas positif terhadap earning per share
Koefisiensi regresi variabel (EPS). Hal ini menggambarkan bahwa
perputaran kas sebesar 2.05. Nilai jika setiap kenaikan satu persen rasio
koefisien regresi positif menunjukan lancar dengan asumsi variabel
bahwa tingkat perputaran kas independen lainnya bernilai tetap,
berpengaruh positif terhadap earning maka earning per share akan
per share (EPS). Hal ini mengalami kenaikan sebesar 27.8.
menggambarkan bahwa jika setiap e. Koefisiensi Regresi Variabel Rasio
kenaikan satu persen perputaran kas Kas
dengan asumsi variabel independen Koefisiensi regresi variabel rasio
lainnya bernilai tetap, maka earning kas sebesar 31.6. Nilai koefisien
per share akan mengalami kenaikan regresi positif menunjukan bahwa
sebesar 2.05. tingkat rasio kas berpengaruh positif
c. Koefisiensi Regresi Variabel terhadap earning per share (EPS). Hal
Perputaran Piutang ini menggambarkan bahwa jika setiap
Koefisiensi regresi variabel kenaikan satu persen rasio kas dengan
perputaran piutang sebesar -1.83. Nilai asumsi variabel independen lainnya
koefisien regresi negatif menunjukan bernilai tetap, maka earning per share
bahwa tingkat perputaran piutang akan mengalami kenaikan sebesar
berpengaruh negatif terhadap earning 31.6.
per share (EPS). Hal ini
mengalami fluktuatif dan diikuti
IV. Simpulan
pendapatan disetiap tahunnya yang
Berdasarkan pembahasan pada bab relatif mengalami fluktuatif.
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan Likuiditas dalam rasio lancar dan rasio
sebagai berikut: kas PT. Fortune Indonesia, Tbk periode
1. Modal kerja dalam perputaran kas dan 2007-2016 relatif mengalami fluktuatif
perputaran piutang PT. Fortune yang artinya terjadi peningkatan dan
Indonesia, Tbk periode 2007-2016 penurunan likuiditas dalam rasio lancar
setiap tahunnya mengalami flaktuatif. dan rasio kas dalam kurun waktu
Hal tersebut terjadi karena jumlah rata- sepuluh tahun tersebut. Hal tersebut
rata kas dan rata-rata piutang terjadi karena Hutang lancar mengalami
fluktuatif dan diikuti oleh aset lancar 0,05 (0,008 < 0,05) dimana nilai t
yang dimiliki PT. Fortune Indonesia, hitung > t tabel (4,260 > 2,570), maka
Tbk dapat disimpulkan bahwa perputaran
2. Laba bersih setelah pajak (EAT) PT. kas secara parsial memiliki pengaruh
Fortune Indonesia, Tbk periode 2007- positif dan signifikan terhadap
2016 mengalami fluktuatif. Hal ini Earning Per Share (EPS).
disebabkan karena jumlah pendapatan b. Berdasarkan signifikansi, jika
disetiap tahunnya mengalami perubahan signifikansi < 0,05 maka terdapat
dan itu semua diikuti oleh semakin pengaruh yang signifikansi, dan jika
besarnya beban yang harus dikeluarkan signifikansi > 0,05 maka tidak
oleh perusahaan seperti beban gaji, terdapat pengaruh yang signifikan.
beban telepon dan listrik, serta beban- Signifikansi pada uji lebih dari 0,05
beban lainnya yang menyangkut (0,240 > 0,05) dimana nilai t hitung < t
mengenai kelangsungan hidup didalam tabel (-1.333 < -2,570), maka dapat
perusahaan. Maka dari itu, Earning per disimpulkan bahwa perputaran
share (EPS) yang dihasilkan PT. piutang secara parsial tidak memiliki
Fortune Indonesia, Tbk pun mengalami pengaruh dan tidak signifikan
fluktuatif ini dikarenakan jumlah laba terhadap earning per share (EPS).
bersih setelah pajak yang dihasikan Ini disebabkan karena belum
mengalami fluktuatif. ditetapkannya persyaratan piutang
3. Pengujian yang telah dilakukan yang jelas dan akan mengakibatkan
terhadap keseluruhan (simultan) modal pelunasan piutang tepat pada
kerja dan likuiditas terhadap earning waktunya.
per share (EPS) Pada PT. Fortune c. Berdasarkan signifikansi, jika
Indonesia, Tbk Periode 2007-2016, signifikansi < 0,05 maka terdapat
ternyata diperoleh signifikansi pada uji pengaruh yang signifikansi, dan jika
lebih dari 0,05 (0,025 < 0,05) dan f signifikansi > 0,05 maka tidak
hitung > f tabel (7.325 >5,19) maka dapat
terdapat pengaruh yang signifikan.
disimpulkan bahwa modal kerja dan Signifikansi pada uji kurang dari
likuiditas secara simultan memiliki 0,05 (0,017 < 0,05) dimana nilai t
pengaruh signifikan terhadap Earning
hitung > t tabel (2,962 > 2,570) maka
per share (EPS) pada PT. Fortune dapat disimpulkan bahwa rasio
Indonesia, Tbk. lancar secara parsial memiliki
Pengujian yang telah dilakukan secara pengaruh positif dan signifikan
parsial terhadap pengaruh modal terhadap earning per share (EPS).
kerjadan likuiditas terhadap earning per d. Berdasarkan signifikansi, jika
share (EPS) memberikan hasil bahwa : signifikansi < 0,05 maka terdapat
pengaruh yang signifikansi, dan jika
a. Berdasarkan signifikansi, jika
signifikansi > 0,05 maka tidak
signifikansi < 0,05 maka terdapat
terdapat pengaruh yang signifikan.
pengaruh yang signifikansi, dan jika
Signifikansi pada uji kurang dari
signifikansi > 0,05 maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan. 0,05 (0,275 > 0,05) dimana nilai t
hitung < t tabel (1.225 < 2,570) maka
Signifikansi pada uji kurang dari
dapat disimpulkan bahwa rasio kas teknikal yang dapat mempengaruhi
secara parsial tidak memiliki earning per share (EPS).
pengaruh dan tidak signifikan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
terhadap earning per share (EPS).
Ini disebabkan arena jumlah hutang Penelitian ini diharapkan dapat
lancar yang dimiliki perusahaan menjadi refrensi bagi penelitian-
lebih besar dari pada kas yang penelitian lain yang tertarik untuk
dimiliki perusahaan. meneliti fenomena earning per share
V. Saran (EPS) dan faktor yang
mempengaruhinya.
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Bagi para investor dan calon Penelitian ini memiliki
investor hendaknya dalam hal keterbatasan dimana jangka waktu
memilih saham sebaiknya sampel relatif pendek, bagi peneliti
melakukan analisis terlebih dahulu yang akan datang sebaliknya jangka
seperti melakukan analisis waktu sampel agar lebih panjang
fundamental perusahaan yaitu serta menggunakan sampel dari jenis
melakukan analisis terhadap rasio- perusahaan jasa dan skala
rasio keuangan perusahaan seperti perusahaan yang sama juga.
perputaran kas dan rasio lancar. Penelitian yang akan datang juga
Serta tidak hanya menggunakan diharapkan dapat
informasi yang bersifat mempertimbangkan faktor-faktor
fundamentalmelainkan juga lain dalam meneliti fenomena
informasi yang didapat dari aspek earning per share (EPS).

DAFTAR PUSTAKA DarmawanSyahrial. 2012. Pengantar


Manajemen Keuangan. Edisi 4.
Anuonye, Ngozi Ben. 2015. Intellectual Jakarta : Mitra Wacana Media.
Capital Measurement: Using the Duwi Priyatno. 2012. Cara Kilat Belajar
Earnings Per Share Model of Analisis Data dengan SPSS
Quoted Insurance Companies in 20.Yoyakarta : ANDI.
Nigeria : International Business D. Agus Harjitodan Martono. 2013.
and Management. ISNN 1923- Manajemen Keuangan. Edisi
8428 (Online). Kedua. Kampus Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia,
yogyakarta : Ekonisia.
Getut Pramesti,. 2015. Kupas Tuntas Data Purba, V. Jan Horas. 2015. Metodelogi
Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta Penelitian Diktat Mata Kuliah.
: PT. Alex Media Komputindo. Bogor : Universitas Pakuan.
Imam Ghazali. 2016. Aplikasi Analisis Putri Ayu Diana. 2016. Pengaruh
Multivariate dengan program IBM Perputaran Kas, Piutang,
SPSS 23. Edisi 8. Semarang : Persediaan terhadap Profitabilitas
Universitas Diponegoro. pada perusahaan semen di BEI.
Indo RatmanaPutra. 2013.Analisis Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
pengaruh operating leverage dan Volume Nomer 3, Maret 2016.
financial leverage terhadap Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu
earning per share (EPS) di Ekonomi Indonesia (STIESIA).
perusahaan properti yang terdaftar Siti Maimunahdan Tiara Shinta
di BEI (2007-2011). Jurnal ilmu Megasatya. 2015. Pengaruh stuktur
manajemen Volume 1 Nomer 1 modal terhadap earning per share
Januari 2013 : Universitas Negeri pada PT. Telekomunikasi
Surabaya. Indonesia, Tbk. JIAFE (Jurnal
Irham Fahmi. 2014.Pengantar manajemen Ilmiah Akutansi Fakultas Ekonomi)
keuangan, Cetakan ketiga, volume 1 No. 2 tahun 2015, Hal
Bandung : Alfabeta. 85-93. E-ISSN 2502-4159Bogor :
Kasmir. 2010.Pengantar Manajemen Universitas Pakuan.
Keuangan. Edisi pertama cetakan Sri Nengsih. 2010. Pengaruh Rasio
ke 1, Jakarta : Kencana Prenada Likuiditas terhadap Earning per
Media Group. Share (EPS) pada Perusahaan
Lukman Syamsyudin. 2013.Manajemen Manufaktur yang terdaftar di BEI
Keuangan Perusahaan, Cetakan Periode 2005-2007: Universitas
ke-12, Depok : PT. Rajagrafindo Mercu Buana.
Persada. Supardi. 2013.Aplikasi Statistika Dalam
Marsih. 2013.Pengaruh analisis leverage Penelitian Edisi Revisi, Cetakan II.
terhadap Earning per share (EPS) Jakarta Selatan : Adikita.
pada PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk, Van Horne, James C. dan John M.
Bogor : Universitas Pakuan. Wachowicz. 2012.Prinsip-prinsip
Moh. Nazir. 2014.Metode Penelitian, Manajemen Keuangan. Buku 1.
Cetakan ke sembilan. Bogor : Penerjemah : Quratul’ain
Ghalia Indonesia. Mubarakah. Jakarta : Salemba
N.Sivathaasan. 2013. Capital Structure empat.
and EPS: A study on Selected Venti Linda Verawati. 2014. Pengaruh
Financial Institutions Listed on perputaran modal kerja,
Colombo Stock Exchange (CSE) in perputaran piutang, dan
Sri Lanka, European Journal of perputaran persediaan terhadap
Business and Management. ISSN earning per share (EPS). Surabaya:
2222-2839 (Online) Vol. 5, No. 14, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
2013.Sri Lanka : University of Indonesia (STIESIA).
Jaffna. Yeni Limiati. 2010.Pengaruh stuktur
modal terhadap laba per lembar
saham pada kelompok Industri http://hertiani.blogspot.in/2013/II/pengerti
Farmasi : Universitas Widyatama. an -perputaran-piutang-dan.html.
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18 www.idx.co.id (di akses Januari 2017).
/modal-kerja-pengertian-konsep- http://magisterakuntansi.Blogspot.co.id.
jenis-manfaat-penggunaan- www.sahamok.com (di akses Januari
manajemen-dan-perputaran/ 2017).
www.Freefull PDF.Com (di akses Januari
2017).

Anda mungkin juga menyukai