Anda di halaman 1dari 13

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan sakit, secara sederhana itu
dinyatakan sebagai penyimpangan dari keadaan normal, baik struktur maupun
fungsinya atau keadaan dimana tubuh atau organisme atau bagian dari
organisme/populasi yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat
dari keadaan patologisnya.
Menurut H.L. Blum dalam Muninjaya (2004) derajat kesehatan individu /
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang merupakan faktor determinan
(penentu) timbulnya gangguan kesehatan pada seorang individu atau kelompok
masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku / gaya hidup (life
style) individu atau kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial, ekonomi, fisik
politik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan, dan kualitasnya), dan faktor
genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara
dinamis untuk mempengaruhi derajat kesehatan perorangan dan kelompok
masyarakat.
Kabupaten Magelang Sehat 2017 dapat tercapai, jika didukung oleh
beberapa aspek. Salah satu aspek yang berperan dalam mewujudkan Kabupaten
Magelang Sehat 2017 yaitu derajat kesehatan. Bab ini membahas tentang derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 dilihat dari pencapaian
beberapa indikator Pembangunan Kesehatan yaitu angka kematian, angka kesakitan,
dan status gizi.

3.1 ANGKA KEMATIAN


Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya kematian
penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 14


juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di
daerah tersebut.
Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), mati merupakan peristiwa
hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan “mati” hanya
bisa terjadi jika sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu
didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada jika tidak ada
kehidupan. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita di Puskesmas Kajoran 2 Tahun
2017 tertulis dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
Jumlah bayi Jumlah Jumlah Jumlah
Lahir Hidup+ Bayi mati balita Balita mati
Lahir hidup Lahir mati
Lahir Mati
335 0 335 3 1336 1
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 Kab. Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 6)

Jumlah bayi lahir hidup di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017
adalah 335 bayi. Bayi lahir hidup merupakan suatu kelahiran suatu bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-
tanda kehidupan misalnya bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot. Sedangkan
jumlah bayi lahir mati tidak ada. Bayi lahir mati (still birth) merupakan kematian bayi
yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim (berumur paling sedikit 28
minggu), tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Bayi mati atau kematian bayi (infant mortality) merupakan kematian
setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun. Jumlah bayi mati di
wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017 adalah 2 bayi. Sedangkan jumlah
kematian balita yang merupakan kematian anak di bawah usia lima tahun adalah 1
balita.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 15


Angka kematian bayi merupakan hasil dari pembagian antara jumlah bayi
yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan angka kematian balita adalah hasil pembagian antara jumlah anak di
bawah 5 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan balita di Kecamatan Kajoran Tahun 2017
terdapat di Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017

Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita

8,95 2.98
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 Kab. Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 6)

Angka kematian bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017


menunjukkan angka 8,95. Hal ini berarti di daerah tersebut terdapat 8,95 bayi yang
meninggal setiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian balita
menunjukkan angka 2.98 hal ini berarti di daerah tersebut terdapat 2.98 kematian
balita setiap 1.000 kelahiran hidup.

3.1.2 Angka Kematian Ibu Maternal


Di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 tidak ada kematian
Maternal, jadi angka kematian maternalnya adalah 0.
3.2 ANGKA KESAKITAN
Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit serta mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular. Selain itu juga
untuk mengurangi dampak sosial sehingga tidak menjadi masalah kesehatan di
masyarakat. Upaya tersebut diprioritaskan pada bayi, balita, ibu serta kelompok usia
kerja.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 16


3.2.1 Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru)
Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan kuman
mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran limfa, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya.
Di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 perkiraan kasus TB Paru
BTA (+) sebanyak 34 orang. Cakupan penemuan kasus TB Paru BTA (+)/Case
Detection Rate (CDR) pada tahun 2017 mencapai 12% (2 kasus) dari perkiraan
penderita TB paru BTA (+). Cakupan tersebut dibawah target yang ditetapkan Standar
Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar 70%.

3.2.2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat pertama pada
Surkenas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita yang
merupakan penyakit akut dan perlu penatalaksanaan tepat. Balita penderita
Pneuomonia di Kabupaten Magelang terdapat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Balita Penderita Pneumonia Ditangani di Wilayah Kerja Puskesmas


Kajoran 2 Tahun 2017

Perkiraan Kasus
Balita Pneumonia % Balita Pneumonia
Jumlah Balita Pneumonia
Ditemukan/Ditangani Ditemukan/Ditangani
Balita
1336 143 8 5,59
Sumber: Program P2M Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 9)

Perkiraan kasus Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun


2017 sebanyak 143 kasus yang merupakan 11 persen dari jumlah balita. Jumlah balita
Pneumonia yang ditemukan/ditangani sebanyak 8 (5,59%). Cakupan tersebut masih
jauh dari target yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal Propinsi
Jawa Tengah yaitu sebesar 100%.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 17


3.2.3 Penyakit HIV/AIDS
Menurut Tuti Parwati (1996), AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau

kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat

dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV.

Pada tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 tidak ditemukan


penyakit HIV/AIDS. Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyakit
HIV/AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 adalah dengan mengadakan
penyuluhan kesehatan secara intensif. Puskesmas Kajoran 2 melaksanakan kegiatan
ini bekerja sama dengan instansi pendidikan dan organisasi kepemudaan di wilayah
kerja.Puskesmas Kajoran 2 melaksanakan pemeriksaan VCT kepada ibu hamil,
penderita TB dan IMS.

3.2.4 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)


Pada tahun 2017 di Puskesmas Kajoran 2 ditemukan kasus Infeksi Menular
Seksual (IMS) sebanyak 5 kasus, dan telah dilakukan pemeriksaan VCT.

3.2.5 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penderita DBD merupakan seseorang yang mengalami demam tinggi mendadak
terus-menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan
dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif
DBD.
Di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 tidak ditemukan penderita DBD.

3.2.6 Penyakit Diarrhe (Diare)


Di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 masih ditemukan
beberapa kasus diare yang ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 18


Tabel 3.4 Balita dengan Diare Ditangani dan Angka Kesakitan (IR) Diare per
1.000 Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017

Jumlah Jumlah Penderita Balita Diare


% Ditangani AngkaKesakitan (IR) Diare
Kasus Diare Balita Ditangani
484 194 194 100 20,8
Sumber: Program P2M Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 10)

Dari tabel 3.4 diketahui bahwa Pada Tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas
Kajoran 2 ditemukan kasus diare sebanyak 484 kasus, 194 diantaranya adalah balita.
Dari 194 kasus tersebut, dapat tertangani semua (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pengelolaan program P2 Diare di Puskesmas Kajoran 2 sudah baik. Cakupan
tersebut telah sesuai dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Propinsi Jawa
Tengah sebesar 100%.
Pada tahun 2017 angka kesakitan diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran
2 per 1.000 penduduk sebesar 20,8. Hal ini berarti terdapat 20,8 penderita diare setiap
100.000 penduduk.
Peningkatan cakupan penemuan penderita diare sangat penting. Hal ini
dikarenakan dengan meningkatnya penemuan cakupan berarti semakin banyak kasus
diare ditemukan sehingga diharapkan mengurangi kasus kematian akibat
terlambatnya penanganan kasus diare.
Penyebaran kasus penderita diare pada balita di setiap desa wilayah kerja
Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 ditunjukkan pada grafik 3.1 sebagai berikut:

Grafik 3.1 Jumlah Penderita Diare Pada Balita Setiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 19


Sumber:Program P2P Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 10)

Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui penyebaran kasus diare di wilayah


kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017.Kasus diare yang paling banyak ada di Desa
Wuwuharjo sebesar 42 kasus, sedangkan yang paling sedikit di Desa Ngendrosari
dengan jumlah kasus sebanyak 0 kasus (tidak ditemukan kasus diare).

3.2.7 Penyakit Malaria


Jumlah penderita malaria yang diobati di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2
tahun 2017 ditunjukkan pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Penderita Malaria Diobati dan Angka Kesakitan Malaria per 1.000
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017

Klinis Positif Diobati % Diobati Angka Kesakitan Malaria

387 2 2 100 0,52


Sumber: Program P2M Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 11)

Berdasarkan tabel 3.5 pada tahun 2017 ditemukan penderita malaria di


wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 sebanyak 387 penderita malaria
klinis, yang termasuk di dalamnya 2 penderita malaria positif. Penderita malaria yang

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 20


ditemukan sebanyak 2 tersebut dapat diobati semua (100%). Cakupan tersebut telah
memenuhi target Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar 100%.
Pada tahun 2017 angka kesakitan malaria di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2
sebesar 0,52.
Penyebaran jumlah penderita Malaria di setiap desa wilayah kerja Puskesmas
Kajoran 2 tahun 2017 ditunjukkan grafik 3.2 sebagai berikut:

Grafik 3.2 Jumlah Penderita Malaria Setiap Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Kajoran 2 Tahun 2017

Sumber : Program P2M Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang Tahun 2017


(Lampiran: Tabel 11)

Berdasarkan grafik 3.2 jumlah penderita malaria positif di wilayah kerja


Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 ditemukan di Desa Wuwuharjo dan Krumpakan
masing masing 1 kasus.Kedua kasus merupakan kasus import karena berasal dari luar
jawa / Papua.

3.2.8 Penyakit Kusta


Pada tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 tidak ditemukan
kasus penyakit kusta.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 21


3.2.9 Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Pada tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 tidak ditemukan
kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi .

3.2.10 Penyakit Filariasis


Pada tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten
Magelang tidak ditemukan kasus penyakit filariasis.

3.3 KUNJUNGAN NEONATUS, BBLR DAN STATUS GIZI BALITA


Cakupan kunjungan neonatus dan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran
2 Tahun 2017 ditunjukkan pada tabel 3.6sebagai berikut:
Tabel 3.6 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kajoran 2 Kabupaten Magelang Tahun 2017
% Kunjungan
KN2 % KN2 Kunjungan Bayi
Bayi
330 98,5 389 99,73
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 2017
(Lampiran: Tabel 15)

Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa kunjungan neonatus II (KN2)


sebanyak 330 kunjungan. Persentase kunjungan neonatus II merupakan perbandingan
KN2 dengan jumlah bayi lahir hidup. Persentase KN2 pada tahun 2017 di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang sebesar 98,5%. Sedangkan
kunjungan bayi sebanyak 389 kunjungan (99,73%). Cakupan kunjungan bayi tersebut
sudah mencapai target Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar
90%.
Bayi lahir dengan berat badan rendah yaitu kurang dari 2500 gram (BBLR)
perlu mendapatkan penanganan serius. Hal ini disebabkan karena pada kondisi
tersebut bayi akan menghadapi berbagai resiko yang dapat mengakibatkan kematian.
Terjadinya BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) biasanya disebabkan karena lahir
prematur atau kurangnya supply gizi pada waktu dalam kandungan.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 22


Persentase cakupan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di wilayah kerja
Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang tahun 2017 ditunjukkan pada grafik 3.3
sebagai berikut:
Grafik 3.3 Persentase Cakupan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017

4,8%

bukan BBLR
BBLR

95,2%

Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017


(Lampiran: Tabel 15)

Berdasarkan grafik 3.3 dapat diketahui bahwa cakupan BBLR (Bayi Berat
Lahir Rendah) di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 sebanyak 4,8%. Sedangkan
95,2% merupakan non BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Hal ini menunjukkan
bahwa kesehatan bayi di dalam kandungan dan kesehatan ibu saat hamil tergolong
baik sehingga bayi yang dilahirkan mayoritas mempunyai berat badan normal atau
lebih dari 2500 gram.
Cakupan bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang ditangani di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017 ditunjukkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Cakupan Bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang Ditangani
di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
BBLR % BBLR BBLR Ditangani % BBLR Ditangani

16 4,78 16 100
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017
(Lampiran: Tabel 15)

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 23


Berdasarkan tabel 3.7 diketahui bahwa jumlah BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah) di Kabupaten Magelang pada tahun 2017 dapat ditangani semua (100%).
Cakupan tersebut telah memenuhi target Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa
Tengah sebesar 100%.
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan
hasil pencatatan dan pelaporan (RR) program gizi. Laporan hasil penimbangan balita
di posyandu dapat mencerminkan tingkat status gizi masyarakat Kabupaten Magelang
tahun 2017. Persentase cakupan balita yang ditimbang di wilayah kerja Puskesmas
Kajoran 2 tahun 2017 ditunjukkan pada grafik 3.4 sebagai berikut:

Grafik 3.4 Persentase Cakupan Balita yang Ditimbang Di Wilayah Kerja


Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017

Sumber: Program Gizi Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017


(Lampiran: Tabel 16)

Berdasarkan grafik 3.4 diketahui bahwa persentase cakupan balita yang


ditimbang di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 sebesar 85,47 % dari
jumlah balita yang ada. Sedangkan sisanya 14,53% balita tidak ditimbang. Cakupan
balita yang ditimbang tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar 85%. Bayi yang tidak

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 24


ditimbang kemungkinan pada saat penimbangan, bayi tersebut tidak berada ditempat
atau sedang sakit sehingga tidak dibawa ke tempat penimbangan.
Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi
adalah kelompok bayi dan balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk
mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita. Status gizi balita
dipantau melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG) di posyandu yang
dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan setiap tahun sekali. Persentase
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 ditunjukkan pada
grafik 3.5 sebagai berikut:
Grafik 3.5 Persentase Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2
Tahun 2017

Sumber: Upaya Gizi Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017


(Lampiran: Tabel 16)

Berdasarkan grafik 3.5 diketahui bahwa jumlah balita yang berat badan naik
sebanyak 1247 (80,11%), BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 3 (0.02%), gizi
buruk sebanyak 11 (0,58%). Cakupan balita yang berat badannya naik di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang tahun 2017 belum mencapai target
yang telah ditetapkan di dalam Indikator Kinerja Kabupaten Magelang Tahun 2017
yaitu sebesar 85 %.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 25


BGM (Bawah Garis Merah) merupakan hasil penimbangan di mana berat
badan balita di bawah garis merah adalah 3 anak atau ( 0,02% ).Angka tersebut telah
memenuhi targetyang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Kab. Magelang Tahun 2017
yaitu dibawah 15,15%
Upaya pemerintah untuk menekan jumlah BGM (Bawah Garis Merah) dan

gizi buruk melalui program perbaikan gizi masyarakat yang kegiatannya berupa

pelacakan balita gizi buruk, rujukan dan perawatan balita gizi buruk, pemberian paket

makanan tambahan (PMT) kepada balita gizi buruk dan kurang dari keluarga miskin,

yang didukung pula oleh peningkatan penyuluhan gizi dan pemberdayaan posyandu.

Profil Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 26

Anda mungkin juga menyukai