Bab Iii
Bab Iii
3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita di Puskesmas Kajoran 2 Tahun
2017 tertulis dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
Jumlah bayi Jumlah Jumlah Jumlah
Lahir Hidup+ Bayi mati balita Balita mati
Lahir hidup Lahir mati
Lahir Mati
335 0 335 3 1336 1
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 Kab. Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 6)
Jumlah bayi lahir hidup di wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017
adalah 335 bayi. Bayi lahir hidup merupakan suatu kelahiran suatu bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-
tanda kehidupan misalnya bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot. Sedangkan
jumlah bayi lahir mati tidak ada. Bayi lahir mati (still birth) merupakan kematian bayi
yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim (berumur paling sedikit 28
minggu), tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Bayi mati atau kematian bayi (infant mortality) merupakan kematian
setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun. Jumlah bayi mati di
wilayah kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017 adalah 2 bayi. Sedangkan jumlah
kematian balita yang merupakan kematian anak di bawah usia lima tahun adalah 1
balita.
8,95 2.98
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 Kab. Magelang Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 6)
Perkiraan Kasus
Balita Pneumonia % Balita Pneumonia
Jumlah Balita Pneumonia
Ditemukan/Ditangani Ditemukan/Ditangani
Balita
1336 143 8 5,59
Sumber: Program P2M Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
(Lampiran: Tabel 9)
kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat
Dari tabel 3.4 diketahui bahwa Pada Tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas
Kajoran 2 ditemukan kasus diare sebanyak 484 kasus, 194 diantaranya adalah balita.
Dari 194 kasus tersebut, dapat tertangani semua (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pengelolaan program P2 Diare di Puskesmas Kajoran 2 sudah baik. Cakupan
tersebut telah sesuai dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Propinsi Jawa
Tengah sebesar 100%.
Pada tahun 2017 angka kesakitan diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran
2 per 1.000 penduduk sebesar 20,8. Hal ini berarti terdapat 20,8 penderita diare setiap
100.000 penduduk.
Peningkatan cakupan penemuan penderita diare sangat penting. Hal ini
dikarenakan dengan meningkatnya penemuan cakupan berarti semakin banyak kasus
diare ditemukan sehingga diharapkan mengurangi kasus kematian akibat
terlambatnya penanganan kasus diare.
Penyebaran kasus penderita diare pada balita di setiap desa wilayah kerja
Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017 ditunjukkan pada grafik 3.1 sebagai berikut:
Grafik 3.1 Jumlah Penderita Diare Pada Balita Setiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
Tabel 3.5 Penderita Malaria Diobati dan Angka Kesakitan Malaria per 1.000
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
Grafik 3.2 Jumlah Penderita Malaria Setiap Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Kajoran 2 Tahun 2017
4,8%
bukan BBLR
BBLR
95,2%
Berdasarkan grafik 3.3 dapat diketahui bahwa cakupan BBLR (Bayi Berat
Lahir Rendah) di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 sebanyak 4,8%. Sedangkan
95,2% merupakan non BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Hal ini menunjukkan
bahwa kesehatan bayi di dalam kandungan dan kesehatan ibu saat hamil tergolong
baik sehingga bayi yang dilahirkan mayoritas mempunyai berat badan normal atau
lebih dari 2500 gram.
Cakupan bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang ditangani di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017 ditunjukkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Cakupan Bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang Ditangani
di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran 2 Tahun 2017
BBLR % BBLR BBLR Ditangani % BBLR Ditangani
16 4,78 16 100
Sumber: Program KIA Puskesmas Kajoran 2 tahun 2017
(Lampiran: Tabel 15)
Berdasarkan grafik 3.5 diketahui bahwa jumlah balita yang berat badan naik
sebanyak 1247 (80,11%), BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 3 (0.02%), gizi
buruk sebanyak 11 (0,58%). Cakupan balita yang berat badannya naik di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran 2 Kabupaten Magelang tahun 2017 belum mencapai target
yang telah ditetapkan di dalam Indikator Kinerja Kabupaten Magelang Tahun 2017
yaitu sebesar 85 %.
gizi buruk melalui program perbaikan gizi masyarakat yang kegiatannya berupa
pelacakan balita gizi buruk, rujukan dan perawatan balita gizi buruk, pemberian paket
makanan tambahan (PMT) kepada balita gizi buruk dan kurang dari keluarga miskin,
yang didukung pula oleh peningkatan penyuluhan gizi dan pemberdayaan posyandu.