PENDAHULUAN
1|Page
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini
2. Tercapainya penurunan angka kesakitan akibat diare
3. Terlaksannya tatalaksana diare sesuai standar
4. Diketahuinya situasi efidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di
masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya.
1.3 Sasaran
Sasaran dari penyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare
di puskesmas ini adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cisurupan
2|Page
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS
3|Page
serta menambah
pengetahuan keluarga
tentang penyakit diare
dan pencegahannya
dirumah
4. Penemuan kasus Untuk menurunkan Penderita diare Pemegang
secara dini/ angka kesakitan akibat program dan
pelacakan kasus di diare bides
masyarakat.
5 Pencatatan dan Agar tertib Semua petugas yang Pemegang
pelaporan tepat administrasi dan bisa praktik di wilayah program
waktu tercakup semua kasus kerja Puskesmas
diare Cisurupan
4|Page
2.5 Standar fasilitas dan sarana
a.Denah ruangan
R.
R. tunggu pendaftaran
pendataran
R.Tindakan Rajal
R.Usila R. MTBS
Ruang tunggu
Apotek Ruang Apotek
Laboratorium
R
TB
R.imununisasi
R.gigi
wc. karyawan
D
wc a
R. kapus pasien p
R. KIA u
r
R.KIA
5|Page
b. Standar fasilitas dan Sarana
Sarana rehidrasi dapat digolongkan menurut pelayan, yaitu di Puskesmas, disebut pojok
upaya rehidrasi oral (URO) atau lebih dikenal nama pojok oralit dan di rumah sakit
disebut kegitan pelatihan diare (KPD).
POJOK ORALIT
Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam
tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana rujukan penderita diare,
baik yang berasal dari kader maupun masyarakat. Melalui pojok URO diharapkan dapat
meningkatkan Gizi buruk. kepercayaan masyarakat dan petugas terhadap tatalaksana
penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi oral.
a. Fungsi
mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral (URO)
memberi pelayanan penderita diare
memberikan pelatihan kader (Posyandu)
b. Tempat
Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (di sudut ruangan
tunggu pasien) dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat
mempromosikan RO Gizi buruk ada ibu-ibu yang sedang menungu giliran untuk
suatu pemeriksaan. Bila seseorang penderita memerlukan URO, maka penderita
tersebut dapat duduk di kursi dibantu oleh ibu/keluarganya untuk melarutkan dan
meminum oralit selama waktu observasi 3 jam.
c. Sarana Pendukung
Tenaga pelaksana : dokter dan paramedis terlatih
Prasarana :
1. Tempat pendaftaran
2. Ruang tunggu, sebagai tempat pojok oralit yang dilengkapi dengan :meja,
termos es, ceret, oralit 200 ml, sendok, handuk, baskom, tempat cuci tangan,
ember, hoster, untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare, termasuk
cara melarutkan dan cara menyimpannya.
3. Kamar periksa yang dilengkapi dengan sarana penyuluhan penyakit diare
atau kamar periksa yang tersedia di Puskesmas.
d. Cara Membuat Pojok Oralit
1. Pilihan lokasi untuk “Pojok Oralit”
Dekat tempat tunggu (ruang tunggu), ruang periksa, serambi muka yang
tidak berdesakan.
6|Page
Dekat dengan toilet atau kamar mandi
Menyenangkan dan baik ventilasinya
2. Pengaturan model di “Pojok Oralit”
Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan larutan
Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk dengan
nyaman saat memangku anaknya.
Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang berisi laritan
oralit
Oralit paling sedikit 200 bungkus
3 buah botol/gelas ukur yang dapat mengukur berbagai macam gelas yang
dipunyai ibu
3 buah gelas
3 buah sendok
2 buah pipet (mungkin lebih memudahkan untuk dipakai, daripada sendok
untuk beberapa bayi)
Pamflet (yang menerangkan Gizi buruk ada ibu, bagaimana mengobati atau
merawat anak diare), untuk dibawa pulang ke rumah
Media penyuluhan
Media penyuluhan dalam bentuk poster yang menarik tentang pengobatan
dan pencegahan diare penting diketahui oleh ibu. Selama duduk di Pojok
Oralit sangat bermanfaat bagi mereka untuk belajar mengenai Upaya
Rehidrasi Oral serta hal-hal yang penting lainnya, misal : pemberian ASI,
perbaikan makanan tambahan, penggunaan air yang bersih, mencuci tangan
dengan penggunaan jamban, juga termasuk poster tentang imunisasi
7|Page
Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya
di rumah dan mentukan indikasi kapan anaknya dibawa kembali ke
Puskesmas.
Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan Gizi burukada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta
cara pencegahan diare.
2. Pelayanan penderita
Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di ruang
pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya
dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama diobservasi serta :
Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit.
Perhatikan ibu waktu memberikan oralit
Perhatikan penderita secara periodik dan catat keadaannya (pada catatan
klinik penderita diare rawat jalan) setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi
rehidrasinya (3-6 jam)
Catat/ hitung jumlah oralit yang diberikan.
Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas dan
antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera
8|Page
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN PROGRAM P2 DIARE
3.1 Perencanaan
Perancanaan pelayanan program P2 Diare dibuat oleh penanggung jawab
upaya pada awal tahun melalui tahapan :
1) Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Penanggung jawab upaya mengumpulkan data yang diperlukan untuk
perencanaan meliputi data capaian tahun sebelumnya, hasil umpan balik
dari masyarakat melalui survei, pertemuan, keluhan dan pengaduan
2) Analisa masalah
Hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian dilakukan analisa oleh
penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan tentang penyebab dan
pemecahan masala.analisa akar masalah mengunakan diagram tulang ikan
atau analisa akar masalah. Pemilihan pemecahan masalah menggunakan
USG,NGT atau MICUA
3) Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan
pemecahan masalah untuk tahun berikutnya
4) Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)
Penanggung jawab kegiatan menyusun RPK untuk tahun berjalan (H)
berdasarkan alokasi dana yang telah disetujui untuk puskesmas dengan
memperhatikan RUK yang telah disusun tahun sebelumnya. Penyusunan
RPK dilaksanakan secara bersama-sama melalui pertemuan koordinasi
lintas program puksesmas.
3.2 Pelaksanaan
Berdasakan RPK yang telah tersusun, penanggung jawab berupaya
melaksanakan kegiatan melalui tahapan :
1) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK),
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK
2) Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan
3) Sosialisai jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui
lokakarya mini puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media komunikasi
dan distribusi langsung kepada sasaran program
4) Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara :
9|Page
a) Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan
b) Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis,
pengecekan alat kesehatan yang digunakan, pengecekan bahan
misalnya stok dan kondisi obat-obatan dan lain-lain
c) Selesai pelaksanaan kegiatan dengan sasaran program dan lintas
program jika ada perubahan jadwal
d) Selesai pelksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya membuat
laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan
b. Cara penghitungan
1. Penemuan penderita diare di Puskesmas dan kader adalah penemuan kasus
diare semua golongan umur disarana kesehatan dan kader diwilayah kerja
puskesmas.
Cara penghitungannya :
2 1 4 x jumlah penduduk
1000
2. Cakupan pelayanan diare adalah prosentase jumlah penderita diare yang
dilayani dalam 1 tahun dibagi target penemuan penderita pada tahun yang
sama.
Cara penghitungannya :
Jumlah penderita diare yang dilayani dalam 1 tahun X 100 %
10 %X IR
10 | P a g e
3. Angka penggunaan oralit adalah jumlah penderita diare yang berobat disarana
kesehatan dan kader dan diberikan oralit untuk penanggulangan dehidrasi
dibagi jumlah penderita diare.
Cara penghitunganya :
Jumlah penderita diare yang diberi Oralit disarana kesehatan X 100%
Total penderita diare
c. Indikator Mutu
1. Penemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader, cakupan
harus 10%
2. Cakupan pelayanan diare, cakipannya harus 100%
3. Angka penggunaan oralit,cakupannya harus 100%
4. Angka penggunaan RL , cakupannya harus 1%
5. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc, cakupannya harus
100%
6. Case Fatality rate KLB diare ( toleransi <1%),cakupannya harus <1%
11 | P a g e
3.4 Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab upaya membuat RTL untuk
perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang.
Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
12 | P a g e
BAB IV
LOGISTIK
13 | P a g e
BAB V
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM
14 | P a g e
BAB VI
KESELAMATAN KERJA PETUGAS
15 | P a g e
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
16 | P a g e
BAB VIII
PENUTUP
17 | P a g e
18 | P a g e