Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program P2Diare yaitu program pelayanan kesehatan di
P u s k e s m a s u n t u k pengendalian penyebaran dan dampak penyakit diare melalui
upaya pencegahan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan
jangkauan program P2 Diare. Program P2 Diare merupakan adalah upaya kesehatan
meliputi kegiatan penemuan dan p e n g o b a t a n p e n d e r i t a d i a r e . P e r t e m u a n
l i n t a s s e k t o r d a n p r o g r a m t e r k a i t s i s t e m kewaspadaan dini, penanggulangan
KLB, pemantapan logistik dan monitoring / evaluasi. Hingga saat ini, penyakit
diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Hal ini
dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ketahun. diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 pada semua umur dalam kelompok penyakit
menular
Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti
Indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari
tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru.
Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang masih banyak terjadi di
masyarakat dan sering menimbulkan masalah kompleks. Hal ini disebabkan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan
kepercayaan yang masih keliru terhadap penyakit diare.
Puskesmas senagai ujung tombak pelayanan masyarakat merupakan sarana
kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskemas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada masyarakat
untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga dan
lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
daya masyarakat.
UPT Puskesmas Cisurupan merupakan bagian dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut. Sebagai tombak pelayanan masyarakat, puskesmas telah berupaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu antara lain dengan melaksanakan
program P2 Diare. Program ini dilaksanakan oleh perawat yang merupakan pemegang P2
Diare.

1|Page
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini
2. Tercapainya penurunan angka kesakitan akibat diare
3. Terlaksannya tatalaksana diare sesuai standar
4. Diketahuinya situasi efidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di
masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya.

1.3 Sasaran
Sasaran dari penyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare
di puskesmas ini adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cisurupan

1.4 Ruang Lingkup


Upaya penanggulangan penyakit diare di Puskesmas meliputi tatalaksana program
penanggulangan penyakit diare yang sesuai standar.

1.5 Definisi Operasional


a. Penemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader
b. Cakupan pelayanan diare
c. Angka pengguanaan RL
d. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc
e. Case fatality rate KLB diare (toleransi <1 %)

1.6 Landasan Hukum


a. Permenkes No. 75 Tahun 2014
b. Undang-undang Kesehatan No. 36

2|Page
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS

2.1 Ketenagaan dan persyaratan kompetensi


Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya
penanggulangan diare serta pelaksana upaya kesehatan.
Penanggungjawab upaya dan pelaksana merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas
Cisurupan yang memiliki kompetensi sebagai berikut :
No. SDM Kompetensi ijazah dan kompetensi tambahan
1 Penanggung jawab upaya P2 a. S.Kep,Ners
Diare b. Pelatihan BTCLS

2.2 Tugas Dan Wewenang


Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua
kegiatan yang berhubungan dengan diare

2.3 Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan, sasaran dan pelaksanaan kegiatan program P2 Diare yang
dilaksanakan di Puskesmas Cisurupan adalah :
No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksanaan
Kegiatan
1. Melaksanakan Menemukan kasus Semua penderita Pemegang
pemeriksaan dan diare secara dini agar yang datang berobat Program, Perawat
tatalaksana menurunkan angka ke Puskesmas dan Bides,
penderita penyakit kesakitan akibat diare Cisurupan
diare
2. Pelayanan konseling Meningkatkan Semua penderita Pemegang
dan pada usia anak pengetahuan dan yang datang berobat Program, Perawat
di bawah 5 tahun pencegahan dehidrasi ke Puskesmas dan Bides
adanya Layanan pada balita Cisurupan
Rehidrasi Oral Aktif
(LROA)
3 Kunjungan rumah Untuk memastikan Penderita diare dan Pemegang
penderita diare dan pengobatan diare keluarga program dan
konseling tuntas supaya penyakit bides
diare tidak berulang

3|Page
serta menambah
pengetahuan keluarga
tentang penyakit diare
dan pencegahannya
dirumah
4. Penemuan kasus Untuk menurunkan Penderita diare Pemegang
secara dini/ angka kesakitan akibat program dan
pelacakan kasus di diare bides
masyarakat.
5 Pencatatan dan Agar tertib Semua petugas yang Pemegang
pelaporan tepat administrasi dan bisa praktik di wilayah program
waktu tercakup semua kasus kerja Puskesmas
diare Cisurupan

2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melelui pertemuan
mini lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas sektor,media komunikasi dan distribusi
langsung pada sasaran program. Adapun jadwal kegiatan sebagai berikut :

Upaya Jenis kegiatan lokasi Jadwal kegiatan


kesehatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ags Sep Ok No De
n b r r i n l t t t v s
Upaya 1. Melaksanakan Puskesma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pencegahan pemeriksaan dan s
dan tatalaksana
pengendalia penderita
n penyakit penyakit diare
menular 2. Kunjungan rumah Desa √ √ √ √ √ √ √ √
Diare penderita Diare

3. Pencatatan dan Puskesma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


pelaporan s

4|Page
2.5 Standar fasilitas dan sarana
a.Denah ruangan

R.
R. tunggu pendaftaran
pendataran

R.Tindakan Rajal

Ruang tunggu R.Poli Umum


pemeriksaan

R.Usila R. MTBS

Ruang tunggu
Apotek Ruang Apotek

Laboratorium
R
TB
R.imununisasi

R.gigi
wc. karyawan

D
wc a
R. kapus pasien p
R. KIA u
r
R.KIA

5|Page
b. Standar fasilitas dan Sarana
Sarana rehidrasi dapat digolongkan menurut pelayan, yaitu di Puskesmas, disebut pojok
upaya rehidrasi oral (URO) atau lebih dikenal nama pojok oralit dan di rumah sakit
disebut kegitan pelatihan diare (KPD).
POJOK ORALIT
Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam
tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana rujukan penderita diare,
baik yang berasal dari kader maupun masyarakat. Melalui pojok URO diharapkan dapat
meningkatkan Gizi buruk. kepercayaan masyarakat dan petugas terhadap tatalaksana
penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi oral.
a. Fungsi
 mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral (URO)
 memberi pelayanan penderita diare
 memberikan pelatihan kader (Posyandu)
b. Tempat
Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (di sudut ruangan
tunggu pasien) dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat
mempromosikan RO Gizi buruk ada ibu-ibu yang sedang menungu giliran untuk
suatu pemeriksaan. Bila seseorang penderita memerlukan URO, maka penderita
tersebut dapat duduk di kursi dibantu oleh ibu/keluarganya untuk melarutkan dan
meminum oralit selama waktu observasi 3 jam.
c. Sarana Pendukung
 Tenaga pelaksana : dokter dan paramedis terlatih
 Prasarana :
1. Tempat pendaftaran
2. Ruang tunggu, sebagai tempat pojok oralit yang dilengkapi dengan :meja,
termos es, ceret, oralit 200 ml, sendok, handuk, baskom, tempat cuci tangan,
ember, hoster, untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare, termasuk
cara melarutkan dan cara menyimpannya.
3. Kamar periksa yang dilengkapi dengan sarana penyuluhan penyakit diare
atau kamar periksa yang tersedia di Puskesmas.
d. Cara Membuat Pojok Oralit
1. Pilihan lokasi untuk “Pojok Oralit”
 Dekat tempat tunggu (ruang tunggu), ruang periksa, serambi muka yang
tidak berdesakan.

6|Page
 Dekat dengan toilet atau kamar mandi
 Menyenangkan dan baik ventilasinya
2. Pengaturan model di “Pojok Oralit”
 Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan larutan
 Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk dengan
nyaman saat memangku anaknya.
 Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang berisi laritan
oralit
 Oralit paling sedikit 200 bungkus
 3 buah botol/gelas ukur yang dapat mengukur berbagai macam gelas yang
dipunyai ibu
 3 buah gelas
 3 buah sendok
 2 buah pipet (mungkin lebih memudahkan untuk dipakai, daripada sendok
untuk beberapa bayi)
 Pamflet (yang menerangkan Gizi buruk ada ibu, bagaimana mengobati atau
merawat anak diare), untuk dibawa pulang ke rumah
 Media penyuluhan
Media penyuluhan dalam bentuk poster yang menarik tentang pengobatan
dan pencegahan diare penting diketahui oleh ibu. Selama duduk di Pojok
Oralit sangat bermanfaat bagi mereka untuk belajar mengenai Upaya
Rehidrasi Oral serta hal-hal yang penting lainnya, misal : pemberian ASI,
perbaikan makanan tambahan, penggunaan air yang bersih, mencuci tangan
dengan penggunaan jamban, juga termasuk poster tentang imunisasi

e. Kegiatan Pojok Oralit


1. Penyuluhan URO
 Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit dan
bagaimana cara memberikannya.
 Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit bila
ada muntah.
 Memberikan dorongan Gizi burukada ibu untuk memulai memberikan
makanan pada anak atau ASI pada bayi (Puskesmas perlu memberikan
makanan pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan).

7|Page
 Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya
di rumah dan mentukan indikasi kapan anaknya dibawa kembali ke
Puskesmas.
 Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan Gizi burukada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta
cara pencegahan diare.
2. Pelayanan penderita
Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di ruang
pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya
dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama diobservasi serta :
 Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit.
 Perhatikan ibu waktu memberikan oralit
 Perhatikan penderita secara periodik dan catat keadaannya (pada catatan
klinik penderita diare rawat jalan) setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi
rehidrasinya (3-6 jam)
 Catat/ hitung jumlah oralit yang diberikan.
 Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas dan
antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera

8|Page
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN PROGRAM P2 DIARE

3.1 Perencanaan
Perancanaan pelayanan program P2 Diare dibuat oleh penanggung jawab
upaya pada awal tahun melalui tahapan :
1) Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Penanggung jawab upaya mengumpulkan data yang diperlukan untuk
perencanaan meliputi data capaian tahun sebelumnya, hasil umpan balik
dari masyarakat melalui survei, pertemuan, keluhan dan pengaduan
2) Analisa masalah
Hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian dilakukan analisa oleh
penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan tentang penyebab dan
pemecahan masala.analisa akar masalah mengunakan diagram tulang ikan
atau analisa akar masalah. Pemilihan pemecahan masalah menggunakan
USG,NGT atau MICUA
3) Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan
pemecahan masalah untuk tahun berikutnya
4) Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)
Penanggung jawab kegiatan menyusun RPK untuk tahun berjalan (H)
berdasarkan alokasi dana yang telah disetujui untuk puskesmas dengan
memperhatikan RUK yang telah disusun tahun sebelumnya. Penyusunan
RPK dilaksanakan secara bersama-sama melalui pertemuan koordinasi
lintas program puksesmas.
3.2 Pelaksanaan
Berdasakan RPK yang telah tersusun, penanggung jawab berupaya
melaksanakan kegiatan melalui tahapan :
1) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK),
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK
2) Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan
3) Sosialisai jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui
lokakarya mini puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media komunikasi
dan distribusi langsung kepada sasaran program
4) Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara :

9|Page
a) Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan
b) Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis,
pengecekan alat kesehatan yang digunakan, pengecekan bahan
misalnya stok dan kondisi obat-obatan dan lain-lain
c) Selesai pelaksanaan kegiatan dengan sasaran program dan lintas
program jika ada perubahan jadwal
d) Selesai pelksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya membuat
laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan

3.3 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala
a. Indikator Kinerja
No Variabel Target Target
PKP/SPM Puskesmas
1. Penemuan penderita diare yang diobati di 10 % 10%
puskesmas dan kader
2. Cakupan pelayanan diare 100 % 100%
3. Angka penggunaan oralit 100 % 100 %
4. Angka penggunaan RL 1% 1%
5. Proporsi penderita diare balita yang diberi zinc 100 % 100 %
6. Case fatality rate KLB diare toleransi < 1% < 1%

b. Cara penghitungan
1. Penemuan penderita diare di Puskesmas dan kader adalah penemuan kasus
diare semua golongan umur disarana kesehatan dan kader diwilayah kerja
puskesmas.
Cara penghitungannya :
2 1 4 x jumlah penduduk
1000
2. Cakupan pelayanan diare adalah prosentase jumlah penderita diare yang
dilayani dalam 1 tahun dibagi target penemuan penderita pada tahun yang
sama.
Cara penghitungannya :
Jumlah penderita diare yang dilayani dalam 1 tahun X 100 %
10 %X IR

10 | P a g e
3. Angka penggunaan oralit adalah jumlah penderita diare yang berobat disarana
kesehatan dan kader dan diberikan oralit untuk penanggulangan dehidrasi
dibagi jumlah penderita diare.
Cara penghitunganya :
Jumlah penderita diare yang diberi Oralit disarana kesehatan X 100%
Total penderita diare

4. Angka penggunaan RL adalah jumlah penderita diare dengan derajat


dehidrasi berat yang diberi cairan RL disarana kesehatan dibagi dengan
jumlah penderita yang dilayani.
Cara penghitunganya :
Jumlah penderita diare yang diberi RL disarana kesehatan X 100%
Total penderita diare
Target : 1 %
5. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc adalah jumlah penderita
diare balita yang diberi tambahan tablet zinc dibagi jumlah diare balita.
Cara penghitungannya :
Jumlah penderita diare balita yang diberi zinc X 100 %
Jumlah penderita diare
6. Case Fatality Rate KLB Diare adalah jumlah kematian penderita diare pada
saat terjadi KLB diare di wilayah puskesmas dibagi dengan jumlah penderita
diare pada saat KLB
Cara penghitungannya :
Jumlah kematian penderita diare pada saat KLB x 100%
Jumlah penderita diare
Target : < 1%

c. Indikator Mutu
1. Penemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader, cakupan
harus 10%
2. Cakupan pelayanan diare, cakipannya harus 100%
3. Angka penggunaan oralit,cakupannya harus 100%
4. Angka penggunaan RL , cakupannya harus 1%
5. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc, cakupannya harus
100%
6. Case Fatality rate KLB diare ( toleransi <1%),cakupannya harus <1%

11 | P a g e
3.4 Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab upaya membuat RTL untuk
perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang.
Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas

12 | P a g e
BAB IV
LOGISTIK

Logistik yang dibutuhkan untuk pengendalian penyakit diare adalah


oralit,zinc, obat KLB diare. Kemasan obat yang disediakan adalah oralit 200ml, tablet
zinc 20 mg, untuk obat paket KLB diare adalah oralit,ringer laktat 500ml, giving set,
dan abocath untuk ukuran anak dan ewasa. IV catheter dengan ukuran sesuai dengan
kebutuhan dan Cotrimoxazole 480mg dan Cotrimoxazole syr.

13 | P a g e
BAB V
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

5.1 Keselamatan sasaran program/ pasien


Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa
memperhatikan keselamatan pasienatau sasaran program melalui mekanisme
pelaporan sesuai dengan indeks keselamatan pasien yang telah ditetapkan
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan
rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan
5.2 Resiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakit diare adalah :
1) Resiko yang terkait dengan pelayanan sasaran / pasien
2) Resiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
3) Resiko financial
4) Resiko lain ( misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan / alat
transfortasi misalnya ambulan,vans dan motor dsb)
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayaan puskesmas dalam
melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan keselamatan pasien
(patient safety). Upaya keselamatan pasien adalah reduksi dan meminimalkan
tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui
praktek yang terbaik untuk mencapai pelayanan klinis yang optimal.
5.3 Sasaran keselamatan sasaran / pasien meliputi :
1) Ketetapan identifikasi psien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian ketepatan lokasi, lokasi prosedur, tepat sasaran /pasien
5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan resiko jatuh

14 | P a g e
BAB VI
KESELAMATAN KERJA PETUGAS

Pelaksanaan pelayanan program P2 Diare di Puskesmas Cisurupan


diselenggarakan senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.
Dalam penjelasan Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, telah
mengamanatkan salah satu diantaranya adalah setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan
yang merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan
yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai resiko berasal
dari faktor fisk, kimia, ergonomik dan psikososial

15 | P a g e
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

7.1 Pengendalian Program


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja atau standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan puskesmas. Perencanaan disusun
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan serta upaya peningkatan
mutu pelayanan adalah pemilihan aspek pemeliharaan yang ditinggikan indikator,
kriteria serta standar yang digunakan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan
yaitu :
1) Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu
indikasi dan merupakan suatu variabel untuk bisa melihat suatu perubahan
2) Kriteria adalah spesifikasi dari indikator
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagi berikut :
a) Aspek yang dipilih untuk di tingkatkan
b) Keprofesian
c) Efisiensi
d) Keamanan pasien
e) Kepuasan pasien
f) Sarana dan lingkungan fisik
7.2 Tujuan Pengendalian Mutu Program
1) Terwujudnya pelayanan berkualitas
2) Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di
puskesmas
3) Untuk meningkatkan cakupan pelyanan yang bermutu
7.3 Jenis Kegiatan Pengendalian Mutu
Jenis kegiatan pengendalian mutu program P2 Diare adalah :
1) Penemuan penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader
2) Menghitung cakupan pelayanan diare yang dilayani dalam satu tahun
3) Menghitung angka penggunaan oralit
4) Menghitung angka penggunaan RL
5) Menghitung proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc
6) Menghitung jumlah case fatality rate KLB diare

16 | P a g e
BAB VIII
PENUTUP

Setiap petugas puskesmas akan selalu berusaha mewujudkan Visi Puskesmas,


yaitu puskesmas terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna
dan merata. Untuk itu, kita akan mengarahkan segenap tenaga dan pikiran serta
kemampuan yang kita punya.
Terlaksananya program P2 Diare pelayanan Puskesmas merupakan salah satu
jalan untuk mencapai pelayanan yang bermutu dan mengutamakan kepuasan
masyarakat sesuai motto serta janji layanan puskesmas. Semoga program ini akan
banyak bermanfaat bagi pengembangan puskesmas khususnya dan bagi masyarakat
pada umumnya.

17 | P a g e
18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai