Anda di halaman 1dari 7

Tepatnya di bulan januari tahun 2000 aku adalah seorang remaja berumur

15 tahun yang akan mengikuti ujian nasional tingkat SMP di SMPN muaro
bungo profinsi jambi, tetapi diasat itu kedua orang tua saya memutuskan untuk
pindah karena di bungo perusahan ayah saya yang bergerak dibidang marketing
elektronik mengalami kebangkrutan karena ada kariawan ayah saya
mengelapkan uang perusahatan yang mengakibatkan kacaunya keuangan dan
gulung tikar. Alhamdulillah kedua orang tua saya merupakan orang tua yang
tangguh dan terbiasa dalam berdagang dan membangun usaha dari kecil,
berketepatan pula ditahun yang sama kakak mamak saya yang diaceh meninggal
dunia dan kedua orang tua saya serta sepasang adik saya pergi ke aceh untuk
datang kerumah duka, saya terpaksa tinggal dikarenakan sedang menghadapi
ujian nasional itu. Setelah melihat situasi ekonomi disana, kedua orang tua
memutuskan pindah, keluarga saya pindah keaceh dan saya sebulan tinggal
dengan tetangga yang sudah seperti keluarga dibungo sana. Namun di bulan
februari ayah saya datang menjeput saya untuk ikut pindah keaceh karena tidak
mungkin menitipkan saya lebih lama lagi, setelah mengurus segala keperluan
pindah akhirnya kami berangkat menuju rimo kota kecil yang ada di aceh
singkil memang betapa terkejutnya saya rumah yang dulunya mewah dan besar
sekarang dikota ini saya harus menempati rumah bedeng papan seberan(papan
bekas) dan berada didepan pekan (pasar mingguan rimo), sebagai seorang
remaja yang pernah hidup berkecukupan tentunya saya membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan saat itu, orang tua saya memuali usaha
dengan menjual gorenagan dan dihari pekan ayah saya berjualan. Saya pindah
dan bersekolah di SMPN 1 gunung meriah Karena sudah mepet waktu ujian
nasional dan berkas peserta ujian sudah dikirim kepusat sehingga saya terpaksa
mengulang kelas 3 lagi dan semester 1 saya disekolah baru saya alhamdulillah
mendapat kan pringkat 2 dikelas walau masih penyusuaian diri, akhirnya saya
tamat dan menjadi salah seorang siswi lulusan smp tersebut.
Kemudian saya melanjutkan sekolah disekolah sman 1 simpang kanan,
memang masa paling indah adalah masa masa di sms, disitu juga saya sebagai
remaja menemukan cinta pertama saya saat kelas satu saya sebagai wakil osis
dan abang kelas saya itu juga pengurus osis, saya nyaman karna saya banyak
belajar dari dia tentang mata pelajaran dan organisasi karna kami memiliki
banyak kesamaan juga saya ketua kelas dikelas 1.1 dan dia ketua kelas di 3.ipa,
dan kami juga merupakan anggota paskibra kecamatan simpang kanan, akhirnya
kami memang harus berpisa ketika dia tamat sma dia melanjutkan kuliah
kepadang dan saya pun naik kelas 2, selama hubungan kami memang
memberikan pengaruh positif bagi pendidikan saya tapi diantara kami ada
pengganggu laki-laki itu selalu menghasut orang tua saya menjelek jelekan
abang kelas sayayang menyebabkan kami harus mengakhiri kedekatan
hubungan jarak jauh kami itu. ternyata dia sudah sejak saya smp menyukai saya
dia serig melihat saya pulang sekolah berjalan didepan rumahnya. Dirimo inilah
saya belajar tumbuh menjadi remaja rajin membatu orang tua karena keadaan
dan memang saya anak paling tua dikeluarga namun tidak mengesampingkan
pendidikan saya sehingga saya terbiasa pada masa sekolah saya termasuk siswa
berprestasi dan rajin, dikelas dua saya menjadi ketua osis dan saya tamat kelas 3
juga mendapatkan nilai UN yang memuaskan ditahun 2006 Kemudian saya
melanjutkan kuliah di IAIN Ar-Araniri banda aceh dengan mengikuti seleksi
beasiswa prestasi BRR alahmdulillah saya lulus. Tetapi ibu saya berat
melepaskan saya karena takut terpisah dan apalagi sebelumnya ditahun 2004
terjadi bencana gempa dan tsunami banda aceh merupakan salah satu wilayah
yang banyak terdapat korban bencana tersebut, berkat kegigihan dan dukungan
papa akhirnya saya berangkat dan ibu saya harus rela mengiklaskan kepergian
saya untuk menuntut ilmu dibanda seirung berjalannya waktu ekonomi keluarga
kami mulai membaik orang tua saya dapat membeli sepetak tanah dan
membangun ruko dipinggir jalan besar kemudian mengembangkan usaha
membuka rumah makan minang dan alham dulillah terus berkembang. saya
menjalankan masa kuliah saya dengan baik dan bahagia memiliki teman teman
yang baik, berbagi ilmu saling belajar dan mendukung agar mencapai tujuan
bersama ya itu tamat dengan nilai terbaik. Seiring berjalannya waktu saya
disana mengenal seseorang yang berasal dari kampung saya Cuma beda
kecamatan ternyata dia juga alumni SMA saya dulu dan dinas di mataie(rindam
iskandar muda), selama kuliah dia lah laki2 yang mensupor dan menjadi teman
dekat saya, dia sangat menjaga dan menyayangi saya begitu juga sebaliknya,
saat itu saya berharap dialah yang menjadi jodoh saya.

Ditahun 2011 saya pulang kampung karena sudah sidang skripsi dan
berketepatan masuk bulan suci ramadan saya mengabarkan kepada kedua orang
tua saya bahwa saya setelah dua minggu lebaran saya wisuda, dan berharap
orang tua dan adik2 saya dapat menghadiri acara kelulusan saya itu, tetapi
sudah saya duga saat puasa itu kedua orang tua saya meminta saya untuk
melupakan orang yang sangat saya sayangi dan cintai itu dan memaksa
menikah dengan laki laki yang dulu juga jadi pengganggu saat saya dekat
dengan abg kelas saya itu dia sering mendekati dan cari muka orang tua saya.
karena mereka melihat laki laki itu jauh lebih baik dan lebih bisa membuat saya
bahagia, Akhirnya dengan segala macam cara dan usaha mereka membuat saya
tak bisa menolak untuk dinikahi dengan pria itu, seminggu setelah lebaran saya
bertunangan dengan pria pilihan orang tua saya, saya berharap dengan
merelakan dan menuruti orang tua saya akan bahagia dua dan akhirat, karna
saya yakin pilihan orang tua itu adalah yang terbaik saya sebagai anak tidak
berhak untuk menolaknya. Padahal disaat itu juga saya ingin menyampaikan
kepada orang tua saya bahwa saya lulus beasiswa gubernur untuk S2
dimalaysia dengan banyak syarat yang dapat saya penuhi, dimana salah satu
syarat tidak menikah hingga tamat, tetapi sepertinya saya harus mengubur
dalam dalam keinginan saya untuk melanjutkan kualiah dimalaysia. Akhirnya
saya menikah dengan pria itu ditahun itu sepulang saya wisuda.
Babak baru dalam hidup saya saya sudah menjadi seorang istri dari pria
yang terpandang dan mapan itu, sebagai seorang wanita saya sadar betul dengan
kodrat saya ketika saya sudah menikah, suami adalah imam bagi saya diawal
pernikahan memang masih canggung karena masih menyesuaikan diri saya
terus belajar dan mencoba menjadi istri yang baik, seiring berjalannya waktu
saya pun mencintai suami saya kami bahagia, namun tahun pertama, keuda dan
ketiga kami belum juga dikarunia seorang anak, saya sudah berobat kesana
kemari dan tak satu dokter dan orang pun mengatakan ada masalah dengan
kandungan saya, namun yang saya heran setiap saya ajak suami saya berobat
selalu tidak ada waktu, yang alasan sibuk kerja lah, banyak konsumen lah ngak
diizinkan mamaknya lah karana tentunya harus meninggalkan tempak kerjanya
yang notabene itu merupakan usaha keluarganya. Saya berfikir apakah itu
semua lebih penting dari pada kehadiran seorang anak yang sudah sangat kami
idam idamkan selama ini. Pada tahun 2014 itu ayah saya sakit keras selama 2
bulan kami bawa berobat kesana kemari dan akhirnya harus dirujuk ke rumah
sakit adam malik medan saya dan mamak juga nenak ikut mengantar dan
merawat papa saya dirumah sakit, pada suatu malam saya merasakan firasat
yang tidak enak melihat kondisi ayah saya yang terus menurun saya menelpon
dan menceritakan kepada suami saya tentang kondisi ayah dan menginginkan
agar dia bisa satang untuk menjenguk ayah mertuanya walau sebentar tetapi dia
menjawab tidak mungkin mamaknya mengizinkan karena ini bulan puasa dan
konsumen remai jadi tidak mungkin ditinggalkan, astafirullah hal azim diaat
sesulit itu bagaimana mungkin suami saya masih mementingkan uang dari pada
ayah mertuanya yang sudah makan melemah, dua hari setelah malam itu
tepatnya tanggal 22 juli 2014 15 menit menjelang puasa saya yang sedang
duduk disamping tempat tidur ayah saya mulai menunjukan tanda tanda
kepergiaannya, berawal dari selang makanan dan infus yang bulak balik lepas,
kotorannya yang sudah berwarna hitam dalam keadaaan koma ayah saya
meneteskan air mata perpisahan, saya duduk membaca ayat kursi disampi beliau
dan ketika mulut ayah saya bergerak saya fikir beliau sadar dari koma, ternyata
beliau mengisyaratkan untuk dituntun membacakan dua kalimat syahadat, saya
batu ayah saya untuk melafatkannya dan akhirnya ayah saya pergi untuk
selama-lamanya menigalkan kami semua. Saya menahan tangis karena saat itu
memang sudah masuk waktu berbuka, nenek dan mamak saya minta untuk
duluan berbuka saya yang menjaga ayah saya tau ayah sudah tidak ada tapi saya
membiarkan ibu dan nenek menyelesaikan bukanya dulu baru saya kasih tahu
bahwa ayah sudah pergi. Malam itu juga kami berangkat pulang kerimo naik
mobil ambulan sesampai nya dirumah orang sudah ramai saya lihat termasuk
suami saya, besok dirncanakan ayah akan dikuburkan, tetapi yang membuat
saya sedih saya tidak melihat suami saya ada saat ayah saya dimakam kan,
ternyata dia sudah pergi kerja dan mementingkan mencari uang dari pada
menguburkan ayah mertuanya. Dimana perasaan kamu apakan ayah saya bukan
orang tuamu juga, beliau sangat menyayangi kamu sebagai anaknya selalu
memihak dan membela kamu mulai dari kamu mengejar ngejar ku hingga kita
menikah.

Tidak hanya itu saja dengan keaadaan saya tidak kunjung hamil ibunya
selalu saja menyalahkan saya, saya di cerca dengan segala macam tuduhan
mulai dari saya mandul dan tidak becus melayani suami. Astafirullah apa yang
harus saya lakuakan mertua saya sangat membenci saya rumah tangga kami
selalu dicampuri olehnya tapi kenapa suami saya yang katanya sangat mencintai
saya seolah tidak peduli. Saya tidak berharap dia lebih membela saya tapi
setidaknya dia bisa menengahi dan mendinginkan ibunya, karna pada
hakikatnya dia adalah seorang anak namun dia juga seorang suami. memasuki
tahun ke empat rumah tangga kami suami saya mulai berlaku kasar berkata
kasar bahkan tak jarang kami ribut hanya gara-gara hasutan ibunya, hingga
puncaknya dia dan ibunya merencanakan untuk mengusir saya dari rumah yang
kami tempati dengan segala rencana sehingga saya keluar tanpa membawa
satupun barang barang berharga yang kami dapat selama meikah, padahan
selama pernikahan saya mengajar di salah satu sekolah dan juga memiliki usaha
jualan segala macam boneka dan kado-kado lainnya. Tetapi sudah lah karna
saya tidak tahan selalu diperlakukan buruk oleh mereka saya pulang kerumah.

Saya tahu kamu masih mencintai aku saat itu karna kamu selalu
mengajak untuk kembali, tetapi yang buat aku kecewa aku hanya meminta jika
kita kembali lagi kita harus mandiri kamu cari perkerjaan lain tidak lagi diusaha
keluarga mu itu agar kita mandiri, tetapi kenapa kamu tidak menyanggupi itu,
tidak lama kemudian aku mendengar kamu akan menikah dengan perempuan
lain dan aku dengar itu pilihan ibu mu, padahal status kita masih suami istri
makanya aku mendesak kamu untuk mengurus surat agar kamu bisa menikah
secara resmi dengan perempuan itu. Dan akhirnya diawal tahun 2015 kita
resmi berpisah. Aku menyadari dan percaya ini keputusan yang terbaik dan aku
doakan agar kamu cepat mendapatkan momongan dengan istri barumu, dan
kamu tidak mengganggu hidupku lagi. Tapi ternyata kamu begitu membenciku
aku merasa tidak nyaman tinggal dikampung yang sama dengan mu sehingga
aku menyampaikan niat kepada ibuku untuk melanjutkan kuliah ku yang
tertunda akhirnya aku berangkat kebanda aceh untuk tes dan lulus di unsyiah
akhirnya aku berangkat kebanda, karena memang tidak nyaman dikampung
terlebih menyandang status seprti saya ini sangat berat rentan dengan godaan
dan fitnah orang, menyadari itu saya segera berangkat ke banda dan kuliah
untuk mengatasi kebutuhan kuliah saya membuka warung nasi kecil-kecilan,
tekat dan niat saya sangat kuat untuk kuliah, disamping usaha saya ibu saya juga
sangat membantu doa dan vinansial saat saya tidak bisa mencukupinya.

Tetapi namanya kita hidup ada yang suka dan tidak suka, aku tidak tau
kenapa aku selalu saja jadi sorotan baik cerita positip maupun negatif tetapi
yang penting kita tetap berpegang teguh bahwa ini adalah ujian allah. Kita harus
jaga sikap dan tingkah laku karena yang baik saja bisa buruk dimata orang yang
hatinya busuk apalagi yang jahat. Ya allah berikan lah hidayah pada mereka
yang memfitnah dan mencemburui hamba karna hanya engkaulah yang tau apa
yg hamba lakukan dan niatkan didalam hati ini. Memang status hamba sekarang
rentan dengan sorotan dan fitnah orang, tapi hanya engkaulah yang mampu
membulak balikan hati seseorang. Saat ini hamba hanya ingin menyelesaikan
kuliah saya dan menata hidup hamba menjadi yang lebih baik agar dapat
membahagiakan ibu dan adik adik hamba..

Anda mungkin juga menyukai