PENDAHULUAN
Page 1
1.3 Tujuan Penyusunan
A. Tujuan Umum
Makalah ini disusun untuk memenuhu tugas mata kuliah Sistem
Integumen pada semester V, dan agar para mahasiswa mengetahui dan
memahami serta mampu membuat asuhan keperawatan dengan selulitis.
B. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa memahami atau mengetahui tentang :
1. Pengertian selulitis
2. Etiologi dari selulitis
3. Factor – factor yang memperparah selulitis
4. Patofisiologi selulitis
5. Manifestasi klinis selulitis
6. Pemeriksaan selulitis
7. Penatalaksanaan selulitis
8. Pencegahan selulitis
9. Komplikasi dari selulitis
Page 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
Page 3
b) Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh
Streptococcus grup B
c) Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur
termasuk jarang Aeromonas Hydrophila.S.
d) Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
i. Menurunnyaa daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal
a. Usia
Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan
darah berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi
mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya
memprihatinkan.
b. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
Dengan sistem immune yang melemah maka semakin
mempermudah terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia
lymphotik kronis dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi
orang yang baru transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.
c. Diabetes mellitus
Page 4
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga
mengurangi sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi.
Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial
membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri
penginfeksi.
d. Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi
jalan masuk bakteri penginfeksi.
e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan
masuk bagi bakteri penginfeksi.
f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan
menambah resiko bakteri penginfeksi masuk.
g. Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h. Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri
penginfeksi berkembang.
i. Malnutrisi
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran,
mempermudah timbulnya penyakit ini.
2.4 Patofisiologi
Page 5
ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan
bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika
luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
ditentukan, untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur
pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan
gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan
berindurasi dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi
mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan
infeksi derajat rendah.
Page 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.7 Penatalaksanaan
Page 7
Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya
cloxacillin).
Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).
Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu
diberikan suntikan antibiotik jika:
a. penderita berusia lanjut
b. selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c. demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan
dalam posisi terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
2.8 Pencegahan
2.9 Komplikasi
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
Page 8
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan
dimana harus melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko
kematian hingga 25%.
Page 9
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Menyerang sering pada lingkungan yang kurang bersih
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai
demam, menggigil dan malaise
b. Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya
mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang dimiliki dan
riwat pemakaian obat.
c. Riwayat penyakit sekarang
Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik
berwarna merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit
menegang dan mengilap
d. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat mengidap penyakit
selulitis atau penyekit kulit lainnya
3. Keadaan emosi psikologi
Pasien tampak tenang,dan emosional stabil
4. Keadaan social ekonomi
Biasanya menyerang pada social ekonomi yang sederhana
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
TD : Menurun (< 120/80 mmHg)
Nadi : Turun (< 90)
Suhu : Meningkat (> 37,50)
RR : Normal
Page 10
a. Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak
b. Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+)
c. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping
d. Mulut : Kebersihan, tidak pucat
e. Telinga : Tidak ada serumen
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
g. Jantung : Denyut jantung meningkat
h. Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas
i. Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan
yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi
menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang
mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa
ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar
berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
3.2 Diagnosa
Page 11
b. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
c. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi
atau mengurangi nyeri .
d. Pergerakan penderita bertambah luas.
e. Tidak ada keringat dingin,
f. tanda vital dalam batas normal: S: 36-37,5 0C
N: 60 – 80 x /menit
T : 100-130 mmHg
RR : 18-20 x/menit.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan 1. Untuk mengetahui berapa berat nyeri
reaksi nyeri yang dialami yang dialami pasien.
pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang 2. Pemahaman pasien tentang penyebab
sebab-sebab timbulnya nyeri yang terjadi akan mengurangi
nyeri. ketegangan pasien dan memudahkan
pasien untuk diajak bekerjasama
dalam melakukan tindakan.
3. Ciptakan lingkungan yang 3. Rangsangan yang berlebihan dari
tenang. lingkungan akan memperberat rasa
nyeri.
4. Ajarkan teknik distraksi dan 4. Teknik distraksi dan relaksasi dapat
relaksasi. mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien.
5. Atur posisi pasien senyaman 5. Posisi yang nyaman akan membantu
mungkin sesuai keinginan memberikan kesempatan pada otot
pasien. untuk relaksasi seoptimal mungkin.
6. Lakukan massage dan 6. Massage dapat meningkatkan
perawatan luka dengan vaskulerisasi dan pengeluaran pus
teknik aseptic saat rawat sedangkan perawatan luka dengan
Page 12
luka. teknik aseptic dapat mempercepat
penyembuhan
7. Kolaborasi dengan dokter 7. Obat –obat analgesik dapat
untuk pemberian analgesic membantu mengurangi nyeri pasien.
Page 13
penyakit
Page 14
pasien untuk mengekspresikan dalam proses berkabung yang
perasaan kehilangan. normal.
6. Beri dorongan pasien untuk 6. Untuk meningkatkan perilaku yang
berpartisipasi dalam perawatan adiktif dari pasien.
diri dan hargai pemecahan
masalah yang konstruktif dari
pasien.
Page 15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang dijadikan role model harusnya kita
menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan jika dilapangan menemukan
kasus pasien dengan selulitis haruslah dirawat lukanya dengan baik sesui prosedur
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Doenges (2000). Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
Novriani, Erni. 2008. Laporan Pendahuluan Selulitis. 1 Juni 2012, 11.30.
Page 17