Anda di halaman 1dari 5

Percobaan Gaya Elektromagnetik sebagai Sarana untuk

Mempelajari Gaya Lorentz

Asfiyanti Latifah1*, Adelina Ega W.2, Alfi Silvia R3, Dewi Nur Alfiah4
1Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang, 65145, Indonesia
2Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang, 65145, Indonesia
3Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang, 65145Indonesia
4Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang, 65145, Indonesia

*Email: asfilatifah21@gmail.com

Abstrak
Telah dilakukan percobaan gaya elektromagnetik yang bertujuan untuk mepelajari
pembangkitan GGL induksi dari energi mekanik, perubahan energi listrik menjadi energi
mekanik, serta mempelajari gaya lorentz. Pada percobaan ini digunakan satu set peralatan
yang terdiri dari batang penyangga, kabel penghantar, kumparan kawat email, magnet
permanen, galvanometer dan kemudian diamati apa yang terjadi pada kumparan ketika
kumparan tersebut diayunkan kemudian dihubungkan dengan baterai dan juga galvanometer.
Adapun dari percobaan ini didapatkan bahwa ketika dihubungkan dengan baterai kumparan
akan bergerak kedalam magnet ketika kutub utara magnet diatas, dan kumparan akan
bergerak keluar ketika kutub selatan magnet diatas. Sedangkan ketika dihubungkan dengan
galvanometer, ketika kutub utara magnet diatas dan kumparan masuk jarum galvanometer
menuju ke positif
Kata Kunci: gaya elektromagnetik, ggl induksi, gaya Lorentz.

1. Pendahuluan
Salah satu penerapan ilmu fisika yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari adalah listrik
dan magnet. Aktivitas manusia mulai dari kehidupan rumah tangga hingga sektor industri tidak dapat
dipisahkan dari listrik dan magnet [7] . Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan alat-alat yang
menggunakan gaya elektromagnetik, diantaranya adalah sepeda motor listrik, speaker, dan lain-lain.
Selain itu juga ditemukan banyak sekali pengaplikasian dari gaya elektromagnetik, sebagai contoh
adalah lensa kamera yang dioptimalkan dengan mengubah bentuknya serta meminimalkan
penyimpangan geometris [1], menggambarkan sifat optik nano partikel logam terutama pada partikel
perak dan emas dengan menggunakan derajat agragasi, lingkungan dielektrik eksternal yang kompleks
[2], resonansi plasmon permukaan logam mulia dan peningkatan sifat radiasi dan non radiatif
nanokristal dari berbagai bentuk [3]. Dalam teorema coding, elektromagnetik dapat digunakan untuk
sumber diskrit dengan kriteria fidelity [4], dengan teori elektromagnetik untuk bidang aktivitas otak
dapat diperoleh memperoleh persamaan differensial parsial nonlinier dari sifat sederhana populasi saraf
[5], selain itu dengan menggunakan BTS (Base Transceiver Station) dapat diketahui besar radiasi
medan elektromagnetik [8].
Induksi elekromagnetik merupakan salah satu kajian materi listrik dan magnet yang
mempelajari bagaimana membangkitkan arus listrik dengan menggunakan magnet. Materi induksi
elektromagnetik ini dianggap sulit karena induksi elektromagnetik merupakan materi yang abstrak dan
tidak dapat dilihat secara langsung [9]. Oleh karena itu pada materi induksi elektromagnetik siswa perlu
memahami konsep-konsep dasar elektromagnetik seperti medan listrik, medan magnetik, fluks, dan
gaya elektromagnetik [6].
Untuk menggerakkan muatan listrik di dalam bahan konduktor dibutuhkan gaya pendorong
yang disebut sebagai gaya gerak listrik. Untuk konduktor berlaku hubungan linear antara rapat arus J
dengan gaya persatuan muatan f yang secara matematis dirumuskan
J=σf (1)
Dengan
σ = konduktivitas listrik bahan (siemens (Ω m )-1 )
1/𝜎 = resistivitas/ hambat jenis bahan
Konduktivitas listrik ini berkaitan dengan konduksi listrik, yaitu gerakan muatan listrik yang
terus-menerus menghasilkan arus listrik.
Arus listrik (I) didefinisikan sebagai perubahan muatan yang pindah melewati suatu titik per
satuan waktu di dalam sistem yang berkonduksi. Arus listrik disebabkan adanya medan listrik E dimana
arus listrik mengalir searah dengan medan listrik. Dalam pembahasan tentang arus listrik dikenal istilah
rapat arus (J) yang menyatakan besarnya arus yang melewati luas penampang (A). secara matematis
rapat arus listrik dinyatakan dalam persamaan
𝐼
𝐽⃗ = 𝐴 (2)
Dengan
J = rapat arus (A/m2)
A = luas penampang (m2)
I = arus listrik (A)
Konduktivitas σ di dalam suatu bahan homogen akan mengakibatkan arus listriknya mantap, yaitu
aliran muatan yang berkesinambungan terus-menerus, artinya arus tidak pernah bertambah besar,
berkurang ataupun berubah arahnya pada suatu titik. Gaya yang menggerakkan muatan yang akan
menimbulkan arus listrik dapat berasal dari proses kimia, maupun gravitasi. Secara umum gaya ini
berupa gaya elektromagnetik sehingga persamaan rapat arus sering dinyatakan sebagai :
J = σ (E + v + B ) (3)
karena kecepatan muatan cukup kecil, maka suku kedua dapat diabaikan, sehingga dapat
dituliskan sebagai [10]
J=σE (4)

2. Metode
Dalam percobaan gaya elektromagnetik ini digunakan beberapa alat yaitu batang penyangga
untuk menyangga kumparan, kabel penghantar untuk menyambungkan magnet pada baterai,
kumparan kawat email, magnet permanen, baterai,dan galvanometer.

Gambar 1. Percobaan Gaya Elektromagnetik menggunakan baterai


Gambar 2. Percobaan Gaya Elektromagnetik menggunakan Galvanometer

Percobaan ini dilakukan denan langkah-langkah sebagai berikut : alat disusun seperti pada
gambar , galvsnometer disambungkan pada baterai kemudian diamati ayunan pada kumparan kawat
email. Dimulai dari manakah ayunan pada kumparan? Keluar atau masuk magnet?.Selanjutnya
baterai diganti dengan galvanometer, kemuadian kumparan di ayunkan keluar masuk magnet,
galvanometer diamati. Langkah tersebut diulangi dengan membalik kutub magnet.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Tabel
Setelah dilakukan percobaan gaya elektromagnetik didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 1. Data Pengamatan Gaya Elektromagnetik

Dengan Menggunakan Baterai


1 Kumparan diam ketika belum dialiri arus
2 Magnet dengan kutub utara diatas Kumparan bergerak kedalam ketika dialiri arus
3 Magnet dengan kutub selatan diatas Kumparan bergerak keluar ketika dialiri arus
Dengan Menggunakan Galvanometer
Kumparan digerakkan masuk-keluar di magnet.
 Ketika kumparan masuk, jarum galvanometer
1 Magnet dengan kutub utara diatas menuju positif atau ke arah kanan. Ketika kumparan
keluar, jarum galvanometer menuju negative atau
kekiri.
Kumparan digerakkan masuk-keluar di magnet.
2 Magnet dengan kutub selatan diatas  Ketika kumparan masuk, jarum galvanometer
menuju negatif atau kekiri. Ketika kumparan keluar,
jarum galvanometer menuju positif atau ke arah
kanan.

3.2 Pembahasan
Percobaan gaya elektromagnetik bertujuan untuk mempelajari GGL induksi dari energi
mekanik, perubahan energi listrik menjadi energi mekanik, dan gaya Lorentz. Percobaan ini dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu dengan baterai dan galvanometer serta mengubah letak kutub utara dan selatan
dari magnet.
Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks
magnetic. Fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Ketika
kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke salah satu
arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang)
ketika magnet tersebut didiamkan sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan,
maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri). Jarum
galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul
karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau
keluar dari kumparan. Arah gerak jarum galvanometer dipengaruhi oleh kutub mana yang dimasukkan
ke dalam kumparan, jika yang dimasukkan kutub utara, maka jarum galvanometer akan menuju ke arah
kanan dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan.
Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen
yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran.
Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus
menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat
lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif.
𝐹 = 𝑞 ∙ 𝐵 ∙ 𝑣 ∙ sin 𝜃 (5)
Dari data yang diperoleh pada percobaan ini, telah memenuhi kaidah tangan kanan yang mana arah
gaya (F) selalu tegak lurus dengan medan magnet (B) dan besar muatan (q).

4. Kesimpulan
Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks
magnetic. Fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Pada
percobaan ini dapat diketahui bahwa jarum galvanometer menyimpang karena adanya arus yang
mengalir dalam kumparan.
Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada suatu medan
elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik yang bergerak atau karena
adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah
kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada (B).

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Bapak Burhan, Ibu Hartatiek, dan Ibu Chusnana selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami selama praktikum dan telah memberikan bantuan secara
moral dan pengetahuan. Serta terima kasih kepada teman satu offering yang senantiasa bekerjasama
demi kelancaran selama praktikum.

Daftar Rujukan

[1] J. B. Pendry, D. Schurig, and D. R. Smith, “Controlling electromagnetic fields,” Science (80-.
)., 2006.

[2] E. Hao and G. C. Schatz, “Electromagnetic fields around silver nanoparticles and dimers,” J.
Chem. Phys., 2004.

[3] S. Eustis and M. A. El-Sayed, “Why gold nanoparticles are more precious than pretty gold:
Noble metal surface plasmon resonance and its enhancement of the radiative and nonradiative
properties of nanocrystals of different shapes,” Chemical Society Reviews. 2006.
[4] C. E. Shannon, “Coding Theorems for a Discrete Source With a Fidelity Criterion.,” in
Institute of Radio Engineers, International Convention Record, 1959.

[5] V. K. Jirsa and H. Haken, “Field theory of electromagnetic brain activity,” Phys. Rev. Lett.,
1996.

[6] J. Guisasola, J. M. Almudi, and K. Zuza, “University students’ understanding of


electromagnetic induction,” Int. J. Sci. Educ., 2013.

[7] H. Alex, Sudarti, and W. Nita, “Analisis Penguasaan Konsep Induksi Elektromagnetik Pada
Siswa Kelas XII SMA,” FKIP, Universitas Jember, 2017

[8] A. Wuwus, N. B. Aditia, W. N. Hutomo, W. H. Siddiq, S. Junaid, and K. Sri, “Analysis of


Electromagnetic Radiation Emission of The Base Transceiver Station (BTS) in Tangerang
Selatan Compared to IEEE C95.1 Standard”, Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi
Pengujian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2013

[9] Purwanto, A. E., M. Hendri dan N. Susanti, “Studi Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Phet Simlations Dengan Alat Peraga Pada Pokok Bahasan Listrik
Magnet di Kelas IX SMPN 12 Kabupaten Tebo”, Jurnal EduFisika, 1(01):22-27 , 2016

[10] F. Ahmad, “Penentuan Konduktivitas dan Resistivitas Air Laut Dengan Pengukuran Tidak
Langsung”, Fisika PMIPA FKIP, UNS

Anda mungkin juga menyukai