Ungu mulai berganti jingga, terdengar suara santapan pagi kamu, Hehehe”, sahut Rain
nyaring sang jagoan mengiringi langkahku dari meledekku Lagi dengan kedipan sebelah matanya
singgasana kecilku. Pagi yang cerah, hangat itu.
mentari yang bersinar, dan sejuk embun dipagi itu
membuat mataku seayu kicau burung yang merdu Ting..ting…ting
dan melangkahkan ku gerak yang lincah, dan
lengkungan manis bibir kecilku pagi ini sangat Lonceng sekolah berbunyi, putaran jarum jam
bergairah. Ntah mengapa semangatku di pagi ini terdengar jelas, suasana hening terasa saat kepala
sekolah memasuki persegi emas kami. Ia membawa
sangat maksimal untuk menuntut ilmu, bagaikan
seorang laki-laki yang memakai seragam sama
bayi yang mendapatkan kebahagiaan dirinya.
seperti kami dengan senyuman khas bibir kecilnya
Lompatan kecil nan girang, kulangkahkan di
trotoar sekolah, segera ku menuju persegi emas. yang sangat manis.
“Hey, Wait wait ! Whats Your Name ? aku ingin “iyaa..ada apa malam-malam gini nelpon ”, tanya
mengenalmu lebih dekat lagi”, seru Birel sambil ku menyahutnya dengan nada datar.
mengangkat tangan kanannya. Tetapi aku tetap “Aku mau minta maaf ke kamu, soal yang tadi
berjalan tanpa menolehnya lagi. pagi.. I’m sorry”, kata Birel dengan sangat
memohon.
Abirel menghampiri Echa dan Rain yang sedang
asyik bercerita di trotoar sekolah. “Oke.. lupain aja. Nggak apa-apa kok”, kataku
cuek padanya.
“Helo Friends, kalian teman perempuan itu yah”,
tanya Birel dengan senyuman manis itu. “Really ? berarti aku boleh dekat sama kamu kan ?
I really hope”, kata Birel dengan girang.
“Perempuan mana”, tanya rain sambil melihat Birel
dan menatap senyuman manis Birel nan indah “Yah.. udah dulu yah, aku ngantuk”, kataku singkat
bagai bunga matahari. dan langsung mematikan telpon itu.
“Mungkin Keyla Kali yah”, tanya Echa menyahut. Tuut..tuuutt..tuuut… telepon terputus.
“Hey.. mau kemana”, tanya Birel dengan senyuman “Nggak bakal lah”, jawabku dengan singkat dan
manis. nada datar.
“Mau pulang ini, udah dulu ya”, kataku dengan Keesokan Harinya, tak tampak lagi sosok bule
dingin kepadanya. tinggi, berkulit putih dengan senyuman manis yang
khas itu dikelasku, tapi saat aku menuju bangku ku,
“Tunggu dulu.. aku mau bercerita sama kamu, aku melihat ada secarik amplop berisi kertas putih
Please”, kata Birel sambil memandangiku. dari birel buatku, kertas putih itu bertuliskan, ‘I
Like You and I Never Forget You key,
“Maaf Birel, aku lagi terburu-buru, lain kali aja, ok Sebelumnya, Aku belom pernah Kenal dengan
”, kata ku sambil melangkahkan kaki ku cewek seperti kamu, bagi saya kamu itu dewasa,
meninggalkan birel. see you again Key.. bye bye , You Are Sun Flowers
For me’.
“Aku suka cewe jutek kaya kamu, I really like you”
teriakan Birel dengan keras. Novita Butarbutar
SMAN 1 Siantar Narumonda
Lagi-lagi jawaban jutekku membuat Birel semakin
penasaran dengan ku. Bagi Birel sikap seperti itu
menunjukkan bahwa aku gadis yang dewasa. Dan
Birel nggak bosan-bosannya menebarkan senyum-
senyum kecilnya kepadaku, meskipun aku sama
sekali nggak response padanya.
***