Anda di halaman 1dari 2

TEORI BERLAKUNYA HUKUM

PB : TEORI BERLAKUNYA HUKUM


SP : a. Filosofis
b. Sosiologis
c. Yuridis

a. Teori Berlakunya Hukum secara Filosofis


1. Keadilan menjadi bahan pertimbangan, dimana keadilan merupakan tujuan dari
pembuatan hukum.
2. Penyebab Orang Menaati Hukum
Teori Teokrasi (Teori Ketuhanan)
Di dunia barat sebelum zaman Renaissance , orang menganggap “Hukum itu
Kemauan Tuhan”, dimana huum ini berlaku atas kehendak Tuhan.
Teori-teori Perjanjian
Pada zaman Renaissance , orang beranggapan bahwa “Dasar Hukum adalah Rasio
(akal) Manusia” , dimana pada abad hukum yang rasionalitas “Negara merupakan
organisasi yang terbentuk karena ada suatu perjanjian yang diadakan dengan
sukarela antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Teori Kedaulatan Negara
Pada abad ke-19,”Hukum adalah Kehendak Negara dan Negara mempunyai
kekuatan yang tidak terbatas”. Menurut Hans Kelsen (Reine Rechtslehre) dan
Wiener Rechtsshule, hokum sebagai “ Wille des Staates” yang artinya bahwa
hokum adalah “Kemauan Negara”. Menurut Kelsen orang tidak menaati hokum
sebabnegara menghendakinya, orang taat pada hokum karena ia merasa wajib
menaatinya sebagai perintah Negara. Teori ini mendapat pembelaan dari
Kranenburg yang beranggapan bahwa sungguh-sungguh hokum itu berfungsi
menurut suatu hokum yang real dengan menggunakan metode empiris-analytis.
Teori Kedaulatan Hukum/ Theorie van de Rechtssouveeiniteit
Pada abad ke-20 teori Kedaulatan Negara mendapat pertentangan dari seorang
mahaguru di Universitas Leiden yang bernama Prof. Mr. H. Krabbe. Menurutnya,
hokum itu ada karena tiap-tiap orang memiliki perasaan bagaiman seharusnya
hokum itu. Hanya kaidah yang timbul dari perasaan hokum seseorang, mempunyai
kekuasaan / kewibawaan (gezag). Teori ini disebut teori kedaulatan hokum.
Kelemahan dari teori ini adalah apabila tiap orang mempunyai anggapan sendiri
tentang hokum, maka hokum yang berdasarkan anggapan sendiri itu jumlah dan
macamnya tak terhingga, sehingga masyarakat menjadi kacau. Oleh sebab itu,
tatatertib masyarakat menghendaki adanya hokum yang sama bagi tiap orang.
Melihat kelemahan itu Krabbe kembali mengemukakan pendapatnya hokum
berasal dari perasaan hokum dari anggot suatu masyarakat.
Dari bermacam-macam teori tersebut dapat disimpulkan sebagian kaidah-kaidah
ditaati ,olek karena ada paksaan (sanksi) social. Dari uraian diatas ilmu hokum
dibagi menjadi dua pengertian yaitu kekuasaan (hokum) dan kekuatan ( politik).
Kekuatan adalah paksaan dari suatu badan yang lebih tinggi kepada seseorang,
biarpun orang itu belm tentu menerima paksan tersebut sebagai sesuatu yang sah
serta sesuai dengan perasaan hukumnya
Kekuatan itu baru merupakan kekuasaan apabila diterima, oleh karena dirasa
sesuai dengan perasaan hokum orang yang bersangkutan, atau oleh karena badan
yang lebih tinggi diakui sebagai penguasa (autoriteit).

b. Teori Berlakunya Hukum secara Sosiologis


Menurut ahli Sosiologi dan Antropologi Budaya, “Sumber Hukum ialah Seluruh
Masyarakat” , yang ditinjau melalui seluruh lembaga-lembaga social. Sehingga
diketahuilah apa yang pantas untuk menjadi hukum yang merupakan kaidah yang
dibuat oleh para penguasa masyarakat dan disertai sanksi dalam berbagai
lembada-lembaga social.

c. Teori Berlakunya Hukum secara Yuridis


Kualifikasi kaidah hokum berasal dari pendapat umum,dimana pendapat ini timbul
dari peristiwa-peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi
dan menentukan sikap manusia. Akan tetapi, sebelum dapat berlaku umum di
masyarakat, maka penghargaan yuridis tentang suatu peristiwa social tertentu
harus diberi suatu bentuk (vorm) tertentu. Bentuk tersebuit merupakan apa yang
disebut sumber hokum formil.

Anda mungkin juga menyukai