Anda di halaman 1dari 8

Drama

LUTUNG LUPA PAKAI SARUNG


Tokoh-tokoh:

1.Raja Tapa Agung : Raja yang bijaksana

2.Patih : Orang kepercayaan Raja

3.Purbararang : Putri yang jahat dan sombong

4.Purbasari : Putri yang baik hati dan pemaaf

5.Lutung Kasarung (Si Utung) : Dewa Yang di kutuk jadi Lutung

6.Raden Indrajaya / Pria Misterius : Tunangan Purbararang

7.Ni Ronde : Seorang dukun pelet kondang

8.Pejabat Kerajaan (2 PR, 2 LK) : -

9.Narator -

(BABAK 1)

Narator : dahulu kala ada seorang raja yang adil dan bijaksana, Raja Tapa Agung namanya. Beliau
adalah raja dari kerajaan Telaga Kidul. Beliau mempunyai 2 anak yang cantik dan unyu-unyu, mereka adalah
Purbararang dan Purbasari. Putri sulung Purbararang sudah bertunangan dengan Raden Indrajaya, putra salah
seorang mentri kerajaan, kepada Purbararang dan Indrajaya lah seharusnya Raja Tapa Agung dapat
mempercayakan kerajaan, namun Raja Tapa Agung belum leluasa untuk menyerahkan mahkota. Karena, baik
Purbararang maupun Raden Indrajaya belum dapat beliau percaya sepenuhnya. Sebaliknya Raja Tapa Agung
justru lebih menginginkan Purbasari yang memimpin kerajaan setelah dirinya pensiun. Dari pada ngomong
panjang lebar dan gak jelas, mendingan langsung saja kita ke TKP…

------------------------(raja memasuki istana dan diikuti patih)------------------------------------------

Raja Tapa Agung : “Patih”

Patih : “Hormat hamba baginda”

Raja Tapa Agung :“Aku merasa sudah cukup tua untuk mengurus kerajaan ini. Aku merasa tidak sanggup lagi”.

Patih : “Raja masih kuat. Raja masih ROSA! ROSA!” (kayak iklan Kuku Bima)

Raja Tapa Agung : “Aku sudah mumet memikirkan konflik yang ada di negeri ini, mulai dari masalah
kemiskinan, sampe kasus korupsi, hufttt….”

Patih : “Walaupun kasus itu berlarut-larut, jangan membuat Baginda Raja putus asa, Jangan
menyerah… Jangan menyerah” (Back lagu D’Massive – Jangan Menyerah)

Raja Tapa Agung : “ehh malah nyayi,… Patih, aku kan tidak memiliki anak putra. Aku hanya memiliki 2 anak
putri. Antara Purbararang dan Purbasari, siapa yang pantas yang bisa ku andalkan” (Back lagu Domino – Siapa yg
Pantas)

Patih : “ehh raja malah ikut nyanyi,…Tentu saja Putri Purbasari, dia selalu juara satu di kelasnya.”

1
Raja Tapa Agung : “Kalau putriku Purbararang?”

Patih : “Kalau Putri Purbararang, menghawatirkan sekali, sepanjang hari hanya fesbukan, apdet
status dan aplod foto, trus nunggu cowok ganteng komen, hadehhh…”

Raja Tapa Agung : “Okelah kalo begitu Patih, perintahkan Narator untuk memanggil semua pejabat kerajaan,
hari ini juga akan ku langsungkan upacara penyerahan tahta”

Patih : “Siap tuanku,”

“Wahai Narator, aku perintahkan kau untuk memanggil semua pejabat kerajaan untuk datang
kesini”

Narator : “Siap Patih”

“Diumumkan kepada semua pejabat kerajaan. Diharapakan segera memasuki ruang inti Istana Kerajaan.
Tinggalkan segala bentuk OnLine! Segeralah! Segeralah!”

------------------------(para pejabat memasuki ruang inti istana)--------------------------------------

Para Pajabat : “Hormat kami baginda”.

Raja Tapa Agung : “Para Pejabat kerajaan yang berbahagia, hari ini aku akan meletakkan tahta kerajaan, dan
mengumumkan siapa penggantiku. Karena aku tak sangguuup lagi….”

Patih : “Karena ini adalah keinginan Raja dari hati yang paling dalam, saya harap semuanya
memakluminya”

“Wahai Narator… aku perintahkan kau untuk mengumumkan orang yang akan memimpin kerajaan ini”

Narator : “Siap Patih…”

“setelah melalui proses pemungutan suara yang diselenggarakan pada 9 April 2014, maka yang terpilih menjadi
pemimpin kerajaan Telaga Kidul adalah…..baginda Putri Purbasari”

Purbasari : “Ayahanda, mengapa saya yang dipanggil, bukannya Mbakyu Purbararang?”

Raja Tapa Agung : “Karena menurut pendapatku dan Patih, kamulah yang layak menjadi raja, bukan Kakakmu.
Ananda, apakah kamu siap menerima tahta dari Ayahanda?”

Purbasari : “Iya Ayahanda, Okelah kalo begitu”

Narator : “Upacara penyerahan tahta akan segera dilaksanakan, Paduka Raja dan Putri di mohon
segera mempersiapkan diri”

Purbararang : “Hentikan!!! Apa-apaan ini? Ayah, kenapa Purbasari yang memerima tahta, seharusnya
anak pertama yang berhak memakai mahkota itu, ayah tidak adil!”

Raja Tapa Agung : “Tidak begitu anakku”

Purbararang : “Kerajaan ini pasti akan mendapatkan kutukan, karena tidak menjalankan aturan
sebagaimana mestinya.”

Purbasari : “Iya, ayahanda, seharusnya kakaklah yang pantas menerima tahta ini, bukan aku”

Raja Tapa Agung : “Justru karena kemuliaan hatimu itu aku memilihmu anakku. Kau pasti akan menjadi
pemimpin yang baik dan dicintai oleh rakyat nak”

Purbasari : “Terima kasih Ayah, ayah terlalu memuji, saya khawatir ayah akan kecewa jika nanti saya
tidak sesuai dengan harapan ayah”

2
Purbararang : “Tunggu saja!!! Pasti akan tiba saatnya, akan datang kutukan pada kerajaan ini!!”

(BABAK 2)

Narator : Pada suatu hari Purbararang mengajak tunangannya Pangeran Indrajaya menemui Ni
Ronde, orang pinter nomer satu. Mereka bermaksud untuk menyingkirkan Purbasari.

Purbararang : “Kangmas, aku sudah muak dengan Purbasari, aku akan buat perhitungan dengannya”

Raden Indrajaya : “Buat perhitungan?? Kamu kan kalah pinter sama dia?? Masak mau buat perhitungan”.

Purbararang : “Kamu ganteng tapi oon, maksudku, aku akan membuat Purbasari sengsara”

Raden Indrajaya : “Bagaimana caranya? Kamu ini jangan seperti itu, sama adik sendiri kok mentolo?”

Purbararang : “Salah dia sendiri jadi pengganti ayah”

Raden Indrajaya : “terus??”

Purbararang : “makanya aku ajak kamu kesini”

Raden Indrajaya : “Rumah siapa ini?”

Purbararang : “Ni Ronde”

Raden Indrajaya : “Ooo, mau beli wedang ronde saja kok jauh-jauh kesini”.

Purbararang : “Huss, jaga mulutmu, ini rumahnya Ni Ronde, dukun kondang yang bisa mengatasi segala
masalah”

Raden Indrajaya : “saya nggak percaya?”

Narator : Ujug-ujug NI Ronde muncul dengan membawa laptop

Ni Ronde : “Siapa yang ngomong ngawur tadi?”

Purbararang : “Maafkan kami mbah, ini calon suami saya, tidak bermaksud menyepelekan Mbah”

Ni Ronde : “Hati hati anak muda! Jaga bicaramu! Mulutmu harimaumu!”.

Raden Indrajaya : “Aku minta ma'af Mbah Rondo, eh Mbah Ronde”

Purbararang : “Kami kesini mau itu mbah.…”

Ni Ronde : “Aku sudah tahu”

Purbararang : “Wah, hebat sekali Mbah ini, aku belum bilang apa-apa sudah tau”

Ni Ronde : “Ya jelas, kalian kesini pasti mau itu. Masalahnya, itu apa?”

Purbararang : “Begini Mbah……, kami ingin meminta bantuan kepada mbah untuk mengguna-guna adik
saya”.

Ni Ronde : “Kenapa kamu ingin mengguna-guna adikmu?”

Purbararang : “Karena dia telah merebut tahta kerajaan dari saya, dan saya ingin supaya mbah
menjadikan dia jelek”.

Ni Ronde : “Ooooo, gampaang.” (Ni Ronde membuka Laptopnya)

Raden Indrajaya : “apa itu Mbah?”

3
Ni Ronde : “OMG Hello..., barang kaya gini saja tidak tahu. Jadi anak muda jangan gaptek, yang sudah
tua saja tahu kok kalo ini namanya laptop”.

Purbararang : “Apa bisa Mbah pakai barang itu?”

Ni Ronde : “Tentu bisa…Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi, Dunia perdukunan tidak boleh ketinggalan jaman. Justru dengan ini, mantraku bisa lebih update”

Purbararang : “Terserah Mbah saja, bagaimana enaknya”

Ni Ronde : “ok, tenang saja, tinggal buka aplikasi nya, ketik namanya lalu “Enter”, selesai… tinggal
tunggu hasilnya besok”

(BABAK 3)

Narator : ke esokan harinya Purbasari bangun dari tidurnya, dan kaget ketika melihat wajahnya
bentol-bentol.

Purbasari : “TIDAAAAAAK….”

Narator : Wajah Purbasari bentol-bentol tak karuan, terjadi kepanikan di keluarga kerajaan. Raja
nampak mondar-mandir melihat kejadian aneh menimpa putrinya. Dan semua pejabat Kerajaan berkumpul

Raja Tapa Agung : “Ada apa dengan wajahmu putriku? Padahal selama ini kamu tidak alergi dengan apapun.
Apa mungkin kamu salah make up?”

Purbasari : “Tidak Ayahanda. Aku juga tidak tahu”

Purbararang : “Pasti ini kutukan… karena Ayahanda tidak mengindahkan peringatan saya kemarin, Kalau
tidak segera ditindak lanjuti, ini bisa menimbulkan aib dalam kerajaan ini, Karena kerajaan ini dipimpin oleh
seseorang yang buruk rupa”.

Raja Tapa Agung : “Terus?”

Purbararang : “Satu-satunya cara hanyalah, ayah harus mencabut keputusan kemarin dan menyerahkan
tahta kerajaan ini kepadaku”

Raja Tapa Agung : “Bagaimana Patih?”

Patih : “Mungkin itu jalan yang terbaik”

Raja Tapa Agung : “Bagaimana dengan Purbasari?”

Raden Indrajaya : “Kalau kita biarkan Putri Purbasari tetap berada di dalam istana ini, bisa-bisa semua
keluarga kerajaan dan rakyat tertular virus mematikan yang belum ada antivirusnya itu”

Purbararang : “bisa jadi..bisa jadi.., mungkin dia terkena flu burung…Jadi, kita bakar saja dia”

Patih : “Itu terlalu kejam. Mungkin, kita bawa dia ketempat yang jauh dari pemukiman penduduk”

Raden Indrajaya : “Diasingkan??”

Purbararang : “Yah, keputusan yang bagus, aku juga kasihan sama dia. Masih muda tapi penyakitan.
Makanya, mandi setiap hari…”

Purbasari : “Ayaah…..’ (menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya)

(BABAK 4)

Narator : Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. awalnya dia merasa kesepian, namun lama-
kelamaan dia semakin kerasan. Dia memiliki banyak teman binatang.

4
Di tempat lain, tepatnya di khayangan. Ada seorang manusia tampan yang bernama Guru Minda, ia telah
melakukan kesalahan sehingga di turunkan ke bumi dalam wujud Lutung. Yang kemudian dipanggil si Utung.
Dan si Utung lah yang selalu menemani putri Purbasari selama di hutan. Nah… ini yang penting… Lutung
kemana-mana suka pakai sarung, karena dengan pakai sarung itulah ia bisa menjadi kuat. Sementara itu, di
kerajaan, Purbararang semakin bertindak sewenang-wenang. Semua rakyat hanya fesbukan sepanjang hari,
karena diberlakukan tarif gratis. Hal ini memicu banyak munculnya artis-artis fesbuk.

……Dua tahun kemudian…..

Raja Tapa Agung : “Patih, aku semakin tak mengerti dengan semua yang telah dilakukan oleh Purbararang,
kerajaan jadi kacau balau. Oh iya Patih, kamu sudah menjenguk Purbasari belum?”

Patih : “Belum Baginda, sejak 2 tahun yang lalu”

Raja Tapa Agung : “Tolong kamu jenguk dia, mungkin dia membutuhkan bantuan”

Patih : “Kapan Baginda?”

Raja Tapa Agung : “Ya sekarang dong! Dan bawa pulang”

Narator : Akhirnya Patih pun berangkat menjenguk Purbasari ke hutan.

(BABAK 5)

Narator : Sementara itu ada kejadian tak terduga terjadi di hutan, ketika putri Purbasari akan
membasuh muka di sungai, tiba-tiba terdengar suara dari langit.

Kayak gini suaranya…

“Purbasari, sebelum kamu mengerjakan apapun, berdoalah. Sebelum kamu makan, berdoalah. Sebelum kamu
tidur, berdoalah. Sekarang kamu mau cuci muka, berdoalah. Semoga itu bisa menyembuhkan semua
penyakitmu”

Kemudian Purbasari mencoba mencari darimana asal suara itu, kemudian dia memulai membasuh muka dengan
berdo’a.

Purbasari : “Bismillahirrohmaannirrokhim”

Narator : Akhirnya keajaiban pun datang, semua bentol-bentol di kulit Purbasari pun amblas, lenyap
tiada tersisa… Kecantikan pun terpancar

Purbasari : “Alhamdulillah… terima kasih ya Allah…”

Narator : Kemudian Patih datang

Patih : “Tuan Putri….?? Tuan Putri sudah sembuh sekarang. Tuan Putri cantik sekali hari ini”

Purbasari : “Iya Patih. By the way, ada urusan apa Patih datang kesini? Apakah keadaan ayah baik-baik
saja? Apakah kedaan kerajaan juga baik-baik saja?”

Patih : “Saya datang kesini atas perintah dari Ayahanda Tuan Putri. Beliau sangat mencemaskan
Tuan Putri. Semenjak Tuan Putri diusir dari kerajaan, Keadaan kerajaan pun kacau balau”

Purbasari : “Terus?”

Patih : “Baginda berharap, Tuan Putri berkenan untuk kembali lagi ke istana”

Purbasari : “Apakah mereka akan menerimaku, terutama kakakku. Sebenarnya saya kerasan disini.
saya juga banyak teman disini. Tetapi, aku kangen banget dengan sate ayam kerajaan. Okelah, aku akan ikut
pulang ke istana”

5
Narator : Si Utung pun tertunduk lesu mendengarkan kalimat itu. Dia merasa kecewa.

Purbasari : “Kenapa Tung? Kamu kecewa denganku? Tenang, aku akan mengajakmu ke istana.

Narator : Akhirnya mereka bertiga kembali ke istana.

(BABAK 6)

Narator : Ketika Purbasari, Patih, dan Si Utung sudah dekat dari istana, tiba-tiba ada seseorang
yang menghadang di jalan. Ia memakai penutup kepala dan sepertinya punya niat tidak baik.

Patih : “Hei siapa kamu, dan apa mau mu?”

Pria Misterius : “Mau tau aja, apa mau tau banget? hahaha”

Patih : “Jangan bercanda”

Pria Misterius : “Saya hanya ingin membawa Purbasari bersamaku”.

Patih : “Tidak bisa, kamu harus melawanku dulu”.

Pria Misterius : “Baiklah…” (Lalu menyerang Patih)

Narator : Terjadilah pertarungan antara Pria Misterius dengan Patih, sampai akhirnya Patih kalah

Purbasari : “Patih, kau tak apa apa?”.

Patih : "Aku rapopo"

Pria Misterius : “Ternyata cuma itu kekuatan Patih”.

Purbasari : “Kau jahat sekali…”

Pria Misterius : “Ayo Purbasari ikut bersamaku” (sambil memaksa Purbasari)

Purbasari : “Tidak mau…”

Narator : Tiba-tiba Si Utung memukul Pria Misterius

Pria Misterius : “Aduhhh… hei Lutung, kamu berani melawan saya?, baiklah akan ku ladeni”

Purbasari : “Hati-hati Tung”.

----------terjadilah pertarungan antara Si Utung dengan Pria Misterius, namun Si Utung Kalah---------

Narator : Si Utung tak kuasa melawan Pria Misterius, Si Utung di hajar sampe K.O., Ini karena sarung
sakti yang biasa di pakai Si Utung ketinggalan di masjid waktu sholat maghrib tadi.

(jeda)

Namun tiba-tiba salah seorang penonton melemparkan sarung Si Utung yang ketinggalan di
masjid tadi, dan si Utung membaca basmallah dalam hatinya.

dan Si Utung pun langsung menjadi sangat kuat.

Si Utung pun langsung menghajar Pria Misterius sampe babak belur

Pria Misterius : “Ampun… Ampun…”

Purbasari : “Cepat kita buka penutup kepalanya, siapa dia sebenarnya”

Narator : Mereka pun kaget ketika tahu kalau Pria Misterius itu adalah Raden Indrajaya, tunangan
Purbararang.

6
Purbasari : “Haahh… kakang Indrajaya? Kenapa kau tega melakukan ini?”

Pria Misterius : “Maafkan aku Purbasari, aku hanya ingin membantu Purbararang agar tetap menjadi
pemimpin kerajaan”.

Purbasari : “Tidak apa-apa kakang,”

Narator : namun ada yang aneh dengan Si Utung, tiba-tiba ia meronta-ronta seperti sedang
kesurupan.

Patih : “Ada apa tung?”

Narator : Tiba-tiba Si Utung berubah wujud menjadi manusia yang tampan, orang-orang di sekitarnya
pun kaget, termasuk penonton.

cie... cie... cie...

Purbasari : “Tung, kau seorang manusia?”

Si Utung : “Iya tuan Putri, inilah wujudku yang sebenarnya, nama asli saya Guru Minda. saya di kutuk
jadi Lutung dan di turunkan ke bumi karena saya telah melanggar aturan di kayangan, dan wujud saya akan
kembali seperti semula jika saya telah melakukan kebaikan kepada seseorang”.

Purbasari : “Oh, iya Tung, terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku”.

Narator : Mereka berempat pun melanjutkan perjalanan ke istana.

(BABAK 7)

Narator : setelah sampai di istana, mereka pun di sambut oleh penghuni kerajaan.

Raja Tapa Agung : “Purbasari, kau kembali nak.”

Purbasari : “Ayahh… aku kangen sekali ayah”

Raja Tapa Agung : “sama nak, aku juga kangen”

Purbasari : “Bagaimana keadaan ayah?”

Raja Tapa Agung : “Ayah alhamdulillah sehat, ternyata wajahmu sudah kembali seperti dulu”

Purbasari : “Iya Ayah”.

Raja Tapa Agung : “Purbasari, siapa lelaki tampan itu?”

Purbasari : “Dia Si Utung”

Narator : Kemudian Purbasari menceritakan latar belakang Si Utung kepada Ayahnya.

Tidak lama setelah itu Purbararang datang dengan wajah pucat.

Purbararang : “Purbasari, maukah kah kau memaafkanku, aku sudah sering mecelakaimu, sekarang aku
sadar dan menyesali perbuatanku”.

Purbasari : “Tentu kak, bagaimana pun juga kamu adalah kakak ku”

Purbararang : “Maafkan aku karna selama ini telah rakus kekuasaan, dan sekarang aku tahu kalau jadi
pemimpin kerajaan itu tidak enak rasanya, tidak bisa shopping sana sini. maukah kau menggantikan ku untuk jadi
pemimpin kerajaan”.

Purbasari : “Baiklah kakak, dengan senang hati akan saya terima”

7
Narator : Dan Akhirnya kisah ini berakhir bahagia, Purbasari dan Si Utung menikah dan memimpin
kerajaan Telaga Kidul. Rakyat pun hidup damai dan sejahtera…

TAMAT

Kesimpulan:

Nilai yang dapat kita petik dari drama sederhana ini yaitu keteguhan hati Purbasari, dia mampu
menghadapi semua cobaan yang menerpa hidupnya, meskipun kakaknya Purbararang selalu jahat dan bersikap
sombong terhadap dirinya, tapi dia selalu membalas dengan bersikap baik, dan ia dengan mudah bisa
memaafkannya perbuataan Purbararang.

Anda mungkin juga menyukai