Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

JEMBATAN KHUSUS

Agustus 2007

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D IR E K TO R AT JENDERAL BINA MARGA
D I R E K T O R A T B I N A T E K N I K
Jl. Pattimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. VI Keb-Baru Telp/Fax (021) 7251544 - 7247283 Jkt 12110
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D IR E K TO R AT JENDERAL BINA MARGA
D I R E K T O R A T B I N A T E K N I K
Jl. Pattimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. VI Keb-Baru Telp/Fax (021) 7251544 - 7247283 Jkt 12110
POS Perencanaan Teknis Jembatan

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

JEMBATAN KHUSUS

1.
1. LATAR BELAKANG

Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk melewati massa (lalu lintas, air)
di atas suatu penghalang. Semakin lebar halangan yang harus dilewati, makin besar
panjang jembatan yang dibutuhkan. Jembatan yang dibangun harus direncanakan untuk
mampu melewatkan lalu lintas yang dilayaninya dengan aman dan nyaman.

Jembatan merupakan bagian dari suatu ruas jalan, sehingga keberadaan suatu
jembatan tidak dapat berdiri sendiri melainkan bagian dari suatu sistim jaringan jalan.
Prinsip dasar dalam pembangunan jembatan adalah “jembatan untuk jalan raya,
tetapi bukan jalan raya untuk jembatan. Dengan demikian demikian perencanaan
jembatan merupakan bagian dari perencanaan jaringan jalan.

Jembatan khusus didefinisikan sebagai suatu jembatan yang memiliki bentang yang
panjang atau yang memiliki nilai strategi yang tinggi.

Jembatan khusus merupakan salah satu infrastruktur penting. Pembangunan dari


jembatan khusus memerlukan biaya yang cukup besar. Demikian juga pengaruh
keberadaan jembatan akan memberikan dampak yang besar juga. Karena itu proses
pembangunan suatu jembatan harus dilakukan secara hati-hati mulai dari tahap awal
sampai jembatan tersebut beroperasi.

Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jembatan adalah tahap Studi
Kelayakan, dimana semua aspek ditinjau untuk memastikan bahwa proses
pembangunan jembatan dapat dilanjutkan atau tidak serta untuk mengetahui kapan
jembatan tersebut dibutuhkan.

Makalah ini akan menyajikan konsep study kelayakan, tahapan-tahapan dari


pembangunan Infrastruktur besar, proses pengadaan jembatan khusus di Indonesia
serta Studi Kelayakan yang dilakukan pada jembatan-jembatan khusus di Indonesia.

Subdit Teknik Jembatan Hal : 1/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

2. KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN

Definisi
Sesuai dengan istilah yang digunakan, studi kelayakan adalah suatu analisis terhadap
viability (diteruskan atau tidak) suatu ide. Fokus dari suatu studi kelayakan adalah untuk
mampu menjawab pertanyaan penting “should we procced with the proposed
project idea?”, sehingga segala aktivitas dalam studi kelayakan bertujuan untuk
membantu menjawab pertanyaan tersebut.

Mengetahui lebih awal bahwa suatu ide tidak bekerja sesuai diharapkan akan dapat
mencegah penggunaan uang, waktu dan sumber daya secara sia-sia.

Feasibility Study vs Bussiness Plan


Studi Kelayakan bukanlah suatu bussiness plan, hal ini seringkali disalah artikan.
Studi Kelayakan memiliki fungsi investigasi, sedangkan business plan memiliki fungsi
planning/perencanaan yang beisikan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mewujudkan suatu proposal dari suatu ide menjadi kenyataan.

Studi Kelayakan mempertimbangkan dan mengkaji beberapa alternatif, yang nantinya


akan dikaji untuk mendapatkan alternatif terbaik, sedangkan business plan berisi hanya
satu alternatif.

Hasil dari studi kelayakan akan menjadi basis bagi business plan yang mulai
dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu layak untuk dilanjutkan.
Business plan berisikan “blueprint” dari project implementation.

Kenapa perlu dilakukan Feasibility Study?


Jika kita mengkaji investasi-investasi yang telah berhasil, akan kita temui bahwa rencana
investasi tidak akan dilakukan tanpa melalui proses penilaian terhadap hal-hal penting
dan menganalisis kemungkinan keberhasilan dari investasi yang akan dilakukan. Karena
iti Studi Kelayakan merupakan suatu langkah krisis dan penting dalam suatu investasi.
Jika dilaksanakan secara tepat akan memberikan investasi yang terbaik.

Berikut ini adalah alasan kenapa Studi kelayakan perlu untuk dilaksanakan.
a. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah atau fokus terhadap
rencana investasi.

Subdit Teknik Jembatan Hal : 2/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

b. Mengurangi alternatif-alternatif yang ada.


c. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan suatu investasi.
d. Meningkatkan kemungkinan untuk sukses atau tercapainya tujuan investasi
dengan cara mengidentifikasikan dan menanggulangi pengaruh dari proyek sedini
mungkin.
e. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan.
f. Menyediakan bahan untuk menarik minat investor.

Untuk kasus investasi jembatan khusus, studi kelayakan diperlukan karena alasan
berikut:
a. Biaya.
Proyek jalan dan jembatan merupakan proyek yang memerlukan biaya yang sangat
besar, sehingga perlu dipastikan bahwa dana yang digunakan akan memberikan
hasil yang diharapkan.
b. Prioritas
Keterbatasan keuangan yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun swasta
menyebabkan pentingnya memberikan skala prioritas untuk setiap penggunaan dana
pembangunan.
c. Dampak
Jalan dan jembatan merupakan infrastruktur publik yang memberikan pengaruh yang
sangat besar baik yang positif maupun negatif terhadap lingkungan di sekitarnya.
d. Aspek Ekonomis
Pembangunan jalan dan jembatan tidak terlepas dari aspek ekonomi, apakah
investssi yang ditanamkan akan mendapatkan return atau pengembalian yang
diharapkan.

Lingkup Kegiatan Feasibility Study


Secara umum suatu studi kelayakan terdiri atas 3 (tiga) komponen utama yaitu:
a. Analisis Kebutuhan
b. Kelayakan Teknis
c. Kelayakan Finansial

a. Analisis Kebutuhan
Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan adalah ada
tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Misalnya untuk kasus

Subdit Teknik Jembatan Hal : 3/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

jembatan besar, perlu diketahui besarnya demand lalu lintas yang akan
menggunakan jembatan tersebut jika jembatan tersebut dibangun. Jika ternyata
kebutuhan tersebut tidak mencapai level yang diharapkan, maka rencana investasi
sebaiknya ditinjau kembali.
Data-data yang dibutuhkan didapat dengan melakukan survey/pengumpulan data
sekunder maupun primer serta kajian yang tepat.

b. Kelayakan Teknis
Secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat serta
solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut. Untuk kasus jembatan khusus perlu dicari
lokasi terbaik jembatan, keterkaitan dengan jaringan jalan eksisting, tipe struktur
yang mungkin digunakan, biaya yang diperlukan, dan kemampuan melaksanakan
pekerjaan tersebut.

c. Kelayakan Finansial
Berdasarkan estimasi yang dilakukan untuk 2 aspek di atas, analisis kelayakan
finansial dapat dilakukan. Hal-hal yang perlu diketahui adalah:
 Start-Up Costs
 Operating Costs
 Revenue Projections
 Sources of Financing
 Profitability Analisis

Hasil Studi Kelayakan


Hasil dari suatu studi kelayakan akan berisikan kajian secara mendalam atas
berbagai alternatif tersebut.
Penentuan alternatif terbaik bukan merupakan target suatu studi kelayakan, karena
yang harus disajikan adalah atas masing-masing alternatif secara mendalam. Adalah
bukan tugas dari pelaksana studi kelayakan untuk menentukan apakah investasi
tersebut dihentikan atau diteruskan. Keputusan atas hal ini ada di pemberi
pekerjaan.

3. TAHAPAN PEMBANGUNAN FIXED LINK

Definisi dan Tahapan Pembangunan Fixed Link

Subdit Teknik Jembatan Hal : 4/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

Dalam bidang infrastruktur transportasi darat, Fixed link didefinisikan sebagai


struktur/bangunan permanen melintas di atas perairan/lautan yang menyediakan jalur
yang tidak terganggu bagi lalu lintas ataupun kereta api dengan tingkat keamanan ,
efisiensi dan kenyamanan yang baik. Secara umum istilah Fixed Link diasosiasikan
dengan jalan bebas hambatan atau lintasan kereta api yang cukup panjang. Sebuah
Fixed Link bisa terdiri dari kombinasi dari beberapa tipe struktur/bangunan seperti
tunnel, pulau buatan, causeways dan berbagai tipe jembatan.

Fixed Link adalah suatu proyek yang melibatkan investasi yang besar dan sangat peting
bagi lingkungan sekitarnya. Keberadaan Fixed Link akan memberikan pengaruh
terhadap pengembangan dari potensi yang ada di wilayah yang dilayani.
Karena itu tahapan-tahapan perencanaan harus dilakukan secara hati-hati dan
mendalam.

Secara garis besar tahapan pembangunan suatu fixed link terdiri dari 3 tahap utama
yaitu:
 Project Planning
 Project Development
 Construction

Tahap I : Project Planning

Tahap perencanaan awal atau early planning phase ini akan sangat berpengaruh
terhadap tugas-tugas pada tahap perencanaan selanjutnya setelah keputusan tentang
fixed link tersebut diambil. Pada tahapan ini diharapkan akan terjadi perdebatan
politiktentang keputusan untuk merencanakan fixed link. Hal ini bisa berlangsung
berpuluh tahun bahkan bisa berabad-abad. Pada periode ini aktivitas perencanaan pada
tingkatan tertentu diperlukan untuk menunjukkan kebutuhan fixed link tersebut dan untuk
mengetahui pengaruh negatif dan positif dari pembangunannya.

Hal-hal yang harus diputuskan dalam tahap ini adalah


a. Kepemilikan dan Pendanaan
b. Perkiraan Lokasi
c. Umur layan yang diharapkan
d. Kebutuhan Kapasitas Lalu Lintas/Necessary Trafic Capacity.

Subdit Teknik Jembatan Hal : 5/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

e. Pertimbangan terhadap lalu lintas lain alur pelayaran kapal dan juga jalur
penerbangan pesawat
f. Prinsip-prinsip dalam Environmental Evaluation
g. Risk Policy
h. Internasional Convention

Tahap II : Project Development

Hal-hal yang dilakukan pada tahap Project Development adalah :


a.Studi awal
b.Conceptual Study
c.Project Selection
d.Procurement Strategy
e.Tender Design
f. Tender Evaluation
g.Detailed Design

a.Studi Awal Fixed Link


 Mereview semua informasi yang berkaitan dengan keberadaan fixed link tersebut
 Menginvestigasi solusi-solusi teknis yang feasible dan layak untuk diaplikasikan
 Melakukan estimasi terhadap lalu lintas. Untuk lalu lintas kereta api harus ditentukan
apakah jalur kereta api akan dibangun 1 atau 2 lintasan. Hal yang sama untuk lalu
lintas jalan raya, apakah akan dilewatkan dengan diangkut kereta, atau apakah
disediakan lintasan untuk lalu lintas kendaraan, serta berapa jalur dan lajur yang
disediakan. Solusinya biasanya menyangkut aspek teknik, ekonomis, sosial dan
politik.
 Keputusan dapat diambil nanti pada tahap berikutnya jika data yang dimiliki telah
lebih lengkap dan memadai.

Studi-studi yang dilakukan pada Tahapan ini adalah:

 Studi Alternatif Alinyemen


Akan mereview posisi alinyemen yang mungkin serta menetapkan koridor bagi studi
selanjutnya. Dalam studi ini juga dipertimbangkan koneksi dengan sistim jaringan
transportasi yang ada serta potensi lokasi konfliknya. Untuk setiap alternatif

Subdit Teknik Jembatan Hal : 6/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

alinyemen perlu ditentukan konfigurasi struktur yang akan digunakan. Setiap


alternatifkonsep yang muncul nantinya akan dikaji secara lebih mendalam pada
tahapan selanjutnya.

 Enviromental condition study


Tujuannya untuk mengidentifikasi potensi pengaruh keberadaan struktur terhadap
lingkungan serta melakukan tinjauan terhadap aturan serta standar yang terkait
dengan lingkungan yang harus dipenuhi.

 Technical site condition study


Studi ini difocuskan kepada aspek geologi, pondasi, navigasi, cuaca, dan kondisi
hidraulik. Dilakukan juga review terhadap topography yang ada serta rekomendasi
bagi studi tambahan untuk dilaksanakan pada tahap selanjutnya.

 Preliminary design basis study


Pada saat ini akan direview semua persyaratan-persyaratan, peraturan, standar.
Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasikan persyaratan yang terkait dengan
aspek keselamatan dan keandalan struktur.

 Preliminary costing basis study


Studi ini bertujuan untuk menentukan metode estimasi biaya serta memberikan
informasi awal tentang biaya yang diperlukan bagi pembangunan proyek tersebut.

b. Conseptual Studi
Conseptual Studi merupakan proses yang berulang/iteratif dimana semua aspek
yang mungkin berpengaruh terhadap keberadaan project harus dipertimbangkan,
diberi bobot, dan diklarifikasi untuk mencapai solusi yang paling mungkin bagi
pemenuhan kebutuhan/tujuan serta bagi lokasi proyek.

Conseptual studi terdiri atas:


 Penyusunan Project Basis
Project Basis akan terdiri dari hal-hal berikut
o Geometric Requirement
o Structural Requirement
o Enviromental Requirement
o Risk Requirement

Subdit Teknik Jembatan Hal : 7/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

o Aethestic Requirement
o Navigation condition
o Wind condition
o Earthquake condition
o Costing Basis

 Penentuan alternatif yang mungkin


 Preliminary Site Investigation
Pada saat yang bersamaan dilakukan juga preliminary site investigation seperti
penyelidikan tanah dalam koridor alinyemen, pengumpulan data angin, analisis
potensi bahaya gempa dan potensi tabrakan kapal.
 Kajian dan Penilaian Alternatif Solusi
Setiap alternatif solusi akan disajikan dalam bentuk gambar dan uraian dan harus
sesuai dengan Project Basis dengn mempertimbangkan:
o Preliminary site investigation
o Structural Aspect
o Architectural Aspect
o Enviromental Aspect
o Mechanical and Electrical instalation and utilities
o Definitions and constrains for operation and maintenance
o Cost Aspect
o Major Construction Stages

Adalah tidak mungkin untuk memenuhi semua requirement, tetapi harus diupayakan
untuk mencapai solusi yang berimbang (BALANCE SOLUTION). Karena itu pada tahap
Conseptual Study dilakukan pembobotan dari setiap parameter untuk masing-masing
alternatif solusi. Hasil yang didapat adalah rangking teknik saja, sedangkan keputusan
atas alternatif yang digunakan ditentukan oleh Owner.

c. Project Selection
Untuk Tujuan Penentuan alternatif perlu dilakukan juga studi-studi berikut
 Analisis Dampak Lingkungan dari Proyek
 Studi Lalu lintas dan Penentuan Besarnya Tarif
 Lay-Out dan biaya dari jalan akses yang diperlukan untuk menghubungkan
Fixed Link dengan jaringan yang sudah ada

Subdit Teknik Jembatan Hal : 8/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

 Prosedur Pelelangan

Teknikal rangking yang diperoleh pada tahap Conceptual Studi dan hasil studi-studi
di atas akan dimasukkan dalam pembentukkan cost – Benefit model yang nantinya
dijadikan dasar dalam menentukansolusi terpilih adalah wewenang Owner

Solusi terpilih tersebut harus memperhitungkan juga sudut pandang politik.


Public Hearing merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai
keputusan akhir. Hasilnya adalah The solution of Chose “SOLUSI YANG DIPILIH”

d. Procurement Strategy
Setelah solusi terpilih ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan strategi
pengadaan konsultan dan kontraktor. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa
semua pekerjaan dan aktivitas didistribusikan dan dilaksanakan oleh pihak yang
paling berkualitas pada setiap tahapan kegiatan, mencapai standar kualitas yang
diinginkan, dan dengan biaya keseluruhan yang paling rendah.

Secara umum ada 3 strategi yang umum digunakan untuk proyek Fixed Link
 Separate Design and Construction (SDC), suatu konsep dimana
dokumen kontrak disiapkan oleh pengelola proyek dengan dibantu konsultsn,
sedangkan pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor.
 Design – Built (DB), suatu konsep dimana proses disain dan
konstruksi diserahkan kepada suatu pihak yang umumnya kontraktor.
 Design Built Operate and Trasfer (BOT), konsep ini hampir sama
dengan DB, perbedaannya adalah bahwa semua biaya ditanggung oleh pihak yang
diberi konsesi, dan pihak tersebut diberikan massa konsesi sebelum diserahkan
kepada pemerintah.

4. PENGADAAN JEMBATAN KHUSUS DI INDONESIA


Secara umum pembangunan suatu jembatan dimulai dari tahap Studi Kelayakan
(Feasibility Study), namun mengingat suatu jembatan itu merupakan bangunan
pelengkap jalan, maka pendekatan yang dilakukan adalah melakukan studi kelayakan
suatu ruas jalandimana jembatan berada. Kemudian apabila dari hasil kajian tersebut
ternyata ruas jalan tersebut layak untuk di realisasikan, maka dapat dilanjutkan untuk
selanjutnya dioperasikan serta dipelihara.

Pengadaan Jembatan Khusus

Subdit Teknik Jembatan Hal : 9/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

Untuk proyek-proyek khusus seperti pembangunan jembatan-jembatan strategis atau


jembatan-jembatan dengan bentang yang panjang dimana diperlukan dana yang cukup
besar, misalnya Jembatan Teluk Balikpapan, Jembatan Batam – Tronton, Jembatan
Selat Madura dan sebagainya, harus dilakukan studi kelayakan khusus.

Termasuk didalam skope pekerjaan studi kelayakan tersebut adalah:


a. Pemilihan Alternatif Rute
b. Studi Sosial Ekonomi
c. Studi Dampak Lingkungan
d. Design Development
e. Preliminary Design
f. D.s.b

Diharapkan dari studi tersebut, dengan memperhatikan pola sistim jaringan jalan dan
konsep tata ruang, maka khusus untuk proyek jembatan khusus akan didapat
a. Kepastian Lokasi
b. Penentuan Jembatn dan Jumlah jalur
c. Mode Lalu Lintas yang akan digunakan
d. Keperluan ruang bebas jembatan untuk jalur navigasi
e. Prediksi perkembangan lalu lintas
f. Prediksi frekuensi lalu lintas navigasi termasuk bobotnya

Rekomendasi dari studi-studi tersebut di atas harus ditunjang dengan legal aspek seperti
persetujuan dari Departemen Perhubungan dalam hal penentuan Jalur Navigasi serta
persetujuan Departemen Pekerjaan Umum dalam hal keterkaitan dengan sistim jaringan
Prasarana dan sebagainya.

Selanjutnya setelah melalui rangkaian studi di atas, umumnya dilanjutkan dengan tahap
Engineering (Perencanaan teknis dan Studi-Studi lainnya) dan kajian masalah
pendanaan (Financial Aspect). Lamanya tahapan-tahapan pengadaan tersebut dalam
kondisi normal berkisar antara 3 sampai 4 tahun mulai dari Pra Studi Kelayakan sampai
Tahap Konstruksi, sebagaimana disajikan pada gambar dibawah. Sedangkan untuk
Crash Program, tahapan-tahapan tersebut dapat diselesaikan antara 1 sampai dengan 2
tahun.

Subdit Teknik Jembatan Hal : 10/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

Studi Sosial 0,5 - 1,0 tahun


Ekonomi & 0,5 - 1,0%
Pra Studi

Studi Kelayakan 0,5 - 1,0 tahun


0,5 - 1,0%

Preliminary / 0,5 - 1,0 tahun


Design 3,0 - 4,0%
Development

Final Konstruksi Operasional &


Engineering & Supervisi Pemeliharaan

1 tahun 3 tahun
4,0 – 6,0 %

Gambar Tahapan Pengadaan Proyek Jembatan Khusus

5. Project : Jembatan Panjang

Studi Teknik Detailed Engineering Design

a. Latar Belakang
Untuk mengetahui secar rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap
perencanaan serta untuk mendapatkan parameter-parameter penting bagi
perencanaan jembatan, diperlukan serangkaian teknikal studi. Mengingat
bentangan jembatan yang besar dan umur rencana jembatan yang khusus, maka
kebutuhan data-data perencanaan tersebut harus didapat secara akurat.

Subdit Teknik Jembatan Hal : 11/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

Hasil Studi teknik tersebut akan menjadi dasar bagi perencana jembatan untuk
melakukan detailed engineering design

b. Studi Teknis yang diperlukan

Adapun Studi Teknis yang diperlukan adalah:

 Studi Topografi Bawah Air/bathimetry


Untuk mengetahui profil dasar laut di lokasi proyek
 Studi Gelombang, Pasang, arus dan sedimentasi
o Untuk mengetahui kondisi angin, gelombang, pasang surut dan arus di
lokasi proyek.
o Untuk mengetahui tingkat sedimentasi di lokasi proyek

 Studi Scouring
o Untuk mengetahui local scouring di lokasi pilar jembatan akibat
dibangunnya jembatan

 Studi Geologi
o Untuk mengetahui kondisi permukaan khususnya di lokasi jembatan, mulai
darat, pantai dan laut
o Memetakan kondisi geologi, khususnya litologi dan struktur geologi di
daerah sekitar proyek
o Memberikan informasi dalam bentuk gambar 3 dimensi tentang kondisi
bawah permukaan di lokasi proyek
o Metode yang digunakan adalah Geoelektrik untuk daratan, georadar untuk
daerah pantai dan sub bottom profiling untuk lautan

 Soil Investigation
o Mendapatkan data primer di lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk
perencanaan
o Mengidentifikasikan textur lapisan tanah di lokasi proyek berdasarkan hasil
penyelidikan dan pengukuran langsung di lapangan dan laboratorium
o Melakukan analisis dan evaluasi tentang jenis pondasi dan daya dukung
o Menyediakan data bagi studi teknis lain seperti Seismic Hazzard dan lain-
lain

Subdit Teknik Jembatan Hal : 12/13


POS Perencanaan Teknis Jembatan

 Seismic Hazzard Analysis


o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena geologi yang berpotensi menjadi
sumber gempa yang ada di sekitar lokasi jembatan
o Mendapatkan parameter gempa berupa percepatan tanah dasar dan respo
spectra di batuan dasar dan di dasar laut

 Wind Resistant Study / Wind Tunnel Test


o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena akibat angin dinamik pada
jembatan
o Mendapatkan parameter beban angin

 Salitasi
o Mempelajari salitasi dan laju korosi serta proteksi untuk mengatasinya

 Pergerakan Kapal
o Mempelajari jenis, demensi dan tonase kapal serta proyeksi perkembangan
kapal yang berpotensi untuk lewat di bawah kolong jembatan

 Kecepatan Angin
o Mempelajari kecepatan dan arah angin untuk mengetahui efek dari angin
dinamis terhadap jembatan

 Tidal
o Mempelajari muka air laut dalam rangka menetapkan muka jembatan

 Dan lain-lain

Subdit Teknik Jembatan Hal : 13/13

Anda mungkin juga menyukai