PENDAHULUAN
Air adalah salah satu komponen penting bagi kehidupan. Hampir 80 persen
tubuh kita terdiri atas air. Kita bisa menahan rasa lapar, namun kita tidak bisa
menghindar dari rasa haus. Itulah sebabnya, air adalah bagian penting dari kehidupan.
Kita yang hidup di kota sangat bersyukur dengan adanya PDAM yang dikelola oleh
PALYJA. Dengan adanya PDAM kita bisa mendapatkan air yang cukup dan bersih
karena sudah diproses melalui beberapa kali penyaringan. Kita bisa mandi dengan
1
bersih, bisa menyiram tanaman dengan teratur sehingga tanaman kita tumbuh subur,
dapat mencuci mobil, motor dan sepeda kita apabila kotor dan yang terpenting
kegiatan memasak air di dapur dapat terlaksana dengan baik.
Ini adalah potret air selokan di sekitar Stasiun Taman Kota, dan selokan di Jakarta
pada umumnya. Limbah dari rumah tangga umumnya langsung menuju selokan. Bisa
dilihat limbah detergent/sabun dari buih dalam selokan tersebut. Dalam sehari, berapa
kali pipa limbah tersebut mengalirkan air sabun? Dan itulah fakta yang terjadi hampir
pada setiap selokan yang ada di Jakarta, yang semua bermuara ke sungai.
Dengan kondisi air baku seperti itu, saat ini Palyja dan Aetra hanya mampu
memproduksi 17.000 liter per detik. Sedangkan Jakarta, dengan 10-an juta penduduk,
membutuhkan pasokan air bersih sekitar 26.100 liter per detik. Angka tersebut dengan
ukuran per hari per orang dengan konsumsi air bersih 100 liter per detik. Angka
tersebut berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh Palyja. Jadi, kekurangan 9.100
liter per detik yang menjadi tantangan Palyja untuk bisa mengairi Jakarta dengan air
bersih, dengan kendala minim air baku.
Dengan segala kendala tentang air baku, Palyja tetap berusaha meningkatkan
produksinya. Salah satunya dengan menciptakan teknologi baru untuk membantu
pengolahan air baku.
2
baku. Air baku dari Sungai Cengkareng Drain mengandung amonium dengan kadar
yang sangat tinggi yaitu 8 ppm, jauh dari jumlah normal 1 ppm yang menjadi standar
pengolahan air bersih. Instalasi Pengolahan Air Taman Kota berada di kawasan
perumahan padat penduduk. Beralamat di Jl. Komplek Taman Kota A1 No. 1, Jakarta
Barat. IPA Taman Kota beroperasi kembali dengan teknologi Biofiltrasi, memanfaatkan
mikroorganisme alami yang hidup di dalam air tawar
1.3 TUJUAN
1. Agar masahiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.
2. Agar mahasiswa mengetahui teknologi terbaru guna penyediaan air bersih
3. Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana cara kerja dari biofiltrasi
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 BIOFILTRASI
Walaupun bermanfaat bagi perairan, namun tumbuhan ini dapat menjadi gulma
jika perkembangbiakannya tidak dikontrol. Tumbuhan akan menutupi badan air yang
dapat merugikan tumbuhan lain yang hidup di dalamnya karena kurangnya intensitas
cahaya matahari yang masuk dari badan perairan. Pemanfaatan yang sangat
seimbang akan menimbulkan dampak yang sangat baik untuk menjaga kandungan air
dan juga memberikan kestabilan parameter air seperti pH, BOD dan lain sebagainya
4
Enceng gondok (Eichhornia crassipes).
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.
Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan
berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun
menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk
bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh enceng gondok antara lain :
Pemanfaatan eceng gondok untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar telah
biasa dilakukan, khususnya terhadap limbah domestik dan industri. Hal ini karena
eceng gondok memiliki kemampuan menyerap zat pencemar yang tinggi daripada
jenis tumbuhan lainnya.
Kecepatan penyerapan zat pencemar dari dalam air limbah oleh eceng gondok
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya komposisi dan kadar zat yang
terkandung dalam air limbah, kerapatan eceng gondok, dan waktu tinggal eceng
gondok dalam air limbah. Moenandir (1990) menyebutkan, bahwa pada konsentrasi
kadar O2 yang terlarut dalam air 3,5 – 4,8 ppm perkembangbiakan eceng gondok
dapat berjalan dengan cepat.
5
menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum,
aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel.
Little (1968), Lawrence dan Moenandir (1990), Haider (1991) serta Sukman dan
Yakup (1991), menyebutkan bahwa Eceng gondok banyak menimbulkan masalah
pencemaran sungai dan waduk, tetapi mempunyai manfaat antara lain:
Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai
bahan kimia buangan industri
Sebagai bahan penutup tanah (mulch) dan kompos dalam kegiatan pertanian
dan perkebunan
Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas
hidrogen, nitrogen dan metan yang dapat diperoleh dengan cara fermentasi
Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang merupakan
tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman
Sebagai bahan industri kertas dan papan buatan
Sebagai bahan baku karbon aktif
Sumber lignoselulosa yang dapat dikonversi menjadi produk yang lebih
berguna, seperti pakan ternak.
6
2.2 CARA PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH
Pada pengolahan air, beberapa zat kimia ditambahkan. Penambahan zat kimia ini
untuk membuang polutan yang ada di dalam air. Pengolahan air baku menjadi air
bersih di IPA Taman Kota harus melalui beberapa tahapan. Dimulai dengan proses
Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Biofiltrasi, Filtrasi, dan Desinfeksi.
Selain itu juga ada beberapa jenis zat kimia yang ditambahkan ketika air diolah.
Zat kimia tersebut antara lain: karbon aktiv, koagulan, soda ash dan chlorine.
Ini adalah pintu air/intake IPA Taman Kota. Berada di kawasan Kembangan Utara, Jakarta
Barat. Dari sungai ini, air diolah dengan teknologi Biofiltrasi dan bisa langsung dikonsumsi.
Foto: Riap Windu.
7
.
Di pipa besar inilah proses Koagulasi terjadi. Pada proses ini penambahan zat kimia
dilakukan. Foto: Arum Sato
8
Ini adalah bak Flokulasi, dimana air diaduk secara lambat. Air ini sudah mengalami proses
Koagulasi dan tambahan zat kimia. Namun polutan masih terlihat di permukaan air. Foto:
Arum Sato
Ini adalah bak Sedimentasi. dari bak Flokulasi, air dialirkan ke sini. Permukaan sudah
nampak jernih. Dari bak ini, air akan mengalir menuju bak Biofiltrasi. Foto: Arum Sato
5. Selanjutnya air dialirkan menuju bak Biofiltrasi. Pada bak inilah terjadi apa
yang disebut Biofiltrasi. Yaitu proses removal polutan amonium, detergent,
mangan dan lainnya dengan menggunakan mikroorganisme alami.
Migroorganisme ini memang hidup di dalam air. Dengan bantuan media
crosspack, mikroorganisme alami dalam teknologi Biofiltrasi ini hidup pada
lapisan Biofilm yang ada pada media crosspack tersebut. Untuk menjaga
mikroorganisme tetap hidup dan bekerja efektif,
9
digunakan blower dan diffuser. Ini untuk menjaga aliran air terus mengalir
dan mengembuskan udara ke dalam air.
Ini adalah bak Biofiltrasi, dimana proses removal polutan amonium, detergent, mangan dan
lainnya dengan menggunakan mikroorganisme alami terjadi. di bak ini, air terus menerus
dialirkan guna menghidupi mikroorganisme di dalamnya. Pada bak ini dipasang semacam
teralis penutup, guna menahan busa yang kadang sangat banyak, supaya tidak melimpah.
Foto: Arum Sato
10
zat kimia chlorine, atau bahasa umumnya kaporit. Sebelum didistribusikan,
air mengalami pengecekan terlebih dahulu, termasuk kadar chlorine yang
perbolehkan. Ketika belum memenuhi angka standar yang ditetapkan, air
akan diproses ulang hingga benar-benar sesuai standar.
Setelah bersih dan sesuai standar yang ditetapkan, air dipompa untuk didistribusikan ke
pelanggan. Ini pompa yang ada di IPA Taman Kota. Foto: Aum Sato
11
2.3 KENDALA PENGGUNAAN TEKNOLOGI BIOFILTRASI
“Karena teknologi Biofiltrasi dirancang khusus untuk mengolah air tawar. Jadi,
ketika air laut masuk ke sini, kita stop produksi karena mikroorganismenya mati. Tapi
sekarang sudah ada teknologi baru untuk mendeteksi masuknya air laut,” terang Vita
lebih lanjut.
Menurut Vita, ada satu cara yang bisa dilakukan agar IPA Taman Kota tetap
berproduksi meski intrusi air laut sedang terjadi. Yaitu dengan menutup pintu air
Sungai Cengkareng Drain. Dulu, hal ini yang dilakukan ketika air laut pasang sedang
terjadi. Namun kini masalahnya, apabila dilakukan penutupan pintu air Sungai
Cengkareng Drain, akan mengakibatkan banjir di area Pantai Indak Kapuk. Dilema
yang harus segera dicarikan solusi bersama oleh Palyja maupun Pemda DKI.
Meski diakui Vita, bahwa dengan pengerukan kali yang terus dilakukan oleh
Dinas Kebersihan DKI saat ini, sedikit banyak telah membantu kondisi air baku lebih
baik, terutama di Cengkareng Drain.
12
Solusi untuk mencegah air masuk ke intake adalah dengan menutup pintu air Cengkareng Drain.
Masalah timbul ketika ada daerah yang kebanjiran akibat ditutupnya pintu air ini. Dilema yang
harus segera dicarikan solusinya, demi kebutuhan bersama. Foto: @KebersihanDKI
Pipa coklat berisi air baku dari Cengkareng Drain. Di pipa besar inilah proses Koagulasi terjadi.
Pada proses ini penambahan zat kimia dilakukan. Diantara pipa dan Febri adalah TDS Oline
Analyzer. Alat ini berguna untuk mendeteksi tingkat kekeruhan air, keasaman air serta
kelembaban air. TDS Online Analyzer juga dipasang di intake, guna mendeteksi masuknya air
laut. Foto: Arum Sato
13
Bentuk depan TDS Oline Analyzer yang terpasang di IPA Taman Kota. Alat ini berguna untuk
mendeteksi tingkat kekeruhan air, keasaman air serta kelembaban air. Online Analyzer juga
dipasang di intake, guna mendeteksi masuknya air laut. Foto: Arum Sato
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Biofiltrasi adalah sebuah cara pemurnian limbah dengan bantuan bahan
pengendali biologis yang sangat efektif dan tidak membahayakan perairan maupun
mencemari perairan, bahkan dapat menyerap bahan logam berat seperti Mg dan
lainnya. Adapun pemanfaatan biofiltrasi ini seringkali digunakan untuk mengurangi
kadar organik dalam perairan seperti waduk.
Dengan segala kendala tentang air baku, Palyja tetap berusaha meningkatkan
produksinya. Salah satunya dengan menciptakan teknologi baru untuk membantu
pengolahan air baku.
Palyja berhasil memberdayakan kembali IPA Taman Kota dari mati surinya. Ya,
tahun 2007 IPA Taman Kota pernah ditutup karena masalah air baku. Air baku dari
Sungai Cengkareng Drain mengandung amonium dengan kadar yang sangat tinggi
yaitu 8 ppm, jauh dari jumlah normal 1 ppm yang menjadi standar pengolahan air
bersih. Instalasi Pengolahan Air Taman Kota berada di kawasan perumahan padat
penduduk. Beralamat di Jl. Komplek Taman Kota A1 No. 1, Jakarta Barat. IPA Taman
Kota beroperasi kembali dengan teknologi Biofiltrasi, memanfaatkan mikroorganisme
alami yang hidup di dalam air tawar.
Namun kelemahaan dari teknologi Biofiltrasi adalah, ketika ada air laut teknologi
ini tidak berfungsi maksimal. Untuk info, IPA Taman Kota berjarak hanya 5 km dari
laut. Itu sebabnya, kenaikan (intrusi) air laut adalah masalah kedua bagi instalasi ini.
Meski sudah dikembangkan teknologi pendeteksi air air laut, namun itu belum
maksimal. Mengingat, pasokan air baku berkurang yang berakibat pada berkurangnya
kapasitas produksi air bersi. Bahkan bisa berhenti beroperasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://palyja.co.id/id/bersama-demi-air/
http://gheemannequin.blogspot.co.id/2011/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://muhammadr078.student.ipb.ac.id/2010/06/20/biofiltrasi-limbah-perairan/
http://www.kompasiana.com/setyaningrum/di-jakarta-air-sungai-menjadi-air-minum-
berkat-teknologi-biofiltrasi_582f2b4fc923bd151877e798
16