Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sangat lazim

ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di mana-mana, mudah menemui

orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin; tidak ada

terkecuali. Betapa merokok merupakan bagian hidup masyarakat. Dari

segi kesehatan, tidak ada satu titik yang menyetujui atau melihat manfaat

yang dikandung oleh rokok. Namun tidak mudah untuk mengendalikan,

menurunkan terlebih menghilangkan keinginan merokok. Karena itu, gaya

hidup merokok ini menjadi masalah kesehatan, minimal sebagai faktor

risiko yang mendukung terjadinya berbagai macam penyakit dan

membawa kematian berjuta penduduk dunia (Wahyono, 2010).

Oraganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tembakau

membunuh lebih dari lima juta orang per tahun, dan di proyeksikan akan

membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu, 70 persen korban

berasal dari dari negara berkembang. Jumlah perokok di dunia pada tahun

2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41%

anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah perokok

diperkirakan terus meningkat dan sebagian besar adalah orang-orang dari

kalangan negara berkembang. Pada tahun 2007 Indonesia menduduki

peringkat kelima untuk konsumen rokok terbesar yaitu sebanyak 239

miliar batang rokok setelah Cina 2.163 miliar batang, Amerika Serikat 351

1
2

miliar batang, Rusia 331 miliar batang, dan Jepang 259 miliar batang (

Wahyono, 2010).

Data epidemi tembakau di dunia menunjukkan tembakau

membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini terus

berlanjut, tahun 2020 diperkirakan terjadi sepuluh juta kematian dengan 70

persen terjadi di negara sedang berkembang ( Anonym, 2011).

Data dari rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa merokok

menunjukkan faktor resiko pertama dan tertinggi bagi serangan jantung.

Usia muda di bawah 40 tahun, merokok merupakan faktor resiko pertama

bagi penyakit jantung koroner dan ditemukan pula bahwa sebagian besar

(62-83%) yang kena serangan jantung di bawah umur 40 tahun adalah

perokok berat dan sedang (Dep.Kes, RI, 1992).

Jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 75% atau 141 juta

orang sebanyak 60% adalah orang yang berkategori miskin. Di Indonesia

sebagaimana negara berkembang lainnya, memiliki jumlah perokok lebih

banyak dibandingkan negara maju (Mangoesprasojo, 2005).

Pasal 115 ayat (1) telah ditentukan kawasan tanpa rokok antara

lain: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat

anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat

umum, dan tempat lain yang ditetapkan. Perokok yang melakukan

tindakan merokok di kawasaan dilarang merokok, sebagaimana mestinya

Pasal 5 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan

denda paling banyak Rp.200.000.000,00 ini tercantum pada UU Republik


3

Indonesia Nomor 32 tahun 2010 tentang larangan merokok (Anonym,

2011).

Data yang dihimpun Radar Banjarmasin dari Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdar) menyebutkan, jumlah perokok Kal-Sel mencapai 30,5%

dari jumlah penduduk yang lebih dari 3,6 juta jiwa. Angka ini hampir

mendekati rata-rata nasional yang mencapai 34,7%. Dari 30,5% tersebut,

perokok terbesar pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 41,3%, 10-14

tahun sebanyak 17,5%, dan usia 5-9 tahun sebanyak 1,7%. Sedangkan

prevalensi perokok di rumah mencapai 84,7% atau jauh di atas angka

nasional sebesar 76,6% (Anonym, 2011), Dan dari 10 siswa kelas XI dan

XII yang diwawancarai di MA Al-Mujahidin Marabahan pada tanggal 30

November tahun 2017 ada 5 orang yang perokok aktif.

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan,

akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam

rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan

berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui

dapat disebabkan oleh rokok antara lain: kanker tenggorokan, pneumonia,

gangguan sistem reproduksi (Anonym, 2011).

Banyak penelitian dilakukan, bahwa merokok mengganggu

kesehatan tubuh. Merokok terutama dapat menimbulkan pernyakit

kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, esophagus, laring, dan

rongga mulut. Merokok terutama dapat menimbulkan kelainan-kelainan

rongga mulut, misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi, dan langit-

langit. Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang


4

berbahaya bagi tubuh, seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida

(Gsianturi, 2013).

B. PerumusanMasalah

Dari studi pendahuluan dapat disimpulkan merokok merupakan

suatu pemandangan yang tidak asing lagi dan kebiasaan merokok dapat

memberikan kenikmatan kepada si perokok. Indonesia pun dinobatkan

sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 di dunia. Jumlah

perokok di Indonesia sebanyak 75%, sedangkan di Kalimantan Selatanini

sendiri sebanayak 30,5%. Dan dari 10 siswa kelas XI dan XII yang

diwawancarai di MA Al-Mujahidin Marabahan pada tanggal 30 November

tahun 2017 ada 5 orang yang perokok aktif. Walaupun banyak orang

mengetahui bahaya rokok itu sendiri tetapi perilakumerokok tetap saja

tidak pernah surut. Efek rokok terhadap kesehatan sangatlah

membahayakan. Penyakit yang dapat ditimbulkan karena merokok seperti

penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, esphagus,

laring, dan rongga mulut.

Berdasakan rumusan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

meneliti ‘‘Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI

dan XII Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018?”.
5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI dan

XII Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas XI dan XII

Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018.

b. Mengidentifikasi Gambaran Sikap Siswa Kelas XI dan XII

Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai

bahaya rokok, agar dapat meningkatkan upaya hidup sehat tanpa

rokok.

2. Secara Praktis

a. Bagi Responden

Sebagai salah satu bahan masukan atau tambahan pengetahuan

bagi siswa yang merokok agar dapat merubah perilaku yang tidak

sehat menjadi perilaku yang sehat, dalam upaya meningkatkan

upaya hidup sehat tanpa merokok.


6

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan guna pembelajaran atau pengetahuan untuk dapat

lebih mengenal bahaya merokok dan dapat meningkatkan upaya

hidup sehat tanpa merokok dan agar para siswa dapat mewaspadai

bahaya merokok.

c. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mempraktikkan

ilmu yang diperoleh selama ini serta memberikan sumbangan

pikiran kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasaan, dan rabaan. Sebagian besar pengetahuan

manusian diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya

oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan

pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan sebuah objek tertentu (Pudjawidjiana, 1983).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003) dalam A. Wawan dan Dewi

(2010) pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai

6 tingkat yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

7
8

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang onjek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi haris dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat disrtikan sebagai aplikasi suatu penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atausuatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk


9

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justisifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilain itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadjmojo

2003), adalah sebagai berikut:

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara initelah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai maslah

tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini didapat berupa pemimpin-

pemimpin masyaraakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang


10

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi dimasa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara

untuk melakukan penelitian yang dewasa ini itu kenal dengan

pendekatan ilmiah (A. Wawan dan Dewi M, 2010).

4. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatannya (Notoadjmojo, 2003).

Untuk pengukuran bobot nilai pengetahuan kuisioner tingkat

jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi
11

nilai 0, kemudian dipresentasikan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝑓
P= 𝑛 𝑋 100%

Keterangan:

P : persentase

f: jumlah skor yang didapat

n :jumlah skor maksimal

Selanjutnya persentase jawaban diinterpretasikan dalam

kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut:

a. Baik : Nilai = ≥76%

b. Cukup : Nilai = 56-75%

c. Kurang : Nilai = <56

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan sesorang terhadap

perkembangan orang lain untuk menuju cita-cita tertentu yang

menetukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip dari Notoadmojo

(2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk


12

juga akan perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan dalam pengembangan

(Nursalam, 2003). Pada umumnya makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang makin mudah unruk menerima informasi.

2) Pengalaman

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarga.pekerjaan bukanlah sumber ketenangan, tetapilebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerjaumumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Menurut Elizabeth BH yang dikutip Nursalam(2003),

usiaadalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang lakan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan
13

Memuat Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003),

lingkungn merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusiadan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(A. Wawan dan Dewi M, 2010).

B. Tinjauan Tentang Sikap

1. Definisi

Ada beberapa pengertian sikap, antara lain:

a. Menurut Notoadmodjo (2007), sikap merupakan suatu reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek.

b. Menurut newcomb (1987) dalam Notoadmodjo (2007), sikap

adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu.

c. Sedangkan menurut Allport (1935) dalam Notoadmodjo (2007),

sikap adalah predisposisi dalam memberikan respon dalam bentuk

suka atau tidak suka terhadap objek tertentu. Sikap adalah perasaan

dan afeksi yang akan tampak pada pilihan seseorang apakah positif

atau negatif terhadap objek tertentu.


14

d. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu respon tertutup

sesorang tentang sesuatu hal atau objek tertentu atau

kecenderungan seseorang untuk bertindakbaik positif maupun

negatif.

2. Komponen Pokok Sikap

Allport (1954) dalam Notoadmodjo (2007) menjelaskan sikap

ada 3 komponen pokok, yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), idedan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional aatu evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen bersama-sama membentuk yang utuh,

dimana pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang

peranan penting.

3. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan

objeknya. Sifat ini membedakan dengan sifat motif-motif

biogenetik seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan karena

itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yeng mempermudah

sikap pada orang lain.


15

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senatiasa mempunyai hubungan

terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah

yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang(A. Wawan dan

Dewi M, 2010).

4. Berbagai Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:

a. Menerima (Receiving)

Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, ,mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengeajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu maslah adalah suatuvindikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible)


16

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah sikap yang paling tinggi (A. Wawan

dan Dewi M, 2010).

5. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara tidak langsung dapat dinyatakan bagaiman pendapat

atau pernyataaan responden terhadap suatu objek. Secara langsung

dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian

dinyatakan pendapat responden. Menurut Hidayat (2010)untuk

memperoleh data dari responden maka diperlukan skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap yang menjadi dasar kepribadian

suatu populasi.

Skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap yaitu skala

Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan maupun

pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai sangat negatif,

yang berupa kata-kata.

Dari hasil angket yang telah diisi, ditabulasi dan diberikan skor

dengan menggunakan skala penilaian dengan menggolongkan berbagai

kategori nilai jawaban yaitu:


17

Jawaban yang bersifat positif:

Sangat setuju : diberi nilai 4

Setuju : diberi nilai 3

Tidak setuju : diberi nilai 2

Sangat tidak setuju : diberi nilai 1

Jawaban yang bersifat negatif:

Sangat setuju : diberi nilai 1

Setuju : diberi nilai 2

Tidak setuju : diberi nilai 3

Sangat tidak setuju : diberi nilai 4

Selanjutnya untuk mengetahui sikap umum responden digunakan

rumus pengukuran sikap (A. Wawan dan Dewi M).

X=St+Sr

Keterangan:

X : nilai rata-rata

St : skor tertinggi

Sr : skor terendah

Sikap positif : jika skor yang didapat responden ≥ nilai rata-rata

Sikap negatif : jika skor yang didapat responden < nilai rata-rata
18

C. Tinjaun Tentang Rokok

1. Definisi

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar

70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar

10mm yang berisidaun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok

dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya

dapat dihirup melalui mulut pada ujung lainnya (Aula, 2010).

Rokok adalah salah satu produk konsumenterlaris didunia.

Banyak pembeli yang loyal membeli rokok. Selain itu, rokok memiliki

arus perdagangan yang berkembang pesat. Berbagai perusahaan

menghasilkan laba yang fastastis, kendali politik, dan prestise. Namun

ironisnya, pelanggan-pelanggan terbaiknya tewas satu per satu. Rokok

termasuk produk konsumen yang paling menguntungkan di dunia.

Rokok juga satu-satunya produk (legal) yang bila digunakan sesuai

tujuannya, akan membuat kebanyakan pemakainya kecanduan dan

sering kali membunuh mereka. Indonesia sendiri merupakan salah satu

penghasil rokok terbesar di dunia. Jumlah pabrik rokok di Indonesia

adalah terbanyak di dunia (sumber:Kompas). Jumlah perokok di

Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia melebihi

Amerika Serikatyang terkenal dengan produsen rokok ternama

(Romadoni, 2010).
19

Rokok merupakan salah satupenyebab utama penyakit seluruh

dunia, yang sebenarnya dapat dicgah dan mempunyai pengaruh yang

sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini telah terbukti

bahwa rokok telah memiliki kurang lebih 4.000 macam bahan kimia,

rokok layak disebut pabrik bahan kimia, dengan kandungan sekitar

4.000 jenis bahan kimia yang akakn keluar dari satu batang rokok yang

dibakar. Jadi bila seseorang membakar dan menghisap rokok maka ia

akan sekaligusmenghisap bahan-bahan kimia tersebut, bila rokok

dibakar maka asapnya juga akan berterbangan di sekitar perokok. Asap

yang berterbangan itu juga akan dihisap orang yang berada disekitar

perokok maka orang itu juga akan menghisap bahan kimia yang

berbahaya dalam dirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap

yang keluar dari ujung rokok yang terbakar yang dihisap oleh orang

yang berada disekitar perokok disebut asap sampingan (sadestream

smoke) (Mangoenprasodjo, 2005).

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-

mana di dunia, kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukanbaik dalam

lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah.

Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang

menyangkutaspek psikilogis dan gejala sosial (Anonym, 2009).

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang memberikan

kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak menimbulkan

dampak buruk bagi si perokok itu sendiri (Soetjiningsih, 2004).

2. Jenis-jenis Rokok
20

Jenis-jenis rokok yaitu:

a. Berdasarkan bahan pembungkus

1) Kawung adalah rokok yang baham pembungkusnya berupa

daun aren.

2) Sigaret adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa

kertas.

3) Cerutu adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun

tembakau.

b. Berdasarkan bahan baku atau isi

1) Rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya

daun tembakau.

2) Rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa

daaun tembakau dan cengkeh.

3) Rokok klembak yaitu rokok yangbahan baku atau isinya berupa

daun tembakau, cengkeh, dan menyan.

c. Berdasarkan proses pembuatannya

1) Sigaret Kretek Tangan (SKT) adalah rokok yang proses

pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting

menggunakan tangan ataupun alat bantu sederhana.

2) Sigaret Kretek Mesin (SKM) adalah rokok yang proses

pembuatannya menggunakan tangan.

d. Berdasarkan penggunaan filter

1) Rokok Filter (RF) adalah rokok yang bagian pangkalnya

terdapat gabus.
21

2) Rokok Non Filter (RNF) adalah rokok yang pada bagin

pangkalnya tidak terdapat gabus (Aula, 2010).

3. Konsumen Perokok

Sejarah panjang kebiasaan merokk ternyata terus berlanjut.

Dewasa ini di seluruh dunia diperkirakan ada 1,26 milyar perokok,

lebuh dari 200 juta diantaranya adalah wanita. Setiap tahun tidak

kurang dari 700 juta anak-anak terpapar asap rokok dan menjadi

perokok pasif. Tanpa penanganan memadai, tahun 2030 akan ada 1,6

milyar perokok (15% tinggal di negara maju), 10 juta kematian (70%

diantaranya di negara berkembang), dan 770 juta anak menjadi

perokok pasif dalam setahun. Jumlah perokok wanita di Asia ternyata

juga terus meningkat. Secara keseluruhan di daerah Pasifik Barat 12%

wanita adalah perokok (Mangoenprasodjo, 2005).

Berdasarkan survey yang dilakukan Global Youth Tobacco

Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadapremaja

berusia13-15 tahun, sebanyak 24,5 persen remaja laki-laki dan 2,3

persen remaja perempuan merupakan perokok, 3,2 persen diantaranya

adalah kecanduan, 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mreka di

bawah 10 tahun (M. Jaya, 2009).

4. Alasan Orang Perokok

Alasan orang merokok bervariasi. Mereka merokokkarena

supaya kelihatan dewasa, ingin mencoba sesuatu yang baru, ikut-

ikutan, melambangkan kejantanan, membantu konsentrasi,

menghilangkan kebosanan (Mangoenprasodjo, 2005).


22

Beberapa motivasi yang melatarbelangkangi seseorang

merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs),

untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap

perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive

beliefs/fasilitative) (Joewana, 2004).

Sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakuan oleh remaja

yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di

depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok

sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya (Annes,

2010).

Wanita yang merokok dianggap lebih “gaya” ketimbang

wanita yang tidak merokok. Denganmerokok, seolah-olah wanita bisa

dinaikkan derajatnya ke kelas tertentu du lingkungan pergaulan.

Merokok juga dianggap mampu mengendalikan berat badan serta

mengurangi stres (Mangoenprasodjo, 2005).

5. Tipe-tipe Perokok

Tipe perokok menurut Agnes Tinake (2005) dalam buku

Mangoenprasodjo yang berjudul “Hidup Sehat Tanpa Rokok” dapat

dilihat dari waktu dan menit yang dibutuhkan seseorang untuk segera

merokok setelah bangun pagi dan jumlah batang rokok yang dihisap

dalam sehari.

a. Perokok Sangat Berat

Menghabiskan lebih dari 31 batangrokok sehari dengan waktu 5

menit setelah bangun pagi.


23

b. Perokok Berat

Menghabiskan 21-30batang rokok sehari dengan selang waktu 6-

30 menit setelah bangun pagi.

c. Perokok Sedang

Menghabiskan 11-20 batang rokok sehari dengan selang waktu

31-60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok Ringan

Menghabiskan sekitar 10 batang rokok sehari dengan selang

waktu 60 menit setelah bangun tidur.

6. Kandungan Rokok

Setiap rokok atau cerutu menganung lebih dari 4.000jenis bahan

kimia, dan 400 dari bahan-bahan tersebut dapat meracuni tubuh,

sedangakan 40 dari bahan tersebut menyebabkan kanker. Beberapa

contoh zat berbahaya di dalam rokok yang perlu diketahui adalah

sebagai berikut:

a. Nikotin

Nikotin yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin

menstimulasi otak untuk terus menambah jumlah nikotin yang

dibutuhkan. Secara perlahan nikotin akan mengakibatkan

perubahan pada sel-sel otak perokok. Nikotin termasuk salah satu

jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi

darah.

Secara cepat, nikotin masuk ke dalam otak saat seseorang

merokok. Kadar nikotin yang dihisap akan menyebabkan


24

kematian apabila kadarnya lebih dari 30mg. Setiap batang rokok

rata-rata mengandung nikotin 0,1-1,2 mgnikotin. Dari jumlah

tersebut, kadar nikotin yang masuk dalam peredaran darah tinggal

25%, namun jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam

waktu 15 detik (Asril, 2003).

b. Karbon Monoksida

Gasa berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan

pada asap pembuangan mobil. Karbon monoksida menggantikan

sekitar 15% jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah,

sehingga jantung si perokok menjadi berkurang suplai

oksigennya. Hal ini sangat berbahaya bagi orang yang menderita

penyakit jantung dan paru-paru, karena ia akan mengalami sesak

napas maupun napas pendek dan menurunkan stamina. Karbon

monoksida juga merusak lapisan pembuluh darah dan menaikkan

kadar lemak pada dinding pembuluh darah yang dapat

menyebabkan penyumbatan.

c. Tar

Tar digunakan untuk melapisi jalan atau aspal. Pada rokok

atau cerutu, tar adalah partikel penyebab tumbuhnya sel kanker.

Tar mengandung bahan kimia yang beracun yang dapat merusak

sel paru-paru dan menyebabkan kanker.

d. Arsenic

Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh

serangga terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:


25

1) Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang yang dapat

mengganggu saluran pernapasan, bahkan merangsang

terjadinya kerusakan dan perubahan kulit tubuh.

2) Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak

kuning pada permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar

makanan dan perasa yang terdapat pada permukaan lidah.

e. Amonia

Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari

nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia

sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Saking kerasnya racun

yang terdapat dalam zat ini, sehingga jiak disuntikkan sedikit saja

ke dalam tubuh bisa menyebabkan seorang pingsan.

f. Formad Acid

Zat ini tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas, dan dapat

mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya

menusuk. Bertambahnya zat ini dalam peredaran darah akan

mengakibatkan pernapasan menjadi cepat.

g. Acrolein

Zat ini sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat

ini diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol

menggunakan metode pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak

mengandung alkohol. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

h. Hyrogen Cyanide
26

Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,

dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan,

mudah terbakar, dansangat efisien untuk menghalangi

pernapasan. Cyanide adalah satu zat yang mengandung racun

sangat berbahaya. Sedikit saja dimasukkan ke dalam tubuh maka

dapat mengakibatkan kematian.

i. Nitrous Oksida

Nitrous oksida ialah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini

terisap maka dapat menimbulkan rasa sakit.

j. Formaldehyde

Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dalam

laboratorium (formalin).

k. Phenol

Merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang

dihasilkan dari destilasi beberapazar organik, seperti kayu dan

arang. Phenol terikat pada protein dan menghalangi aktivitas

enzim.

l. Acetol

Hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak berwarna yang

bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.

m. Hydrogen Sulfide

Sejenis gas beracun yang mudah terbakar dengan bau yang

keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi

pigmen).
27

n. Phyriden

Cairan ini tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini

dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol pelarut dan

pembunuh hama.

o. Methyl Chloride

Merupakan campuran dari zat-zat bervalensi satu, yang

unsur-unsur utamanya berupa hidrogen dan karbon. Zat ini

merupakan compound organic yang dapat beracun.

p. Methanol

Sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar.

Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan

kebutaan, bahkan kematian (Aula, 2010).

7. Bahaya Merokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan

merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil

itu tekadang bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok

maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

Rokok memiliki bahan kandungan yang berbahaya. Bahkan

masyarakat umum pun tahu bahwa rokok dapat membahayakan

kesehatan. Di bawah ini di tunjukkan mengenai berbagai bahaya yang

mengancam kesehatan yang disebabkan oleh rokok yaitu:

a. Kanker

Merokok dapat menyebabkan kanker. Kematian akibat

kankeryang disebabkan oleh merokok pun semakin meningkat.


28

Kematian karena kanker (terutama kanker paru-paru) meningkat 20

kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.

Berbagai jenis kanker yang risikonya meningkat akibat

merokok antara lain kanker trakea, bronkus, paru-paru, kanker

mulut, orofaring, kanker lambung, kanker hati, kanker pankreas,

kanker rahim, kankerkandung kemih, kanker esofagus, leukimia

mieloid akut, kanker ginjal, dan ureter, serta kanker usus besar

(kanker kolon).

b. Penyakit Paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran napas dan jaringan paru-paru. Padahal saluran napas besar,

sel mukosa membesar (hipetropi) dan kelenjar mukus bertambah

banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang

ringan dan penyempitan akibat bertambahnya sel dan

penumpukkan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan

jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Karena terjadiperubahan anatomi saluran pernapasan,

perokok akan mengalami perubahan pada fungsi paru-paru dengan

segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama

terjadinya penyakit obstruksi paru-paru menahun (PPOM).

Merokok dianggap sebagai penyebab timbulnya PPOM, termasuk

emfisema paru-paru bronkitis kronis dan asma.

c. Penyakit Jantung Koroner


29

Merokok terbukti sebagai faktor risiko terbesar untuk mati

mendadak, sebagaiman yang telah diuraikan sebelumnya mengenai

zat-zat yang terkandung dalam rokok. Pengaruh utama pada

penyakit jantung disebabkan oleh dua bahan kimia penting yang

ada dalam rokok, yakni nikotin dan kanbon monoksida. Nikotin

dapat mengganggu irama jantung dan dapat

menyebabkansumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan

karbon monoksida mengakibatkan suplai oksigen untuk jantung

berkurang lantaran berikatan dengan Hb darah. Inilah yang

menyebebkan gangguan pada jantung, termasuk timbulnya

penyekit jantung koroner (PJK).

d. Impotensi

Nikotin yang beredarmelalui darah akan dibawa ke seluruh

tubuh, termasuk organ reproduksi. Zat ini akan mengganggu proses

spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk. Selain

merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi faktor risiko

gangguan fungsi seksual, khususnya gangguan disfungsi ereksi.

e. Kanker Kulit, Mulut, Bibir, dan Kerongkongan

Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput

lendir di mulut, bibir, dan kerongkongan. Ampas tar yang

tertimbun akan mengubah sifat sel-sel normal menjadi ganas yang

menyebabkan kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir juga

disebabkan oleh panas dari asap. Sedangkan untuk kanker

kerongkongan, didapatkan data bahwa pada perokok kemungkinan


30

terjadi kanker kerongkongan dan usus adalah 5-10 kali lebih

banyak daripada bukan perokok.

f. Merusak Otak dan Indera

Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak

disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah dan suplai oksigen

yang menurun terhadap organ, termasuk otak dan organ tubuh

lainnya. Sehingga, sebetulnya nikotin ini dapat mengganggu

seluruh sistem tubuh.

g. Mengancam Kehamilan

Hal ini terutama ditujukan kepada wanita perokok. Banyak

hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa wanita hamil yang

merokok memiliki risiko melahirkan bayi berat badan yang rendah,

kecacatan, keguguran, bahkan bayi meninggal saat dilahirkan.

h. Penyakit Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak

atau stroke sering kali dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke

dan kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan

bukan perokok. Dalam penelitian di Amerika Serikat dan Inggris,

diketahui bahwa kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan

timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok,

AIDS rata-rata timbul dalam 8.17 bulan, sedangkan pada kelompok

bukan perokok muncul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan

tubuh pada perokok menjadipencetus lebih mudahnya terkena


31

AIDS, sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah

pertahanan melawan AIDS.

i. Merontokkan Rambut

Merokok dapat menurunkan sistem kekebalan sehingga

perokok lebih mudah terserang penyakit, seperti lupus eritmatosis

yang bisa menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi/bisul,

sariawan di mulut, serta ruamdi wajah, kepala, dan tangan.

j. Katarak

Perokok mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena

katarak (buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya

cahaya), bahkan menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia

beracun dari asap rokok mengiritasi mata atau menghambat aliran

oksigen dalam darah otak.

k. Keriput

Asap rokok membakarprotein dan merusak vitamin A yang

memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran

darah. Kulit perokok, terutama di sekitar bibir dan mata, menjadi

kering, kasar, dan bergaris-garis.

l. Merusak Pendengaran

Rokok menyebabkan plak pada pembuluh darah sehingga

mengganggu aliran oksigen dalam darah yang menuju telinga

dalam. Perokok dapat kehilangan kemampuan pendengaran lebih

dini, serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang diikuti

komplikasi, seperti meningitis dan kelumpuhan otak wajah.


32

m. Merusak Gigi

Zat-zat kimia beracun dan asap rokok menimbulkan plak

yang aktif berkontribusi merusak gigi. Perokok 1,5 kali lebih

mudah kehilangan gigi.

n. Emfimesa

Pecahnya kantong pernapasan bisa mengurangi kapasitas

paru-paru dalam menghirup oksigen dan dan mengeluarkan

karbondioksida. Pada kondisi ekstrim, penderita emfimesa

memerlukan operasi trakheostomi (pemasangan pipa terbuka pada

trakea untuk membantu masuknya udara ke dalam paru-paru) agar

tetap bernapas.

o. Osteoforosis

Karbon monoksida mempunyai daya ikat lebih besar

terhadap sel darah merah ketimbang oksigen, serta mengurangi

daya angkut oksigen darah pada perokok sebanyak 15%. Akibat

densietas tulang para perokok pun menurun sehingga retak dan

membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk sembuh. Perokok juga

lebih mungkin menderita sakit tulang belakang.

p. Tukak Lambung

Merokok dapat murunkan pertahanan tubuh terhadap

bakteri penyebab tukak lambung sekaligus merusak kemampuan

lambung menetralisir asam sehabis makan. Tukak perokok lebih

suah diobati dan lebih mudah kambuh.

q. Kanker Rahim dan Keguguran


33

Merokok dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim

(seviks) dan kanker rahim, serta merusak kesuburan wanita dan

menyebabkan komplikasi kehamilan. Keguguran didapati dua

sampai tiga kali lebih sering pada perokok.

r. Kelainan Sperma

Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah

bentuk sperma, yang akhirnya menyebabkan keguguran atau

kelahiran cacat. Merokok juga bisa mengurangi kesuburan pria,

serta mengurangi aliran darah ke penis, yang menyebabkan

impotensi.

s. Penyakit Burger

Penyakit ini juga disebut thromboangitis obliterans (suatu

peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta sraf pada

kaki), yang secara keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak

ditangani, penyakit burger dapat menyebabkan gangrene

(pembusukan) jaringan tubuh, yang hanya dapat dihentikan

penyebarannya dengan amputasi.

t. Memperlambat Pertumbuhan Anak

Berdasarkan fakta-fakta ilmiah sejak tahun 1986, Amerika

Serikat menyimpulkan bahwa asap rokok yang yang dihasilkan

secara langsung dari pembakaran rokok maupun hembusan

perokok dapat memperlambat pertumbuhan dan fungdi paru-paru

pada masa kanak-kanak, serta meningkatkan risiko penyakit

saluran pernapsan (Aula, 2010).


34

8. Cara Berhenti Merokok

kalau kita merokok, bagaimana cara berhenti?

Pikirkan alasan-alasan kenapa kita mau berhenti merokok. Misalnya

karena dengan tidak merokok kita bisa:

a. Berpenampilan lebih rapi dan wangi

b. Menikmati melakukan olahraga dan aktivitas lain

c. Menghemat uang jajan

d. Mengurangi resiko terkena kanker, sakit jantung, dan stroke

e. Hidup lebih lama daripada teman-teman yang merokok

f. Konsultasi dengan dokter. Dokter akan dapat memberikan saran

apa yang harus kita lakukan pada saat-saat ketika kita merindukan

rokok

g. Tetapkan waktu untuk berhenti merokok. Pilih saat yang santai

atau pada saat kita tidak sedang stres

h. Kenali hal-hal yang menjadi pemicu yang membuat kita ingin

merokok

i. Minta dukungan dari keluarga dan teman

j. Mulai berolahraga atau melakukan aktivitas yang menyenangkan

untuk menghilangkan steres dan meningkatkan kesehatan

k. Cukup istirahat

l. Makan menu yang sehat dan seimbang

m. Bergabung dengan program penghentian merokok, atau ikuti

suppot group (Mangoenprasodjo, 2005).


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan justifikasi ilmiah terhadap

penelitian yang harus dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik

yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, 2010).

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka penulis membuat

kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Baik

Tingkat Pengetahuan Cukup

Bahaya Merokok Faktor Internal Kurang


1. Zat-zat yang 1. Pendidikan
2. Pengalaman
berbahaya dalam
3. Umur
rokok
2. Penyakit-penyakit Faktor Eksternal
yang ditimbulkan
akibat rokok 1. Lingkungan
2. Sosial budaya

Positif
Sikap Negatif
Keterangan :
Diteliti :
Tidak diteliti :

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI dan
XII Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun 2018

Berdasarkan kerangka konsep Gambaran Pengetahuan dan Sikap

Siswa kelas XI dan XII Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin

Marabahan, Peneliti ingin meneliti pengetahuan dengan kategori baik,

cukup, kurang dan sikap dengan kategori positif negatif.

35
36

B. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang

akan diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang akan diteliti serta mengembangkan

instrumen (Riyanto, 2011).

Definisi operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.2
Definisi Operasional Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI dan XII Tentang Bahaya Merokok
di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun 2018
Variabel Definisi Parameter Kategori Alat Skala
Operasional Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu Siswa dapat a. Baik : Kuesioner Ordinal
yang diketahui memahami tentang (≥76%)
oleh siswa bahaya merokok
tentang bahaya yaitu: b. Cukup :
merokok 1. Zat-zat yang (56-75%)
berbahaya
dalam rokok c. Kurang :
2. Penyakit- (<56%)
penyakit yang
ditimbulkan
akibat rokok
Sikap Respon tertutup Responden 1. Sikap Kuesioner Ordinal
sampai terbuka mempunyai sikap: Positif:
yang dirasakan 1. Larangan Skor yang
oleh siswa terhadap rokok didapat ≥
tentang bahaya 2. Kebijakan nilai rata-
terhadap rata
merokok
kawasan bebas 2. Sikap
rokok Negatif:
Skor yang
didapat <
nilai rata-
rata
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian benar-benar hanya memaparkan apa

yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah

tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-

kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah data lengkap,

kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010).

Penelitian ini menggambarkan secara objektif keadaan sebenarnya

objek yang diteliti yaitu Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas XI

dan XII Tentang Bahaya Merokok di MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Peneliti mengambil lokasi di MA Al-Mujahidin Marabahan.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Rabu 21 Maret 2018.

37
38

Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Penelitian Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa
Kelas XI dan XIITentang Bahaya Merokokdi MA Al-Mujahidin Marabahan
Tahun 2018
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1 Studi
Pendahuluan
2 Penyusuann
Proposal
3 Sidang
Proposal
4 Pelaksanaan
Penelitian
5 Penyusunan
Hasil
Penelitian
6 Ujian KTI

C. Popolasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang diteliti

(Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI

dan XII MA Al-Mujahidin Marabahan sebanyak 47 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah

semua Siswa Kelas XI dan XII MA Al-Mujahidin Marabahan

sebanyak 47 orang.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampai yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada (Hidayat, 2010).

Teknik sampling dalam penelitian ini adalahnon probability sampling


39

yang dilakukan total sampling dimana semua populasi yang ada

dijadikan sampel oleh peneliti(Notoadmodjo, 2005), yaitu Siswa

Kelas XI dan XII MA Al-Mujahidin Marabahan sebanyak 47 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoadmodjo, 2010). Alat atau instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar

pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok.

Hasil kuesioner yang telah diisi, ditabulasi dan diberikan skor. Jika

jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0.

Sedangkan untuk variabel sikap jika responden menjawab soal positif

dengan kategori Sangat Setuju (SS) maka akan diberi skor 4, Setuju (S)

diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju

(STS) diberi skor 1, demikian pula sebaliknya pada pernyataan negatif.

Dengan menggunakan skala penilaian dalam menggolongkan berbagai

kategori nilai jawaban. Teknik analisa data secara deskriptif menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝑓
P= 𝑛 𝑋 100%

Keterangan:

P :persentase

f :jumlah skor yang didapat

n : jumlah skor maksimal

Pada variabel pengetahuan selanjutnya persentase jawaban

diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut:


40

d. Baik : Nilai = ≥76%

e. Cukup : Nilai = 56-75%

f. Kurang : Nilai = <56%

Sedangkan untuk variabel sikap dikategorikan sebagai berikut:

Kategiri sikap menurut skala Likert

Jawaban yang bersifat positif:

Sangat setuju : diberi nilai 4

Setuju : diberi nilai 3

Tidak setuju : diberi nilai 2

Sangat tidak setuju : diberi nilai 1

Jawaban yang bersifat negatif:

Sangat setuju : diberi nilai 1

Setuju : diberi nilai 2

Tidak setuju : diberi nilai 3

Sangat tidak setuju : diberi nilai 4

Selanjutnya untuk mengetahui sikap umum responden digunakan

rumus pengukuran sikap (A. Wawan dan Dewi M).

X=St+Sr

Keterangan:

X : nilai rata-rata

St : skor tertinggi

Sr : skor terendah
41

Sikap positif : jika skor yang didapat responden ≥ nilai rata-rata

Sikap negatif : jika skor yang didapat responden < nilai rata-rata

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan

menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data responden tentang

pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan cara melihat data-data yang

diperlukan di MA Al-Mujahidin Marabahan.

F. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dalam penelitian sebagai berikut:

1. Pengolahan Data (Notoadmodjo, 2010)

a. Pengkodean Data/Cooding

Untuk memudahkan analisis, maka jawaban setiap

pertanyaan diberi kode. Mengkode jawaban adalah menaruh angka

pada setiap jawaban. Seperti pada kuesioner pengetahuan

penggolongan pertanyaan pengetahuan diberi kode: kode 1 jika

pengetahuan baik, kode 2jika pengetahuan cukup, dan kode 3 untuk

pengetahuan kurang, untuk sikap diberi kode: kode 1 jika sikap

positif, dan kode 2 untuk sikap negatif.

b. Melakukaan Pengeditan/Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih

dahulu, dengan kata lain data/keterangan yang telah dikumpulkan,


42

daftar pertanyaan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali

lagi dan diperbaiki, jika masih terdapat hal-hal yang salah satu atau

masih meragkan.

c. Membuat Tabulasi/Tabulating

Membuat tabulasi adalah memasukkan data ke dalam tabel-

tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah

kasus dalam berbagai kategori. Analisa data dilakukan setelah

semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dengan

editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden

serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data

yang sesuai diberi kode (cooding) untuk memudahkan peneliti

dalam melakukan tabulasi analisa data.

2. Analisa Data

a. Klasifikasi Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan peneliti ini adalah skala

ordinal, yaitu himpunan yang beranggotakan menurut rangking,

urutan, pangkat, dan jabatan (Notoadmodjo, 2005).

1) Skala Pengukuran Pengetahuan

Skala ordinal dalam penelitian ini untuk mengukur pengetahaun

seseorang yang terbagi atas pengetahuan baik dan kurang baik.

Setiap pertanyaan yang dijawab siswa benar akan diberikan nilai

1 sedangkan jawaban yang salah akan diberi nilai 0. Apabila


43

siswa menjawab dengan benar semua maka akan ditentukan

kategori baik dengan nilai ≥76%, cukup 56-75%, dan kurang

<56%.

2) Skala pengukuran Sikap

Skala ordinaldalam pengukuran ini untuk mengukur sikap yang

terbagi menjadi positif dan negatif, sebelumnya dicari nilai

rata-rata dengancara rumus tertinggi (40) ditambah dengan nilai

terendah (10) lalu dibagi 2 didapatkan hasil rata-rata 25. Jadi,

bila nilai yang didapatkan responden ≥25 didapatkan hasil

sikap positif, sedangkan bilanilai yang didapatkan responden

<25 didapatkan hasil sikap negatif`

b. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis.

Analisis univariate yang dilakukan terhadap satu variabel atau per

variabel, dalam pengertian tertentu analisis univariate menjadi

sama dengan analisis deskriptif (Notoadmodjo, 2010).

Pada penelitian ini analisa dilakukan dengan

mengumpulkan data pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya

merokok, setelah data terkumpul ditabulasi dan dipresentasikan

dengan distribusi frekuensi dan hasilnya disimpulkan dalam

kalimat kualitatif.
44

G. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan hal yang penting dalam melakukan

penelitian, mengingat penelitian akanberhubungan dengan manusia,

karena manusia memiliki hak asasi dalam kegiatan penelitian. Etika

penelitian meliputi (Hidayat, 2010).

1. Ijin Penelitian/Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar

persetuan untuk menjadi responden dengan tujuan agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya,

jika responden bersedia maka akan menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden.

2. Tanpa Nama/Anonimity

Dalam penelitian ini diperhatikan asas anonimitas yaitu tanpa

mencantumkan nama responden atau sampel hanya menuliskan kode

tertentu untuk menjaga privasi responden.

3. Kerahasiaan/Confidentialty

Semua informasi yang sudah diumpulkan dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti. Kerahasiaan informasi yang diberikan

oleh responden dijamin oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan dengan

cara menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari penelitiaan agar

tidak digunakan untuk tujuan lain misalnya komersial, selain hanya

untuk digunakan dalam penelitian saja.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Al-Mujahidin Marabahan terletak di Jl. Jend.

Sudirman Komplek Perumnas RT. 14 No. 78. MA Al-Mujahidin

Marabahan memiliki 62 siswa.

Adapun sarana yang dimiliki oleh MA Al-Mujahidin Marabahan

yaitu:

Administrasi 1 ruangan

Ruang guru 2 ruangan

Ruang perlengkapan 1 ruangan

Perpustakaan 1 ruangan

Lab bahasa 1 ruangan

Ruangan sarana belajar mengajar 6 ruangan

Dapur 1 ruangan

Koperasi 1 ruangan

Asrama 9 ruangan

Perumahan guru 4 ruangan

Tanah yang dimiliki seluas 800 m2 tanah yang dimiliki dan maih

tersisa 400m2 yang belum didirikan

1. Visi dan Misi

a) Visi

45
46

Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa lahir batinnya,

giat beramal, kuat beribadah, cerdas dalam berpikir, mandiri dan

kreatif, memberi hidup dan manfaat bagi kehidupan diri dan

lingkungannya.

b) Misi

1) Mengusahakan terbentuknya komunitas masyarakat yang

mencerminkan nilai Islam dalam kehidupan keseharian.

2) Menghidupkan semangat berislam dan menjadikan setiap diri

suritauladan umat.

3) Memberi kesempaatan belajar yang lebih luas kepada kaum

dhu’afa dan para muallaf.

4) Mencetak kader penerus perjuangan yang berkesinambungan,

penggerak motor da’wah Islam.

2. Kondisi tenaga pengajar Madrasah Aliyah Al-Mujahidin Marabahan

a. Tenaga Pengajar Tetap

1) Sarjana Pendidikan (S1) 5 orang

2) Sarjana Bahasa Arab (S1) 2 orang

3) Sarjana Bahasa Inggris (S1) 2 orang

4) Pondok Pesanteren (MA) 3 orang

b. Tenaga Pengejar Tidak Tetap

1) Sarjana Ekonomi (S1) 2 orang

2) Sarjana Fisika (S1) 1 orang

3) Sarjana Matematika (S1) 1 orang


47

c. Tenaga Administrasi Umum ( Tenaga Tetap)

1) Sarjana Ekonomi (S1) 1 orang

2) Sarjana Komputer (S1) 1 orang

3. Jumlah siswa Madrasah Aliyah Al-Mujahidin Marabahan

Tabel 5.1
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al-Mujahidin Marabahan Tahun 2018

No Kelas Jumlah
1 X 15
2 XI 30
3 XII 17
Jumlah 62
Sumber data sekunder dari bagian Tata Usaha MA Al-Mujahidin marabahan Tahun 2018

B. Data Hasil Penelitian

1. Pengetahuan Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Madrasah Aliyah Almujahidin Marabahan
Tahun 2018

Pengetahuan Jumlah Perentasi (%)


Baik 18 38%
Cukup 17 36%
Kurang 12 26%
Total 47 100%
Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa reponden

dengan pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok kurang dari

(50%) yaitu 18 orang atau (38%).


48

2. Sikap Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Madrasah Aliyah Al-Mujahidin Marabahan Tahun 2018

Sikap Jumlah Persentasi (%)


Positif 32 68%
Negatif 15 32%
Total 47 100%

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dengan sikap positif tentang bahaya merokok yaitu 32

orang atau (68%).


BAB VI

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pembahasan

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian responden dengan pengetahuan

yang baik dan memahami tentang bahaya merokok yaitu 18 orang atau

(38%), dengan pengetahuan yang cukup 17 orang atau (36%), dan yang

kurang ada 12 orang atau (26%). Kebanyakan responden belum

banyak mengetahui tentang zat-zat yang berbahaya dalam rokok.

Para pengejar atau guru memberikan informasi tentang rokok itu

sendiri. Pendidikan yang didapatkan siswa sangat berperan untuk

menunjang mendapatkan informasi tentang bahaya merokok. Menurut

Nursalam (2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah dalam menerima informasi (A. Wawan dan Dewi M.,

2010).

Usia juga mempengearuhi pengetahuan karena usia siswa yang

sudah cukup matang berpengaruh dengan cara berpikir mereka. Dalam

Majalah Bina Pendidikan Tenaga Kesehatan (2001) semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berpikir dan bekerja.

Pengetahuan siswa yang baik tentang bahaya merokok didukung

dengan tersedianya prasarana seperti buku-buku tentang bahaya

merokok yang telah disediakan di perpustakaan sekolah agar siswa

49
50

dapat mencari informasi tentang bahaya merokok. Menurut

Notoatmodjo (2005) banyak faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang salah satunya adalah faktor sarana prasarana.

Jika dalam lingkungan pergaulan banyak yang berpengetahuan

baik tentang bahaya merokok, maka pengetahuan tentang bahaya

merokok juga akan baik. Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari

Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (A. Wawan dan Dewi

M., 2010).

Selain itu, peran media massa juga sangat mempengaruhi

banyaknya iklan di televisi tentang bahaya merokok yang turut

mendukung terwujudnya pengetahuan yang baik tentang bahaya

merokok. Menurut Notoatmodjo (2007) informasi yang disampaikan

melalui media massa sangatlah berguna dalam menambah dan

meningkatkan pengetahuan.

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagian besar

responden dengan sikap yang positif tentang bahaya merokok yaitu 32

orang atau (68%), dan yang memiliki sikap negatif ada 15 orang atau

(32%). Kebanyakan responden bersikap positif terhadap kebijakan

kawasan tanpa rokok.

Sikap yang positif bagi siswa dijadikan sebagai contoh (role

model) untuk masyarakat sekitar, agar masyarakat sekitar juga


51

berperilaku positif terhadap bahaya merokok. Selain itu adanya

peraturan di sekolah tentang larangan merokok untuk siswa dan juga

larangan dari orang tua mereka untuk tidak memperbolehkan merokok.

Sikap yang positif juga didukung oleh motivasi yang terus-menerus

yang diberikan oleh pengajar atau guru dan orang tua dengan sering

mengingatkan siswanya tentang bahaya merokok.

Menurut Notoatmodjo (1997) dalam A. Wawan dan Dewi M.

(2010) sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Ciri-ciri sikap yaitu

dapat dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan dan dapat

berubah sesuai keadaan.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan Siswa kelas XI dan XII MA Al-Mujahidin Marabahan

Tahun 2018 yang berpengetahuan baik tentang bahaya merokok yaitu

18 siswa (38%), cukup 17 siswa (36%), dan yang kurang 12 siswa atau

(26%).

2. Sikap Siswa kelas XI dan XII MA Al-Mujahidin Marabahan Tahun

2018 yang bersikap positif tentang bahaya merokok ada 32 siswa

(68%), dan dengan sikap negatif 15 siswa atau (32%).

B. Saran

Sekolah diharapkan untuk mengarahkan siswa agar tidak

merokok, memberikan sanksi apabila siswanya ketahuan merokok,

dibentuknya kelompok anti rokok, juga bisa membuat slogan-slogan

atau poster besar larangan dan bahaya meokok.

Bagi siswa MA Al-Mujahidin Marabahan, khususnya untuk

kelas XI dan XII diharapkan untuk meningkatkan lagi pengetahuan

dengan mencari informasi tentang bahaya merokok dengan cara

membaca buku-buku, agar tingkat pengetahuan bertambah dan dapat

menghindari rokok sehingga bahaya merokok bagi kesehatan tidak

terjadi.

52
53

DAFTAR PUSTAKA

Akper Pandan Harum. 2017. Pedoman Karya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan
PandanHarum. Banjarmasin: Penerbit Akademi Keperawatan Pandan
Harum.
Annes, Decha.2010. Remaja dan Rokok, (Online), (http://annesdecha.com)
diakses tanggal 11November 2010.
Anonym. 2009. Rokok Membunuh Lima Juta Orang Setiap Tahun, (Online),
(http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/458-rokok
membunuh-lima-juta-orang-setiap-tahun.html diakses tanggal 5 November
2009).
Anonym. 2009. 10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbesar di Dunia, (Online),
(http://www.nusantaraku.com diakses tanggal 12 November 2009.
Anonym. 2011. (Online), (http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=3747
diakses tanggal 7 Januari 2011).
Anonym. 2011. Baru 8 Provinsi Terapkan Kawasan Tanpa Rokok. (Online),
(http://www.jurnas.com/news/29869/Baru_Bari_Provinsi_Terapkan_Kawas
an_Tanpa_Rokok/2/Sosial_Budaya/Budaya diakses tanggal 5 Juli 2011).
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi. Jakarta: Peneribit Rineka Cipta.
Aula. 2010. Bahaya-bahaya Akibat Rokok. Jakarta: Penerbit RGC.
Asril. 2003. Remaja dan Rokok. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Bustan M Nadjib. 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Gsianturi. 2013. Merokok dan Kesehatan, (Online),
(http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0306/30/105012.htm diakses
tanggal 5 November 2013).
Hans, Trans. 2013. Rokok dan Kesehatan, (Online), (www.kompas.com diakses
pada tanggal 9 Agustus 2013).
Hidayat, AA. Alimul 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Jaya M. 2009. Remaja dan Rokok. Jakarta: Penerbit RGC.
54

Joewana. 2004. Rokok dan KesehatanJakarta: Penerbit RGC.


Mangoenprasodjo. 2005. Bahaya-bahaya Akibat Rokok. Jakarta: Penerbit RGC.
Mulyawati, Yeni. 2004. Pengaruh Rokok, (Online), (www.depkes.ri.com diakses
tanggal 8 April 2004).
Mu’tadin, Zainun. 2005. Remaja dan Rokok (by cloud sieghart), (Online),
(http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=1271.0 diakses tanggal 10
November 2005).
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Edisi I. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Pendidikan Kesehatan Kini dan Masa Depan. 2001. Majalah Bina Pendidikan
Tenaga Kesehatan Edisi 42. Jakarta.
Riyanto, A. 2010. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: Nuha
Medika.
Romadoni. 2010. Bahaya-bahaya Akibat Rokok. Jakarta: Penerbit RGC.
Soetjiningsih. 2004. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
PT. RINEKA CIPTA.
Tinake Agnes. 2005. Remaja dan Rokok. . Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Wahyono. 2010. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA
Wawan, A. Dan M Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Penerbit Nusa Medika.

Anda mungkin juga menyukai