Penulis :
Drs. Amron Rosyidi ( Pembina Ekstrakurikuler Diniyah (Keagamaan) SMPN 3 Kec. Sawoo).
ABSTRAK
Degradasi moral anak-anak bangsa ini semakin hari semakin meningkat baik kuantitas maupun
kualitasnya. Hal ini dapat kita lihat dimedia masa elektronik maupun koran.
Kegiatan ekstra kurikuler diniyah (keagamaan), merupakan sebuah upaya alternatif dalam
pembentukan karakter siswa. Dimana Kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan yang menunjang
kegiatan intrakurikuler yang pelaksanaannya di luar jam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler diniyah adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-
nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakatdan minat peserta didik pendidikan
agama yang dilaksanakan di luar jamintrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap
muka. Pendidikan karakter adalah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang
membina generasi muda yang beretika, bertangung jawab, dan peduli melalui permodelan
dan mengajarkan karakter baik dengan penekanan pada nilai universal yang kita setujui
bersama. Sehingga nilai-nilai apa yang diberikan pada siswa di kegiatan ekstrakurikuler
diniyah sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Maka sebagai simpulan
kegiatan ekstrakurikuler diniyah (keagamaan) sangat diperlukan dan sangat tepat dalam
pembentukan karakter siswa.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di media masa baik elektronik maupun koran, kita setiap hari disuguhi oleh
berita-berita yang memprihatinkan tentang anak-anak bangsa ini. Degradasi moral
yang terus menerus, yang semakin hari semakin rusak dan semakin parah.
Seperti beberapa berita dari internet dibawah ini :
http://www.merdeka.com/peristiwa/ibunda-sebut-andy-ikut-tawuran-karena-diajak-teman.html,
22/02/2015
Liputan 6.com- Hanya dengan bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek, MY warga Desa
Jenangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo hanya duduk terdiam ketika dimintai
keterangan warga di pinggir kebun jagung Desa Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten
Ponorogo.
Pelajar sebuah SMK ini mengaku baru saja berbuat mesum dengan pacarnya YS, seorang siswi kelas
8 sebuah SMP di sebuah gubuk kebun jagung. Ia sering menganiaya pacarnya jika keinginannya
berbuat mesum ditolak.
http://news.liputan6.com/read/2108913/berbuat-mesum-di-kebun-jagung-sepasang-pelajar-ditangkap-
warga, 22/02/2015
Merdeka.com - Kasus tragis seorang anak membunuh kedua orangtua kandung ini terjadi di
Brebes, Jawa Tengah. Selain membunuh kedua orangtua, remaja bernama Tasdik B Warno (19),
warga Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ini juga
menganiaya dua saudara kandungnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kejamnya-anak-di-brebes-tega-bunuh-kedua-orangtua-
kandung.html 22/02/2015
Dan masih ada puluhan bahkan ratusan berita seperti itu, terjad setiap hari i di tanah air kita ini.
Hal ini menunjukkan perlu penanganan yang serius dari semua pihak, yaitu antara pemerintah,
masyarakat yang didalamnya adalah keluarga khususnya orang tua anak dan sekolah sebagai
lembaga pendidikan.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum.
Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional
(supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan
dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang
berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan
kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat
belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan
orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan
ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Ekstrakurikuler Keagamaan adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-
nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakatdan minat peserta didik pendidikan
agama yang dilaksanakan di luar jamintrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap
muka. (Permenag Nomor 16 Tahun 2010).
Membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa
sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan
dengan orang lain. (Jihad ,dkk:2010 : 44)
Berdasarkan fakta yang ada di masyarakat dan uraian diatas maka kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan adalah sejalan dengan pendidikan karakter siswa yang
menurut penulis hendaknya setiap sekolah memberikan perhatian lebih pada
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini dalam upaya membangun moral dan
karakter anak didik, yang berarti pula sebagai alternatif pemecahan masalah
pemerosotan moral bangsa ini.
I. PEMBAHASAN
A. Kegiatan Ektrakurikuler
1. Pengertian ektrakulikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan
dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah
dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka
kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas
belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
(PermenDikbud RI no.81A tahun 2013 )
C.Pembentukan Karakter
1. Pengertian karakter
Pendidikan karakter adalah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang membina
generasi muda yang beretika, bertangung jawab, dan peduli melalui permodelan dan
mengajarkan karakter baik dengan penekanan pada nilai universal yang kita setujui bersama.
(Jihad,dkk: 2010 : 60). Menurut Lickona (jihad,dkk:2010:56), pendidikan yang
mengembangkan karakter adalah upaya yang dilakukan pendidikan untuk membantu anak
didik, supaya mengerti, memedulikan, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika. Anak didik
bisa menilai mana yang benar, sangat memedulikan tentang yang benar, dan melakukan apa
yang mererka yakini sebagi yang benarwalaupun ada tekanan dari luar dan godaan dari
dalam.
2. Nilai-nilai karakter dalam pendidikan karakter
Berdasarkan Inpres No 1 Tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, bahwa nilai karakter
yang dikembangkan pada kegiatan sekolah ada 18, sebagai berikut :
1.Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakanajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2.Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikandirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercayadalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaanagama, suku, etnis,pendapat, sikap
dan tindakan oranglain yang berbeda dari dirinya
4.Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peratura.
5.Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguhdalam mengatasi berbagai
habatan belajar dan tugasserta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6.Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkancara atau hasil baru dari apa
yang telah dimiliki
7.Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung padaorang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas
8.Demokratis
cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilaisama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain
9.Rasa InginTahu
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan
meluas dari apa yangdipelajarinya, dilihat, dan didengar
10.SemangatKebangsaan
cara berpikir, bertindak, dan wawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan
negara di ataskepentingan diri dan kelompoknya.
11.Cinta TanahAir
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggiterhadap bahasa, ling
kungan fisik, sosial, budaya,ekonomi, dan politik bangsanya.
12.MenghargaiPrestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat,dan mengakui dan menghormati keberhasilan oranglain.
13.Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama
dengan orang lain.
14.Cinta Damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkanorang lain merasa senang dan aman
atas kehadirandirinya
15.GemarMembaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagidirinya.
16.PeduliLingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, danmengembangkan upaya-upaya untuk memperbaikikerusakan alam
yang sudah terjadi
17.Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan
18.Tanggung- jawab
Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakantugas dan kewajibannya terhadap
diri sendiri,masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),negara dan Tuhan YME
(dikutip dari https://id.scribd.com/doc/180905723/Ekstra-Kurikuler-Keagamaan-dlm-
Kurikulum-2013-docx#scribd, 22/02/2015)
Penilaian diberikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
diniyah dan dinyatakan dalam bentuk raport.. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan
nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler diniyah (keagamaan) pada setiap semester.
Contoh raport kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sebagai berikut :
4. Al-qur’an
NO NILAI PREDIKAT DISKRIPSI KETERANGAN
1. 86 - 100 A Sangat Baik Tuntas
2. 76 - 85 B Baik Tuntas
3. 60 - 75 C Cukup Tidak Tuntas
4. < 60 D Kurang Tidak Tuntas
Catatan :
Wali Kelas :
.........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Wali Murid :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu
akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada
waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya.
Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang.
Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan
terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari
pengembangan diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
III. Simpulan
https://id.scribd.com/doc/180905723/Ekstra-Kurikuler-Keagamaan-dlm-Kurikulum-
2013-docx#scribd, diakses tgl. 22/02/2015
http://news.liputan6.com/read/2108913/berbuat-mesum-di-kebun-jagung-sepasang-pelajar-ditangkap-
warga, 22/02/2015
http://www.merdeka.com/peristiwa/ibunda-sebut-andy-ikut-tawuran-karena-diajak-teman.html,
22/02/2015
http://www.merdeka.com/peristiwa/kejamnya-anak-di-brebes-tega-bunuh-kedua-orangtua-
kandung.html 22/02/2015
Permen Dikbud No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi KurikulumPedoman Kegiatan
Ekrakurikuler