LAPORAN PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Trauma abdomen adalah keadaan yang disebabkan oleh luka ataupun cidera.
Trauma juga mempunyai dampak psikologis dan sosial. Salah satu kegawatdaruratan
pada sistem pencernaan adalah trauma abdomen yaitu trauma atau cedera yang
mengenai daerah abdomen yang menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan
pada organ yang ada di dalamnya.
Trauma abdomen menduduki peringkat ketiga dari seluruh kejadian trauma dan
sekitar 25% dari kasus memerlukan tindakan operasi (Hemmila, 2008). Trauma
abdomen diklasifikasikan menjadi trauma tumpul dan trauma tembus. Trauma tembus
abdomen biasanya dapat didiagnosis dengan mudah, sedangkan trauma tumpul
abdomen sering terlewat karena tanda-tanda klinis yang kurang jelas (Jansen et al,
2008). Pada trauma tembus resiko terjadinya kerusakan organ lebih sedikit dari pada
trauma tumpul tetapi pada trauma tembus dapat mengenai tulang belakang dan organ
yang berada di retroperitoneal.
1
B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah peminatan gadar.
2. Untuk meningkatkan pemahaman penulis mengenai kasus trauma abdomen.
3. Untuk mengetahui penetalaksanaan yang tepat dalam kegawatdaruratan pada
kasus trauma abdomen.
4. Untuk mengetahui perbandingan antara jurnal penelitian yang ada dengan
penatalaksanaan di rumah sakit ataupun klinik.
C. MANFAAT
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai trauma abdomen, sehingga dapat
diterapkan dalam kegawatdaruratan dalam kasus-kasus trauma abdomen di klinik
ataupun rumah sakit sesuai kompetensi tenaga medis terutama perawat.
BAB II
2
TIJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
a. Kekurangan volume cairan
Definisi adalah penurunan cairan intravaskuler, interstitial atau intraseluler. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
b. Batasan karakteristik :
Haus
Kelemahan
Kulit kering
Membrane mukosa kering
Peningkatan frekuensi nadi
Peningkatan hematrokit
Peningkatan konsentrasi urine
Peningktan suhu tubuh
Penurunan berat badan tiba-tiba
Penurunan haluaran urine
Penurunan pengisian vena
Penurunan tekanan darah
Penurunan turgor kulit
Penurunan turgor lidah
Penurunan frekuensi nadi
Perubahan status mental
B. ETIOLOGI
Berdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Luka akibat terkena tembakan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
c. Luka akibat tusukan
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
3
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
d. Cidera akselerasi atau deserasi karena kecelakaan olah raga
C. PATOFISIOLOGI
Apabila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi
berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh.
Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh
yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan
yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan
viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali
pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk
menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung
kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan.
Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi
tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ
intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak
benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ
berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae
atau struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler.
4
D. PATHWAY
Trauma/kecela
kaan
Penetrasi dan
non penetrasi
Perforasi lapisan abdomen(kontutio,
laserasi, jejas,hematom
Penekanan
saraf
peritonium
Perdarahan jaringan lunak Nyeri akut
dan rongga abdomen
Motilitas usus
menurun
Disfungsi Resiko
usus infeksi
Refluks usus
output cairan
berlebih
Kerusakan Gangguan Kelemahan
neuromuskuler keseimbangan fisik
cairan
Gangguan mobilitas
fisik
5
E. KOMPLIKASI
1. Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
2. Lambat : infeksi
3. Trombosis vena
4. Emboli pulmonar
5. Stress ulserasi dan perdarahan
6. Pneumonia
7. Tekanan ulserasi
8. Atelektasis
9. Sepsis
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
6
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. L
Umur : 72 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM : 026572
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : -
Tanggal masuk/ jam masuk :
Tanggal dan jam pengkajian :
2. Type Rujukan : Diantar pake ambulans
3. Jenis Kasus : Kecelakaan lalu lintas
4. Identitas penanggung jawab
Nama : TN. Y
Umur :
Alamat :
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung
5. Diagnosa Medis : Trauma Abdomen
6. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit perut
b. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke ruang IGD karena kecelakaan lalu lintas. Hasil pemeriksaan
didapatkan GCS E4 V5 M6. Takipnea dengan dengan frekuensi nadi 110x/ m
dan TD 80/60 mmHg, hasil USG didapatkan ada massa di rongga
abdomen,cairan bebas diviserae abdomen, laserasi hepar, foto rontgen spinal
terdapat fraktur pada lumbal I -V.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dan pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit serupa.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Umum:
TD : 80/60 mmhg
N : 110 x/menit
S : 37C
RR : 33/ menit ( Takipnea )
Keadaan Umum : cukup , kesadaran : Compos metis
b. Kepala
7
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih, kepala dapat
digerakan kesegala arah .pupil isokor, sklera tidak icteric, conjungtiva anemis,
hidung simetris.
c. Leher
Tidak ada kaku kuduk
d. Paru
1. Inspeksi : gerakan simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
2. Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler.
e. Abdomen
1. Inspeksi : terdapat jejas pada abdomen sebelah kanan
2. Auscultasi : Peristaltik usus 8x/ menit
3. Palpasi : ada pembesaran hati
4. Perkusi : Pekak
f. Ekstremitas
Ektremitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot
ektremitas atas normal, kekuatan otot ekstremitas normal.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil USG Abdomen
Ada mas dirongga Abdoment,cairan bebas di veserae abdomen, laserasi hepar.
b. Hasil Foto Rongen Spinal
Terdapat fraktur pada lumbal I-V
c. Pemeriksaan laboratorium : HB menurun
9. Primary Survay
a. Airway
Bebas, tiadak ada sumbatan, tidak ada secret.
b. Breating
Klien bernafas menggunakan alat bantu oksigen 4 liter/menit.
Frekuensi nafas 33x/ menit, takipnea.
c. Circulasi
TD : 80/60 mmHg
N : 110x/ menit
Capillary refill : < 2detik
d. Disability
Kesadaran : compos metis
GCS : 15 E4 V5 M6
8
e. Exposure
Terdapat jejas pada abdomen sebelah kanan
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d perdarahan intra abdomen
2. Nyeri b.d adanya trauma abdomen
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromusculaer
D. Intervensi Keperawatan
9
Tanggal No. Tujuan dan Hasil Intervensi
DX
1. Tujuan : Setelah dilakukan Kaji tanda-tanda vital
tindakan keperawatan selama 1 x Kaji tetesan infus
Pantau cairan parenteral
6 jam, volume cairan seimbang
dengan elektrolit dan
dengan kriteria hasil tidak ada
vitamin.
perdarahan lanjutan, hasil lab Awasi tetesan untuk
normal (HB). mengidentifikasi
kebutuhan cairan.
Mengidentifikasi keadaan
perdarahan.
Monitor dan ukur lingkar
perut tiap 1 jam.
Kolaborasi : Berikan
cairan parenteral sesuai
indikasi.
Kolaborasi : untuk
pemeriksaan HB serial
Kolaborasi : Pemberian
tranfusi.
Kolaborasi medis :
tindakan pembedahan.
10
Meningkatkan
kenyamanan klien
Mengurangi ketegangan
otot sehingga mengurangi
nyeri.
Analgetik berfungsi
menghilangkan nyeri.
11
E. Implementasi
Catat hasil
pengukurannya
Memonitor adanya perdarahan
intra abdomen (ukur lingkar
perut).
Pasien dan
keluarga sepakat
Kolaborasi dengan medis untuk mengikuti
12
nyeri.
Atur posisi senyaman
mungkin. - Posisi pasien lebih
nyaman dengan
- Ajarkan tehnik relaksasi tiduran terlentang.
- Kolaborasi medis : - Pasien kooperatif
memberikan obat injeksi
ketorolak 30mg
3. - Meningkatkan keterlibatan - Keluarga klien
keluarga dalam membantu kooperatif
perawatan diri mandi,
berpakaian, memberi makan,
serta membantu perawatan diri
eliminasi klien.
- Pasien kooperatif
F. Evaluasi
13
RR : 28x/menit.
Hasil USG : tampak cairan bebas di viserae abdomen
Hasil cek Hb ulang masih turun.
A : Maslah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
14
Perawat perlu mengintegrasikan dirumah sakit ataupun klinik dari hasil
penelitian ini sebagai salah satu tambahan intervensi dalam asuhan keperawatan pada
kasus pasien dengan trauma abdomen selain dengan teknik relaksasi yang biasa
diberikan kepada paisen-pasien yang mengalami nyeri. Perawat juga perlu
mensosialisasikan penggunaan aromatrapi lavender kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Prioritas keperawatn tertuju
pada menghentikan perdarahan, menghilangkan rasa nyeri, mencegah komplikasi dan
memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien. Prinsip prinsip
pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan A (Airway), B (Breathing), C
(Circulation).
15
Pada kasus diatas kemungkinan klien mengalami trauma tumpul (trauma perut
dengan penetrasi ke rongga peritonium dan ke spinal) akibat trauma kecelakaan lalu
lintas.
Masalah keperawatan yang timbul pada klien antara lain : kekurangan volume
cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan intra abdomen. Nyeri akut
berhubungan dengan adanya trauma abdomen. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
Sue Moorhead, Marion Johnson, Meriden L.Maas, Elizabeth Swanson (edisi kelima
2016 ) Nursing Outcome Classificatian (NOC). CV Mocomedia.
16
17