Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Psikologi Bermain

Dosen Pengampuh : Dian Novita Siswanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog


Tri Sugiarti, S.Psi., M.Pd

MODUL PSIKOLOGI BERMAIN


(Bean Bag Tos)

Disusun Oleh

KELOMPOK V

Nursakinah Syahri (1371042011)


Andi Muhammad Fathur Z (147104
Fadliah Majid (1571041019)
Haerana (157104
Bambang Pratama (157104
Teresa Latief (1671041022)
Dewi Nurikhyana (1671041012)

Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Makassar
2018
A. Nama Permainan: Bean Bag Toss

B. JenisPermainan: Permainan menggunakan alat

C. JumlahPemain: 3-5 orang anak secara bergiliran

D. TempatBermain: Di dalam / Luar ruangan

E. PerlengkapanBermain:
1. Kain berisi kacang sebagai pemberat
2. Wadah plastik yang memiliki skor 10, 20, 30, 40 dan 50

F. Cara/ AturanPermainaN
1. Peserta secara bergantian melemparkan alat permainan (bean bags) ke
wadah yang telah di sediakan dengan keterangan skor yang akan
diperoleh ketika melemparkan bean bags pada wadah.
2. Peserta yang tidak mendaratkan bean bagsnya pada wadah skornya tidak
akan terhitung. Sehingga, peserta harus tepat sasaran dalam melemparkan
bean bags ke wadah.
3. Peserta yang memperoleh lemparan terjauh hingga bean bagsnya
mendarat pada wadah dengam skor tertinggi dapat dikatakan sebagai
pemenang dalam permainan.

G. Lagu Permainan

Bean Bag Toss

Throw the bea bag and catch


Turn around, turn around, stamp, stamp, stamp
Throw the bean bag and catch
Turn around, turn around, stamp, stamp, stamp

Put it on ypur head and walk around the room


Put it on ypur head and walk around the room
Repeat Chorus

Put it on ypur head and walk around the room


Put it on ypur head and walk around the room

Put it on your shoulder


Put it on your elbow
Put it on your knee
Put it on your back now

Put it on your stomach


Put it on your finger
Put in on your foot
Put in on your arm now

Put it on ypur head and walk around the room


Put it on ypur head and walk around the room

Repeat Chorus

H. GambarFotoPermainan
I. RisikoBermain

Bermain pada anak-anak pun mengandung faktor-faktor risiko yang harus


diperhatikan agar setiap kegiatan bermain mampu memberikan manfaat bagi
anak. Risiko adalah bagian penting dari bermain. Meskipun demikian, anak
anak perlu dikondisikan dalam situasi yang minim risiko berbahaya. Proteksi
berlebihan justru merugikan anak. Risiko yang mungkin muncul dari kegiatan
bermain adalah sebagai berikut:

1. Waktu bermain berlebihan.


2. Porsi main sendiri dan main bersama teman tidak seimbang.
3. Ada penekanan berlebihan untuk main sesuai jenis kelamin anak.
4. Alat permainan tidak tepat.
5. Terlalu banyak atau terlalu sedikit campur tangan orang tua.

Berdasarkan observasi di lapangan diperoleh beberapa data tentang risiko


bermain ini. Risiko tersebut dapat dikategorikan kedalam beberapajenis, yakni
risiko fisik-kesehatan, risiko psikis, dan risiko sosial.

1. Risiko Fisik - Kesehatan


a. Jatuh
Jatuh merupakan risiko bermain yang terjadi akibat gerakan yang
tidak seimbang. Jatuh dipandang sebagai risiko dasar bermain yang
menekankan kekuatan fisik dan koordinasi motorik. Dalam permainan
ini, risiko jatuh dapat saja terjadi ketika anak mengalami ketidak
seimbangan dalam mengambil ancang-ancang dalam mengayunkan
kain yang berisi pemberat.
b. Cidera - terluka
Anak mungkin saja cidera karena tersangkut, atau tergores. Anak
mungkin belum memiliki cukup kehati-hatian, mungkin juga karena
alat main mengalami penurunan kualitas. Dalam permainan ini jika
main pada area out door, alat permainan kadang mengalami penurunan
kualitas akibat hujan dan panas. Cat terkelupas, benda-benda
berbahaya yang masuk ke area main (seperti batu, kayu, tali, batu bata,
cuilan reruntuhan tembok) dapat menjadi sumber cidera dan luka bagi
anak.

c. Keracunan
Keracunan, meskipun jarang dilaporkan tetap perlu diwaspadai.
Seperti diketahui, anak-anak kadang masih suka memasukkan alat
main kedalam mulut mereka, menggigitnya, atau membauinya.
Kegiatan eksplorasi adakalanya berisiko bagi anak karena kandungan
racun pada alat main, seperti cat, bahan plastik yang berkualitas buruk,
dan pewarna kain. Pada permainan ini menggunakan kain berwarna
berisi kacang yang dapat memungkinkan anak tersebut keracunan
maupun tersedak.

d. Kelelahan
Anak-anak sering kali bermain tak mengenal waktu. Anak kadang
mengorbankan waktu makan demi bermain. Apabila kondisi ini terus
menerus terjadi, tidak mustahil anak akan kelelahan dan akhirnya
menderita sakit. Stamina anak akan turunsehingga mudah terserang
penyakit.
2. RisikoPsikis

a) Motivasi Kegiatan Lain Menurun


Dilaporkan bahwa anak-anak yang menggunakan waktu bermain tanpa
manajemen yang baik mengakibatkan menurunnya motivasi untuk
melakukan kegiatan lain menurun.

b) Emosi Labil
Ditemukan fakta bahwa bermain membuat anak-anak tertentu mudah
marah, mudah sedih, dan mudah bosan. Anak-anak yang bermain
kompetitif terpancing emosi. Mereka menjadikan ajang bermain sebagai
ajang kompetisi dan sebagian lagi menjadi apatis pada lingkungan.
Karena permainan ini bersifat kompetitif (memerlukan skor yang tinggi
untuk menang) maka orang tua dapat mengantisipasi resiko ini.

3. RisikoSosial

Bertengkar

Benturan kepentingan, keegoisan, dan keengganan berbagi menjadi


penyebab timbulnya pertengkaran. Salah satu atau lebih anak mungkin
menangis karena pertengkaran itu. Adakalanya, bahkan anak saling memukul
dan timbullah perkelahian antar anak, misalnya dalam permainan ini anak
menjadi berebutan alat permainan.
Referensi

Musfiroh, T. (2014). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai