Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
3
dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya bekerja bersama-sama sesuai
dengan keinginannya, sedangkan beton prategang mengkombinasikan beton
berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”. Hal ini dicapai
dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton, jadi membuat beton
dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih
baik dari kedua bahan tersebut.
Ir. Soetoyo (____) menyebutkan perbedaan utama antara beton bertulang
dan beton pratekan.
1. Beton bertulang :
Cara bekerja beton bertulang adalah mengkombinasikan antara beton dan
baja tulangan dengan membiarkan kedua material tersebut bekerja sendiri
sendiri, dimana beton bekerja memikul tegangan tekan dan baja
penulangan memikul tegangan tarik. Jadi dengan menempatkan
penulangan pada tempat yang tepat, beton bertulang dapat sekaligus
memikul baik tegangan tekan maupun tegangan tarik.
2. Beton prategang :
Pada beton prategang, kombinasi antara beton dengan mutu yang tinggi
dan baja bermutu tinggi dikombinasikan dengan cara aktif, sedangan beton
bertulang kombinasinya secara pasif. Cara aktif ini dapat dicapai dengan
cara menarik baja dengan menahannya kebeton, sehingga beton dalam
keadaan tertekan. Karena penampang beton sebelum beban bekerja telah
dalam kondisi tertekan, maka bila beban bekerja tegangan tarik yang
terjadi dapat di-eliminir oleh tegangan tekan yang telah diberikan pada
penampang sebelum beban bekerja.
1. Beton
Beton adalah campuran dari semen, air dan agregat serta suatu
bahan tambahan. Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan tersebut akan
langsung mengeras sesuai bentuk pada waktu basahnya. Campuran tipikal untuk
beton dengan perbandingan berat adalah agregat kasar 44%, agregat halus 31%,
semen 18%, dan air 7%.
4
Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan karakteristik pada usia 28 hari
(f’c). Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang melampaui 95% dari
pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu
dengan kubus ukuran 150x150 mm, atau siliner dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm. Pengukuran kekuatan dengan kubus adalah lebih tinggi daripada
dengan silinder. Rasio antara kekuatan silinder dan kubus adalah 0,8.
Kuat tarik beton mempunyai harga yang jauh lebih rendah dari kuat
tekannya. Untuk tujuan desain, SNI 2002 menetapkan kuat tarik beton sebesar σts
= 0,5 √f’c, sedangkan ACI 318 sebesar σts = 0,6 √f’c.
2. Baja
Baja yang dipakai untuk beton prategang dalam praktiknya ada empat
macam, yaitu :
5
Untuk tujuan desain, teganga leleh dapat diambil sebesar 0,85 dari tegangan
tariknya (0,85 fp).
Untaian kawat (strand) banyak digunakan untuk beton prategang dengan
sistem pascatarik. Untaian kawat yang dipakai harus memenuhi syarat seperti
yang terdapat pada ASTM A 416. Untaian kawat yang banyak digunakan adalah
untaian tujuh kawat (seven wire strand) dengan dua kualitas: Grade 250 dan Grade
270 (seperti di Amerika Serikat). Diameter untaian kawat bervariasi antara 7,9 –
15,2 mm. Tegangan tarik (fp) untaian kawat adalah antara 1750 – 1860 Mpa. Nilai
modulus elastisitasnya, Ep = 195 x 103 Mpa. Untuk tujuan desain, nilai tegangan
leleh dapat diambil 0,85 kali tegangan tariknya (0,85 fp).
Selain tipe kawat tunggal dan untaian kawat, untuk baja prategang juga
digunakan kawat batangan dari bahan alloy (High Strength Alloy Steel Bars) yang
sesuai dengan spesifikasi ASTM A722 di Amerika Serikat. Baja batangan tersedia
dengan diameter antara 8 - 35 mm. Tegangan tarik (fp) baja = 170 x 103 Mpa.
Untuk tujuan desain, tegangan leleh dapat diambil sebesar 0,85 kali tegangan
tariknya (0,85 fp).
3. Tulangan Non Prategang
Tulangan non-prategang secara praktis tetap diperlukan untuk suatu
penampang beton prategang. Jika tendon difungsikan untuk menahan bagian
utama beban, mengurangi defleksi, maka tulangan non-prategang berfungsi untuk
menahan terjadinya retak, menambah kekuatan ultimate, serta menambah
kekuatan terhadap beban yang tidak diharapkan. Tulangan non-prategang dapat
diletakkan di berbagai posisi untuk berbagai tujuan dan untuk membantu menahan
beban salam berbagai kondisi pembebanan. Penggunaan tulangan non-prategang
diantaranya adalah:
a. Untuk menahan tegangan tarik di serat atas pada tengah bentang.
Gambar 2 1
6
b. Untuk menahan tegangan tarik di serat atas pada tepi bentang.
c. Gambar 2 2
d. Untuk menahan tegangan tarik di dekat tendon jika dimensi beton tidak
cukup kuat.
e. Gambar 2 3
Gambar 2 4
7
g. Untuk menahan retak dan menambah kekuatan penampang setelah retak.
Gambar 2 5
Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor,
oleh karena itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari Pratarik ini secara
singkat adalah sebagai berikut :
8
Tahap 3 : Setelah beton mengering dan cukup umur kuat untuk menerima
gaya
prategang, tendon dipotong dan dilepas, sehingga gaya prategang
ditransfer ke beton ( gambar C ).
Gambar 2 6
2. Post-Tensioning ( Pascatarik )
9
Tahap 2 : Setelah beton cukup umur dan kuat memikul gaya prategang,
tendon atau kabel prategang dimasukkan dalam selongsong ( tendon
duct ), kemudian ditarik untuk mendapatkan gaya prategang. Methode
pemberian gaya prategang ini, salah satu ujung kabel diangker, kemudian
ujung lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi ). Ada pula yang ditarik
dikedua sisinya dan diangker secara bersamaan. Setelah diangkur,
kemudian saluran di grouting melalui lubang yang telah disediakan. (
Gambar B ).
Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya
prategang telah ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung,
maka akibat gaya prategang tendon memberikan beban merata kebalok
yang arahnya keatas, akibatnya balok melengkung keatas ( gambar C ).
Gambar 2 7
10
2.5 Kelebihan dan Kekurangan
b. Lebih kedap terhadap air, cocok untuk pipa dan tangki air.
e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi
penulangan pada konstruksi beton bertulang biasa.
11
Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :
Diperlukan kontrol yang lebih ketat dalam proses pembuatan.
Dengan ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah, maka
struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan
natural frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis
instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki
redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Memerlukan peralatan khusus seperti tendon, angkur, mesin penarik kabel,
dan lain-lain.
Kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.
12
atau beton yang berisi kabel baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal
berupa tegangan tarik terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu
menahan gaya tarik. Dalam hal ini, beton prategang sebagai solusi untuk
mengatasi besarnya tegangan tarik yang timbul pada struktur beton khususnya
pada struktur dengan bentang yang besar.
Gambar 2 8
13
Gambar 2 9
14