Anda di halaman 1dari 3

Faktor Resiko

Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan kelainan sekresi insulin serta kerja insulin. Pada
awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-
mula mengikatkan dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi
reaksi intraseluler yang menyebabkan mobilisasi pembawa GLUT 4 glukosa dan
meningkatkan transpor glukosa menembus membran sel. Pada pasien-pasien dengan diabetes
tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Kelainan ini dapat
disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempatb reseptor pada membran sel yang selnya
responsif terhadap insulin atau akibat ketidaknormalan reseptor insulin intrinsik. Akibatnya,
terjadi penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan sistem transpor
glukosa. Ketidaknormalan postreseptor dapat mengganggu kerja insulin. Pada akhirnya
timbul kegagalan sel beta dengan menurunnya jumlah insulin yang beredar dan tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia. Sekitar 80% pasin diabetes tipe 2 mengalami
obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan resisten insulin, maka kelihatannya akan timbul
kegagalan toleransi glukosa yang menyebabkan diabetes tipe 2. Pengurangan berat badan
seringkali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi
glukosa.

Faktor Resiko Diabetes Melitus:


1. Obesitas
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat
kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
menjadi 200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya
penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada
sirkulasi pembuluh darah perifer.
3. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45
tahun.
4. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan frekuensi
DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan
obesitas dan pengurangan ketidakaktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan perubahan darilingkungan tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang
meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan
dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan mengganggu metabolisme gula darah
terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan
meningkatkan tekanan darah.
Penelitian dari Moss dan tim, kaki Diabetik ditemukan pada pasien muda yang
merokok yang mana tidak ditemukan pada pasien lanjut usia (Merza & Tesfaye, 2003).
Hasil penelitian yang dikutip oleh WHO (2000), pada pasien Diabetes Melitus yang
merokok mempunyai resiko 3x untuk menjadi kaki diabetik dibanding pasien diabetes
melitus yang tidak merokok. Kesimpulannya, merokok merupakan faktor kuat
menyebabkan penyakit arteri perifer yang mana sudah dibuktikan berhubungan dengan
kaki diabetik (Merza & Tesfaye, 2003). Nikotin yang dihasilkan dari rokok akan
menempel pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan insufisiensi dari
aliran pembuluh darah ke arah kaki yaitu arteri dorsalis pedis, poplitea dan tibialis
menjadi menurun (WHO, 2000).
5. Pemilihan alas kaki tidak tepat
Hasil penelitian dari Hastuti (2007), pemilihan alas kaki yang tidak tepat meningkatkan
resiko kaki diabetik. Ini didukung dengan hasil penelitian Chandalia HB, Kapoor SV,
Chandalia SH (2008) pengetahuan tentang perawatan kaki dan pemilihan alas kaki
yang buruk merupakan faktor resiko yang penting pada masalah kaki pasien Diabetes
Melitus. Penelitian Maciejewski et al (2004), menyarankan pemakaian alas kaki
terapeutik bagi pasien Diabetes Melitus dengan faktor resiko sedang terhadap kaki
diabetes.
Diagnosis

Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi Ulkus Diabetikum

Anda mungkin juga menyukai