PERLENGKAPAN JALAN
c. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk adalah rambu yang memberikan petunjuk kepada pemakai
jalan mengenai arah, tempat dan informasi, yang meliputi rambu pendahuluan,
rambu jurusan (arah), rambu penegasan, rambu petunjuk batas wilayah dan
rambu lain yang memberikan keterangan serta fasilitas yang bermanfaat bagi
pemakai jalan. Bentuk, lambang warna dan arti rambu petunjuk yang ada pada
ruas Jl. Pangeran Diponegoro, Medan (Gedung Keuangan Negara dan Kantor
Bappeda Medan) dapat dilihat pada foto 2.10.
Gambar 2.10 Telepon Umum
Rambu yang terpasang yang ada pada ruas Jl. Pangeran Diponegoro, Medan
(Gedung Keuangan Negara dan Kantor Bappeda Medan) termasuk rambu yang
efektif karena memenuhi beberapa aspek berikut ini :
a. Memenuhi kebutuhan.
b. Menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
c. Memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
d. Menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan
respon.
Pada ruas Jalan Pangeran Diponegoro terdapat dua trotoar pada bagian kiri dan
kanan. Bagian kiri trotoar memiliki lebar 4,6 m, dan pada bagian kanan trotoar
memiliki lebar 5 m. Lebar trotoar sudah memenuhi persyaratan lebar minimum
trotoar yaitu 3 m.
Trotoar dilengkapi dengan guiding block atau jalan pemandu yaitu tanda yang
dikhususkan untuk penyandang disabilitas khususnya untuk saudara kita yang
tunanetra. Hal itu diterapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
(Permen PU) Nomor 30 tahun 2006 tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas
pada bangunan dan lingkungan. Garis kuning berbentuk panjang yaitu untuk
menandakan mereka aman untuk berjalan sedangkan garis kuning berbentuk bulat-
bulat menandakan bahwa mereka harus berhenti.
Trotoar juga dilengkapi dengan besi pembatas yang berfungsi sebagai
menghalau dan menghalangi kendaraan, gerobak untuk jualan naik dan masuk ke
area trotoar/ pesestrian. Besi pembatas ( Bollard ) sudah menjadi fasilitas jalan yang
harus ada di setiap pedestrian.
Titik keramaian terbesar di depan Masjid Agung yang terjadi saat siang hari saat
masyarakat melakukan aktivitas untuk pergi beribadah.
Gambar 3.1 Titik Keramaian di sepanjang Jl. Pangeran Diponegoro
Titik keramaian dapat dilihat dari dua sisi pengamatan. Sisi pertama adalah
dari arah Gedung Keuangan Negara menuju Masjid Agung, dan sisi kedua adalah
dari arah Kantor Bappeda menuju Masjid Agung. Titik keramaian terjadi pada saat
siang hari menjelang ibadah sholat jumat terlihat dari kedua sisi. Didapat volume
pejalan kaki dari beberapa titik seperti Gambar 3.2
NO.
JAM TOTAL
TITIK
Apabila terjadi keramaian tertinggi akibatnya lebar dari trotoar sendiri tidak
dapat berfungsi dengan selayaknya, karena masih ada pejalan kaki yang berjalan di
bahu jalan seperti Gambar 3.3
Dampak dari pedagang kaki lima yang berjualan diatas trotoar mengganggu
hak para pengguna jalan serta mengganggu arus lalu lintas dan menjadikan tatanan
kota akan tampak terkesan tidak rapi dan kumuh.