Anda di halaman 1dari 27

Gerakan anatomi

Istilah gerakan anatomi

Adanya persendian memungkinkan gerakan yang bermacam-macam. Berbagai gerak dengan

Pronasi dan Supinasi

Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan

pronasi. Otot biceps brachii tidak berkontraksi supinasi. Otot biceps brachii berkontraksi

penuh. penuh.

persendian dikontrol oleh kontraksi otot.

Fleksi dan ekstensi

Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan.

Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan

(ante)fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)fleksi/ekstensi. Ayunan ke belakang lebih

lanjut disebut hiperekstensi.


Adduksi dan Abduksi

Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh:

gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi

(menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi

(mendekati tubuh).

Elevasi dan Depresi

Elevasi merupakan gerakan mengangkat, depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya:

Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan pundak keatas

(elevasi) dan kebawah (depresi)

Inversi dan eversi

Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah gerakan

memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah inversi dan eversi hanya

untuk wilayah di pergelangan kaki.

Supinasi dan Pronasi

Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan.

Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan

tangan saja

Endorotasi dan Eksorotasi


Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi

(rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

Macam-macam gerak berdasarkan tipe persendian

1) Fleksi dan Ekstensi

Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi merupakan gerak meluruskan.

Sebagai contoh: gerak pada siku, lutut, ruas-ruas jari dan bahu.

2) Adduksi dan abduksi

Adduksi merupakan gerak mendekati tubuh. Sedangkan gerak abduksi adalah gerak menjauhi

tubuh. Sebagai contoh: gerak merenggangkan tangan, membuka tungkai kaki, serta

mengacungka tangan.

3) Elevasi dan Depresi

Elevasi merupakan gerak mengangkan. Sedangkan grak depresi merupakan gerak menurunkan.

Sebagai contoh; gerak menengadah dan menundukkan kepala.

4) Supinasi dan Pronasi

Supinasi merupakan gerak menegadahkan tangan, sedangkan pronasi merupakan gerak

menelungkupkan tangan.

5) Inverse dan Eversi

Inverse merupakan gerak memiringkan atau membuka telapak kaki kea rah dalam tubuh.

Sedangakan Eversi merupaka gerak memiringkan atau membuka kaki kea rah luar.

Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi

(rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

Contoh : Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).


BIOLOGI SEL. Sel merupakan unit struktural dan fungsional yang menjadi kesatuan hereditas

dalam pertumbuhan makhluk hidup. Secara umum terdapat 4 teori yang terkenal mengenai sel

yaitu :

1. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup (Mathias Jacob Schleiden - Theodor Schwann)

2. Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup (Max Schultze)

3. Sel merupakan unit pertumbuhan makhluk hidup (Rudolf Virchow)

4. Sel merupakan unit hereditas makhluk hidup (Walter Sutton - Theodor Boveri)

BAGIAN-BAGIAN SEL. Secara garis besar, sel dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :

1. Membran sel (hewan) atau dinding sel (tumbuhan) Membran sel merupakan bagian terluar

dari sel dan sitoplasma yang berfungsi mengatur pertukaran substansi zat dan melindungi bagian

dalam sel. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi :

a. Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam

b. Memperkokoh sel

c. Mencegah agar sel tidak pecah

d. Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral


2. Sitoplasma Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian dalam sel di

antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar

(ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma). Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan

berperan penting dalam transportasi zat makanan.

3. Organel Organel adalah bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu.

Organel yang terdapat dalam sel antara lain inti sel, plastida, ribosom, vakuola, mitokondria,

badan golgi, retikulum endoplasma, lisosom, badan mikro, mikrotubulus dan mikrofilamen.

FUNGSI ORGANEL. Organel memiliki fungsi-fungsi tertentu di dalam sel. Berikut beberapa

fungsi dari organel sel :

1. Inti sel (nukleus) Merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran

nukleus yang disebut nukleus dan di dalamnya terdapat nukleolus. Nukleus berfungsi : - sebagai

pusat pengatur seluruh kegiatan sel - mengendalikan reproduksi sel - mengatur sintesis protein

2. Retikulum endoplasma Merupakan organel yang berbentuk saluran-saluran yang terhubung

dengan inti. Retikulum endoplasma terdiri dari 2 jenis yaitu retikulum endoplasma halus (REH)

yang tidak mengandung ribosom, dan retikulum endoplasma kasar (REK) yang merupakan

tempat menempelnya ribosom. Retikulum endoplasma memiliki fungsi antaralain : - berperan

dalam transport zat - tempat menempelnya ribosom

3. Mitokondria Merupakan organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran lekuk pendek di

bagian dalamnya. Mitokondria dilindungi oleh membran rangkap. Adapun fungsi mitokondria

yaitu : - untuk respirasi sel - pusat pembangkit tenaga


4. Badan golgi Merupakan organel yang berbentuk bulatan yang memiliki fungsi sebagai berikut

: - berperan penting dalam sekresi zat - sintesis lisosom - mengangkut dan mengubah materi zat

secara kimia

5. Ribosom Merupakan organel sel yang terdapat di sitoplasma dan menempel di retikulum

endoplasma kasar. Ribosom memiliki peran penting untuk sintesis protein.

6. Lisosom Organel yang banyak ditemukan dalam sel-sel yang berperan penting dalam imunitas

seperti leukosit dan limfosit. Lisosom memiliki beberapa fungsi diantaranya : - mencerna zat-zat

yang belum dapat diurai - menghancurkan bagian sel yang tidak berguna lagi - merupakan

tempat pembentukan enzim pencernaan

7. Plastida Merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan sebagai tempat pigmen warna.

Plastida terdiri dari beberapa bagian seperti kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.

8. Vakuola Vakuola umumnya ditemui pada sel tumbuhan. Vakuola merupakan organel yang

berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sekaligus menyimpan zat-zat yang

akan dieksresikan.

9. Mikro tubulus Merupakan organel mikro yang berfungsi sebagai kerangka sel dan berperan

penting dalam pembentukan spindel.

10. Mikro filamen Merupakan benang-benang filamen halus yang mempengaruhi kontraksi sel.

Sentrosom (Sentriol)

Berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom

merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan

disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel.
Fungsi : berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang

spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.

1. Dinding sel

• Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan

• Dinding sel tersusun atas selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,

perlindungan dan untuk mengekalkan bentuk sel

• Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan diluar dengan

bahan didalam sel

• Dinding sel terdiri dari selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin,

garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg

Fungsi dinding sel :

• Memberi bentuk sel

• Melindungi bagian sebelah dalam dan mengatur transportasi zat

• Menyokong tumbuhan yang tidaka berkayu

2. Nukleus

• Merupakan inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan sel bisa

keluar masuk

• Secara kimia terdiri dari DNA, RNA dan protein (histon)

• Dalam nukleus terdapat kromosom yang berfungsi untuk pembelahan sel

Fungsi nukleus :

• Mengendalikan metabolisme sel

• Tempat penggandaan dan transkripsi DNA


• Pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik

3. Mitokondria (The Power House)

• Benda bulat berbentuk tongkat mempunyai 2 lapis membran

• Ukurannya 0,2–5 micrometer

• Jumlahnya dalam sel berbeda-beda

• Terdapat pada sel saraf dan sel otot

• Respirasi seluler menghasilkan energi melalui metabolisme aerob

• Lapisan didalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan krista

Fungsi mitokondria :

• Mengandung enzim-enzim yang melakukan oksidasi makanan dan mensintesa ATP untuk

energi pada sel

• Tempat terjadinya respirasi sel menghasilkan energi

4. Ribosom (Ergastoplasma)

• Bagian paling kecil yang tersuspensi/tersebar di dlama sitoplasma

• Terdapat dalam sel hati kurang lebih 25%

• Ada yang melekat di RE (sehingga menjadikan RE tersebut dinamakan RE kasar dan ada

pula yang soliter)

Fungsi ribosom :

• Mensintesa protein, protein yang baru di sintesa dikemas dalam satu organel yang

dibatasi membran

5. Retikulum Endoplasama (RE)

• Berbentuk tabung pipih berpasang-pasangan


• Terbagi dua : 1. RE kasar > retikulum yang pada membrannya menempel ribosom,

berfungsi

untuk sintesa protein

2. RE halus > tanpa ribosom, berfungsi mensintesa lemak, fosfolipid dan steroid

• Struktur RE hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron

Fungsi Retikulum Endoplasma :

• Sebagai alat transportasi zat-zat didalam sel itu sendiri

6. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

• Terdapat pada semua sel tumbuhan dan hewan

• Berbentuk setumpuk saku pipih berkelok-kelok yang dibatasi membran

• Di hasilkan oleh RE halus

• Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom

• Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekresi sel

Fungsi badan golgi :

• Memodifikasi protein dengan menambahkan oligosakarida

• Membentuk lisosom

• Untuk sekresi pada mukosa

7. Lisosom

• Berbentuk bulat, yang dibatasi oleh membran tunggal

• Dihasilkan oleh apparat golgi yang penuh dengan protein

• Mempunyai enzim hidrolitik untuk pencernaan polisakarida, lipid, asam nukleat &

protein
• Salah satu enzimnya yaitu Lisozym

Fungsi lisosom :

• Berperan penting dalam matinya sel

• Mencerna makromolekul secara intraseluler

• Sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler

• Mencerna materi yang di ambil secara endositosis

• Menghancurkan organel sel lain yang sudah tidak berfungsi

• Menghancurkan selnya sendiri (autolisis)

8. Sentriol/Sentrosom

• Terdapat dalam sitoplasma pada permukaan luar nukleus, yang terdiri dari sebaris

silinder sebanyak 9 mikrotubuli

• Sebelum sel membelah, sentriol akan berduplikasi untuk membentuk benda basal, silia,

dan flagela

• Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun

meiosis)

Fungsi sentrosom :

• Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada

hewan

• Mensintesis mikrotubul silia dan flagela

• Menghasilkan gelendong pada sel hewan

• Sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis

9. Membran Plasma
• Tersusun atas karbohidrat, protein dan lemak

Fungsi membran plasma :

• Pelindung bagi sel agar sel tidak keluar

• Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel

• Melakukan seleksi dalam atau luar sel (selektif permeabel)

10. Sitoplasma

• Merupakan cairan sel dalam sel (sitosol)

• Didalamnya terdapat berbagai organel sel

Fungsi sitoplasma :

• Sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel

11. Vakuola (Rongga Sel)

• Berisi garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris, alkaloid,

enzim, butir-butir pati

Fungsi vakuola :

• Sebagai pengatur tekanan turgor

• Tempat menyimpan cadangan makanan, pigmen, minyak astiri dan sisa metabolisme

12. Plastida

• Mengandung pigmen dan menyimpan makanan

• Memiliki membran rangkap, berkembang dari proplastida di daerah meristematik

• Macam-macam plastida : > Leukoplas : tidak berwarna sebagai gudang simpanan

makanan, amiloplas (berisi amilum), proteinoplas (protein), elailoplas (berisi minyak dan

lemak)
> Kloroplas : berwarna hijau, mengandung klorofil, pigmen karotenoid, berfungsi untuk

fotosintesis

> Kromoplas : berwarna merah/kuning, mengandung karotenoid (karoten dan xantofil),

non fotosintesis

13. Peroksisom (Badan Mikro)

• Bentuk dan ukuran sama seperti lisosom

• Mengandung enzim, terutama katalase, yang mengkatalisisr perombakan H2O2 yang

berbahaya pada metabolisme

Fungsi peroksisom :

• Merubah lemak menjadi karbohidrat

• Menghasilkan enzim oksidatif untuk membentuk H2O2 untuk merombak lemak

• Menghasilkan enzim katalase untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2

14. Mikrotubulus

• Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan

sebagai rangka sel, terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan

Fungsi mikrotubulus :

• Membentuk protein tubulin

• Penyusun spindel, sentriol, silia & flagela

• Berperan penting dalam pembelahan sel

15. Mikrofilamen

• Berbentuk serat tipis panjang, penampang 5–6 micrometer

• Terdiri dari protein aktin dan miosin (contohnya pada otot)


Fungsi mikrofilamen :

• Berfungsi pada pergerakan sel sewaktu terjadi pembelahan, sitoplasma dan kontraksi

otot

Fungsi Silia dan Flagela

Silia dan flagela berfungsi untuk menggerakkan cairan di atas permukaan

jaringannya. Dan pada beberapa hewan silia dan flagela berfungsi untuk menggerakkan

medium cair melewati sel, pada epitel silia berfungsi untuk mengeluarkan partikel debu

yang terhisap. Flagela pada ganggang dan jamur berfungsi dalam pergerakan

mendorong organisme tersebut ke dalam air. Pada sperma silia berfungsi untuk

bergeraknya sperma. Pada sel epitel berfungsi untuk menggerakan cairan.

Inklusi Sitoplasma

Inklusi dapat diartikan sebagai komponen-komponen sel yang dapat disimpan, yang mungkin

disintesa oleh sel itu sendiri atau diambil dari sekitarnya dan sering berada dalam sel hanya

untuk sementara. Istilah itu sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan nutrisi dan

pigmen-pigmen tertentu.

1. Penyimpanan Nutrisi

Hanya karbohidrat dan lipid disimpan dalam bentuk inklusi pada sel-sel hewan, sedangkan

protein terdapat dalam sel terikat dalam struktur protoplasma atau larut dalam matriks. Dari

tempat penyimpanan yang penting ini, asam-asam amino dapat dilepaskan jika terdapat
kekurangan nutrisi.

a. Karbohidrat

Sel-sel hewan menyimpan krbohidrat dalam bentuk glikogen. Terutama sel-sel hati dan juga sel-

sel otot menyimpan glikogen, tetapi sejumlah kecil glikogen terdapat di dalam sitoplasma

kebanyakan sel-sel. Glikogen tidak terwarna dalam sajian histologik rutin, oleh karena itu pada

sajian yang diwarnai misalnya dengan HE, tampak bentuknya tidak teratur, tampak ruang kecil

yang kosong dalam sitoplasma yang berwarna merah muda. Namun glikogen dapat diamati

dengan reaksi PAS atau dengan cara Best carmine, keduanya mewarnai glikogen menjadi

merah.

Pada sajian mikroskop elektron yang diberi kontras sitrat timah, glikogen tampak sebagai

partikel-partikel tidak beraturan yang padat dengan diameter sekitar 15-30 nm. Partikel-partikel

ini mungkin membentuk penimbunan yang lebih besar seperti bunga mawar terutama dalam

sel-sel hati.

b. Lipid

Penyimpanan lipid terutama dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak yang merupakan

komponen dasar jaringan lemak. Namun, sel jenis lainnya juga sering berisi timbunan lipid.

Trigliserida merupakan cadangan energi, tetapi asam lemak dapat digunakan sebagai tambahan

oleh sel untuk sintesa komponen struktur yang berisi lipid misalnya membran-membran.

Pada sajian histologik rutin, trigliserida terekstraksi oleh pelarut lipid dan berkaitan dengan

tetesan lipid, vakuol kosong bentuknya bulat tampak dalam sitoplasma. Lemak dapat diamati

pada sajian beku yang difiksasi dengan formalin, yang diwarnai dengan pewarnaan Sudan.

Lemak juga dapat difiksasi dalam osmium, setelah itu lemak tampak sebagai tetesan bulat
berwarna hitam, ukurannya bervariasi. Pada elektron mikrografi sajian yang difiksasi dengan

osmium, lipid juga tampak sebagai tetesan bulat dengan bagian dalamnya hitam homogen.

2. Pigmen-Pigmen

Istilah pigmen adalah zat yang mempunyai warna dalam keadaan alami. Jenis dan jumlah

pigmen di dalam suatu jaringan menetukan warnanya. Pigmen didekan menjadi dua yaitu,

pigem eksogen yaitu pigmen yang diambil oleh organisme dari lingkungannya. Pigmen endogen

yaitu pigmen yang dibentuk dalam organisme dari komponene-komponen yang tidak

berpigmen.

a. Pigmen Eksogen

Pigmen eksogen yang terpenting adalah karoten dan debu arang.

1. Karoten (L. Carota=wortel) adalah pigmen tanaman berwarana kuning dan merah. Karoten

dalam wortel terutama kuning, sedangkan dalam tomat mempunyai warna lebih merah.

Karoten larut dalam lemak dan setelah diambil ke dalam organisme, karoten ditimbun dalam

jaringan lemak, yang menyebabkan jaringan lemak berwarna kuning. Kulit berwarna kuning

karena penimbunan karoten dalam sel-sel lemak di dermis dan jaringan subkutan sama seperti

dalam lapisan tanduk kulit. Warna kuning krim dan mentega karena karoten dari sayuran

dalam makanan.

2. Debu arang, masuk ke dalam organisme melalui udar inspirasi dan selanjtnya diambil oleh

sel fagosit dalam alveoli paru. Dari alveoli, debu arang dibawa oleh limf. Akibatnya paru dan

nodus limfatikus yang berkaitan menjadi berpigmen lebih gelap dengan bertambahnya usia.

b. Pigmen Endogen

Pigmen endogen yang terpenting adalah Hemoglobin, dan Lipofusin.


1. Hemoglobin adalah pigmen yang berisi besi dari sel-sel darah merah, yang berperan untuk

mengangkut oksigen. Lama hidup sel darah merah biasanya sekitar 120 hari. Setelah itu, sel-sel

ini difagosit oleh sel-sel tertentu dalam hati, limpa dan sumsum tulang belakang. Dalam sel-sel

ini, hemoglobin dipecahkan menjadi pigmen hemosiderin dan bilirubin.

a. Pigmen hemosiderin, warnanya coklat kunig dan terdapat sebagai granula sitoplasma

dalam sel-sel fagosit. Hemosiderin dapat diamati secara histokimia dengan reaksi pewarna

untuk besi.

b. Bilirubin, adalah pigmen kuning kemerahan yang setelah pembentukannya dalam sel-sel

fagositik dengan cepat dilepaskan dari sel fagosit, karena itu secara biasa tidak ditemukan

sebagai suatu inklusi pigmen. Pigmen ini disekresi oleh sel-sel hati ke dalam empedu.

2. Lipofusin. Pigmen ini berwaran coklat keemasan dan terdapat sebagai kelompokkan kecil

dalam berbagai sel, tetapi pigmen ini paling sering tampak di sel-sel otot jantung, sel-sel saraf,

dan sel-sel hati. Lipofusin dapat berfluoresensi dengan membentuk waran coklat keemasan

dengan cahaya ultraviolet dan terwarna sedang dengan pewarna lemak. Jumlah lipofusin dalam

sel-sel meningkat dengan bertambahnya usia dan pigemen dianggap sebagai hasil akhir dari

aktivitas lisosom. Sel tidak dapat menyikngkirkannya melalui eksositosis, karena itu pigmen

tertimbun dengan bertambanhay umur dalam bentuk badan residu.


Tabel Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik

No PROKARIOT EUKARIOT
Tidak memiliki inti yang
Memiliki nukleus yang
sebenarnya, materi inti tersebar
1 sebenarnya karena materi inti
dalam sitoplasma karena tidak
dilingkupi oleh membrane inti
mempunyai membrane inti
Memiliki DNA yang lebih
Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak
sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa
2
mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus
nukleotida, berbentuk sirkuler digulung pada protein histon (ada
histonnya)
Hanya memiliki kromosom Memiliki kromosom lebih dari 1
3
tunggal (satu)
Tidak memiliki intron, hanya
4 Memiliki intron dan ekson
ekson
5 Memiliki operon Tidak memiliki operon
Transkipsi terjadi di inti, dan
Proses transkipsi dan translasi translasi terjadi di sitoplasma.
6
dapat terjadi secara simultan Keduanya tidak dapat berjalan
secara bersamaan.
Transkipsi lebih rumit terjadi,
dikarenakan akses RNA
Proses transkipsi terjadi lebih
7 polymerase terhadap DNA lebih
sederhana
lama akibat DNA dikemas secara
kompak dengan protein histon
Proses regulasi sintesis protein Proses regulasi sintesis proteinnya
8
lebih sederhana lebih kompleks
Mengenal Virus, Viroid, dan Prion
Posted: September 23, 2010 in Biologi, Kesehatan
Tags: mikrobiologi, prion, virion, viroid, virus
4

Mari kita sedikit mengenal tentang virus, bagaimana aktivitasnya, dan penyakit yang
disebabkannya. Kita juga akan belajar mengenai viroid dan prion. Viroid adalah molekul kecil
RNA infektif yang “telanjang” seperti yang dimiliki oleh virus. Prion merupakan partikel protein
yang menyebabkan infeksi.

VIRUS
Pada tahun 1889, ahli mikrobiologi Belanda bernama Martinus Beijerinck mengemukakan
konsep virus berdasarkan studinya terhadap penyakit mosaik tembakau (Tobacco Mosaic
Disease). Seorang pemenang nobel, Sir Peter Medawar, mengemukakan perasaan para ahli
mikrobiologi mengenai virus dalam pernyataanya, “A virus is a piece of bad news wrapped in a
protein.” Virus adalah potongan berita buruk yang terbungkus dalam protein.

Virus

Virus memiliki untaian asam nukleat yang terbungkus mantel protein, membuatnya sulit untuk
dihancurkan. Mikroorganisme membutuhkan DNA dan RNA untuk bereproduksi. Sebuah virus
tidak dapat membuat faktor pembawa sifat tanpa adanya inang, karena virus memiliki DNA atau
RNA, tetapi tidak keduanya.
Virus (bahasa Latin dari ‘racun”) merupakan parasit obligat intraseluler yang hanya dapat
bereplikasi di dalam sel inang yang hidup. Sekali masuk ke dalam sel inang hidup, virus ikut
campur dalam metabolisme sel inang, membuat virus sulit untuk dikontrol secara kimiawi. Kamu
tidak dapat membunuh virus dengan antibiotik. Obat yang digunakan untuk menghancurkan
kemampuan replikasi virus pada sel inang dapat terlalu beracun dan berakibat negatif, bahkan
bisa mengakibatkan kematian sel inang tersebut.

Sebelum virus memasuki sel, partikel virus bebas disebut virion. Virion tidak dapat tumbuh atau
membawa fungsi biosintetis atau biokimia karena virion bersifat inert secara metabolis. Virus
bukan merupakan sel. Ukurannya bervariasi dari 20 nanometer (virus polio) sampai 300
nanometer (virus smallpox) dan tidak dapat diidentifikasi menggunakan mikroskop cahaya.

STRUKTUR VIRUS
Komponen utama virus adalah:

 Inti asam nukleat: dapat berupa DNA atau RNA yang membawa informasi genetik
(genome) virus. Genome RNA hanya dimiliki oleh virus.
 Kapsid: merupakan mantel protein yang menyelubungi virus dan melindungi asam
nukleat dari pengaruh lingkungan. Kapsid juga berperan dalam proses pengikatan virus
kepada sel inang. Kapsid terdiri dari satu atau lebih protein unik untuk tiap jenis virus dan
menentukan bentuk virus.
 Dinding Luar: adalah lapisan terluar virus, berupa membran bilayer. Jika virus tidak
memiliki dinding luar, maka disebut sebagai virus telanjang. Penyakit akibat virus
telanjang misalnya chickenpox, penyakit ruam saraf, mononucleosis, dan herpes simplex.
Faktor lingkungan yang dapat merusak dinding luar virus antara lain:

> Bertambahnya temperatur


> Temperatur beku
> pH di bawah 6 atau di atas 8
> Larutan lipid
> Beberapa disinfektan kimia (klorin, hidrogen peroksida, fenol)

VIROID
Viroid penyebab "potato spindler tuber"

Pada tahun 1971, ahli patologi tumbuhan O. T. Diener menemukan partikel RNA infektif yang
lebih kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan peny

akit pada tumbuhan. Ia menamakannya viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang,


menyebabkan umbi kentang menggelendong (spindle tuber disease).

Selain itu viroid juga dikenal menginfeksi chrysanthemum (sejenis tanaman bunga) dan
menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Viroid juga menyebabkan kepucatan pada
mentimun. Jutaan dolar hilang setiap tahun di ladang akibat aksi viroid.

Viroid mirip dengan virus, yaitu hanya mampu bereproduksi di dalam sel hidup sebagai partikel
RNA. Akan tetapi, viroid berbeda dengan virus dimana setiap partikel RNA berisi RNA tunggal
yang spesifik. Sebagai tambahan, viroid tidak mempunyai kapsid ataupun dinding luar.

PRION
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa peneliti percaya bahwa
prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena prion terlalu kecil untuk menampung asam
nukleat dan karena prion tidak dapat dirusak oleh agen pencerna asam nukleat.

Sketsa Prion

Penyakit karena prion yaitu transmissible spongiform encephalopathies (TSEs) merupakan


penyakit neurologis yang progresif, berakibat fatal pada manusia dan hewan. Para peneliti
percaya prion adalah penyebab penyakit Creutzfeldt-Jakob. Penyakit tersebut tergolong penyakit
neurologis yang menyebabkan dementia progresif, pertama kali diobservasi oleh Hans Gerhard
Creutzfeldt dan Alfon Maria Jakob pada tahun 1920. Pada tahun 1976, Carlton Gajdusek
memenangkan hadiah Nobel atas kerjanya meneliti TSE Kuru. Penyakit Kuru memiliki
karakteristik gangguan keseimbangan (ataxia incapacitation) yang progresif dan berakhir
dengan kematian.

Pada tahun 1982, ahli neurobiologi Stanley Prusiner mengajukan pendapat tentang protein yang
menyebabkan penyakit neurologis Scrapie, yang merupakan peristiwa degenerasi neural pada
domba. Prusiner menamakan protein infektif ini prion. Prion juga menyebabkan penyakit
neurologis lainnya seperti Kuru dan sindrom Gertsmann-Strausler-Sheinker.

Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion untuk mempelajari asal
mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan dapat menyebabkan penyakit.

Prion

 Lebih sederhana dari prion


 Merupakan protein
 Tidak dapat bereplikasi
 Mampu mengubah protein inang menjadi protein versi prion
 Menyebabkan penyakit degeneratif otak
Osmosis

Efek larutan dengan berbagai varian pada sel darah merah.

Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air
melewati membran sampai kedua larutan seimbang.

Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke
molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas
(tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke
hipertonik.

Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat
pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan
konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan
laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat
isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas
tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak
kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan
pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi. Contoh peristiwa osmosis adalah
air laut yang meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak
ke larutan gula yang konsentrasinya sangat tinggi
Difusi

Difusi pada membran sel.

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah
uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang
diam dari solid atau fluida.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,yaitu:[1]

 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]

Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya O2 dan keluarnya CO2

Difusi terfasilitasi (Difusi terbantu)

Difusi terbantu pada membran sel.


Adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor (protein pembawa) atau dengan saluran
protein

Difusi dipermudah dengan saluran protein

Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui
membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang
di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.

Difusi dipermudah dengan protein pembawa

proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi
yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut
molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah
dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. (brunner & suddart,
2002)

Tujuan dialysis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai
fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan peritoneal
dialysis.
Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan
memerlukan terapi dialysis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien
dengan penyakit ginjal stadium terminal (ESRD : end-stage renal disease) yang membutuhkan
terapi jangka panjang atau terapi permanen. (brunner & suddart. 2002)
Difusi

Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar
dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi
substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion).
Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.


2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi.

Osmosis

Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena
tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang
terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu
membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi
zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.

Filtrasi

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran.
Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah
cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan
permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.

Anda mungkin juga menyukai