Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan
pronasi. Otot biceps brachii tidak berkontraksi supinasi. Otot biceps brachii berkontraksi
penuh. penuh.
Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan.
Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan
Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh:
gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi
(menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi
(mendekati tubuh).
Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan pundak keatas
Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah gerakan
memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah inversi dan eversi hanya
Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan
tangan saja
Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi merupakan gerak meluruskan.
Sebagai contoh: gerak pada siku, lutut, ruas-ruas jari dan bahu.
Adduksi merupakan gerak mendekati tubuh. Sedangkan gerak abduksi adalah gerak menjauhi
tubuh. Sebagai contoh: gerak merenggangkan tangan, membuka tungkai kaki, serta
mengacungka tangan.
Elevasi merupakan gerak mengangkan. Sedangkan grak depresi merupakan gerak menurunkan.
menelungkupkan tangan.
Inverse merupakan gerak memiringkan atau membuka telapak kaki kea rah dalam tubuh.
Sedangakan Eversi merupaka gerak memiringkan atau membuka kaki kea rah luar.
Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi
dalam pertumbuhan makhluk hidup. Secara umum terdapat 4 teori yang terkenal mengenai sel
yaitu :
1. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup (Mathias Jacob Schleiden - Theodor Schwann)
4. Sel merupakan unit hereditas makhluk hidup (Walter Sutton - Theodor Boveri)
BAGIAN-BAGIAN SEL. Secara garis besar, sel dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
1. Membran sel (hewan) atau dinding sel (tumbuhan) Membran sel merupakan bagian terluar
dari sel dan sitoplasma yang berfungsi mengatur pertukaran substansi zat dan melindungi bagian
dalam sel. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi :
b. Memperkokoh sel
antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar
(ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma). Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan
3. Organel Organel adalah bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu.
Organel yang terdapat dalam sel antara lain inti sel, plastida, ribosom, vakuola, mitokondria,
badan golgi, retikulum endoplasma, lisosom, badan mikro, mikrotubulus dan mikrofilamen.
FUNGSI ORGANEL. Organel memiliki fungsi-fungsi tertentu di dalam sel. Berikut beberapa
1. Inti sel (nukleus) Merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran
nukleus yang disebut nukleus dan di dalamnya terdapat nukleolus. Nukleus berfungsi : - sebagai
pusat pengatur seluruh kegiatan sel - mengendalikan reproduksi sel - mengatur sintesis protein
dengan inti. Retikulum endoplasma terdiri dari 2 jenis yaitu retikulum endoplasma halus (REH)
yang tidak mengandung ribosom, dan retikulum endoplasma kasar (REK) yang merupakan
3. Mitokondria Merupakan organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran lekuk pendek di
bagian dalamnya. Mitokondria dilindungi oleh membran rangkap. Adapun fungsi mitokondria
: - berperan penting dalam sekresi zat - sintesis lisosom - mengangkut dan mengubah materi zat
secara kimia
5. Ribosom Merupakan organel sel yang terdapat di sitoplasma dan menempel di retikulum
6. Lisosom Organel yang banyak ditemukan dalam sel-sel yang berperan penting dalam imunitas
seperti leukosit dan limfosit. Lisosom memiliki beberapa fungsi diantaranya : - mencerna zat-zat
yang belum dapat diurai - menghancurkan bagian sel yang tidak berguna lagi - merupakan
7. Plastida Merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan sebagai tempat pigmen warna.
Plastida terdiri dari beberapa bagian seperti kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
8. Vakuola Vakuola umumnya ditemui pada sel tumbuhan. Vakuola merupakan organel yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sekaligus menyimpan zat-zat yang
akan dieksresikan.
9. Mikro tubulus Merupakan organel mikro yang berfungsi sebagai kerangka sel dan berperan
10. Mikro filamen Merupakan benang-benang filamen halus yang mempengaruhi kontraksi sel.
Sentrosom (Sentriol)
Berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom
merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan
disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel.
Fungsi : berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang
spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
1. Dinding sel
• Dinding sel tersusun atas selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
• Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan diluar dengan
• Dinding sel terdiri dari selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin,
2. Nukleus
• Merupakan inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan sel bisa
keluar masuk
Fungsi nukleus :
Fungsi mitokondria :
• Mengandung enzim-enzim yang melakukan oksidasi makanan dan mensintesa ATP untuk
4. Ribosom (Ergastoplasma)
• Ada yang melekat di RE (sehingga menjadikan RE tersebut dinamakan RE kasar dan ada
Fungsi ribosom :
• Mensintesa protein, protein yang baru di sintesa dikemas dalam satu organel yang
dibatasi membran
berfungsi
2. RE halus > tanpa ribosom, berfungsi mensintesa lemak, fosfolipid dan steroid
• Membentuk lisosom
7. Lisosom
• Mempunyai enzim hidrolitik untuk pencernaan polisakarida, lipid, asam nukleat &
protein
• Salah satu enzimnya yaitu Lisozym
Fungsi lisosom :
8. Sentriol/Sentrosom
• Terdapat dalam sitoplasma pada permukaan luar nukleus, yang terdiri dari sebaris
• Sebelum sel membelah, sentriol akan berduplikasi untuk membentuk benda basal, silia,
dan flagela
• Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun
meiosis)
Fungsi sentrosom :
• Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada
hewan
9. Membran Plasma
• Tersusun atas karbohidrat, protein dan lemak
10. Sitoplasma
Fungsi sitoplasma :
• Berisi garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris, alkaloid,
Fungsi vakuola :
• Tempat menyimpan cadangan makanan, pigmen, minyak astiri dan sisa metabolisme
12. Plastida
makanan, amiloplas (berisi amilum), proteinoplas (protein), elailoplas (berisi minyak dan
lemak)
> Kloroplas : berwarna hijau, mengandung klorofil, pigmen karotenoid, berfungsi untuk
fotosintesis
non fotosintesis
Fungsi peroksisom :
14. Mikrotubulus
• Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
Fungsi mikrotubulus :
15. Mikrofilamen
• Berfungsi pada pergerakan sel sewaktu terjadi pembelahan, sitoplasma dan kontraksi
otot
jaringannya. Dan pada beberapa hewan silia dan flagela berfungsi untuk menggerakkan
medium cair melewati sel, pada epitel silia berfungsi untuk mengeluarkan partikel debu
yang terhisap. Flagela pada ganggang dan jamur berfungsi dalam pergerakan
mendorong organisme tersebut ke dalam air. Pada sperma silia berfungsi untuk
Inklusi Sitoplasma
Inklusi dapat diartikan sebagai komponen-komponen sel yang dapat disimpan, yang mungkin
disintesa oleh sel itu sendiri atau diambil dari sekitarnya dan sering berada dalam sel hanya
untuk sementara. Istilah itu sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan nutrisi dan
pigmen-pigmen tertentu.
1. Penyimpanan Nutrisi
Hanya karbohidrat dan lipid disimpan dalam bentuk inklusi pada sel-sel hewan, sedangkan
protein terdapat dalam sel terikat dalam struktur protoplasma atau larut dalam matriks. Dari
tempat penyimpanan yang penting ini, asam-asam amino dapat dilepaskan jika terdapat
kekurangan nutrisi.
a. Karbohidrat
Sel-sel hewan menyimpan krbohidrat dalam bentuk glikogen. Terutama sel-sel hati dan juga sel-
sel otot menyimpan glikogen, tetapi sejumlah kecil glikogen terdapat di dalam sitoplasma
kebanyakan sel-sel. Glikogen tidak terwarna dalam sajian histologik rutin, oleh karena itu pada
sajian yang diwarnai misalnya dengan HE, tampak bentuknya tidak teratur, tampak ruang kecil
yang kosong dalam sitoplasma yang berwarna merah muda. Namun glikogen dapat diamati
dengan reaksi PAS atau dengan cara Best carmine, keduanya mewarnai glikogen menjadi
merah.
Pada sajian mikroskop elektron yang diberi kontras sitrat timah, glikogen tampak sebagai
partikel-partikel tidak beraturan yang padat dengan diameter sekitar 15-30 nm. Partikel-partikel
ini mungkin membentuk penimbunan yang lebih besar seperti bunga mawar terutama dalam
sel-sel hati.
b. Lipid
Penyimpanan lipid terutama dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak yang merupakan
komponen dasar jaringan lemak. Namun, sel jenis lainnya juga sering berisi timbunan lipid.
Trigliserida merupakan cadangan energi, tetapi asam lemak dapat digunakan sebagai tambahan
oleh sel untuk sintesa komponen struktur yang berisi lipid misalnya membran-membran.
Pada sajian histologik rutin, trigliserida terekstraksi oleh pelarut lipid dan berkaitan dengan
tetesan lipid, vakuol kosong bentuknya bulat tampak dalam sitoplasma. Lemak dapat diamati
pada sajian beku yang difiksasi dengan formalin, yang diwarnai dengan pewarnaan Sudan.
Lemak juga dapat difiksasi dalam osmium, setelah itu lemak tampak sebagai tetesan bulat
berwarna hitam, ukurannya bervariasi. Pada elektron mikrografi sajian yang difiksasi dengan
osmium, lipid juga tampak sebagai tetesan bulat dengan bagian dalamnya hitam homogen.
2. Pigmen-Pigmen
Istilah pigmen adalah zat yang mempunyai warna dalam keadaan alami. Jenis dan jumlah
pigmen di dalam suatu jaringan menetukan warnanya. Pigmen didekan menjadi dua yaitu,
pigem eksogen yaitu pigmen yang diambil oleh organisme dari lingkungannya. Pigmen endogen
yaitu pigmen yang dibentuk dalam organisme dari komponene-komponen yang tidak
berpigmen.
a. Pigmen Eksogen
1. Karoten (L. Carota=wortel) adalah pigmen tanaman berwarana kuning dan merah. Karoten
dalam wortel terutama kuning, sedangkan dalam tomat mempunyai warna lebih merah.
Karoten larut dalam lemak dan setelah diambil ke dalam organisme, karoten ditimbun dalam
jaringan lemak, yang menyebabkan jaringan lemak berwarna kuning. Kulit berwarna kuning
karena penimbunan karoten dalam sel-sel lemak di dermis dan jaringan subkutan sama seperti
dalam lapisan tanduk kulit. Warna kuning krim dan mentega karena karoten dari sayuran
dalam makanan.
2. Debu arang, masuk ke dalam organisme melalui udar inspirasi dan selanjtnya diambil oleh
sel fagosit dalam alveoli paru. Dari alveoli, debu arang dibawa oleh limf. Akibatnya paru dan
nodus limfatikus yang berkaitan menjadi berpigmen lebih gelap dengan bertambahnya usia.
b. Pigmen Endogen
mengangkut oksigen. Lama hidup sel darah merah biasanya sekitar 120 hari. Setelah itu, sel-sel
ini difagosit oleh sel-sel tertentu dalam hati, limpa dan sumsum tulang belakang. Dalam sel-sel
a. Pigmen hemosiderin, warnanya coklat kunig dan terdapat sebagai granula sitoplasma
dalam sel-sel fagosit. Hemosiderin dapat diamati secara histokimia dengan reaksi pewarna
untuk besi.
b. Bilirubin, adalah pigmen kuning kemerahan yang setelah pembentukannya dalam sel-sel
fagositik dengan cepat dilepaskan dari sel fagosit, karena itu secara biasa tidak ditemukan
sebagai suatu inklusi pigmen. Pigmen ini disekresi oleh sel-sel hati ke dalam empedu.
2. Lipofusin. Pigmen ini berwaran coklat keemasan dan terdapat sebagai kelompokkan kecil
dalam berbagai sel, tetapi pigmen ini paling sering tampak di sel-sel otot jantung, sel-sel saraf,
dan sel-sel hati. Lipofusin dapat berfluoresensi dengan membentuk waran coklat keemasan
dengan cahaya ultraviolet dan terwarna sedang dengan pewarna lemak. Jumlah lipofusin dalam
sel-sel meningkat dengan bertambahnya usia dan pigemen dianggap sebagai hasil akhir dari
aktivitas lisosom. Sel tidak dapat menyikngkirkannya melalui eksositosis, karena itu pigmen
No PROKARIOT EUKARIOT
Tidak memiliki inti yang
Memiliki nukleus yang
sebenarnya, materi inti tersebar
1 sebenarnya karena materi inti
dalam sitoplasma karena tidak
dilingkupi oleh membrane inti
mempunyai membrane inti
Memiliki DNA yang lebih
Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak
sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa
2
mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus
nukleotida, berbentuk sirkuler digulung pada protein histon (ada
histonnya)
Hanya memiliki kromosom Memiliki kromosom lebih dari 1
3
tunggal (satu)
Tidak memiliki intron, hanya
4 Memiliki intron dan ekson
ekson
5 Memiliki operon Tidak memiliki operon
Transkipsi terjadi di inti, dan
Proses transkipsi dan translasi translasi terjadi di sitoplasma.
6
dapat terjadi secara simultan Keduanya tidak dapat berjalan
secara bersamaan.
Transkipsi lebih rumit terjadi,
dikarenakan akses RNA
Proses transkipsi terjadi lebih
7 polymerase terhadap DNA lebih
sederhana
lama akibat DNA dikemas secara
kompak dengan protein histon
Proses regulasi sintesis protein Proses regulasi sintesis proteinnya
8
lebih sederhana lebih kompleks
Mengenal Virus, Viroid, dan Prion
Posted: September 23, 2010 in Biologi, Kesehatan
Tags: mikrobiologi, prion, virion, viroid, virus
4
Mari kita sedikit mengenal tentang virus, bagaimana aktivitasnya, dan penyakit yang
disebabkannya. Kita juga akan belajar mengenai viroid dan prion. Viroid adalah molekul kecil
RNA infektif yang “telanjang” seperti yang dimiliki oleh virus. Prion merupakan partikel protein
yang menyebabkan infeksi.
VIRUS
Pada tahun 1889, ahli mikrobiologi Belanda bernama Martinus Beijerinck mengemukakan
konsep virus berdasarkan studinya terhadap penyakit mosaik tembakau (Tobacco Mosaic
Disease). Seorang pemenang nobel, Sir Peter Medawar, mengemukakan perasaan para ahli
mikrobiologi mengenai virus dalam pernyataanya, “A virus is a piece of bad news wrapped in a
protein.” Virus adalah potongan berita buruk yang terbungkus dalam protein.
Virus
Virus memiliki untaian asam nukleat yang terbungkus mantel protein, membuatnya sulit untuk
dihancurkan. Mikroorganisme membutuhkan DNA dan RNA untuk bereproduksi. Sebuah virus
tidak dapat membuat faktor pembawa sifat tanpa adanya inang, karena virus memiliki DNA atau
RNA, tetapi tidak keduanya.
Virus (bahasa Latin dari ‘racun”) merupakan parasit obligat intraseluler yang hanya dapat
bereplikasi di dalam sel inang yang hidup. Sekali masuk ke dalam sel inang hidup, virus ikut
campur dalam metabolisme sel inang, membuat virus sulit untuk dikontrol secara kimiawi. Kamu
tidak dapat membunuh virus dengan antibiotik. Obat yang digunakan untuk menghancurkan
kemampuan replikasi virus pada sel inang dapat terlalu beracun dan berakibat negatif, bahkan
bisa mengakibatkan kematian sel inang tersebut.
Sebelum virus memasuki sel, partikel virus bebas disebut virion. Virion tidak dapat tumbuh atau
membawa fungsi biosintetis atau biokimia karena virion bersifat inert secara metabolis. Virus
bukan merupakan sel. Ukurannya bervariasi dari 20 nanometer (virus polio) sampai 300
nanometer (virus smallpox) dan tidak dapat diidentifikasi menggunakan mikroskop cahaya.
STRUKTUR VIRUS
Komponen utama virus adalah:
Inti asam nukleat: dapat berupa DNA atau RNA yang membawa informasi genetik
(genome) virus. Genome RNA hanya dimiliki oleh virus.
Kapsid: merupakan mantel protein yang menyelubungi virus dan melindungi asam
nukleat dari pengaruh lingkungan. Kapsid juga berperan dalam proses pengikatan virus
kepada sel inang. Kapsid terdiri dari satu atau lebih protein unik untuk tiap jenis virus dan
menentukan bentuk virus.
Dinding Luar: adalah lapisan terluar virus, berupa membran bilayer. Jika virus tidak
memiliki dinding luar, maka disebut sebagai virus telanjang. Penyakit akibat virus
telanjang misalnya chickenpox, penyakit ruam saraf, mononucleosis, dan herpes simplex.
Faktor lingkungan yang dapat merusak dinding luar virus antara lain:
VIROID
Viroid penyebab "potato spindler tuber"
Pada tahun 1971, ahli patologi tumbuhan O. T. Diener menemukan partikel RNA infektif yang
lebih kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan peny
Selain itu viroid juga dikenal menginfeksi chrysanthemum (sejenis tanaman bunga) dan
menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Viroid juga menyebabkan kepucatan pada
mentimun. Jutaan dolar hilang setiap tahun di ladang akibat aksi viroid.
Viroid mirip dengan virus, yaitu hanya mampu bereproduksi di dalam sel hidup sebagai partikel
RNA. Akan tetapi, viroid berbeda dengan virus dimana setiap partikel RNA berisi RNA tunggal
yang spesifik. Sebagai tambahan, viroid tidak mempunyai kapsid ataupun dinding luar.
PRION
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa peneliti percaya bahwa
prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena prion terlalu kecil untuk menampung asam
nukleat dan karena prion tidak dapat dirusak oleh agen pencerna asam nukleat.
Sketsa Prion
Pada tahun 1982, ahli neurobiologi Stanley Prusiner mengajukan pendapat tentang protein yang
menyebabkan penyakit neurologis Scrapie, yang merupakan peristiwa degenerasi neural pada
domba. Prusiner menamakan protein infektif ini prion. Prion juga menyebabkan penyakit
neurologis lainnya seperti Kuru dan sindrom Gertsmann-Strausler-Sheinker.
Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion untuk mempelajari asal
mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan dapat menyebabkan penyakit.
Prion
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air
melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke
molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas
(tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke
hipertonik.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat
pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan
konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan
laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat
isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas
tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak
kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan
pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi. Contoh peristiwa osmosis adalah
air laut yang meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak
ke larutan gula yang konsentrasinya sangat tinggi
Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah
uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang
diam dari solid atau fluida.
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya O2 dan keluarnya CO2
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui
membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang
di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi
yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut
molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah
dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. (brunner & suddart,
2002)
Tujuan dialysis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai
fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan peritoneal
dialysis.
Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan
memerlukan terapi dialysis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien
dengan penyakit ginjal stadium terminal (ESRD : end-stage renal disease) yang membutuhkan
terapi jangka panjang atau terapi permanen. (brunner & suddart. 2002)
Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar
dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi
substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion).
Faktor-faktor tersebut adalah:
Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena
tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang
terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu
membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi
zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran.
Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah
cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan
permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.