Anda di halaman 1dari 7

Salah satu komponen dalam standar proses yaitu perangkat pembelajaran yang

membantu dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi silabus,

kalender pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa

(LKS), buku, dan instrumen penilaian. Untuk menunjang pembelajaran pada kurikulum

2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan panduan pengembangan

unit kegiatan belajar mandiri (UKBM) pada tahun 2017. UKBM hanya digunakan di

sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dengan sistem satuan kredit semester (SKS),

namun saat ini UKBM belum banyak digunakan di sekolah-sekolah.

UKBM ini dapat digunakan pada semua bidang ilmu, salah satunya ialah bidang

ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang

mempelajari tentang struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang

menyertainya (Whitten dkk, 2004). Ilmu kimia tersusun dari banyak konsep dan topik

yang abstrak (Gabel, 1999; Johstone, 1993). Dalam mempelajari ilmu kimia harus

memahami ketiga level representasi, yakni level makroskopik, sub-mikroskopik, dan

simbolik (Jansoon, dkk., 2009). Menurut Chandrasegaran, dkk (2007) level

makroskopik menjelaskan tentang fenomena kimia yang dapat teramati misalnya

perubahan wujud, perubahan warna, terbentuknya endapan, dan lain-lain; level sub-

mikroskopik menjelaskan bagian kimia pada tingkat partikel yang tidak dapat dilihat

oleh mata, level ini dapat menjelaskan susunan atom-atom, molekul, interaksi antar

molekul pada sebuah senyawa dan suatu reaksi; level simbolik menjelaskan dengan

menggunakan simbol-simbol yang digunakan pada persamaan kimia, pemberian nama

unsur dan senyawa, diagram fasa, mekansisme reaksi, dan lain-lain.

Pemahaman terhadap ketiga level representasi tersebut seringkali diistilahkan

sebagai model mental. Menurut Wang (2007), model mental merupakan representasi

intrinsik yang muncul pada proses kognitif berupa objek, dan gagasan untuk
menjelaskan, menggambarkan, memprediksi atau memberikan alasan pada sebuah

fenomena. Pemahaman terkait ketiga level kimia ini menjadi salah satu pelajaran yang

sulit bagi siswa. Hal ini didukung oleh Laliyo (2011) yang menyatakan bahwa pada

umumnya siswa memiliki kesulitan dalam memahami dan menjelaskan konsep

perubahan wujud pada level sub-mikroskopik. Bila siswa tidak dapat mengaitkan ketiga

level representasi kimia maka konsep yang mereka pahami akan terpecah-pecah dan

memungkinkan siswa hanya menghafal dikarenakan konsep yang dipelajari hanya

sampai dipermukaanya saja (Marie, 2003).

Salah satu sekolah yang menggunakan UKBM ialah SMAN Bali Mandara.

SMAN Bali Mandara berlokasi di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan,

Kabupaten Buleleng, Bali. SMA N Bali Mandara merupakan sekolah yang menerapkan

sistem SKS dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pujiasih

(2017) menyatakan bahwa model mental siswa di SMA N Bali Mandara pada materi

hidrokarbon terdapat 28,65% tergolong model mental ilmiah (scientifically correct),

71,35% tergolong model mental alternatif, 70,19% benar sebagian, 0,97% tipe

miskonsepsi khusus, dan 0,19% tidak ada tanggapan.

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dikaji lebih dalam mengenai efektivitas

UKBM terhadap model mental siswa. Dalam hal ini, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Unit Kegiatan Belajar Mandiri Pada

Materi Hidrokarbon Di SMA Negeri Bali Mandara. Penelitian ini diharapkan dapat

menunjukkan penggunaan UKBM terhadap model mental siswa SMA kelas XI materi

hidrokarbon yang mencakup ketiga level representasi kimia dan interkoneksinya.


Pendidikan di sekolah terjadi karena adanya proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar . dengan
adanya interaksi antara guru dan murid itu merupakan proses belajar mengajar antara pendidik dan
peserta didik di lingkungan belajar yaitu disekolah. Di dalam proses belajar mengajar di sekolah
siswa berusaha untuk mendapatkan hasil presetasi yang memuaskan

Namun kefektivitasan penggunaan UKBM dalam pembelajaran kimia belum diketahui

UKBM merupakan salah satu perangkat pembelajaran dalam upaya implementasi kurikulum 2013.
Ukbm ini diharapkan menjadi salah satau perangkat pembelajaran peserta didik untuk mencapai
kompetenesi pengetahuan dan ketrampilan pada pembelajaran dengan menggunakan sistem kredit
semester (sks) dan sebagai wahana peserta didik untuk menumbuhkan sikap seperti berpikir kritis,
bertindak kreatif, bekerjasama, berkomunikasi, dan

ANALISIS PROFIL MODEL MENTAL SISWA BERBANTUAN UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

ANALISIS PENGGUNAAN UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI TERHADAP MODEL MENTAL SISWA

Pada latar belakang harus dijelaskan tentang proses pembelajaran sebelum adanya UKBM dan
menjelaskan bagaimana tahap-tahap belajar UKBM

- Harus melakukan wawancara disekolah tentang bagaiaman proses UKBM yang ada saat ini
apakah ada perubahan pada proses pembelajaran
- Bagaiamana hasil siswa pada pembelajaran hidrokarbon setelah diberikan UKBM
- Menurut bapak apakah UKBM baik untuk diterapkan pada matpel kimia di sekolah

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 > dilihat dari permendikbud no 22 thn 2016 tentang
standar proses > salah satu yang paling menunjang itu adalah perangakat pembelajaran

Sekolah saat ini Proses pembelajaran di sekolah


Proses pembelajaran di sekolah pada kurikulum 2013 diatur dalam

Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan

menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada

satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Pada standar proses

diatur mengenai pengelolaan pembelajaran yang mencakup perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran terdiri atas pembuatan

silabus dan RPP. Pada pembuatan RPP seorang guru seharusnya memerhatikan

karakteristik peserta didik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Karakterisitik peserta didik dalam satu kelas tentu berbeda sehingga, dalam satu kelas

guru harus melayani peserta didik yang memiliki kemampuan atau potensi akademik

yang berbeda. Oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMA menerbitkan panduan

pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) untuk mengatasi kesulitan

dalam proses pembelajaran. UKBM ini, dikembangkan di sekolah-sekolah yang

menerapkan kurikulum 2013 dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Namun saat ini

UKBM belum banyak digunakan di sekolah-sekolah.

UKBM merupakan satuan pelajaran yang kecil disusun secara berurutan dari

mudah sampai ke yang sukar. UKBM diguanakan sebagai perangkat belajar bagi

peserta didik untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan ketrampilan pada

pembelajaran dengan menggunakan Sistem Kredit Semester. Isi UKBM

mengutamakan pemberian stimulus belajar yang memungkinkan tumbuhnya

kemandirian dan pengalaman peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam penguasaan

kompetensi secara utuh melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student

active) yang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higer Order Thinking

Skills/HOTS), kecakapan hidup Abad 21 seperti berpikir kritis, bertindak kreatif,


bekerja sama, dan berkomunikasi, serta pembudayaan literasi, dan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) (Direkorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2017).

UKBM ini dapat digunakan pada semua bidang ilmu, salah satunya ialah

bidang ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang

mempelajari tentang struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang

menyertainya (Whitten, Davis, Peck, & Stanley, 2004). Ilmu kimia tersusun dari

banyak konsep dan topik yang abstrak (Gabel, 1999; Johstone, 1993). Dalam

mempelajari ilmu kimia harus memahami ketiga level representasi, yakni level

makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik (Jansoon, Coll, & Somsook, 2009).

Menurut Chandrasegaran, Treagust dan Moecerino (2007) level makroskopik

menjelaskan tentang fenomena kimia yang dapat teramati misalnya perubahan wujud,

perubahan warna, terbentuknya endapan, dan lain-lain; level sub-mikroskopik

menjelaskan bagian kimia pada tingkat partikel yang tidak dapat dilihat oleh mata, level

ini dapat menjelaskan susunan atom-atom, molekul, interaksi antar molekul pada

sebuah senyawa dan suatu reaksi; level simbolik menjelaskan dengan menggunakan

simbol-simbol yang digunakan pada persamaan kimia, pemberian nama unsur dan

senyawa, diagram fasa, mekansisme reaksi, dan lain-lain.

Pemahaman terhadap ketiga level representasi tersebut seringkali diistilahkan

sebagai model mental. Menurut Wang (2007), model mental merupakan representasi

intrinsik yang muncul pada proses kognitif berupa objek, dan gagasan untuk

menjelaskan, menggambarkan, memprediksi atau memberikan alasan pada sebuah

fenomena. Pemahaman terkait ketiga level kimia ini menjadi salah satu pelajaran yang

sulit bagi siswa. Hal ini didukung oleh Laliyo (2011) yang menyatakan bahwa pada

umumnya siswa memiliki kesulitan dalam memahami dan menjelaskan konsep

perubahan wujud pada level sub-mikroskopik. Bila siswa tidak dapat mengaitkan ketiga
level representasi kimia maka konsep yang mereka pahami akan terpecah-pecah dan

memungkinkan siswa hanya menghafal dikarenakan konsep yang dipelajari hanya

sampai dipermukaanya saja (Marie, 2003).

Salah satu sekolah yang menggunakan UKBM ialah SMAN Bali Mandara.

SMAN Bali Mandara berlokasi di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan,

Kabupaten Buleleng, Bali. SMA N Bali Mandara merupakan sekolah yang menerapkan

sistem SKS dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti

lakukan di SMA Negeri Bali Mandara, diperolah fakta bahwa sekolah tersebut sudah

menggunakan UKBM selama setahun, dan pada pembelajaran kimia UKBM telah

digunakan. Salah satunya materi kimia yang menggunakan UKBM ialah materi

hidrokarbon. penelitian yang dilakukan Pujiasih (2017) menyatakan bahwa model

mental siswa di SMA N Bali Mandara pada materi hidrokarbon terdapat 28,65%

tergolong model mental ilmiah (scientifically correct), 71,35% tergolong model mental

alternatif, 70,19% benar sebagian, 0,97% tipe miskonsepsi khusus, dan 0,19% tidak ada

tanggapan.

Studi pendahuluan yang pene

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dikaji lebih dalam mengenai model

mental siswa dalam penggunaan UKBM. Dalam hal ini, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Model Mental Siswa Dalam Penggunaan Unit

Kegiatan Belajar Mandiri Pada Materi Hidrokarbon Di SMA Negeri Bali Mandara.

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan model mental siswa dalam penggunaan

UKBM SMA kelas XI pada materi hidrokarbon yang mencakup ketiga level

representasi kimia dan interkoneksinya


Di dalam pedoman dan panduan tersebut disebutkan bahwa setiap peserta didik harus
mencapai ketuntasan secara individual terhadap keseluruhan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran dalam pelaksanaan layanan utuh pembelajaran melalui
UKBM.
. Artinya siswa yang lebih cepat belajarnya dapat mengajukan tes lebih dahulu, kemudian jika tuntas
bisa mengajukan UKBM baru. Penggunaan UKBM dianggap sebagai solusi tepat untuk mengelola
kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan kecepatan dan kemampuan akademik yang berbeda

untuk dikembangkan di sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dengan Sistem Kredit
Semester (SKS).

Salah satu sekolah yang telah menggunakan UKBM dalam proses pembelajarannya adalah Sekolah
Negeri Bali Mandara.menjelaskan sekolah bali mandara

Peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan UKBM

Pada pelaksanaan UKBM alokasi waktu yang ditempuh peserta didik untuk menyelesaikan satu
kompentesi dasar pada pembelajaran tidak harus mengikuti waktu yang ditetapkan sebelumnya pada
silabus.

Identifikasi masalah

Siswa 1 bisa berlanjut lebih cepat belum tentu sudah mengusai ketiga ranah model mental siswa

Anda mungkin juga menyukai