ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi pengolahan limbah B3 khususnya limbah
elektronik jenis PCB handphone dengan proses recovery logam Au serta mengetahui waktu
maksimal dan perbandingan pelarut optimum pada limbah PCB Handphone menggunakan
pelarut aqua regia. Subyek penelitian ini adalah limbah elektronik dengan sampel berupa
PCB Handphone. Objek penelitian ini adalah kadar logam emas dalam sampel. Metode yang
digunakan adalah proses hidrometalurgi dengan pelarut aqua regia. Variasi waktu yang
digunakan adalah 10, 20, 30, dan 40 menit. Variasi perbandingan HCl:HNO3 yang digunakan
adalah 1:3, 1:2, 2:1, dan 3:1 (v/v). Filtrat hasil pelindian yang diperoleh di analisis
konsentrasinya menggunakan AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pelindian
emas optimum pada waktu pelindian selama 10 menit dengan jumlah Au terlarut sebesar
33,135 ppm, perbandingan HCl:HNO3 = 1:2 (v/v) dengan jumlah Au terlarut sebesar 33,135
ppm.
ABSTRACT
The purposes of the research were apply the technology of waste material treatment of
dangerous and toxic type PCB mobile phone with metal Au recovery process and
determination of maximum time and solvent ratio optimum to leach of gold which obtained
from PCB handphone waste. The subject of research was PCB handphone waste. The object in
this study was concentration of gold in the processor waste. This research was done by
hydrometallurgy process in which aqua regia was used. The time variation were 10, 20, 30,
and 40 minutes. The solvent which used in this research was aqua HCl:HNO 3 with ratio 1:3,
1:2, 2:1, and 3:1(v/v). Filtrat was measured by AAS. In conclution, the maximum time
leaching gold from the processor waste is 10 minutes in which the amount of Au solute are
33,135 ppm, and optimum solvent ratio is 2:1 (v/v) in which the amount of Au solute was
33,135 ppm.
63
PENDAHULUAN 2005). Berbeda dengan sampah rumah
Seiring dengan berkembangnya teknologi, tangga yang biasanya bersifat dapat
penggunaan barang elektronik menjadi hal diuraikan, limbah elektronik memiliki
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. potensi bahaya terhadap kesehatan dan
Sebagian besar konsumen menginginkan lingkungan karena mengandung beberapa
peralatan elektronik yang lebih baik dari senyawa berbahaya, bahkan diantaranya ada
yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan masa yang bersifat karsinogenik yang dapat
pemakaian suatu peralatan elektronik memicu penyakit kanker. Penanganan
menjadi semakin pendek sehingga limbah yang salah akan menimbulkan
mengakibatkan penumpukan peralatan potensi ancaman bagi kesehatan manusia dan
elektronik bekas pakai. Penumpukan tersebut lingkungan hidup.
dikenal sebagai limbah elektronik.
Karakteristik Limbah Elektronik
Limbah elektronik tidak dapat disamakan Limbah elektronik tersebut mengandung
dengan limbah biasa. Sebagai contoh limbah berbagai komponen, baik yang memiliki nilai
elektronik yang berasal dari ponsel, satu unit ekonomis maupun potensi ancaman bagi
ponsel terdiri dari komponen-komponen kesehatan dan lingkungan hidup. Menurut
mikro yang mengandung beragam logam. Gramatyka, dkk., (Siti Marwati, 2009), di
Semua substansi ini tergabung dalam dalam limbah elektronik mengandung 20%
komponen yang sulit diuraikan oleh mesin tembaga (Cu), 8% besi (Fe), 4% timah (Sn),
pelebur sampah seperti insenerator. Di 2% nikel (Ni), 2% timbal (Pb), 1% seng
negara maju seperti Amerika Serikat dan (Zn), 0,2% perak (Ag), 0,1% emas (Au) dan
Kanada, dioksin yang berasal dari proses 0,005% palladium (Pa). Selain itu
insenerasi limbah komputer dianggap mengandung polipropilen, polietilen,
sebagai sumber utama polusi udara yang poliester dan polikarbonat yang berasal dari
merusak atmosfer (Mery Magdalena, 2003). komponen berbahan plastik. Menurut
Salah satu upaya untuk mengatasi Ficeriova, J., dk (Siti Marwati, 2009) salah
permasalahan tersebut yaitu dengan recovery satu logam berharga yang terkandung dalam
(pengambilan kembali) logam-logam limbah elektronik adalah emas. Sebagai
berharga salah satunya yaitu emas (Au) dari contoh kandungan emas rendah (< 100 ppm
komponen-komponen seperti PCB (Printed Au) terdapat pada rangkaian elektronik pada
Circuit Board), IC (Integrated Circuit), TV, kalkulator dan monitor. Kandungan
prosesor, dan lain-lain melalui proses daur emas menengah (100-400 ppm Au) terdapat
ulang atau dimanfaatkan kembali dengan pada rangkaian elektronik pada komputer,
proses hidrometalurgi (Antrekowitsch, laptop dan telepon. Kandungan emas tinggi
2006). (>400 ppm Au) terdapat pada ponsel.
Dalam penelitian ini, proses hidrometalurgi Emas digunakan sebagai pelapis barang-
menggunakan pelarut aqua regia, dan barang elektronik karena sifatnya yang
natrium metabisulfit sebagai pengendap memiliki ketahanan korosif yang baik dan
logam. Memvariasikan perbandingan asam konduktivitas yang sangat tinggi terhadap
nitrat dan asam klorida sebagai pelarut aqua listrik. Permintaan emas oleh produsen listrik
regia serta memvariasikan waktu pelarutan. dan elektronik meningkat dalam beberapa
Diharapkan akan diperoleh suatu metode tahun terakhir. Di Amerika pada tahun 2007,
pengolahan limbah elektronik untuk 6% dari emas yang ditambang digunakan
memperoleh logam berharga secara untuk pembuatan peralatan listrik dan
optimum. elektronik. Bagian-bagian peralatan
elektronik yang mengandung Au adalah kaki
Limbah Elektronik (E-Waste) dan soket dalam komputer, seperti pada PCB
Limbah elektronik merupakan istilah umum (Printed Circuit Board), prosesor, RAM
yang mencakup berbagai macam bentuk (Random Acces Memory), soket-soket pada
peralatan yang berhubungan dengan listrik komputer IC (Integrated Circuit), main
atau alat elektronik lainnya yang sudah tidak board/motherboard, hard disk, chip memori
dipakai oleh pemiliknya (Widmer, dkk.
64
komputer dan masih banyak komponen METODOLOGI PENELITIAN
lainnya (Huang, K., dkk., 2009). Pemisahan Komponen-Komponen
Logam dan Non Logam
Teknik Recovery Logam-logam Proses pelindian emas yang dilakukan
Berharga dalam Limbah Elektronik terhadap PCB Handphone merupakan salah
Hidrometalurgi satu metode hidrometalurgi dalam proses
Proses hidrometalurgi biasanya dilakukan recovery emas. Sampel berupa PCB
setelah dilakukan proses pemilahan antara Handphone dipisahkan bagian-bagiannya
bahan logam dan non logam. Proses ini dengan cara dipanaskan. Hal ini dilakukan
merupakan proses pelarutan logam-logam untuk memperbesar kontak pelarut dengan
yang terdapat dalam limbah elektronik sampel, sehingga emas pada PCB
khususnya komponen-komponen yang Handphone dapat larut dengan sempurna.
berukuran kecil misalnya pada pelarutan
PCB dan chip. Proses pelarutan ini Pembuatan Larutan Aqua Regia
menggunakan pelarut antara lain asam sulfat Pada proses pelindian, pelarut yang
dan peroksida, aquaregia, tiourea, larutan digunakan adalah aqua regia. Aqua regia
sianida, asam nitrat, asam klorida, natrium merupakan campuran larutan HNO3 pekat
oksida dan lain-lain. Proses ini cukup efektif dan HCl pekat dengan variasi perbandingan
dibandingkan dengan proses yang lain yang diuji cobakan. Kedua larutan asam
karena dapat digunakan untuk recovery tersebut harus dicampur agar dapat
logam-logam dengan kemurnian yang relatif melarutkan emas, karena jika digunakan
tinggi. Proses recovery yang diawali dengan secara terpisah larutan HNO3 maupun HCl
proses hidrometalurgi dapat dilanjutkan tidak dapat bereaksi dengan emas. Hal ini
dengan proses ekstraksi, pengendapan, disebabkan karena kedua larutan asam
filtrasi, elektrolisis, dan lain-lain disesuaikan tersebut memiliki fungsi yang berbeda dalam
dengan logam yang akan diambil lagi. proses pelarutan emas.
65
pelarut (aqua regia:akuades) dapat dilihat
pada Tabel.
9. Memasukkan PCB ke dalam wadah
plastik. Proses pelarutan dilakukan
selama 10 menit pada suhu ruangan.
10. Setelah didiamkan selama 10 menit,
larutan dituang ke dalam botol sebagai
sampel.
11. Mengulangi langkah-langkah diatas
untuk variasi perbandingan kandungan
aqua regia pada proses pelarutan (1:3,
3:1, dan 2:1).
12. Pengukuran Kadar Emas dengan AAS Gambar 1. Kurva hubungan antara konsentrasi
emas hasil pelarutan dari limbah
HASIL DAN PEMBAHASAN PCB handphone dengan variasi
Optimasi Perbandingan (HCl:HNO3) perbandingan HCl : HNO3.
pada Proses Pelindian
Penentuan perbandingan optimum HCl Menurut Chiranjib Kumar Gupta (2003),
dengan HNO3 dilakukan dengan membuat semakin meningkatnya konsentrasi pelarut
kurva antara konsentrasi emas dalam larutan maka jumlah dari mineral atau logam
hasil pelindian dengan variasi perbandingan. berharga yang larut akan semakin banyak.
Variasi perbandingan HCl : HNO3 (v/v) Hal ini disebabkan konsentrasi yang lebih
yang digunakan dalam penelitian ini antara tinggi dapat mempercepat proses yang
lain 1:2, 1:3, 3:1, 2:1. terjadi. Namun demikian, terdapat
konsentrasi optimum pada setiap pelarut.
Adapun pengaruh perbandingan pelarut Konsentrasi larutan asam mempengaruhi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 yaitu kinetika dan efektifitas proses pelarutan.
pengaruh perbandingan konsentrasi pelarut
(HCl:HNO3) terhadap konsentrasi emas Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa
terlarut. konsentrasi HNO3 yang lebih banyak
berpengaruh terhadap efektifitas pelarut
Tabel 1. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi dalam bereaksi dengan emas. Semakin
Pelarut (HCl:HNO3) Terhadap banyak bagian HNO3 dalam campuran
Konsentrasi Emas Terlarut pelarut semakin banyak emas yang terlarut
atau semakin banyak kompleks AuCl4ˉ yang
terbentuk.
66
Adanya pengaruh waktu pelarutan terhadap dan 20 menit, sedangkan pada waktu 10
banyaknya emas yang terlarutkan oleh aqua menit tidak terbentuk endapan. Hal ini lah
yang menyebabkan grafik meningkat
Waktu Konsentrasi hasil pelarutan (ppm)
Pelarutan
kembali setelah waktu 30 menit. Au yang
1:2 1:3 2:1 3:1
telah terlarut dapat membentuk Au kembali
10 menit 31,058 33,135 21,999 9,124
seperti pada reaksi dibawah ini:
20 menit 25,634 24,942 19,634 20,211
30 menit 20,788 23,557 18,306 16,230 Au(s) + 3HNO3(aq) +4HCl(aq) ⇌
40 menit 20,903 20,788 19,057 17,326 HAuCl4(aq) + 3NO2(g) + 3H2O(l)
regia dapat dilihat pada Tabel 4.2 yaitu
pengaruh waktu terhadap konsentrasi emas Berdasarkan grafik pada gambar 2, pada
terlarut. penelitian ini waktu maksimal dalam proses
pelarutan emas adalah 10 menit dengan
Tabel 2. Pengaruh Waktu Pelarutan Terhadap jumlah Au terlarut sebesar 33,135 ppm.
Konsentrasi Emas Terlarut
67
Antrekowittsch, H., Potesswe, M., Spruzina, Lavitia Iis Parlina., dkk. (2013). Teknik
W., Proir, F. (2006). Metallurgical Pembuatan Emas dari Barang
Recycling of Electronik Scrap, The Elektronik Bekas. PKM-
Mineral, Metals and Materials Society, Penelitian. Universitas Negeri
EPD Congress 2006. Semarang.
Arora, Amit. (2005). Text Book of Inorganic Marwati, Siti. (2009). Kajian Tentang
Chemistry. New Delhi, India: Arora Kandungan Logam-Logam Berharga
Offset Press. dalam Limbah Elektronik (E-
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (2002). Waste) dan Teknik Recovernya
Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Melalui Proses Daur Ulang.
Keenam. (Alih bahasa: Iis Sopyan). Prosiding Seminar Nasional
Jakarta: Erlangga. Penelitian, Pendidikan dan
Devi K. Poppy., dkk. (2009). Kimia 2, Buku Penerapan MIPA.Fakultas MIPA,
Sekolah Elektronik. Pusat Perbukuan Universitas Negeri Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. Mary Magdalena. (2003). Indonesia Butuh
Farida Rahma. (2009). Pengaruh Konsep Pengolahan Limbah
Konsentrasi Natrium Metabisulfit Komputer, Harian Sinar
(Na2S2O5) dan Suhu Harapan Edisi Tanggal 4 Mei 2003
Pengeringan terhadap Mutu Biji Mimi Salamah, dkk. (2009). Penentuan
Alpukan (Persea americana Kadar Ni, Pb, Co, Fe, Mn Au dan
mill.).Medan: Universitas Sumatera Cd,Laporan Penelitian FMIPA
Utara UNY, Yogyakarta.
Ficeriova, J., Balaz, P., Dutkova, E., Gock, Nasrudin, Fredy Kurniawan, & Suprapto.
E. (2008), Leaching Gold and Silver (2010). Studi Adsorpsi Berbagai
Crushed Au-Ag Waste.The Open Karon Aktif (Davao, Hycard,
Chemical Engineering Journal, 29, 6- Jerman, Lokal) terhadap Larutan
9. KAu(CN)2. Prosiding, Tugas
Gramatyka, P., Nowosielki, R., Sakiewicz, Akhir Semester Genap. Surabaya: ITS
P., 2007, Recycling of Waste Pecsok, Robert L., dan Shields, L. Donald.
Electrical and Electronic Equipment, (1976). Modern Methods of Chemical
Journal of Achievements of Materials Analysis, edisi kedua. New York:
and Manufacturing Engineering, 20, John Wiley and Sons Inc.
535-538. Sugiyarto, Kristian H. (2003). Dasar-Dasar
Harvey, David. (2000). Modern Analytical Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Chemistry. Singapore: McGaw-Hill Universitas Negeri Yogyakarta.
Book Co. Trisunaryanti, Wega., dkk. (2002). Studi
Huang, K., Guo, J., dan Xu, Z. (2009). Pengaruh Matriks pada Analisis Ni
Recycling of Waste Printed Circuit dan Pd secara AAS dalam
Boards: A Review of Current Destruat Katalis Hidrorengkah
Technologies and Treatment Status in Menggunakan Akua Regia dan
China. Journal of Hazardous H2SO4. Universitas Gadjah Mada.
Materials, 164,99-408 Yogyakarta.
I Wayan Dasana, Parlan, & Dwi Mei Vogel. (1979). Bagian II: Buku Teks Analisis
Susiyadi (2013). Pemisahan Emas dari Anorganik Kualitatif Makro dan
Batuan Alam dengan Metode Semimikro. (Alih Bahasa: Ir. L.
Reduktor Ramah Lingkungan. Setiono dan Dr. A. Hadyana
Seminar Nasional FMIPA Pudjaatmaka). Jakarta: PT. Kalman
UNDIKSHA III. Malang: Universitas Media Pustaka
Negeri Malang Widmer, Rolf., dkk. (2005). Global
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Perspective on e-waste.
Analitik. Jakarta: UI Press Environmental Impact Assessment
Kristianingrum, Susila. (2015). Kajian Review. Switzerland
Berbagai Proses Destruksi Sampel
dan Efeknya. Universitas Negeri
Yogyakarta.
68